Anda di halaman 1dari 42

Konsep Home

Care
Kelompok 1:
Fajar Indriawan
Fernanda Ozora Yunita
Ghina Fansuri
Jeklin Ruba Palik Padang
Khairita Silvana Sofyan

D-III Keperawatan Tingkat III A


Poltekkes Kaltim 2018/2019
Home care adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan
untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan
kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit ( Depkes, 2002 ).

Definisi Home Care


Model Teori Kep. Yang
mendukung Home Care
Science Of Unitary Human Beings

Transkultural nursing (Leininger)

Self Care Deficit Theory of Nursing ( Dorothea Orem )

Health Expanding Consciusness

Theory of Human Caring


Kajian ini berdasarkan pada asumsi bahwa manusia
adalah makhluk yang senantiasa berinteraksi dengan alam.
Interaksi ini menghasilkan pola energi.

Science Of Unitary
Human Beings
Contoh aplikasi teori science of unitary human beings
dalam pelayanan home care nursing adalah :
• Terapi komplementer alternatif berbasis biologis
• Terapi komplementer alternatif berbasis energi
• Terapi komplementer alternatif berbasis body manipulasi
• Terapi komplementer alternatif berbasis mind and body
• Sistem terapi seperti ayur wedha atau obat tradisiona
china.

Science Of Unitary Human Beings


Model atau teori keperawatan transkultural nursing
menjabarkan konsep keperawatan yang didasari oleh
pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural
yang melekat dalam masyarakat.

Transkultural nursing
(Leininger)
Aplikasi teori transkultural nursing dalam pelayanan
home care nursing dalam pelayanan home care nursing pada
pasien harus memperhatikan aspek budaya yang diyakini
oleh pasien, seperti :
• Filosofi dan keyakinan pasien
• Pandangan hidup pasien
• Pendidikan
• Pekerjaan
• Kekerabatan
• Teknologi
• Regulasi

Transkultural nursing
(Leininger)
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan
keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam
melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur
dalam kebutuhannya.

Self Care Deficit Theory of


Nursing ( Dorothea Orem )
The Theory of Self Care :
Perawatan diri adalah pelaksanaan aktivitas individu yang
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dalam
mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan.

3 Kebutuhan
menurut Orem
The Theory of Self Care :
Teori ini menggambarkan kapan keperawatn dibutuhkan.

3 Kebutuhan
menurut Orem
The Theory of Nursing System :
Wholly Compensatory System
suatu tindakan keperawatan dengan memberikan kompensasi penuh
kepada pasien disebabkan karena ketidakmampuan pasien dalam memenuhi
tindakan keperawatan secara mandiri.

Partly Compensatory System


sistem keperawatan dalam memberikan perawatan diri kepada pasien
secara sebagian saja dan ditujukan pada pasien yang memerlukan bantuan
secara minimal saja

Supportive Educative System


tindakan keperawatan yang bertujuan untuk memberikan dukungan dan
pendidikan agar pasien mampu melakukan perawatan mandiri

3 Kebutuhan menurut Orem


Menurut Margaret Newman, tugas seorang perawat
daam home cae bukan hanya membantu mengatasi masalah
yang muncul sebagai respon dari penyakit yang dialami,
perawat juga diharapkan membantu mencari penyebab
terjadinya masalah dan membantu pasien dan keluarga
mencari jalan keluarnya.

Health Expanding
Consciusness
Konsep dari Watson ini menekankan bahwa
penyakit terjadi akibat disharmoni antara fisik dan pikiran
serta jiwa, untuk itu ditekankan bahwa penanganan pasien
secara holistik menjadi hal yang sangat pentingdalam home
care (Suardana, 2013b).

Theory of Human Caring


Aplikasi Praktik Home Care
Pada Geriatrik Dengan
Gangguan Fungsi Kognitif

Konsep Geriatrik
Lansia (geriatrik) adalah seorang yang telah mencpai umur
60 tahun ke atas karena adanya proses penuaaan yang
menimbulkan berbagai masalah proses menua itu terjadi
lebih awal dilihat dari kondisi fisik, mental, dan sosial
(Mangoenprasodjo & Hidayati,2005)

Definisi
Usia pertengahan (middle age) :
45-59 tahun

Lanjut usia (elderly) : 60-74


tahun.

Lanjut usia tua (old) : 75-90


tahun.

Usia sangata (very old) : diatas


90 tahu (Effendi, 2009)

Klasifikasi Lansia
Perubahan Fisik • Sistem Gastrointestinal
• Sel • Sistem Reproduksi
• Sistem persyarafan • Sistem perkemihan
• Sistem pendengaran • Sistem endokrin
• Sistem Penglihatan • Sistem integumen
• Sistem Kardiovaskuler • Sistem Muskuloskeletal
• Sistem Pengaturan
• Sistem Respirasi

Perubahan-perubahan
yang terjadi pada lansia
Perubahan Mental
Berupa sikap yang semakin
egosentrik, mudah curiga,
bertambah pelit, atau tamak
apabila memiliki sesuatu.

Perubahan-perubahan
yang terjadi pada lansia
Perubahan Psikosial
Bila seseorang sering diukur
melalui produkifitasnya dan
identitasnya dikaitakan
dengan pekerjaan

Perubahan-perubahan
yang terjadi pada lansia
Perkembangan spritual
Perkembangan spiritual pada
usia 70 tahun yaitu berfikir
dan bertindak dengan cara
memberi contoh cara
mencintai dan keadilan.

Perubahan-perubahan
yang terjadi pada lansia
Kognitif merupakan kepercayaan seseorang sesuatu
yang didapatkan dari proses berfikir dan memperoleh
pengetahuan melalui aktifitas mengingat, menganalisa,
memahami, menilai, membayangkan dan berbahasa
(Jhonson, 2011).
Fungsi kognitif merupakan suatu proses mental
manusia yang mengikuti perhatian persepsi, proses berfikir,
pengetahuan dan memori. Sebanyak 75% dari bagian otak
besar merupakan area kognitif (Saladin,2007)

Definisi Kognitif
Penurunan fungsi kognitif pada lansia disebabkan
karena terjadinya penurunan intensitas dan durasi aktifitas,
sehingga mempercepat pross penurunan fungsi kognitif dan
berdampak terhadap penuaan otak akibat gangguan fungsi
kognitif (Van Gelder at Tal, 2006)

Gangguan Fungsi Kognitif


Lansia
Pengelompokan tingkat fungsi kognitif berdasarkan tingkat
keparahan dibagi menjadi 3 yaitu :
• Tidak ada gangguan fungsi kognitif
• Gangguan kognitif ringan
• Gangguan Kognitif berat (Wallace &Kurlowitc,1999)

Gangguan Fungsi Kognitif


Lansia
Salah satu cara yang dapat digunakan dan
mengidentifikasi gangguan kognitif pada lansia dalam
pelayanan home care nursing yaitu dengan menggunakan
mini mental status examination .
Mini mental status examination merupakan
pemeriksaan status mental sikap dan mudah diaplikasikan
yang telah dibuktikan sebagai instumen yang dapat
dipercaya serta valid untuk mendeteksi dan mengikuti
perkembangan kognitif yang berkaitan dengan penyakit
neurodegeneratif.

Cara mengidentifikasi gangguan


kognitif pada lansia
Mini mental status examination (MMSE) merupakan
suatu skala tersruktur terdiri dari 30 poin dan di golongkan
menjadi 7 kategori yang terdiri dari orientasi terhadap tempat
(negara, provinsi, kota, gedung). Orientasi tehadap waktu (bulan
tahun musim, hari dan tanggal), registrasi (mengulang dengan
cepat 3 kata), atensi dan konsentrasi (secara berurutan
mengurangi 7, mulai dari angka 100 atau mengeja kata WAHYU
secara terbalik) mengingat kembali (menginat kembali 3 kata
yang telah diulang sebelumnya), Bahasa ( memberi nama 2
benda, mengulang kalimat, membaca dengan keras dan
memahami suatu kalimat, menulis kalimat dan mengikuti,
perintah 3 langkah, dan instruksi visual ( menyalin gambar)
(Asosiasi Alzeimer Indonesia,2003)

Cara mengidentifikasi gangguan


kognitif pada lansia
Skor total berkisar antara 0-30, untuk skor 27-30
menggambarkan kemampuan kognitif sempurna skor
MMSE 22-26 dicurigai mengalami gangguan fungsi
kognitif ringan, selanjutnya skor MMSE <21 terdapat
kerusakan aspek kognitif gerak dan nilai yang rendah ini
mengidentifikasikan resiko demensia (Asosiasi Alzeimer
Indonesia,2003).

Cara mengidentifikasi gangguan


kognitif pada lansia
Salah satu upaya untuk menghambat kemampuan
kognitif pada lansia dengan melakukan brain gym yang
bertujuan untuk mempertahankan kesehatan otak dengan
melakukan gerak badan. Brain Gym dapat bermanfaat
mengurangi stress emosional, menjernhkan pikiran, serta
menyebabkan hubungan antar manusia, dan suasana kerja
menjadi lebih rileks dan tenang.

Upaya untuk menghambat kemunduran


kognitif pada lansia
Salah satu intervensi Keperawatan dalam pelayanan
home care nursing yang dapat digunakan dalam
meningkatkan fungsi kognitif lansia yaitu dengan
pemberian Brain Gym.

Peranan Brain Gym dalam


meningkatkan Kognitif Lansia
Pelaksanaan senam otak sangat praktis, karena dapat
dilakukan dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.
Timing dan frekuensi Brain Gym yang paling efektif dalam
meningkatkan fungsi kognitif lansia yaitu dengan timing 10
menit/latihan dan frekuensi 3 kali seminggu.

Pelaksaanaan Brain Gym


Brain Gym meningkatkan fungsi kognitif dengan
menginduksi faktor neurotropik sehingga mempengaruhi
neuron hipokampus pada sistem limbik. Hal ini sangat
bermanfaat terhadap memori jangka panjang. Selain itu juga
meningkatkan serum corticosteron sehingga respon
komunitas tubuh meningkat (Cassilhas et al., 2013).
Manfaat exercise bagi lansia tidak hanya meningkatkan
fungsi kognitif dan imunitas tubuh, tetapi juga
meningkatkan keseimbangan tubuh sehingga mengurangi
resiko jatuh (Shubert, McCulloch, 2010).

Mekanisme Brain Gym dalam


meningkatkan fungsi Kognitif
Aplikasi Praktik Home Care
Melalui Health Education
• Pengertian polifarmasi
Polifarmasi adalah penggunaan jenis obat yang
melebihi kebutuhan yang wajar untuk kebutuhan penyakit
pasien (setiabudi, 2011)
• Polifarmasi pada lansia
Polifarmasi biaanya terjadi pada pasien lanjut usia
yang memiliki banyak masalah kesehatan, yang
memerlukan terapi obat-obatan yang beragam (Harlon
JT,Handler, 2008)

Health education terhadap


pencegahan polifarmasi
• Dampak polifarmasi pada lansia
Salah satu dampak polifarmasi pada lansia yaitu
menyebabkan terjadinya interaksi obat.Interaksi obat merupakan
penyebab dari 15% sampai 20% insidensi adverse drug reaction.
Sehingga semakin banyaknya obat yang dikonsumsi seringkali
dikaitkan dengan obat dan efek samping.
• Upaya mencegah polifarmasi pada lansia
Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya polifarmasi
pada lansia yaitu dengan melakukan penyuluihan kesehatan
tentang polifarmasi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
family care giver tentang polifarmasi dan permasalahan
pemberian obat pada pasien geriatrik.

Health education terhadap


pencegahan polifarmasi
Upaya menigkatkan sikap keluarga dalam merawat
anggota keluarga pasca sroke
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan sikap keluarga dalam merawatr anggota
keluarga pascastroke yaitu dengan meberikan health
education kepada family care giver.Health education dapat
meningkatkan pengetahuan keluarga terkait pencegahan
serangan stroke berulang.

Health Education Terhadap Peningkatan Sikap


Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga
Pascastroke
Aplikasi Intervensi Home
Care Nursing dalam
Meningkatkan Kemandirian
Keluarga.
Menurut Friedman, Vicky, Bowden, Elaine (2002),
secara umum terdapat 5 fungsi keluarga yang paling erat
saat mengkaji dan mengintervensi keluarga yaitu:

Keluarga
• Fungsi Afektif merupakan fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
• Fungsi sosial dan tempat bersosialisasi merupakan
fungsiyang mengembangkan dan tempat melatih anak
untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah
dengan orang lain diluar rumah.
• Fungsi perawatan kesehatan merupakan fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan
asuhan kesehatan atau keperawatan.

Keluarga
• Fungsi reproduksi (the Reproductive function)
merupakan fungsi mempertahakan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
• Fungsi Ekonomi (the Economic function) merupakan
fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu dalam meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.

Keluarga
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota
keluarganya
b. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat :
a. Konsensus
b. Akomodasi
c. De facto
c. Memberikan perawatan anggota keluarganya yang sakit
atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena
cacat atau usianya yang terlalu tua
d. Memodifikasi lingkungan rumah
e. Memanfaatkan kesehatan yang ada
f. Memanfaatkan kesehatan yang ada
Tugas Keluarga dalam bidang
kesehatan menurut Friedman et al.,
(2002)
• Pelayanan kesehatan primer bentuknya puskesmas,
dokter praktek, bidan dan mantri praktek. Apabila
pelayanan kesehatan primer tidak dapat menanganinya
maka baru mencari pelayanan kesehatan rujukan.
• Pelayanan kesehatan rujukan tingkat pertama (Rumah
sakit tipe D/C). Bagi masyarakat pedesaan, dimana bidan
praktik, dokter praktik dan mantri praktik atau puskesmas
merupakan pelayan kesehatan rujukan tingkat pertama.
• Pelayanan kesehatan rujukan tingkat dua (rumah sait tipe
B/A) adalah pelayanan kesehatan rujukan yang
mempunyai sarana prasarana lengkap, serta mempunyai
tenaga medis maupun para medis yang lebih ahli.

Pelayanan kesehatan sebagai tempat pencarian


penyembuhan atau pengobatan seharusya
dilakukan sesuai dengan urutan dibawah ini :
Thankyou
1. Gita: pelaksanaan brain gym pada lansia sebaiknya di
lakukan pada usia berapa?
2. Ayu: pada hal. 14, intervensi seperti apa yang berfungsi
untuk meningkatkan kemandirian pada keluarga?
3. Kristia: Apakah penggunaan obat yang cukup banyak
dapat mempengaruhi kognitif lansia?

Anda mungkin juga menyukai