Anda di halaman 1dari 4

A.

Latar Belakang

Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang

dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah

keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok

digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika

interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi

laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk

memperbaiki perilaku yang maladaptif. PSTW Wlingi merupakan salah satu

Panti Sosial Tresna Werdha yang terdapat Blitar Jawa Timur.

Proses penuaan menyebabkan kemunduran kemampuan otak. Diantara

kemampuan yang menurun secara liner atau seiring proses penuaan adalah

daya ingat. Salah satu terapi yang dapat dilakukan untuk daya ingat lansia

adalah terapi kognitif. Terapi kognitif berfokus pada masalah, orientasi pada

tujuan, kondisi dan waktu saat itu. Terapi ini memandang individu sebagai

pembuat keputusan. Terapi kognitif telah menunjukkan keefektifan

penanganan dalam masalah klinik misalnya cemas, schizophrenic, substance

abuse, gangguan kepribadian, gangguan mood. Dalam prakteknya, terapi ini

dapat diaplikasikan dalam pendidikan, tempat kerja dan setting lainnya.

Istilah kognitif mulai populer setelah teori piaget banyak dibahas para ahli

tahun 1960-an. Pengertian kognisi, meliputi aspek-aspek  struktur intelek

yang digunakan untuk mengetahui sesuatu (Maryam, 2008).

Menurut Chaplin dalam Maryam (2008), kognisi memiliki pengertian

yang luas mengenai berpikir dan mengamati yang telah mengakibatkan

individu memperoleh pengertian. Kognitif menurut Piaget, perkembangan


kognitif tidak hanya dari hasil kematangan organisme, atau dari pengaruh

lingkungan saja, melainkan interaksi diantara keduanya. Pengertian

pendengaran adalah salah satu sarana penting dalam diri manusia.

Kehilangan pendengaran merupakan ancaman terhadap komunikasi dan

kehidupan pribadi dan sosial.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Terapi kognitif dan motorik : puzzle diharapkan lansia makin bisa

meningkatkan kemampuan berfikir, aktivitas dan kemampuan sosial.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan terapi kognitif dan motorik lansia mampu :

a. Mengingat bentuk objek yang telah ditunjukkan

b. Melatih konsentrasi untuk memusatkan perhatian sesuai

petunjuk yang diberikan

c. Meningkatkan daya ingat pada lansia

d. Meningkatkan interaksi sosial antar lansia

C. Pelaksanaan Kegiatan

1. Topik

Terapi kognitif dan motorik : puzzle

2. Sasaran

Lansia di PSTW Wlingi

3. Metode

a. Dinamika kelompok
b. Bermain

4. Media & alat

a. Puzzle

b. Stopwatch

D. Proses Kegiatan

1) Mengucapkan salam

2) Memberi reinforcement positif

3) Melakukan evaluasi validasi

4) Memperkenalkan diri, anggota kelompok, dan pembimbing

5) Menjelaskan tujuan kegiatan terapi kognitif dan motorik : puzzle

6) Menjelaskan kontrak waktu

7)Menjelaskan peraturan-peraturan kegiatan dalam kelompok antara lain : jika

klien ingin ke kamar mandi atau toilet harus minta ijin kepada leader, bila

ingin bertanya klien diminta untuk mengacungkan tangan dan diharapkan

klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

8) Menjelaskan cara bermain

9) Mendemonstrasikan cara bermain puzzle

10) Mengatur posisi lansia yang bermain menjadi 3 grup (grup A, grup B, dan

grup C)

Sesi 1

11) Pemimpin menjelaskan cara menyusun puzzle kepada lansia

12) Pemimpin menyuruh lansia menyebutkan kembali cara menyusun puzzle

yang telah dijelaskan


13) Memberi reinforcement kepada lansia yang bisa menyebutkan cara

menyusun puzzle

Sesi 2

14) Membagikan puzzle kepada masing-masing kelompok

15) Memulai permainan dengan menentukan waktu permainan

16) Penutup :

 Melakukan evaluasi validasi

 Menyimpulkan materi dan menutup

 Memberikan salam

Anda mungkin juga menyukai