Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN OKSIGENASI
DI RUANG NAKULA 2 RSUD K.R.M.T. WONGSONEGORO

G. SATRIA PRAMANTARA
NIM: P1337420930

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI NERS
2017
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN OKSIGENASI

I. KONSEP DASAR
1. Definisi
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan fisiologis
oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas
berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen
maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya
pasien akan meninggal.

2. Fisiologi
Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
a. Menghirup udara (inpirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran
pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih
besar, tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
b. Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif
yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga dada
turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu
ventilasi, difusi dan transportasi.
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau
dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:
1) Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat,
maka tekanan udaranya semakin rendah.
2)  Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
3) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di
sebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk
mengeluarkan CO² atau kontraksinya paru-paru.
b. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan
CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1) Luasnya permukaan paru-paru.
2) Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan.
3) Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O²
dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam
rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
4) Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus  dan mengikat HB.
c. Transportasi gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan tubuh
dan CO² jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
1) curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
2) kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara
keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.
3. Kebutuhan Oksigen Pada Manusia
Nilai-nilai normal

Parameter Nilai normal


Tidal Volume (TV) 500 cc
4. Volume Cadangan Inspirasi (VCI) 3000 ml Etiologi
Volume Cadangan Ekspirasi (VCE) 1100 ml Adapun faktor-
Volume Residu 1200 ml faktor
Kapasitas Inspirasi (KI) 3500 ml yang menyebabka
n Kapasitas Residu Fungsional 2300 ml  klien mengalami
(KRF) 4600 ml gangguan
Kapasitas Vital 5800 ml oksigenasi menuru
t Kapasitas Total Paru NANDA (2013),
yaitu
hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas tulang dan dinding dada, nyeri,cemas,
penurunan energy,/kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal,
kerusakan kognitif / persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis kelelahan
otot pernafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli.
a. Faktor Fisiologi
1) Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
2) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran
napas bagian atas.
3) Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport
O2 terganggu.
4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka,
dan lain-lain.
5) Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,
obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru.

b. Faktor Perkembangan
1) Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
2) Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
3) Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.
4) Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
5) Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.
c. Faktor Perilaku
1) Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi
yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang
tinggi lemak menimbulkan arterioklerosis.
2) Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
3) Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan
koroner.
4) Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi/Fe
menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol, menyebabkan
depresi pusat pernapasan.
5) Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat
d. Faktor Lingkungan
1) Tempat kerja
2) Suhu lingkungan
3) Ketinggian tempat dan permukaan laut.

5. Manifestasi Klinis
a. Suara napas tidak normal.
b. Perubahan jumlah pernapasan.
c. Batuk disertai dahak.
d. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
e. Dispnea.
f. Penurunan haluaran urin.
g. Penurunan ekspansi paru.
h. Takhipnea
6. Penatalaksanaan
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1) Pembersihan jalan nafas
2) Latihan batuk efektif
3) Suctioning
4) Jalan nafas buatan
b. Pola Nafas Tidak Efektif
1) Atur posisi pasien ( semi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernafas dan relaksasi
c. Gangguan Pertukaran Gas
1) Atur posisi pasien ( posisi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Suctioning

II. PATHWAYS
III. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 49 tahun
Alamat : Semarang
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pekerja Bangunan
Tanggal Masuk : 17 Oktober 2017
Diagnosa Medis : PPOK
No. Register : 000001

2. Catatan Masuk
Pasien datang ke IGD RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro pada pukul 13.00 diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas

3. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pasien masuk ke IGD RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro dengan keluhan sesak
nafas
b. Riwayat Keperawatan Dahulu
Pasien mengatakan bahwa memiliki riwayat asma dan merokok yang berlebihan
sejak masih muda dan sering masuk keluar klinik BP4 utnuk mendapatkan
perawatan apabila pasien merasakan sesak nafas
c. Riwayat Keperawatan Keluarga
Pasien mengatakan bahawa tidak ada keluarga yang memiliki riwayat sakit yang
sama dengan dirinya

4. Pemeriksaan Fisik
a. Data klinik, meliputi:
1) TTV : 120/80 mmHg
2) KU : baik, pasien mampu diajak berkomunikasi
b. Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan:
1) Mata : Konjungtiva pucat (karena anemia), sclera ikterik atau tidak, pupil
isokor atau tidak bersepon terhadap cahaya atau tidak
2) Kulit : Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer),
sianosis secara umum (hipoksemia), penurunan turgor (dehidrasi), edema
(Edema periorbital)
3) Jari dan kuku : Perika clubbing finger
4) Mulut dan bibir : Membran mukosa sianosis atau tidak, Bernapas dengan
mengerutkan mulut atau tidak
5) Hidung : Pernapasan dengan cuping hidung atau tidak, deviasi sputum,
perforasi, dan periksa kesimetrisan.
6) Vena Leher : Adanya distensi/ bendungan.
7) Dada :
 Inspeksi : Pemeriksaan mulai dada posterior sampai yang lainnya, pasien
harus duduk. Observasi dada pada sisi kanan atau kiri serta depan atau
belakang. Dada posterior amati adanya skar, lesi, dan masa serta gangguan
tulang belakang (kifosis, skoliosis, dan lordosis). Catat jumlah, irama,
kedalaman pernapasan, dan kesimetrisan pergerakan dada. Observasi
pernapasan seperti pernapasan hidung, atau pernapasan diafragma serta
penggunaan otot bantu pernapasan. Observasi durasi inspirasi dan
ekspirasi. Ekspirasi yang panjang menandakan adanya obstruksi jalan
napas seperti pada pasien Chronic Airflow Limitation (CAL)/ Chronic
Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Kaji konfigurasi dada. Kelainan
bentuk dada : barrel chest akibat overinflation paru pada pasien emfisema.
Funnel chest missal pada pasien kecelakaan kerja yaitu depresi bagian
bawah sternum. Pigeon chest Akibat ketidaktepatan sternum yang
mengakibatkan peningkatan diameter AP. Kofiskoliosis missal pada pasien
osteoporosis dan kelainan musculoskeletal. Observasi kesimetrisan
pergerakan dada. Gangguan pergerakan dinding dada mengindikasikan
adanya penyakit paru/ pleura. Observasi retraksi abnormal ruang
interkostal selama inpsirasi yang mengindikasikan adanya obstruksi jalan
napas.
 Palpasi : Untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan
mengobservasi abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit, dan
mengetahui tactil premitus (vibrasi).
 Perkusi : Mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada di sekitarnya, dan
pengembangan (ekskursi) diafragma. Ada dua suara perkusi yaitu : suara
perkusi normal resonan (sonor) dihasilkan pada jaringan paru normal,
umumnya bergaung dan bernada rendah. Dullnes dihasilkan di atas
jantung atau paru. Tympany dihasilkan di atas perut yang berisi udara.
Suara perkusi abnormal, hiperesonan lebih rendah dari resonan seperti
paru abnormal yang berisi udara. Flatness yaitu nada lebih tinggi dari
dullness seperti perkusi pada paha, bagian jaringan lainnya.
 Auskultasi : Suara napas normal, bronchial/ tubular sound seperti suara
dalam pipa, keras, nyaring, dan hembusan lembut. Bronkovesikuler
sebagai gabungan antara suara napas bronchial dengan vesikuler.
Vesikuler terdengar lembut, halus, sperti hembusan angin sepoi – sepoi.
Jenis suara tambahan, wheezing yaitu suara nyaring, musical, terus –
menerus akibat jalan napas yang menyempit. Ronchi yaitu suara
mengorok karena ada sekresi kental dan peningkatan produksi sputum.
Pleural friction rub yaitu suara kasar, berciut, dan seperti gessekan akibat
inflamasi dim pleura, nyeri saat bernapas. Crakles fine cracles yaitu suara
meletup akibat melewati daerah alveoli, seperti suara rambut digesekkan.
Coars cracles yaitu lemah, kasar, akibat ada cairan di jalan saluran napas
yang besar, berubah jika pasien batuk.

5. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik  yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan
oksigenasi yaitu:
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efisien.
b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c.  Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
e. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing
yang menghambat jalan nafas.
f. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan kontraksi
paru.
h. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.

6. Analisis dan Sintesis Data


DS : pasien mengatakan sesak nafas dan nyeri pada dada di bagian sebalah kanan
DO :Hasil pemeriksaan TTV : TD : 120/80 mmH, nadi : 80x/ menit, pernafasan : 32x/
menit, suhu tubuh : 37,50 C.

IV. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kurangnya suplai oksigen

V. PERENCANAAN

N TUJUAN INTERVENSI EVALUASI


O (NOC) (NIC)
DX
1. Setelah dilakukan 1. Monitor rata-rata, S: pasien mengatakan
tindakan keperawatan irama, kedalaman dan sesaknya berkurang
selama….X24 jam usaha respirasi O: ritme nafas klien normal,
diharapkan pola napas 2. Perhatikan tidak adanya penggunaan
efektif dengan kriteria : pergerakan dada, otot bantu pernafasan
1. Memiliki RR dalam amati kesemetrisan, A: Dx ketidakefektifan pola
batas normal penggunaan oto-otot nafas (dilanjutkan)
2. Mampu inspirasi aksesoris, dan retraksi P: lanjutkan intervensi
dalam otot supraklavikuler
3. Memiliki dada yang dan interkostal
mengembang secara 3. Monitor respirasi
simetris yang berbunyi,
4. Dapat bernafas seperti mendengkuR
dengan mudah 4. Monitor pola
5. Tidak menggunakan pernafasan:
otot-otot tambahan bradipneu, takipneu,
dalam bernafaS hiperventilasi,
6. Tidak mengalami respirasi Kussmaul,
dispnea respirasi Cheyne-
Stokes, dan apneustik
Biot dan pola taxic
5. Perhatikan lokasi
trakea
6. Monitor peningkatan
ketidakmampuan
istirahat, kecemasan,
dan haus udara,
perhatikan perubahan
pada SaO2, SvO2,
CO2 akhir-tidal, dan
nilai gas darah arteri
(AGD), dengan tepat
lakukan nebulizer
apabila perlu

DAFTAR PUSTAKA
Brunner &Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Docterman dan Bullechek. 2004. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United


States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press

Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. 2004.  Nursing Out Comes (NOC), United States Of
America: Mosby Elseveir Acadamic Pres

Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC

Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011. Jakarta :


Penerbit buku kedokteran EGC

Nanda International (20013). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. Jakarta:EGC

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai