Anda di halaman 1dari 23

Senyawa Flavonoid

Klasifikasi Senyawa Flavonoid


• Senyawa flavanoid adalah senyawa yang
mengandung C15 terdiri atas dua inti fenolat
yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon.
• Cincin A memiliki karakteristik bentuk
hidroksilasi phloroglusinol atau resorsinol, dan
cincin B biasanya 4-, 3,4- atau 3,4,5-
terhidroksilasi.
• Tingkat oksidasi tiga karbon bagian molekul
flavanoid dapat dinyatakan oleh hubungan formal
seperti ditunjukkan dalam ringkasan berikut.
• Perlu diperhatikan bahwa cincin –A selalu memiliki
gugus hidroksil yang letaknya sedemikian hingga
memberikan kemungkinan untuk terbentuknya
cincin heterosikliks dalam senyawa trisiklis.
• Dalam bisiklis khalkon dan hidrokhalkon gugus
hidroksil tetap terikat pada cincin –A.
Contoh Struktur Senyawa Flavonoid
Dihidrokhalkon
• Meskipun dihidrokhalkon jarang terdapat di
alam, namun satu senyawa yang penting yaitu
phlorizin merupakan konstituen umum famili
Rosaceae juga terdapat dalam jenis buah-
buahan seperti apel dan pear.
• Phlorizin telah lama dikenal dalam bidang
farmasi, ia memiliki efek dapat menghasilkan
kondisi seperti diabetes.
• Phlorizin merupakan β-D-glukosida phloretin.
Phloretin mudah terurai oleh alkali kuat menjadi
phloroglusinol dan asam p-hidroksihirosinamat
(asam phloretrat).
• Jika glukosida phlorizin, dipecah dengan alkali
dengan cara yang sama, maka ternyata sisa glukosa
tidak dapat terlepas dan dihasilkan phloroglusinol
β-O-glukosida.
• Senyawa ini dapat dipisahkan dengan kromatografi
kertas sederhana.
• Senyawa dideteksi dengan menyemprot kertas
dengan ρ-nitroanilina yang terdiazotasi dan dengan
AlCl3 dalam alcohol.
• Floridzin menghasilkan warna merah jingga dengan
pereaksi pertama dan fluoresensi kehijauan yang
kuat dengan pereaksi kedua.
Khalkon
• Polihidroksi khalkon terdapat dalam sejumlah
tanaman, namun terdistribusinya di alam tidak
lazim.
• Beberapa khalkon yang terdapat di alam
menunjukkan khalkon yang terdapat pada
tanaman, sebagai pigmen daun, bunga berwarna
kuning, dalam kebanyakan terdapat dalam
tanaman Heliantheaetribe, Coreopsidinae
subtribe dan famili Compositae.
Kartamin
• Carfhanus tinctorius L. (fam. Compositae), mengandung
pigmen bunga kuning yang berubah menjadi merah bila
umur bunga bertambah.
• Ekstrak bunga juga berwarna merah, dengan
pembentukkan bunga merah. Pigmen merah pertama
kali disebut kartamin, merupakan glikosida dan bila
dihidrolisis dengan asam fosfat berair memberikan dua
senyawa isomer yaitu kartamidin dan isokartamidin.
Sekarang pigmen merah dinyatakan sebagai
“Kartamon”.
• Kartamidin dan isokartamidin merupakan isomer
flavanon yang disintesis oleh senyawa termetilasi dan
demitilasi menjadi tetrahidroksi flavanon.
• Kartamon berwarna merah dan polihidroksi
khalkon merupakan senyawa yang berwarna kuning
hingga jingga kekuningan, sebagai contoh
koreopsin.
• Prekursor berwarna kuning ini sekarang dipandang
sebagai khalkon glikosida yang mengalami oksidasi
menjadi quinonoid glikosida yang berwarna merah
(kartamon).
• Selanjutnya kartamon (pigmen merah) diubah
menjadi khalkon kuning oleh reduksi dengan
belerang dioksida, dan senyawa yang diperoleh ini
dapat direoksidasi menjadi kartamon.
Flavan
• Flavan tidak lazim sebagai konstituen tanaman. Sejauh ini hanya
ada satu contoh dalam kelompok ini yang merupakan senyawa yang
terdapat di alam.
• Senyawa fenolat kompleks yang merupakan konstituen resin dari
tanaman genus Xanthorrhoea mengandung berbagai senyawa
flavanoid yang ternyata pemisahan dan pemurniannya sukar
dilakukan.
• Metilasi (dengan metal sulfat dan kalium karbonat dalam aseton)
menghasilkan resin kotor dari senyawa yang selanjutnya
menghasilkan sejumlah senyawa flavanoid. Salah satu contohnya
adalah 7-trimetoksi flavan (penomoran system sesuai dengan tipe
umum senyawa flavanoid).
• Reduksi flavan dengan natrium dan etanol dalam cairan ammonia
dan metilasi fenol yang diperoleh menghasilkan senyawa yang
dikenal 1-p-metoksifenil-3- (2,4,6-trimetoksifenil)-propana.
Flavanon
• Flavanon (biasanya sebagai glikosida)
terdistribusi luas dialam.
• Flavanon terdapat dalam kayu, daun dan bunga.
• Flavanon glikosida merupakan konstituen
utama dari tanaman genus Prunus (fam.
Rosaceae) dan buah jeruk.
• Dua glikosida yang paling lazim adalah
neringenin dan hesperetin, terdapat dalam
buah anggur dan jeruk.
• Penentuan struktur flavanon cepat dilakukan
berdasarkan metoda klasik.
• Polihidroksiflavanon mudah dikenal dengan
terbentuknya warna merah lembayung, bila
flavanon direduksi dengan magnesium dalam asam
klorida dalam larutan etanol.
• Flavanon dan khalkon dipecah oleh hidrolisis alkalis
menjadi turunan asam benzoate yang terdiri dari
cincin –B dan tergantung pada kondisi fenol yang
terdapat pada cincin –A (misal phloroglusinol) atau
menjadi asetofenon yang sesuai.
• Metoda klasik (yaitu degradasi, interkonversi,
sintesis) untuk menentukan struktur flavanoid
sekarang telah digantikan dengan prosedur
diagnosa fisika, dalam hal ini resonansi magnetic
inti.
• Proton pada posisi -2 dan -3 menunjukkan
pergeseran kimia yang karakteristik dan bentuk
penggabungan yang dapat membedakan struktur
flavanon dengan flavon khalkon dan sebagainya.
• Bentuk aromatik tersubtitusi biasanya dapat dikenal
dengan pergeseran kimia dan bentuk penggabungan
(penggabungan o, m atau p) proton-proton cincin –
A dan –B.
Flavon
• Apigenin dan luteolin terdistribusi secara luas di
alam dan merupakan contoh dasar bentuk
subtitusi yang diturunkan dari kombinasi yang
diturunkan dari bagian –C6-C3 dengan satuan
asetat.
• Flavon mudah dipecah oleh alkali,
menghasilkan diasilmetan atau tergantung
pada kondisi reaksi asam benzoate yang
diturunkan dari cincin -B dan 0-
hidroksiasetonfenon pada cincin –A.
• Warna hijau terangnya menunjukkan bahwa
senyawa dalam bentuk enol. Diasilmetan mudah
disintesis dari asetofenon yang sesuai dan ester
asam benzoate tersubtitusi atau dari 0-
asiloksiasetofenon.
• Karena 0-hidroksidiasilmetan mudah diubah
menjadi flavon dengan pembentukan cincin oleh
pengaruh katalisator asam, prosedur ini berguna
sebagai metoda sintesis flavon.
• Flavon stabil terhadap asam kuat dan esternya
mudah didealkilasi denga penambahan HI atau
Hbr, atau dengan aluminium klorida dalam
pelarut inert.
Flavanol (3–Hidroksiflavon)
• Flavanol lazim sebagai konstituen tanaman yang tinggi,
dan terdapat dalam berbagai bentuk terhidroksilasi.
• Flavanol alami yang paling sederhana adalah galangin
3,5,7-tri-hidroksiflavon ; sedangkan yang paling rumit,
hibissetin 3,5,7,8,3‟,4‟,5-heptahidroksiflavon.
• Hidroksilflavanol, seperti halnya hidroksi flavon,
biasanya terdapat dalam tanaman sebagai 3 –glikosida.
• Meskipun flavon, flavonol, flavanon pada umumnya
terdistribusi melalui famili tanaman tinggi tetapi tidak
terdapat hubungan khemotaksom yang jelas.
• Genus Melicope mengandung melisimpleksin dan
ternatin, dan genus Citrus mengandung nobiletin,
tangeretin dan 3‟,4‟,5,6,7 – pentametoksiflavon.
Kathekin
• Flavon dan khalkon tidak memiliki atom karbon
asimetri sehingga tidak ada masalah stereokimia.
• Flavanon mengandung satu pusat asimetri dan
dapat berada dalam bentuk (+) dan (-). Kebanyakan
flavanon alam adalah putar kiri dan memiliki
konfigurasi –S.
• Stereokimia flavanon dan 3–hidroksiflavanon
(dihidroflavanol) telah ditentukan dengan metoda
dimana stereokimia katekhin terlibat.
• (+)-katekhin dan (-)-epikatekhin diastereomer
berbeda dalam kedudukan gugus 2–aril dan 3–
hidroksil.
• Struktur katekhin telah ditentukan dengan
metoda konvensional :
a. Peleburan alkali menghasilkan phloroglusinol
dan asam 3,4–dihidrobenzoat (asam
protokatekuat) dan
b. Reduksi katekhin tetrametil eter, diikuti
dengan metilasi fenol yang dihasilkan,
diperoleh 1–(2,4,6–trimetoksifenil)-3–(3,–
dimetoksifenil) propane.
• Meskipun pengamatan tersebut dapat dibantu
oleh tiga struktur, namun struktur flavan
epikatekhin dibuktikan berdasarkan pembuatannya
(sebagai bentuk (+) secara reduksi katalitik sianidin
klorida).
• Reduksi (+)–katekhin tetrametil eter dan (-)–
epikatekhin tetrametil eter dengan natrium dan
etanol dalam amonia cair, diikuti dengan metilasi
terhadap fenol yang dihasilkan, memberikan
anantiomer 1–(3,4–dimetoksifenil)-3(2,4,6-
trimetoksifenil)-2 –propanol.
Antosianin
• Senyawa flavanoid yang paling menyolok adalah
antosianin, yang merupakan pembentuk dasar pigmen
warna merah, ungu dan biru pada tanaman, terutama
sebagai bahan pewarna bunga dan buah-buahan.
• Antosianin adalah glikosida antosianidin, yaitu merupakan
garam polihidroksiflavilium (2 –aribenzopirilium).
• Sebagian besar antosianin alam adalah glikosida (pada
kedudukan 3 –atau 3,5- ) dari sejumlah terbatas antosianidin.
• Pembuktian struktur antosianidin dikerjakan berdasarkan
metoda degradasi seperti cara-cara yang dilakukan terhadap
senyawa flavanoid lain, namun pada saat ini pembuktian
dilakukan berdasarkan sintesis sianidin klorida.
Proantisianidin Kompleks
• Banyak tanaman mengandung senyawa flavanoid kompleks yang tidak
berwarna dan bila dihidrolisis dengan asam akan kembali menjadi
antosianidin dan katekhin.
• Senyawa tersebut sering memiliki berat molekul tinggi dan mempunyai
kemampuan untuk menyamak kulit, hingga disebut ”Condenset tannin”.
• Suatu kemungkinan tannin dihasilkan berdasarkan kondensasi berulang
“monomer” – C15 dan beberapa pendukung memberi nama dimmer.
• Proantosianidin mengandung 30 atom karbon yang telah diisolasi dari
sejumlah tanaman.
• Type senyawa tersebut telah dikenal mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
1. Membentuk oktametil eter dan deka –asetat
2. Oktametil eter membentuk diasetat
3. Pada hidrolisis asam, diperoleh katekhin dan epikatekhin
4. Penambahan dengan asam kuat menghasilkan sianidin
Fungsi Flavonoid
• Kegunaan flavanoid dalam bidang kesehatan antara
lain :
1. Penyembuhan perdarahan kapiler sub-kutan
2. Anti-inflammasi
3. Anti-tumor/Anti-kanker
4. Anti-virus
5. Anti-allergi
6. Anti-kolesterol
7. Estrogen dan Osteoporosis

Anda mungkin juga menyukai