Anda di halaman 1dari 28

LIA DWITASARI

RABIATUL ADAWIAH
TAUFIK HIDAYAT
HALIMAH
FUNGSI KOGNITIF
DALAM AFPR
DEFINISI
Kognitif adalah proses-proses mental atau aktivitas
pikiran dalam mencari, menemukan, mengetahui, dan
memahami informasi.

Fungsi Kognitif merupakan kemampuan seseorang
untuk menerima, mengolah, menyimpan dan
menggunakan kembali semua masukan sensorik secara
baik.


Kemampuan kognitif di pengaruhi oleh
tingkat umur, lingkungan, pengalaman, jenis
kelamin, pekerjaan, status kesehatan, status sosial
ekonomi, tingkat pendidikan dan dll.

Kognitif memegang peranan penting dalam
berbagai aktifitas misalnya, seseorang mengalami
kesulitan dalam berpakaian, tidak hanya orang
tersebut mengalami defisit motorik atau sensorisnya
tetapi dapat di akibatkan oleh defisit dalam fungsi
kognitif.

ASPEK-ASPEK DALAM KOGNITIF
1. Attension
2. Memory
3. Problem solving
4. Integrasi belajar
5. Pembentukan Konsep
6. Proses Komprehensif
Attension
Attention yang berarti perhatian adalah peningkatan kesadaran dari seluruh
fungsi jiwa untuk dipusatkan pada sesuatu hal, baik yang ada di dalam maupun
diluar diri seseorang.
Perhatian merupakan tahapan awal
dalam memahami informasi
Komponen-komponen dalam Perhatian
Kesiagaan (alertness) kesiapan untuk menerima informasi. Kesiagaan ada dua
yakni tonic arousal dan phasic arousal.
Alokasi perhatian porsi untuk setiap penerimaan informasi memiliki kapasitas
berbeda-beda tergantung pada repetisi yang sering dilakukan oleh masing-masing
individu.
Seleksi Perhatian menseleksi berbagai informasi.
Memory
Memory adalah kemampuan untuk
menyimpan, mempertahankan, dan mengingat
kembali informasi dan pengalaman.
Memori di kelompokkan menjadi dua :
1. Struktur memori hal ini berdasarkan proses informasi
a. Memori sensorik
b. Memori jangka pendek (short term memory)
c. Memory jangka panjang (long term memory)
- memory episodik : memori terhadap kejadian yang sifatnya individual yang
pernah dialami.
- memori semantik : memori terhadap kejadian-kejadian yang sifatnya
pengetahuan umum.
- memori deklarasi
- memori prosedural

2. Proses Memori
a. encoding : menerjemahkan berbagai informasi untuk dapat dimengerti.
b. retriefal : menyusun kembali informasi yang terdiri menjadi 3 tahap
1) recall
2) recognition
3) relearning
Proses Memory Otak
Informasi
Short term memory Putaran artikulasi
Visiospatial sketchpad
Koordinasi aktifitas
Repetisi
Long term memory
Problem solving
Menurut Marof Redzuan dan Haslinda Abdullah (2003),
penyelesaian masalah adalah satu cubaan mencari atau satu
cara yang sesuai dan berkesan dalam mencapai sesuatu
matlamat.

Azlena Zainal dan Munir Shuib (2004), pula menerangkan bahawa
penyelesaian masalah adalah meliputi usaha-usaha mecari
jalan atau strategi yang dapat menghasilkan matlamat yang
belum ditemui.
Langkah-langkah pemecahan masalah
Persiapan
Inkubasi
Iluminasi
Verifikasi

Integrasi belajar
Pendekatan kognitif dalam belajar mempertimbangkan
kemampuan mental seperti persepsi, berfikir, ingatan,
dsb.
Proses belajar menyangkut persepsi, pengolahan,
penyimpanan, dan pemunculan kembali.
Integrasi belajar terdiri dari
a. Membaca
b. Belajar
c. Berpikir abstrak
d. Komputasi
Pembentukan konsep atau pengambilan keputusan (judgment) adalah kemampuan
seseorang untuk menyikapi terhadap sesuatu objek yang dihadapi secara tepat,
proporsional dan rasional. Misalnya mampu mengambil atau membedakan sikap baik dan
buruk tidak hanya ikut ikutan dalam sesuatu tindakan,
contoh
menjaga keamanan diri sendiri, (misal bagi seorang yang bekursi roda, selalu
akan mengunci roda bila tidak diperlukan untuk ambulasi)

Pembentukan Konsep
Orientasi
Kemampuan untuk membedakan dan menyesuaikan diri serta aktifitas terhadap ruang, waktu
dan orang. Misalnya dapat membedakan suasana kerja dengan suasana dirumah, baik dari
berpakaian, cara bicara, cara bergaul dan sebagainya
Pentahapan (sequencing)
Kemampuan untuk menyususn suatu proses informasi dalam tahap tahap tertentu atau
secara urut/ runtu. Hal ini dapat berupa mengurutkan penomoran, menyusun suatu barang
berdasarkan besar kecilnya atau dengan pola yang tertentu dan sebagainya
Reasoning
Kemamouan seseorang dalam memberikan alasan terhadap tindakan tindakan yang
dilakukannya sedang alasan yang diberikan adalah logis, realistis dan dapat dipertanggung
jawabkan
Komunikasi / kemampuan berbahasa
Proses encoding, decoding dan chanel atau medium
Proses Komprehensif
FISIOLOGI OTAK YANG BERHUBUNGAN
DENGAN FUNGSI KOGNITIF
Luria, 1970, melakukan penelitian terhadap prajurit yang sebelumnya
sehat kemudian menjadi cacat sbg korban perang menyimpulkan
dengan membagi tiga tingkat fungsional otak sebagai berikut :
Tingkat pertama
Adlh formatio retikularis di batang otak yang bertanggung jawab
terhadap perhatian dan kewaspadaan. FR mempunyai hbngan dgn
semua bagian korteks. Semua informasi sensorik yang masuk,
visual, auditorik, maupun taktil akan masuk melewati FR di batang
otak dan akan mengaktifkan seluruh korteks otak sehingga
korteks yang bersangkutan mempersiapkan diri untuk melakukan
analisa informasi yang spesifik sesuai dengan modalitas informasi
sensorik yang masuk.
TINGKAT KEDUA
MERUPAKAN TINGKAT KORTIKAL YANG TINGGI. PADA TINGKAT
KEDUA INI DIBEDAKAN MENJADI 2 BAGIAN :
a. Korteks otak posterior
Meliputi korteks lobus parietalis, temporalis, dan oksipitalis, yang
berfungsi untuk penerimaan, penganalisaan, pengintegrasian dan
penyimpanan informasi yang diterima dari tingkat pertama. Disini
semua masukan sensorik dari setiap modalitas (visual,
auditorik,taktil) akan sampai pada korteks masing-masing
modalitas.
b. Korteks otak anterior
Terdiri dari lobus frontalis sebagai korteks motorik.
Pada korteks anterior terdiri atas 3 zona ialah :
Zona primer : terdapat pada korteks girus presentralis (area 4) dgn
penataan motorik daerah sisi tubuh kontra lateral.
Zona sekunder : terdapat pada korteks promotoris (area 6 dan area
8) disini masukan informasi diolah untuk perencanaan tindakan
atau gerakan dari engram-engram yang ada dalam ingatan/memori
sehingga terjadi pengorganisasian dan perencanaan gerakan yang
sesuai.
Zona tersier : terdapat pada korteks prefrontal (area
9,10,11,12,45,46,47, di masukkan juga area 44 /area broca).
Merupakan daerah yang sangat luas yang menerima masukan
informasi dari semua daerah lain di otak terutama dari sistem
limbik secara tumpang tindih.
GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF
Gangguan memori
Seperti di ketahui bahwa gangguan pada hemisfer kiri biasanya
menyebabkan gangguan dalam memahami / mempelajari
informasi yang berkaitan dengan bahasa (learning linguistis
information) sedangkan gangguan pada hemisper kanan berkaitan
dengan gangguan pada informasi visuospasial (learning of
visuospasial), dengan demikian maka hemisfer mana yang
mengalami lesi akan berkaitan dengan jenis gangguan memorinya.
Gangguan berbahasa
Proses berbahasa mempunyai 6 modalitas yaitu bicara spontan,
pemahaman, pengulangan, penamaan, membaca dan menulis.
Kelancaran berbahasa dapat menurun sejalan dengan
bertambahnya usia, namun dapat pula disebabkan oleh gangguan
atensi. Faktor sensoris seperti pendengaran yang berkurang juga
dapat mengganggu kelancaran berbahasa.

Gangguan praksis
Disebut juga sebagai apraksia, yaitu hilangnya kemampuan untuk
melakukan aktifitas trampil motorik yang bertujuan, meskipun tidak
terdapat gangguan fungsi motorik sbg akibat dari kerusakan otak.
Macam-macam apraksia antara lain apraksia ideomotor, apraksia
ideasional, apraksia berpakaian, apraksia konstruksional.
Gangguan visuospasial
Disfungsi visuospasial yang termasuk disini adalah visual dan
sensory neglect, visual dan inatensi sensorik, agnosis dan
apraksia konstruksional. Gangguan visuospasial disebabkan lesi
hemisfer kanan pada parietal posterior. Sindrom behaviour pada
gangguan hemisfer kanan yang berkaitan dengan fungsi
visuospasial adalah gangguan konstruksional, apraksia
berpakaian, disorientasi spasial dan topografikal, hemineglect dan
anosognosia.
Gangguan atensi dan konsentrasi
Gangguan ini terjadi karena penderita tidak mampu
mempertahankan konsentrasi sehingga penderita nampak sering
mengalihkan perhatian. Fungsi atensi/konsentrasi merupakan
peranan dari reticular activating system yang terletak di batang
otak, pusat asosiasi multimodal yang berada di prefrontal, parietal
posterior dan temporal anterior. Atensi dan konsentrasi yang
terganggu akan berdampak terhadap fungsi kognitif lain yaitu
memori, bahasa dan eksekutif.
Gangguan kalkulasi
Akalkulia adalah hilangnya kemampuan untuk melakukan
hitungan, sering disertai gangguan modalitas kognitif lain terutama
atensi dan konsentrasi.
Gangguan judgement dan insight
Judgement merupakan proses mental yang sangat kompleks
karena berkaitan dengan pendapat atau membuat keputusan
terhadap suatu masalah. Hal ini sering berkaitan dengan insight
dan keduanya saling terkait erat. Gangguan ini meliputi gangguan
ekspresif dari kognitif yang meliputi kesadaran diri dan
lingkungannya serta mempunyai motivasi, perencanaan dan
mampu mengubah konsep yang objektif, produktifitas dan
mengontrol diri serta penampilan yang efektif. Cukup sulit menilai
gangguan ini dengan tepat karena dipengaruhi oleh faktor sosial,
kultur, moral atau norma seseorang. Gangguan ini sering
disebabkan lesi pada lobus frontalis, atau kelainan difus misalnya
demensia atau delirium.
Gangguan berfikir abstrak
Gangguan ini biasanya disebabkan lesi pada lobus frontalis
terutama pada hemisfer kiri, ditandai adanya penurunan fungsi
eksekutif misalnya perencanaan, abstraksi, evaluasi, koreksi dan
lainnya.

1. MMSE
UNTUK SCREENING PERUBAHAN KOGNITIF DIREKOMENDASIKAN
MMSE (MINI MENTAL STATE EXAMINATIONS) ATAU PEMERIKSAAN
STATUS MENTAL MINI, YANG TELAH DIGUNAKAN SECARA LUAS
MENSCREENING GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA
STROKE.
MMSE MERUPAKAN TES SCREENING KOGNITIF TERSTANDARISASI
YANG PALING BANYAK DIGUNAKAN SECARA LUAS. PERTAMA KALI
DIPERKENALKAN OLEH FOLSTEIN TAHUN 1975 SEBAGAI METODE
PRAKTIS UNTUK MENENTUKAN STADIUM KOGNITIF.
MMSE BUKAN TES DIAGNOSTIK JUGA TIDAK SAMA DENGAN
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS ATAU TES STATUS MENTAL SECARA
FORMAL.

KELEBIHAN MMSE MELIPUTI SEDERHANA, MUDAH DILAKUKAN
(BUTUH WAKTU 5-10 MENIT PEMERIKSAAN) DAN PEMERIKSAAN
MENCAKUP BEBERAPA KOMPONEN TERMASUK : ORIENTASI WAKTU
DAN TEMPAT (10 POINT), REGISTRASI (3 POINT), ATENSI DAN
KALKULASI (5 POINT), MENGINGAT KEMBALI (3 POINT), BAHASA (9
POINT).
AKURASI MMSE SANGAT TERGANTUNG PADA USIA SERTA
TINGKAT PENDIDIKAN SESEORANG. NILAI FALSE POSITIF BISA
DIPEROLEH PADA MEREKA YANG BERUSIA LANJUT DENGAN
TINGKAT PENDIDIKAN YANG RENDAH, SEDANGKAN FALSE
NEGATIF DIDAPATKAN PADA USIA MUDA DENGAN TINGKAT
PENDIDIKAN YANG TINGGI.
Pemeriksaan ini cukup baik dalam mendeteksi gangguan kognitif, menetapkan data dasar dan
memantau penurunan kognisi dalam kurun waktu tertentu. Nilai maksimal 30, dan nilai di
bawah 27 dianggap abnormal dan mengindikasikan gangguan kognitif yang signifikan.
2. CNS (CANADIAN NEUROLOGICAL SCALE)
CNS adalah suatu sistem skoring stroke yang valid dan tingkat
kepercayaan yang tinggi. Akibat jangka panjang dapat diprediksi
segera setelah stroke akut dengan model matematik sederhana
berdasarkan skor CNS. CNS difokuskan untuk menilai tiingkat
kesadaran, orientasi, bahasa, fungsi motorik dan kelemahan
fasialis. CNS di desain untuk memantau fungsi motorik dan mental
penderita stroke.
3. GOAT (GALVESTON ORIENTATION AND
AMNESIA TEST)
Adalah tes yang terdiri atas rangkaian pertanyaan mengenai
orientasi orang, tempat, dan waktu. Skor GOAT adalah 100
dikurangi jumlah nilai kesalahan dari 10 kelompok pertanyaan
yang diajukan kepada penderita, dan dianggap abnormal bila nilai
belum mencapai 75.
TERIMAKASIH
XIphoideus

Anda mungkin juga menyukai