Anda di halaman 1dari 4

Alkaloid Keragaman golongan alkaloida dikenal 2 cara, yaitu : pola ekstraksi dila-kukan atas dasar sifat basanya,

pertama ekstraksi dengan air suasana asam kedua ekstraksi pelarut organik suasana basa.

Ekstraksi awal alkaloida umum dilakukan dengan pe-larut organik suasana basa. Beberapa alkaloida terdapat dalam biji, daun atau ba-gian tumbuhan lain mengandung lilin (sangat nonpo-lar, mengganggu proses ekstraksi) diawalemakkan dengan petroleum-eter. Ektrak petroleum-eter dites alkaloida, kalau banyak alkaloida tersari, atasi buat suasana asam (bentuk garam) larut air ekstraksi dengan peteroleum eter.

Flavanoid 1.Ekstraksi Aglikon flavonoid adalah polifenol maka bersifat polar, agak asam, larut dalam basa, kepolaran berbeda-beda sehingga dpt dilpilih pelarut yang sesuai; etanol, metanol, butanol, aseton, dimetil sulfoksida, dimetilformamida, air. Bentuk glikosida karena ada gula mudah larut dalam air, campuran pelarut diatas dengan air merupakan pelarut yang baik.
Sebalik, aglikon kurang polar seperti isoflavon, flavanon dan flavon serta flavonol termodifikasi, cenderung larut dalam pelarut seperti eter dan kloroform.

Analisis flavonoid yang ideal adalah bentuk segar, walaupun kering dan lama masih memberi hasil baik. Bila bahan segar, sisa cuplikan yang dianalisis segara dikeringkan (enzim). Ekstraksi baik dua tahap; pertama metanol-air (9 : 1) dan kedua metanol-air (1 : 1). Ekstrak dicampur dan diuapkan hingga sepertiga , atau hampir semua metanol menguap. Ekstrak dapat dibebaskan dari senyawa kepolarannya rendah seperti lemak, terpena, klorofil, xantofil dengan ekstraksi (dalam corong pisah) menggunakan pelarut heksan atau kloroform. Ekstraksi dilakukan beberapa kali, lapisan air mengandung sebagian besar flavonoid, dirotapavor. Pemilihan pelarut tidak hanya tergantung pada kepolaran, tetapi juga tempat substansi berada. Bila pada vakuola sel, bersifat hidrofilik, penyarian dengan air atau pelarut alkoholik. Jika dalam kloroplas pelarut nonpolar sebelum alkoholik. Ekstraksi antosianin atau flavonoid kepolaran rendah tidak cocok. Antosian, daun segar atau bunga segera digerus dengan NaOH yang mengandung 1% HCl pekat. Ekstraksi terjadi ditandai adanya perubahan warna larutan, kromatografi atau analisis spektroskopi ekstrak segera dilakukan untuk mencegah hidrolsisi glikosida. Untuk simplisia yang mengandung flavonoid dengan kepolaran yang lebih rendah lagi langsung diisolasi dengan heksana atau eter beberapa menit, ingat ekstrak yang diperoleh mengandung lemak dan lilin.

Metode terbaik isolasi campuran flavonoid a.l ; KKt dan KLT. Metode KKt, disarankan pakai kertas Whatman 3MM (46 x 57 cm) atau setara. Ekstrak ditotolkan 8 cm dari tepi lipatan pertama dan 3 cm dari lipatan kedua dengan garis tengah 3 mm berpusat pada satu titik, keringkan bercak dengan pengering rambut. Ekstrak yang ditotolkan secara umum yaitu dari sejumlah ekstrak yang diperoleh dari 50 100 mg bahan tumbuhan kering. Elusi pertama dapat BAA (n-Butanol,Asam asetat,Air = BAW) 4:1:5 atau TBA (tBuOH:HOAc:H2o) 3:1:1.Kertas diangkat, keringkan di lemari asam, bagian kromatogram yang dilipat (a) digunting. Eluen kedua menggunakan biasanya berupa larutan dalam air seperti asam asetat 15%. Untuk antosianin disarankan pengembang setara ,biasanya BAA atau BuOH/HCl dan kedua HCl 1%. Flavonoid tidak nampak, kecuali antosian (bercak jingga sampai lembayung yang biru dengan uap ammonia), khalkon, auron dan 6-hidroksi flavanol kuning). Karena alasan tersebut, untuk mendeteksi bercak, kromatogram diperiksa dengan sinar UV (366 nm dan 254 nm) diperjelas dengan uap ammonia. Untuk isolasi flavonoid skala besar dilakukan dgn KK. Dasarnya, cara ini meliputi penempatan campuran flavonoid (berupa larutan) di atas kolom berisi serbuk penjerap (seperti selulosa, silika, atau poliamida), lanjutkan dengan elusi setiap komponen memakai pelarut yang sesuai. Kolom hanya berupa tabung kaca yang dilengkapi dengan keran pada salah satu ujungnya dengan ukuran garis tengah berbanding panjang kolom 1:10 atau 1:30. Mengemas kolom dengan hati-hati agar kolom homogen, Jika tidak ada kaca masir, dapat kaca wol atau kapas, sumbat ini direndam pengelusi tingginya 10 cm. Kemasan kolom dibuat bubur dengan pelarut sama, lalu dituang ke dalam kolom tanpa putus agar tidak terbentuk lapisan. Kemasan dibiarkan turun dan kelebihan pelarut dibiarkan turun. Jika fase diam poliamida yang digunakan maka dianjurkan untuk mengembangkan dulu satu jam. Selanjutnya larutan cuplikan ditempat di atas kemasan sedemikian rupa sehingga berupa satu pita, menggunakan pelarut sesedikit mungkin untuk hasil yang baik. Biarkan larutan cuplikan meresap ke dalam kemasan dengan membuka sedikit keran, tutup dan tambah perlahan-lahan cairan pengelusi dan dibiarkan kembali meresap ke dalam kemasan.

Anda mungkin juga menyukai