Dosen Pengampu
DISUSUN OLEH
1711312009
Kelompok B Ganjil
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
TUGAS ROLEPLAY PENGKAJIAN BERG BALANCE SCALE (BBS)
Fase yang pertama adala fase orientasi, yaitu menanyakan kabar dan perasaan lansia,
memperkenalkan diri atau tim pelaksana TAK. Memberikan penjelasan terkait kegiatan yang
akan dilakukan yaitu dengan bermain mengenal nama setiap anggota dalam kelompok lansia.
Permainan dilakukan selama 15 menit. Dalam permainan fasilitator dan leader harus
memberikan intruksi yang jelas terhadap lansia.
Permainan ini bertujuan untuk mengkaji ingatan lansia terhadap temapt, waktu dan juga nama-
nama anggota dalam kelompok permainan.
Strategi permainan : sebuah boneka akan digilirkan diiringi oleh music, jika music berhenti siapa
yang terakhir memegang boneka akan memperkenalkan diri dan menyebutkan nama teman-
teman kelompok yang telah disebutkan sebelumnya.
1. Aktivitas fisik
Kegiatan berupa senam / olahraga bersama (senam vitalitas otak)
Jika senam vitalitas otak dilakukan selama 3 x seminggu selama 2 tahun menghasilkan
perbaikan terhadap fungsi kognitif dan keseimbangan.
2. Stimulasi kognitif/mental
3. Interaksi social
1. Tiap lansia memiliki keunikan dan pengalaman yang membentuk kepribadian dan sikap
sehingga harus terfokus pada kemampuan dari masing-masing bukan kelemahan lansia.
2. Setiap kegiatan yang berlangsung harus melibatkan semua peserta lansia, selalu tawarkan
pilihan kegiatan/ topic aktivitas
Unsur dalam stimulasi kognitif dapat membuat fikiran lansia menjadi aktif, menguatkan ide dan
pikiran dan mengaitkan dengan situasi saat ini
Yang dilakukan pertama menanyakan kabar lansia, membuat kontrak waktu, jika lupa diingatkan
kembali tujuan dan kontrak waktu dengan lansia. Perkenalkan diri dengan lansia. Lansia
dibuatkan label nama yang besar yang dipasangkan di dada lansia agar terlihat dan Nampak.
Masing-masing lansia di damping fasilitator. Fasilitator untuk membantu lansia jika tidak
menerima dengan jelas informasi dari leader.
Lansia mengenalkan identitas mereka dan tempat tinggal satu sama lain.
Menjelaskan permain yang akan dilakukan dalam kelompok lansia. Lansia diposisikan lingkaran.
Menjelaskan peraturan permain.
Permainan dalam video ini adalah permainan tebak gambar dan peta atau petunjuk jalan menuju
icon pada gambar, ,selama permainan berikan perhargaan kepada lansia.
Tujuan kegiatan Brain Gym adalah untuk melatih konsentrasi lansia dan mempertahankan daya
ingat lansia. Kegiatan dilakukan selama 10 menit.
Perawat mencontohkan dan menjelaskan terlebih dahulu gerakan-gerakan yang akan diberikan.
Gerakan silang : kaki dan tangan berlawanan, kaki kearah kiri dan tangan
kearah kanan
Gerakan goyang pinggul
Gerakan mengambil energy : untuk merelaksasikan otot
Gerakan menguap : agar oksigen dapat masuk ke otak
Gerakan gravitasi
Brain gym pada lansia dilakukan dengan pengkajian MMSE (Mini Mental State Examination).
Senam otak (Brain Gym) diajarkan kepada lansia berdasarkan Standar Operasional Prosedur
(SOP). Senam otak diberikan sebanyak 4 kali dalam seminggu selama 1 bulan dengan durasi
waktu tiap pertemuan 15–20 menit. Senam otak dilaksanakan secara berkelompok yang
beranggotakan 15 orang dengan dipimpin peneliti dan didampingi oleh pegawai panti. Post-test
dilakukan setelah 1 bulan untuk mengetahui perbedaan fungsi kognitif pada kelompok perlakuan.
Penurunan fungsi kognitif lansia dapat diberikan terapi senam otak. Di dalam aplikasi
metode senam otak terdapat dimensi pemusatan untuk sistem limbis (midbrain) dan otak besar
(cerebral cortex) (Dennison, 2008). Di dalam korteks serebri terdapat area fungsional yang
membagi fungsi dari masing-masing hemisfer kanan dan kiri. Brain gym mengoptimalkan otak
belahan kanan yang secara garis besar bertugas mengontrol badan bagian kiri, serta berfungsi
untuk intuitif, merasakan, bermusik, menari, kreatif, dan melihat keseluruhan. Otak kanan juga
mendorong manusia untuk bersosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain, serta
pengendalian emosi.
Senam otak sendiri bertujuan untuk menjaga keseimbangan kinerja antara otak kanan dan
kiri tetap optimal. Senam otak memberikan stimulus perbaikan pada seratserat di corpus
callosum yang menyediakan banyak hubungan saraf dua arah antara area kortikal kedua hemisfer
otak, termasuk hypokampus dan amygdala. Gerakan senam otak mengaktifkan kembali
hubungan saraf antara tubuh dan otak sehingga memudahkan aliran energi elektromagnetik ke
seluruh tubuh. Gerakan ini menunjang perubahan elektrik dan kimiawi yang berlangsung pada
semua kejadian mental dan fisik (Dennison, 2008).
Resume Penurunan Fungsi Kognitif
TAK
Fungsi kognitif adalah kemampuan untuk memberikan alasan, megingat, persepsi, orientasi,
memperhatikan, serta memberikan keputusan (Stuart dan Laraia, 1998). Sehingga gangguan kognitif
merupakan respon maladaptive yang ditandai dengan adanya gangguan daya ingat, disorientasi,
inkoheren, salah persepsi, penurunan perhatian serta sukar berpikir logis. Gangguan ini membuat
individu berada dalam kebingungan, tidak mampu menghubungkan kejadian saat ini dengan
kejadian yang lampau.
Gangguan kognitif (cognitive impairment disorders) disebabkan oleh kerusakan neuron temporer
atau permanent, mengakibatkan tidak berfungsinya proses kognitif (misalnya fungsi otak yang lebih
tinggi) yang meliputi memori, penalaran, orientasi, persepsi dan perhatian (Isaacs Ann, 2005).
Sindrom otak organic adalah gangguan jiwa yang psikotik atau non psikotik yang disebabkan oleh
gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan fungsi jaringan otak ini disebabkan oleh penyakit seperti
meningo-ensefalitis, gangguan pembuluh darah otak, tumor otak, dan lain sebagainya. Gangguan
mental organic adalah suatu gangguan patologi yang jelas, misalnya tumor otak, penyakit
serebrovaskuler, atau intoksikasi obat (Mansjoer Arif, 2001).
Kriteria hasil yang diharapkan dari kegiatan TAK terapi penurunan fungsi kognitif ialah :
- Lansia tetap aman dan bebas dari cedera
- Kurang menunjukkan berkurangnya tingkat ansietas
- Lansia tetap berorientasi sesuai kemampuan
- Lansia tetap mempertahankan aktivitas ehari-hari
- Lansia tidak menyakiti diri sendiri atau orang lain
- Lansia mengikuti aktivitas dan istirahat rutin yang telah dijadwalkan
Sumber :
- Dennison, P.E. dan Dennison, G.E., 2008. Brain Gym, Senam Otak. Jakarta: Grasindo.
- Stanley, M., 2006. Perawatan pada Lansia. Jakarta: EGC