Fitokimia
Struktur Utama
Glikosida Flanovoid:
Figure 3. schematic of strategies for the determination of phenolic acid and flavonoids
in biological fluids, bevegerages, plants, and foof. Abbreviation: SFE, supercritical
fluid extraction; MSPD, matrix solid-phase dispersion; SPME, solid-phase
microextraction; CCC, counter-current chromatography; FL. Fluorestence; FID, flame
ionisation detection; ECD, electron capture detection.
Penyiapan sampel
- Bisa berupa tumbuhan segar (bahan awal yang ideal untuk menganalisis
flavonoid)
- Bisa berupa tumbuhan yang dikeringkan (jika disimpan dalam kondisi baik)
Secara umum:
- Untuk sampel padatan: dilakukan perajangan, penyerbukan, homogenisasi yang
bisa dilakukan melalui proses pengeringan udara ataupun freeze-drying
- Untuk sampel cairan: dilakukan penyaringan kemudian sentrifugasi.
Hidrolisis Glikosida Flavonoid
- Hidrolisis pada flavonoid bertujuan untuk memecah ikatan gula dari pesenyawaan
glikosida
- Hidrolisis Asam
Waktu yang diperlukan untuk hidrolisis:
Tidak hanya ditentukan kekuatan asam tapi juga ditentukan oleh sifat gula
(misalnya: glukuronida>glukosida=galaktosida>ramnosida)
Juga ditentukan oleh posisi substitusi gula (misalnya: 7-O-glikosida >4’-O-
glikosida > 3-O-glikosida)
Contoh : Hidrolisis antosianin dilakukan secara refluks dalam pelarut meOH
dengan penambahan HCI 2N
Hidrolisis & Analisis Glikosida
- Hidrolisis Enzim
Berguna untuk menentukan sifat ikatan antara gula dan flavunoid (alfa atau
β)
Secara teori dapat digunakan untuk memutuskan monosakarida khas dari
flavonoid O-glikosida
Contoh enzim: β -glukosidae: menghidrolisis β -D-glikosida, kec.
Antosianin, β -galaktosidae, peniktinase.
- Hidrolisis Basa
Jarang digunakan untuk menghidrolisis flavonoid glikosida
Tapi efektif untuk memutus gula secara selektif dari posisi 7 atau 4’
Ekstraksi
- Flavonoid (terutama dalam bentuk glikosida) dapat mengalami degradasi oleh
aktivitas enzimatik ketika bahan tanaman dalam keadaan segar.
- Disarankan untuk menggunakan sampel beku / kering.
- Setelah kering, bahan yang digunakan biasanya dibuat serbuk.
- Untuk ekstraksi, pelarut yang dipilih tergantung pada jenis flavonoid yang
dibutuhkan.
Polaritas merupakan pertimbangan penting.
- Flavonoid yang kurang polar (misalnya, isoflavon, flavanones, flavon dan metil
flavonol) diekstraksi dengan kroloform, CH2CI2, dietil atau etil asetat.
- Glikosidal flavonoid dan aglikon yang lebih polar diekstraksi dengan alkohol atau
campuran alkohol-air. Ikatan glikosida meningkatkan kelarutan dalam air dan
larutan air-alkohol.
- Ekstraksi kandungan flavonoid masih menggunakan metode ekstraksi pelarut.
Metode Ekstraksi Flavonoid
Serbuk
Simplisia
Diklorometan
Ekstrak
RESIDU
CH2CI2
Alkohol
Flavonoid Flavonoid
Aglikon glikosa
Senyawa2 Senyawa2
kurang polar polar
- Menggunakan metode ekstraksi bertingkat
- Beberapa flavanon dan glikosa chalcone sulit larut dalam campuran metanol,
etanol atau alkohol-air
- Kelarutan flavaton tergantung pada pH larutan yang mengandung air
Beberapa metode ekstraksi flavonoid
- Soxhlet
Umum digunakan untuk mengektraksi flavonoid dari sampel
Pelarut: metanol-air, asetonitril
Waktu: bervariasi, hingga 12 jam
- SFE (supercritical Fluid Extraction)
Menghasilkan ekstraks yang lebih murni, produk degradasi lebih minimal
Terbebas dari klorofil dan senyawa non polar lain.
- Pressuried Fluid Extraction
- Microwave-assited Extraction
Cara pemisahan Flavonoid
- KKt preparatif
Kertas whatman No. 17 (kapasitas > whatman No. 3, resolusi <<)
- Kromatografi kolom
FG: pelarut yang cocok diperoleh melalui pemantauan KLT umumnya
menggunakan elusi landaian.
FD:
o Selulosa: memisahkan antar senyawa glikosida, memisahkan glikosida dari
aglikon. Kapasitas rendah
o Silika: memisahkan aglikon yang kurang polar, misalnya: isoflavon,
flavanon, flavonol
o Poliamida: cocok untuk memisahkan semua flavonoid
- KLT (untuk analisis cepat)
FD: selulosa, poliamida, silica, FG: tergantung dari jenis FD
KLT berfungsi juga untuk:
o Mencari pelarut untuk kromatografi kolom
o Menganalisis fraksi yang keluar dari krom. Kolom
o Melihat terjadi perubahan reaksi seperti hidrolisis atau metilasi
o Identifikasi flavonoid murni dalam skala kecil
KCKT
o Menggunakan Kolom fase balik
METODE IDENTIFIKASI
- Metode Identifikasi Flavonoid
Salah satu fitur yang berperan besar dalam analisis flavonoid adalah
keberadaan gugus cincin fenil dalam strukturnya.
Berfungsi sebagai chromophore, yang bersifat UV active dan mengakibatkan
flavonoid mudah untuk dideteksi.
Spektrum UV flavonoid sangat informatif, memberikan informasi yang cukup
untuk dapat mengidentifikasi jenis flavonoid dan pola oksidasi fenel.
- Spektrofotometri UV-Sinar tampak
Merupakan cara yg paling banyak digunakan u/ menganalisis struktur
flavonoid dalam hal mengidentifikasi jenis & menentukan pola oksigenasi
flavonoid.
Secara umum, metode ini memanfaatkan sifat absorbsi cahaya pada
panjang gelombang tertentu oleh sampel atau senyawa yang diukur.
Prinsip dasar: terjadinya transisi elektronik yang disebabkan penyerapan
sinar UV-Vis yang mampu mengeksitasi elektron ke orbital kosong atau ke
tingkat energi orbital yang lebih tinggi.
- Spektrofotometri UV-Sinar tampak u/flavonoid
Spektrum flavonoid umum
o Biasanya ditentukan dalam larutan MeOH
o Spektrum khas terdapat 2 panjang gelombang maksimal: 240-285 (pita
II), 300-550 (pita I).
o Ciri khas:
Serapan pita yg rendah pd dihidroflavon, dihinroflavonol, isoflavon.
Serapan pita I yg kuat pd khalkone, auron, antosianin.
Posisi hidroksil fenol bebas pada inti flavonoid dapat ditentukan dgn
menambahkan pereaksi geser.
Secara tidak langsung dapat digunakan u/ menentukan posisi gula/
metil yg terikat pd salah satu ggs hidroksil fenol.
Kelebihan: jumlah flavonoid yg digunakan sedikit (0,1 mg).
- Spektrum serapan UV-Sinar Tampak Flavonoid
Penafsiran Spektrum
o Spektrum AICI3/HCI
Adanya gugus OH bebas pada C5 flavon diketahui berdasarkan:
1. Penambahan AIC I 3+ HCI pada larutan metanol, memberikan
pergeseran bathokromik 35-55 nm Pita I.
2. Bentuk spektrum dalam metanol setelah penambahan AIC I 3+ HCI
terdiri dari empat puncak (pita la dan lb serta lla dan llb)
o Spektrum AICI3-HCI
o Spektrum IR Flavonoid
Hasil Analisis:
1. Adanya serapan melebar pada daerah bilangan gelombang 3397,45
cm O-H.
2. Gugus fungsi C=0 ditunjukkan pada bilangan gelombang 1701,84
cm-1.
3. Serapan uluran C-C aromatik muncul pada bilangan gelombang
1638,87 cm-1 didukung adanya serapan C-H pada 1361, 15 cm-1.
4. Gugus C-OH ditunjukkan dengan adanya serapan yang lemah pada
bilangan gelombang 1254,93 cm-1.
5. Pada spektrum inframerah di atas serapan tajam pada daerah
bilangan gelombang 1020,47 cm-1 dengan pita Temah
menunjukkan gugus C-O.
6. Pada isolat flavonoid ini menunjukkan adanya gugus fungsi O-H,
C=O, C-C, CH, C-OH, dan C-O menandakan bahwa isolat ini
positif mengandung senyawa flavonoid.