Anda di halaman 1dari 11

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

TERAPI MODALITAS : KOGNITIF DAN MOTORIK (PUZZLE)


DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) SABAI NAN ALUIH
SICINCIN

Disusun oleh
KELOMPOK B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Anis Dwi Jayanti, S. Kep


Aprimalisa, S. Kep
Jamaluddin, S. Kep
Jennico Alvi, S. Kep
Rahma Muti Hidayah, S. Kep
Rezita Opirola, S. Kep
Ridwan, S. Kep
Wiwik Sugiarti, S. Kep

Pembimbing Klinik

Pembimbing Akademik I

(Ns. Shuci Putri Hayu, S.


Kep)

(Ns. Ulfa Suryani, M. Kep, Sp.


Kep. J dan Ns. Yola Yolanda,
M.Kep)

PRAKTEK PROFESI NERS


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN 2016

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


TERAPI KOGNITIF DAN MOTORIK: PUZZLE
UNTUK LANSIA DI PSTW SBAI NAN ALUIH SICINCIN
A.

Latar Belakang
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika
interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi
laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku yang maladaptif. PSTW Sabai Nan Aluih merupakan
salah satu Panti Sosial Tresna Werdha yang terdapat di Sumatera Barat,
dimana lansia yang berada di Pantai Sosial Tresna Werda Sabai Nan Aluih
pada umumnya adalah menderita penyakit pada sistem pernafasan,
kardiovaskuler,

perkemihan,

pencernaan,

endokrin,

musculoskeletal,

integument dan termasuk juga penurunan fungsi fisiologis.


Lansia di PSTW Sabai Nan Aluih, aktivitasnya terbatas dan ada yang
dibantu. Dalam kesehariannya, lansia menghabiskan waktu dengan
melakukan kegiatan yang tersedia di PSTW Sabai Nan Aluih dan ada yang
hanya di dalam kamar saja. Pada lansia terjadi penurunan fungsi tubuh, baik
itu kognitif, persepsi, sensori dan motorik. Kondisi gangguan kognitif pada
lanjut usia seperti mudah lupa, disorientasi terutama dalam hal waktu,
gangguan pada kemampuan pendapat dan pemecahan masalah, gangguan

dalam berinteraksi antar lansia, gangguan dalam aktivitas di rumah dan


minat intelektual serta gangguan dalam pemeliharaan diri.
Proses penuaan menyebabkan kemunduran kemampuan otak. Diantara
kemampuan yang menurun secara liner atau seiring proses penuaan adalah
daya ingat. Salah satu terapi yang dapat dilakukan untuk daya ingat lansia
adalah terapi kognitif. Terapi kognitif berfokus pada masalah, orientasi pada
tujuan, kondisi dan waktu saat itu. Terapi ini memandang individu sebagai
pembuat keputusan. Terapi kognitif telah menunjukkan keefektifan
penanganan dalam masalah klinik misalnya cemas, schizophrenic, substance
abuse, gangguan kepribadian, gangguan mood. Dalam prakteknya, terapi ini
dapat diaplikasikan dalam pendidikan, tempat kerja dan setting lainnya.
Istilah kognitif mulai populer setelah teori piaget banyak dibahas para ahli
tahun 1960-an. Pengertian kognisi, meliputi aspek-aspek struktur intelek
yang digunakan untuk mengetahui sesuatu (Maryam, 2008).
Menurut Chaplin dalam Maryam (2008), kognisi memiliki pengertian
yang luas mengenai berpikir dan mengamati yang telah mengakibatkan
individu memperoleh pengertian. Kognitif menurut Piaget, perkembangan
kognitif tidak hanya dari hasil kematangan organisme, atau dari pengaruh
lingkungan saja, melainkan interaksi diantara keduanya. Pengertian
pendengaran adalah salah satu sarana penting dalam diri manusia.
Kehilangan pendengaran merupakan ancaman terhadap komunikasi dan
kehidupan pribadi dan sosial.
Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di PSTW Sabai Nan
Aluih Sicincin (Wisma Gunung Tigo dan Wisma Selasih) klien kelolaan

didapatkan 70% mempunyai masalah dengan kognitif dan motorik. Dari


fenomena tersebut kelompok tertarik untuk melakukan terapi aktivitas
kelompok dengan topik terapi kognitif dan motorik : puzzle.
B.

Tujuan
1.

Tujuan Umum
Terapi kognitif dan motorik : puzzle diharapkan lansia makin bisa
meningkatkan kemampuan berfikir, aktivitas dan kemampuan sosial.

2.

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan terapi kognitif dan motorik lansia mampu :
a.

Mengingat bentuk objek yang telah ditunjukkan

b.

Melatih konsentrasi untuk memusatkan perhatian sesuai


petunjuk yang diberikan

C.

c.

Meningkatkan daya ingat pada lansia

d.

Meningkatkan interaksi sosial antar lansia

Pelaksanaan Kegiatan
1.

Topik
Terapi kognitif dan motorik : puzzle

2.

Sasaran
Lansia di Wisma Gunung Tigo dan Wisma Selasih, PSTW Sabai Nan
Aluih Sicincin

3.

Metode
a. Dinamika kelompok
b. Bermain

4.

Media & alat


a. Puzzle
b. Stopwatch

5.

Waktu dan tempat


Hari / tanggal

Senin / 21 November 2016

Waktu

09.00 09.30

Tempat

Ruang Tamu Wisma Gunung Tigo PSTW


Sabai Nan Aluih Sicincin

6.

Setting Tempat

P
K
P

C
L

G
1

P
A
A

G
3

G
2

A1

B1

C1

A2

B2

C2

A3

B3

C3

Keterangan

PK
PA
L
CL
G1,2,3
A1,2,3
B1,2,3
C,1,2,3
F
OB
7.

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Pembimbing Klinik
Pembimbing Akademik
Leader
Co Leader
Gambar 1, 2, dan 3
kelompok A
kelompok B
kelompok C
Fasilitator
Observer

Pengorganisasian Kelompok
1.

Leader

: Jamaluddin, S.Kep

Tugas memimpin jalannya TAK


2.

Co leader

: Rahma Muti Hidayah, S.Kep

Tugas membantu leader dan mengingatkan leader


3.

Fasilitator

Anis Dwi Jayanti, S.Kep

Aprimalisa, S.Kep

Jennico Alvi, S.Kep

Ridwan, S.Kep

Wiwik Sugiarti, S.Kep

Tugas memberi motivasi peserta / audiens agar ikut aktif


berpartisipasi
4. Observer

: Rezita Opirola, S.Kep

Tugas mengamati jalannya acara dari awal sampai akhir

D.

Proses Kegiatan
No

Tahap/

Kegiatan Mahasiswa

Kegiatan Peserta

Waktu
5 menit

Pembukaan oleh Leader:


-

Mengucapkan salam

Menjawab salam

Memberi reinforcement positif

Mendengarkan dan

Melakukan evaluasi validasi

Memperkenalkan diri, anggota

memperhatikan
-

kelompok, dan pembimbing


-

Menjelaskan

tujuan

Mendengarkan dan
memperhatikan

kegiatan

terapi kognitif dan motorik :

Mendengarkan dan
menyepakati

puzzle
-

Menjelaskan kontrak waktu

Mendengarkan dan

menyepakati
Mendengarkan dan

Menjelaskan peraturan-peraturan
menyepakati
kegiatan dalam kelompok antara
lain : jika klien ingin ke kamar
mandi atau toilet harus minta ijin
kepada leader, bila ingin bertanya
klien

diminta

mengacungkan
diharapkan
2

untuk

tangan

klien

dan

mengikuti

kegiatan dari awal sampai akhir


20 menit Pelaksanaan permainan oleh Leader:
-

Menjelaskan cara bermain

Mendengarkan dan
memperhatikan

Mendemonstrasikan cara bermain -

Mendengarkan dan

puzzle
-

Mengatur

memperhatikan
posisi

lansia

yang -

Mengatur

barisan

bermain menjadi 3 grup (grup A,

sesuai

kelompok

grup B, dan grup C)

yang di peroleh

Sesi 1
-

Leader dan co leader menjelaskan -

Mendengarkan dan

cara menyusun puzzle kepada

memperhatian

lansia
-

Leader dan co leader menyuruh -

Lansia

lansia menyebutkan kembali cara

menjawab

menyusun

puzzle

yang

dapat

telah

dijelaskan
-

Memberi reinforcement kepada -

Memberi

lansia yang bisa menyebutkan cara

tangan

tepuk

menyusun puzzle

Sesi 2
-

Membagikan

puzzle

kepada -

masing-masing kelompok
3

5 menit

Memulai

permainan

menerima
dengan -

menentukan waktu permainan


Penutup :
-

Memperhatikan dan

Melakukan evaluasi validasi

Melaksanakan
permainan

Memperhatikan

Menyimpulkan

materi

dan -

menutup
-

Memberikan salam

Mendengarkan dan
memperhatikan

Menjawab salam

Keterangan penilaian:
1.

Jika semua anggota kelompok lansia (100% dari anggota) menyusun


dengan benar, kelompoknya diberi nilai 100.

2.

Jika 75% orang lansia di kelompok lansia menyusun dengan benar,


kelompoknya diberi nilai 80.

3.

Jika 50% orang lansia di kelompok lansia menyusun dengan benar,


kelompoknya diberi nilai 50.

4.
E.

Jika salah skor nilai tidak kurangi.

Kriteria Evaluasi Pre TAK


1. Evaluasi struktur
a. Kelompok dan lansia duduk sesuai dengan posisi
b. Media dan alat tersedia sesuai dengan perencanaan
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Leader menjelaskan aturan jalannya kegiatan dengan jelas
c. Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien
d. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk
dapat mengawasi jalannnya kegiatan

e. Audiens dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai


selesai.
3. Evaluasi hasil
Setelah mengikuti terapi aktivitas kelompok diharapkan :
a. Lansia dapat merasa senang saat bermain
b. Lansia dapat menggunakan kemampuan persepsi sensorik dan
motorik selama dalam permainan
F.

Penutup
Demikianlah terapi aktivitas kelompok ini kami buat, semoga acara kegiatan
ini nanti sesuai dengan perencanaan yang telah di buat dan berjalan lancar.

Anda mungkin juga menyukai