Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN GERONTIK

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


TERAPI MODALITAS KOGNITIF DAN MOTORIK (PUZZLE)
DI RT 18 RW 05 DESA LEBO KOTA SIDOARJO

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2

Angelia Arnanda (201702004)


Astrid Makrina Reyaan Hemas (201702005)
Christian Benny Nathanael (201702006)
Elman Ballo (201702008)
Lenda Yuliana Tlonaen (201702015)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK
ST. VINCENTIUS A PAULO
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang

telah memberikan kami kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

terapi aktifitas kelompok pada lansia dengan media puzzle. Kami mengucapkan

terimakasih kepada lansia di desa Lebo Kota Sidoarjo yang telah ikut

berpartisipasi aktif selama kegiatan latihan.

Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para

pembaca supaya kegiatan terapi aktivitas kelompok pada lansia akan bisa lebih

baik lagi di waktu berikutnya, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Surabaya, 27 Mei 2021

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................ii
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Daftar isi.................................................................................................................iii

Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar belakang..................................................................................................1
1.2. Tujuan...............................................................................................................2
1.3 Manfaat..............................................................................................................2

BAB 2 Pembahasan
2.1. Pengartian Terapi Modalitas.............................................................................3
2.2. Pengertian Puzzle..............................................................................................3
2.3. Fungsi Puzzle....................................................................................................3
2.4 Pelaksanaan Kegiatan.........................................................................................4
2.5. Proses Kegiatan.................................................................................................6
2.6 Kriteria Evaluasi TAK.......................................................................................7

BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................8
3.2 Saran...................................................................................................................8

Lampiran Gambar Kegiatan.....................................................................................9


Daftar Pustaka........................................................................................................10

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia secara alami pasti mengalami penurunan atau perubahan kondisi


secara fisik. Hal tersebut sering disebut dengan proses penuaan. Keadaan itu
cenderung menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang secara khusus terdapat
pada individu dengan lanjut usia (Yoseph, 2021).

Proses penuaan dapat menyebabkan kemunduran otak. Salah satu terapi


yang dapat dilakukan untuk melatih kognitif pada lansia yaitu dengan terapi
kognitif. Terapi kognitif berfokus pada masalah yang memandang lansia sebagai
pembuat keputusan. Terapi kognitif memberikan hasil yang efektif ketika
dilakukan pada lansia dengan cara, diaplikasikan melalui sebuah latihan berupa
terapi aktivitas kelompok (Hatmanti & Yunita, 2019).

Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi yang digunakan


untuk meningkatkan perilaku lansia menuju ke arah sehat. Kelompok lansia di
Desa Lebo Kota Sidoarjo memiliki aktifitas yang kurang bermanfaat dengan
hanya menghabiskan waktu untuk duduk santai. Lansia yang jarang melakukan
aktifitas untuk mengasah otak dapat menyebabkan kemunduran kemampuan otak.

Kemampuan yang menurun pada proses penuaan yaitu daya ingat. Terapi
yang dapat dilakukan untuk melatih daya ingat lansia adalah melakukan terapi
kognitif. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan permainan puzzle.
Pelaksanaan terapi modalitas untuk mengisi waktu luang lansia, dapat digunakan
untuk mengevaluasi kondisi lansia. Dalam hal ini, upaya latihan yang sesuai harus
dilakukan secara rutin sesuai dengan kondisi lansia (Uliyah & Aisyah, 2015).

Terapi aktivitas kelompok berupa Jigsaw Puzzle Game merupakan salah satu
intervensi keperawatan yang efektif. Hal itu dikarenakan dapat meningkatkan
kemampuan kognitif lansia. Pemberian terapi ini memungkinkan lansia belajar
melatih kemampuan otak dan menjalin hubungan kebersamaan antar lansia, serta
dapat memberikan pengalaman, sehingga dapat meningkatkan kemampuan
bersosialisasi dengan lansia lain disekitarnya (Yoseph, 2021).

1
1.2 Tujuan
Lansia dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan kemampuan sosial

1.3 Manfaat
Setelah mengikuti kegiatan terapi kognitif dan motorik lansia mampu:
1) Meningkatkan interaksi sosial antar lansia
2) Mengingat bentuk objek yang telah ditunjukkan
3) Meningkatkan kemampuan daya ingat pada lansia
4) Melatih konsentrasi sesuai petunjuk yang diberikan

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Terapi Modalitas

Terapi modalitas merupakan suatu terapi dalam memberikan kegiatan

untuk masyarakat yang bermanfaat bagi kesehatan. Pencapaian tujuan terapi

modalitas bergantung pada kondisi kesehatan yang menjadi sasaran. Terapi yang

dilakukan dapat mengisi waktu luang bagi lansia (Hamzah, 2014).

2.2 Pengertian Puzzle

Puzzle merupakan salah satu media terapi kognitif bagi lansia. Media

puzzle tersebut dimainkan dengan cara bongkar pasang sesuai dengan pola yang

sudah ada (Wijaya, 2016).

2.3 Fungsi Puzzle

1. Menunda demensia

Mampu melatih saraf otak untuk bekerja dengan baik, melalui permainan

puzzle yang dapat merangsang otak untuk menunda timbulnya demensia atau

pikun pada lansia.

2. Memperkuat ingatan jangka pendek

Bermain puzzle dapat meningkatkan proses berpikir seseorang dalam

mengingat gambar dan Menyusun ulang gambar yang telah diacak.

3. Melatih kemampuan memecahkan masalah

Mampu memecahkan setiap puzzle secara cepat dan tepat. Setiap strategi

yang digunakan untuk memecahkan puzzle akan melatih pikiran seseorang untuk

bekerja secara efisien dengan cara yang baru dan berbeda, serta dapat membantu

otak seseorang untuk berpikir lebih keras dalam memecahkan suatu masalah

3
4. Meningkatkan keterampilan otak

Saat seseorang mencocokan satu warna dengan wana lainnya, maka bisa

melatih kemampuan kemampuan otak untuk bekerja dan mampu membuat

gambaran dalam pikiran, sehingga dapat menghasilkan fungsi otak yang kreatif.

5. Meningkatkan konsentrasi

Bermain dengan menggunakan potongan puzzle dapat membantu

meningkatkan konsentrasi dan kemampuan motorik seseorang.

6. Melatih ketelitian dan kesabaran

7. Melatih koordinasi mata dan tangan

8. Mengisi waktu luang bagi lansia

9. Meningkatkan kesehatan lansia

10. Meningkatkan interaksi sosial antar lansia

2.4 Pelaksanaan Kegiatan

1. Topik : Terapi kognitif dan motorik puzzle

2. Sasaran : Lansia di RT 18 RW 05 Desa Lebo Kota Sidoarjo

3. Metode : Bermain puzzle

4. Media dan alat : Puzzle dan stopwatch

5. Waktu dan tempat

Hari/tanggal : Jumat, 28 Mei 2021

Waktu : 10.00 - 10.45 WIB

Tempat : Rumah anggota kelompok di Lebo Sidoarjo

4
Setting Tempat

Keterangan:

: Penyaji : Lansia

: Pembawa acara : Observer

Keterangan:

Penyaji : Astrid

Pembawa acara : Lenda

Observer : Benny, Nanda, Elman

Lansia : 5 orang lansia desa Lebo Kota Sidoarjo

6. Pengorganisasian kelompok

1) Perlengkapan : Nanda, Benny, Elman

2) Fasilitator : Astrid, Lenda

7. Proses kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK)


Kelompok lansia terdiri atas 5 orang. Pembawa acara memulai acara dan
dilanjutkan dengan penjelasan oleh penyaji. Observer membagikan puzzle kepada
setiap lansia dan membantu menjelaskan aturan main. Observer memantau dan
membantu lansia apabila mengalami kesusahan. Waktu permainan dilakukan
sebanyak 2 sesi dan setiap sesi diberikan waktu. Sesudah permainan puzzle
berakhir fasilitator menyampaikan kesimpulan dari permainan yang dilakukan.

5
2.5 Proses Kegiatan

No Waktu Kegiatan Kelompok 2 Kegiatan Peserta

1 5 menit Pembukaan oleh pembawa acara: - Menjawab salam

- Mengucapkan salam - Mendengarkan dan

- Memperkenalkan diri memperhatikan

2 20 menit Penyaji:
- Mendengarkan dan
- Mendemonstrasikan cara bermain
memperhatikan
- Menjelaskan tujuan dan manfaat - Mengerjalan puzzle

- Memberi tepuk tangan


Observer
ketika berhasil
- Menjelaskan aturan permainan

- Memantau dan membantu lansia

dalam permainan puzzle

- Mendengarkan dan
3 5 menit Penutupan acara oleh pembawa acara:
memperhatikan
- Melakukan evaluasi
- Menjawab salam
- Menyimpulkan materi dan

melakukan penutupan acara

- Memberikan salam

6
2.6 Kriteria Evaluasi TAK

1. Evaluasi struktur

a. Kelompok lansia duduk sesuai dengan posisi

b. Media dan alat tersedia sesuai dengan perencanaan

c. Peran dari kelompok sesuai dengan perencanaan

2. Evaluasi proses

1) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan

2) Fasilitator menjelaskan aturan jalannya kegiatan dengan jelas

3) Observer menempatkan diri di tengah lansia untuk mengawasi kegiatan

4) Lansia mengikuti kegiatan permainan puzzle dengan baik dan benar

3. Evaluasi hasil

1) Lansia dapat merasa senang saat bermain

2) Lansia dapat mengungkapkan perasaannya keika bermain

3) Lansia menjadi terlatih mengasah otak dengan media puzzle

7
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menua merupakan proses fisiologis dengan berbagai perubahan fungsi
organ tubuh seperti otak. Pemberian terapi merupakan salah satu kunci
keberhasilan dalam pemulihan kesehatan pada lansia terutama pada aspek
kognitifnya. Kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia yang sering muncul
seperti kurang konsentrasi, dan mudah lupa, serta gangguan pada kemampuan
pemecahan masalah.

3.2 Saran

Terapi aktifitas kelompok pada lansia bisa digunakan untuk meningkatkan


perilaku lansia menuju ke arah sehat. Lansia yang jarang melakukan aktifitas bisa
mengasah otak dengan bermain puzzle sehingga meningkatkan dan memelihara
kemampuan secaa kogitif. Terapi aktifitas kelompok lansia digunakan sebagai
usaha dalam memperbaiki perilaku yang maladaptif.

8
Lampiran Gambar Kegiatan

DAFTAR PUSTAKA

9
Hamzah, H. (2014). Pengaruh Terapi Modalitas terhadap Lansia di Panti Sosial
Tresna Wedha Gau Mabaji Kab. Gowa. Fakultas Ilmu Kesehatan UIN
Alauddin Makassar, 34–43. Retrieved from http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/6823/1/Herni Hamzah_opt.pdf
Hatmanti, N. M., & Yunita, A. (2019). Senam Lansia dan Terapi Puzzle terhadap
Demensia pada Lansia. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 4(1), 104–107.
https://doi.org/10.30651/jkm.v4i1.2422
Uliyah, M., & Aisyah, S. (2015). Hubungan usia dengan penurunan daya ingat
(demensia) pada lansia di panti sosial tresna werdha budi sejahtera
landasan ulin kota banjarbaru kalimantan selatan.
Wijaya, J. P. (2016). Perancangan Board Game sebagai Media Terapi Penyakit
Demensia Ringan pada Lansia Tittle : Board Game Design As Mild
Dementia Disease Therapy Media in the Elderly Pendahuluan. Jurnal DKV
Adiwarna, 1(8), 1–10.
Yoseph. (2021). Pengaruh Jigsaw Puzzles Game Sebagai Terapi Aktivitas
Kelompok Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Pada Lansia Di Desa
Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. Prima Wiyata
Health, II, 63–75.

10

Anda mungkin juga menyukai