Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PRAKTIKUM KEPERAWATAN GERONTIK

Dosen Pengampu

Mohd. Jamil, S.Kp., M.Biomed

DISUSUN OLEH

SRI DINDA ANDRIFA

1711312009

Kelompok B Ganjil

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
TUGAS ROLEPLAY PENGKAJIAN BERG BALANCE SCALE (BBS)

Resume Vidio Orientasi Realita


Terapi aktivitas dilakukan secara berkelompok,

Fase yang pertama adala fase orientasi, yaitu menanyakan kabar dan perasaan lansia,
memperkenalkan diri atau tim pelaksana TAK. Memberikan penjelasan terkait kegiatan yang
akan dilakukan yaitu dengan bermain mengenal nama setiap anggota dalam kelompok lansia.

Permainan dilakukan selama 15 menit. Dalam permainan fasilitator dan leader harus
memberikan intruksi yang jelas terhadap lansia.

Permainan ini bertujuan untuk mengkaji ingatan lansia terhadap temapt, waktu dan juga nama-
nama anggota dalam kelompok permainan.

Strategi permainan : sebuah boneka akan digilirkan diiringi oleh music, jika music berhenti siapa
yang terakhir memegang boneka akan memperkenalkan diri dan menyebutkan nama teman-
teman kelompok yang telah disebutkan sebelumnya.

Sumber Vidio : https://youtub.be/bs0kK20b-lo


Resume Video Stimulasi kognitif
Stimulasi kognitif adalah kegiatan yang dilakukan dalam kelompok, dengan tujuan meransang
otak. Kegiatannya terdiri dari :

1. Aktivitas fisik
Kegiatan berupa senam / olahraga bersama (senam vitalitas otak)
Jika senam vitalitas otak dilakukan selama 3 x seminggu selama 2 tahun menghasilkan
perbaikan terhadap fungsi kognitif dan keseimbangan.
2. Stimulasi kognitif/mental
3. Interaksi social

Prinsip penting dalam melakukan stimulasi kognitif pada lansia:

1. Tiap lansia memiliki keunikan dan pengalaman yang membentuk kepribadian dan sikap
sehingga harus terfokus pada kemampuan dari masing-masing bukan kelemahan lansia.
2. Setiap kegiatan yang berlangsung harus melibatkan semua peserta lansia, selalu tawarkan
pilihan kegiatan/ topic aktivitas

Unsur dalam stimulasi kognitif dapat membuat fikiran lansia menjadi aktif, menguatkan ide dan
pikiran dan mengaitkan dengan situasi saat ini

Sumber video : http://youtu.be/RLvcONKKy-c

Roleplay terapi kognitif

Yang dilakukan pertama menanyakan kabar lansia, membuat kontrak waktu, jika lupa diingatkan
kembali tujuan dan kontrak waktu dengan lansia. Perkenalkan diri dengan lansia. Lansia
dibuatkan label nama yang besar yang dipasangkan di dada lansia agar terlihat dan Nampak.
Masing-masing lansia di damping fasilitator. Fasilitator untuk membantu lansia jika tidak
menerima dengan jelas informasi dari leader.

Lansia mengenalkan identitas mereka dan tempat tinggal satu sama lain.

Menjelaskan permain yang akan dilakukan dalam kelompok lansia. Lansia diposisikan lingkaran.
Menjelaskan peraturan permain.
Permainan dalam video ini adalah permainan tebak gambar dan peta atau petunjuk jalan menuju
icon pada gambar, ,selama permainan berikan perhargaan kepada lansia.

Jika permainan selesai tanyakan perasaan lansia setelah melakukan permainan.

Observator menyampaikan kesimpulan dari kegiatan.

Sumber video : http://youtu.be/Oj1cvdBikOw


RESUME VIDEO BRIAN GYM
Kegiatan diawali dengan menanyakan kabar lansia, memperkenalkan diri dan menjelaskan
tujuan kegiatan yang akan dilakukan.

Tujuan kegiatan Brain Gym adalah untuk melatih konsentrasi lansia dan mempertahankan daya
ingat lansia. Kegiatan dilakukan selama 10 menit.

Perawat mencontohkan dan menjelaskan terlebih dahulu gerakan-gerakan yang akan diberikan.

Ada beberapa gerakan, diantaranya :

 Gerakan silang : kaki dan tangan berlawanan, kaki kearah kiri dan tangan
kearah kanan
 Gerakan goyang pinggul
 Gerakan mengambil energy : untuk merelaksasikan otot
 Gerakan menguap : agar oksigen dapat masuk ke otak
 Gerakan gravitasi

Sumber Video : http://youtu.be/DYUXyAvM_40


Intervensi keperawatan lansia dengan masalah demensia,
komunikasi (Brain Gym)

 Demensia adalah gangguan fungsi intelektual tiada gangguan fungsi vegetatif/keadaan


yang terjadi pada memori, pengetahuan umum, pikiran abstrak, penilaian, & interpretasi
atas komunikasi tertulis & lisan bisa terganggu. (Corwin, 2009).
 Demensia ialah sindrom klinis yang meliputi hilangnya fungsi intelektual & memoriyang
sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari. Demensia adalah
mewujudkan ketika keadaan ketika seseorang mengalami menurunnya daya ingat dan
daya pikir lain yang secara nyata mengganggu aktivitas kehidupan seharihari (Nugroho,
2008).
Program kegiatan lansia yaitu kegiatan stimulasi otak dilakukan dengan menyenangkan,
menjadikan lansia lebih berperan aktif dan produktif, meningkatkan kualitas hidup lansia
dan orang di sekitarnya, serta menghambat proses kemunduran otak (penurunan fungsi
kognitif).
Tiga kegiatan utama stimulasi otak yaitu stimulasi mental misalnya permainan puzzle,
membuat kerajinan tangan, diskusi, dan bernyanyi; aktivitas sosial misalnya kehadiran
pasangan hidup, keikutsertaan dalam pelayanan agama, keanggotaan grup, dan aktivitas
sosial rutin, serta aktivitas fisik yaitu olahraga otak atau senam bersama.
 Olahraga otak adalah salah satu latihan teratur agar tetap sehat dan segar. Sesuai dengan
usia, otak juga akan mengalami atrofi sepertihalnya otot. Untuk itu dengan mengikuti
gaya hidup otak sehat dan melakukan pelatihan otak secara teratur, kapasitas penyerapan
kognitif otak juga dapat ditingkatkan. Pelatihan otak dapat dilakukan dengan stimulasi
meningkatkan kemampuan belahan otak bagian kanan dengan cara melakukan latihan
atau permainan yang prosedurnya membutuhkan konsentrasi, orientasi, atensi memori,
dan visual. Salah satu peatihan otak ini adalah brain gym.
 Brain gym merupakan salah satu stimulasi langkah preventif untuk mengoptimalkan,
merangsang fungsi otak menjadi semakin relevan pada lansia, dan memperlancar aliran
darah serta oksigen ke otak. Brain Gym mudah dilakukan karena membutuhkan waktu
singkat yaitu 10 menit; gerakan sederhana; tidak memerlukan bahan atau tempat khusus
dalam melakukannya.

Brain gym pada lansia dilakukan dengan pengkajian MMSE (Mini Mental State Examination).

Senam otak (Brain Gym) diajarkan kepada lansia berdasarkan Standar Operasional Prosedur
(SOP). Senam otak diberikan sebanyak 4 kali dalam seminggu selama 1 bulan dengan durasi
waktu tiap pertemuan 15–20 menit. Senam otak dilaksanakan secara berkelompok yang
beranggotakan 15 orang dengan dipimpin peneliti dan didampingi oleh pegawai panti. Post-test
dilakukan setelah 1 bulan untuk mengetahui perbedaan fungsi kognitif pada kelompok perlakuan.

Penurunan fungsi kognitif lansia dapat diberikan terapi senam otak. Di dalam aplikasi
metode senam otak terdapat dimensi pemusatan untuk sistem limbis (midbrain) dan otak besar
(cerebral cortex) (Dennison, 2008). Di dalam korteks serebri terdapat area fungsional yang
membagi fungsi dari masing-masing hemisfer kanan dan kiri. Brain gym mengoptimalkan otak
belahan kanan yang secara garis besar bertugas mengontrol badan bagian kiri, serta berfungsi
untuk intuitif, merasakan, bermusik, menari, kreatif, dan melihat keseluruhan. Otak kanan juga
mendorong manusia untuk bersosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain, serta
pengendalian emosi.

Senam otak sendiri bertujuan untuk menjaga keseimbangan kinerja antara otak kanan dan
kiri tetap optimal. Senam otak memberikan stimulus perbaikan pada seratserat di corpus
callosum yang menyediakan banyak hubungan saraf dua arah antara area kortikal kedua hemisfer
otak, termasuk hypokampus dan amygdala. Gerakan senam otak mengaktifkan kembali
hubungan saraf antara tubuh dan otak sehingga memudahkan aliran energi elektromagnetik ke
seluruh tubuh. Gerakan ini menunjang perubahan elektrik dan kimiawi yang berlangsung pada
semua kejadian mental dan fisik (Dennison, 2008).
Resume Penurunan Fungsi Kognitif
TAK

Fungsi kognitif adalah kemampuan untuk memberikan alasan, megingat, persepsi, orientasi,
memperhatikan, serta memberikan keputusan (Stuart dan Laraia, 1998). Sehingga gangguan kognitif
merupakan respon maladaptive yang ditandai dengan adanya gangguan daya ingat, disorientasi,
inkoheren, salah persepsi, penurunan perhatian serta sukar berpikir logis. Gangguan ini membuat
individu berada dalam kebingungan, tidak mampu menghubungkan kejadian saat ini dengan
kejadian yang lampau.
Gangguan kognitif (cognitive impairment disorders) disebabkan oleh kerusakan neuron temporer
atau permanent, mengakibatkan tidak berfungsinya proses kognitif (misalnya fungsi otak yang lebih
tinggi) yang meliputi memori, penalaran, orientasi, persepsi dan perhatian (Isaacs Ann, 2005).

Sindrom otak organic adalah gangguan jiwa yang psikotik atau non psikotik yang disebabkan oleh
gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan fungsi jaringan otak ini disebabkan oleh penyakit seperti
meningo-ensefalitis, gangguan pembuluh darah otak, tumor otak, dan lain sebagainya. Gangguan
mental organic adalah suatu gangguan patologi yang jelas, misalnya tumor otak, penyakit
serebrovaskuler, atau intoksikasi obat (Mansjoer Arif, 2001).

Kriteria hasil yang diharapkan dari kegiatan TAK terapi penurunan fungsi kognitif ialah :
- Lansia tetap aman dan bebas dari cedera
- Kurang menunjukkan berkurangnya tingkat ansietas
- Lansia tetap berorientasi sesuai kemampuan
- Lansia tetap mempertahankan aktivitas ehari-hari
- Lansia tidak menyakiti diri sendiri atau orang lain
- Lansia mengikuti aktivitas dan istirahat rutin yang telah dijadwalkan
Sumber :

- Dennison, P.E. dan Dennison, G.E., 2008. Brain Gym, Senam Otak. Jakarta: Grasindo.
- Stanley, M., 2006. Perawatan pada Lansia. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai