Anda di halaman 1dari 35

Relaksasi Autogenik, Stimulasi

Kognitif & Orientasi Realita Pada


Lansia
STIKes Kendedes Malang
Relaksasi Autogenik
• Relaksasi merupakan suatu keadaan dimana seseorang merasakan bebas
mental dan fisik dari ketegangan dan stres. (Potter & Perry, 2006).
• Autogenik memiliki makna pengaturan sendiri. Autogenik merupakan salah
satu contoh dari teknik relaksasi yang berdasarkan konsentrasi pasif dengan
menggunakan persepsi tubuh (misalnya, tangan merasa hangat dan berat)
yang difasilitasi oleh sugesti diri sendiri (Stetter dalam Kristiarini, 2013).
Relaksasi Autogenik
• Relaksasi autogenik merupakan relaksasi yang bersumber dari diri sendiri
dengan menggunakan kata-kata atau kalimat pendek yang bisa membuat
pikiran menjadi tenang. (Aryanti dalam Pratiwi, 2012)
Manfaat Teknik Relaksasi Autogenik
• Untuk meningkatkan gelombang alfa (α) di otak sehingga tercapailah keadaan
rileks,
• Meningkatkan konsentrasi serta
• Meningkatkan rasa bugar dalam tubuh
(Potter & Perry, 2006).
Pengaruh Teknik Relaksasi Autogenik Bagi Tubuh

• Membantu tubuh untuk membawa perintah melalui autosugesti untuk rileks


sehingga dapat mengendalikan pernafasan, tekanan darah, denyut jantung
serta suhu tubuh. Imajinasi visual dan mantra-mantra verbal yang membuat
tubuh merasa hangat, berat dan santai merupakan standar latihan relaksasi
autogenik (Varvogli dalam Kristiarini, 2013).
Tahapan Kerja (SOP)
Teknik Relaksasi Autogenik
• https://youtu.be/Cr_wEJH2otk
Stimulasi Kognitif
• Dalam arti yang luas cognitive (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan
penggunaan pengetahuan.

• Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi popular sebagai


salah satu domain psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental
yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan
informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan (Mussa’diyah,
2014).
• Kognitif adalah kemampuan pengenalan dan penafsiran seseorang terhadap
lingkungannya berupa perhatian, bahasa, memori, visuospasial, dan fungsi
memutuskan (Sulianti, 2000)

• Gagne (dalam Naimah, 2012) mengatakan bahwa kognitif adalah proses


yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu
manusia sedang berpikir.
Fungsi Kognitif pada Lansia
• Ningsih (2016) mengatakan bahwa proses menua merupakan penyebab
terjadinya gangguan fungsi kognitif.

• Santoso dan Ismail (dalam Ningsih, 2016) menjelaskan bahwa fungsi


kognitif tersebut merupakan proses mental dalam memperoleh
pengetahuan atau kemampuan kecerdasan, yang meliputi cara berpikir, daya
ingat, pengertian, perencanaan, dan pelaksanaan.
• Copel (dalam Ningsih, 2016) mengatakan bahwa gangguan fungsi kognitif
berhubungan dengan fungsi otak, karena kemampuan lansia untuk berpikir
akan dipengerahui oleh keadaan otak.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penurunan
Fungsi Kognitif pada Lansia
• Ningsih (2016) mengatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi
penurunan fungsi kognitif pada lansia yaitu proses penuaan pada otak dan
pertambahan usia.

• Proses penuaan pada otak yaitu terdapat perubahan pada otak yang
berhubungan dengan usia. Setiap tahun ditemukan terjadinya pengurangan
volume pada masing-masing area seperti lobus frontalis (0,55%), dan lobus
temporal (0,28%).
• Uinarni (dalam Ningsih, 2016) mengatakan bahwa pengurangan volume
otak juga akan disertai dengan penurunan kognitif.

• Lucas (dalam Ningsih, 2016) juga menjelaskan bahwa sebagian besar bagian
otak termasuk lobus frontal mempunyai peranan penting dalam
penyimpanan ingatan di otak.
• Faktor pertambahan usia yaitu bertambahnya usia seseorang maka akan
semakin banyak terjadi perubahan pada berbagai sistem dalam tubuh
yang cenderung mengarah pada penurunan fungsi.
• Pranarka (dalam Ningsih, 2016) mengatakan bahwa pada fungsi kognitif
terjadi penurunan kemampuan fungsi intelektual, berkurangnya
kemampuan transmisi saraf di otak yang menyebabkan proses informasi
menjadi lambat, banyak informasi hilang selama transmisi, berkurangnya
kemampuan mengakumulasi informasi baru dan mengambil informasi dari
memori.
Deteksi Gangguan Kognitif Lansia

• https://youtu.be/RLvcONKKy-c
Perubahan Fungsi Kognitif pada Lansia
Menurut Azizah (dalam Ningsih, 2016)

a) Memory (daya ingat atau ingatan)


Pada lanjut usia daya ingat merupakan salah satu fungsi kognitif yang
paling awal mengalami penurunan. Ingatan jangka panjang kurang
mengalami perubahan, sedangkan ingatan jangka pendek seketika 0-10
menit memburuk.
b). IQ (Intellegent Quocient)
IQ merupakan suatu skor pada suatu tes yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan verbal dan kuantitatif (Semiun, 2006). Fungsi intelektual yang
mengalami kemunduran adalah fluid intelligent seperti mengingat daftar,
memori bentuk geometri, kecepatan menemukan kata, menyelesaikan
masalah, keceptan berespon, dan perhatian yang cepat teralih.
c). Kemampuan belajar (learning)
Para lansia tetap diberikan kesempatan untuk mengembangkan wawasan
berdasarkan pengalaman (learning by experience).

Implikasi praktis dalam pelayanan kesehatan jiwa (mental health) lanjut usia baik
bersifat promotif-preventif, kuratif dan rehabilitatif adalah memberikan
kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar yang sudah disesuaikan
dengan kondisi masing-masing lanjut usia yang dilayani.
d). Kemampuan pemahaman
• Kemampuan pemahaman atau menangkap pengertian pada lansia
mengalami penurunan. Hal ini dipengaruhi oleh konsentrasi dan fungsi
pendengaran lansia mengalami penurunan.
e). Pemecahan masalah
Pada lansia masalah-masalah yang dihadapi semakin banyak. Banyak hal
dengan mudah dapat dipecahkan pada zaman dahulu, tetapi sekarang
menjadi terhambat karena terjadi penurunan fungsi indra pada lansia.

Hambatan yang lain berasal dari penurunan daya ingat, pemahaman, dan
lain-lain yang berakibat pemecahan masalah menjadi lebih lama
f). Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan pada lanjut usia sering lambat atau seolah-olah
terjadi penundaan. Oleh sebab itu, lansia membutuhkan petugas atau
pembimbing yang dengan sabar mengingatkan mereka.
g). Motivasi
Motivasi dapat bersumber dari fungsi kognitif dan fungsi afektif. Motif
kognitif lebih menekankan pada kebutuhan manusia akan informasi dan
untuk mencapai tujuan tertentu.

Motif afektif lebih menekankan pada aspek perasaan dan kebutuhan


individu untuk mencapai tingkat emosional tertentu.
• Namun, kebanyakan proses lanjut usia ini masih dalam batas-batas normal
berkat proses plastisitas. Proses ini adalah kemampuan sebuah struktur dan
fungsi otak yang terkait untuk tetap berkembang karena stimulasi.

• Sebab itu, agar tidak cepat mundur proses plastisitas ini harus terus
dipertahankan( Kusumoputro, 2003 ).
Latihan kognitif pada lansia
• Stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belahan kanan perlu diberikan
porsi yang memadai, berupa latihan atau permainan yang prosedurnya
membutuhkan konsentrasi atau atensi, orientasi (tempat, waktu, dan situasi)
dan memori.

• Salah satu upaya untuk menghambat kemunduran kognitif akibat penuaan


yaitu dengan melakukan gerakan olahraga atau latihan fisik.
“Seseorang bukannya tidak mau bergerak
karena tua, tapi menjadi tua karena tidak mau
bergerak”.
• Latihan yang dapat meningkatkan potensi kerja otak yakni meningkatkan kebugaran fisik
secara umum dalam bentuk melakukan senam otak ( Senam Vitalisasi Otak ) yaitu kegiatan
yang merangsang intelektual yang bertujuan untuk mempertahankan kesehatan otak dengan
melakukan gerak badan(Markam,2006).

• Manfaat senam vitalisasi otak dapat meningkatkan kemampuan kewaspadaan, pemusatan


perhatian, daya ingat serta kemampuan eksekutif lansia.
• Efek yanglain dengan senam vitalisasi otak para peserta menyatakan bisa tidur lebih nyenyak,

• senam ini juga dapat menjaga pikiran tetap segar sehingga para peserta dapat
mempertahankan ingatan, makanya mereka tidak pikun terlebih mereka yang setiap hari
latihan, otomatis sering menghafal gerakan dan otak bekerjaterus secara beraturan (
Markam,2006).
• Sedangkan senam lansia, keuntungannyaadalah melatih fisik, fokus utama
pada kekuatan tulang, melibatkan otot-otot besar dan latihannya ditambah
beberapa bentuk permainan-permainan untuk meningkatkan koordinasi,
keseimbangan dan kelentukan
( Tilarso,1988 ).
Orientasi Realita
• Orientasi adalah kemampuan seseorang untuk mengenal lingkungannya serta
hubungannya dalam waktu dan ruang terhadap dirinya sendiri dan juga
hubungan dirinya sendiri dan orang lain.
• Gangguan orientasi timbul sebagai akibat gangguan kesadaran dan dapat
menyangkut waktu (tidak tahu menahu tentang jam, hari, pekan, bulan, tahun
atau musim), tempat (tidak tahu menahun dimanakah dia berada), atau orang
(tentang dirinya sendiri atau orang lain, tidak tahu identitasnya atau salah
menafsirkan identitas orang lain)
Faktor Penyebab
1. Gangguan fungsi otak
• Fungsi kognitif/ proses berpikir
• Fungsi Persepsi
• Fungsi Emosi
• Fungsi sosial
2. Gangguan Proses informasi
• Sesori internal
• Sesori eksternal
• Gangguan Ingatan (memori)
• Amnesia
• Demensia
• Paramnesia:
TAK Orientasi Realita
• https://youtu.be/dhAhXNY-Rnw
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai