KEPERAWATAN GADAR 1
Fasilitator :
Oleh :
Kelompok 3
SURABAYA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KEPERAWATAN GADAR 1
Oleh :
No Nama N.I.M
1 Asmaul Husna 1510005
2 Dedy Permana P. 1510008
3 Feby Arbityas P. 1510017
4 Tiara Noviyanti U. 1510052
5 Tyas Solit Naomiyah 1510053
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
1. Asmaul Husna. 1510005
2. Dedy Permana P. 1510008
3. Feby Arbityas P. 1510017
4. Tiara Noviyanti U. 1510052
5. Tyas Solit Naomiyah 1510053
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
A. Pendahuluan
Pertolongan penderita gawat darurat dapat terjadi dimana saja baik di
dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit, dalam penanganannya
melibatkan tenaga medis maupun non medis termasuk masyarakat awam.
Pada pertolongan pertama yang cepat dan tepat menyebabkan pasien atau
korban tetap dapat bertahan hidup untuk mendapatkan pertolongan yang lebih
lanjut (Nugroho, Putri, & Putri, 2016)
Adapun yang disebut sebagai penderita gawat darurat adalah penderita
yang memerlukan pertolongan segera karena berada pada keadaan yang
mengancam nyawa, sehingga memerlukan suatu pertolongan yang
cepat,tepat, cermat untuk mencegah kematian maupun kecacatan. Untuk
memudahkan dalam pemberian pertolongan korban harus diklasifikasikan
termasuk dalam kasus gawat darurat, darurat tidak gawat, tidak gawattidak
darurat, dan meninggal (Nugroho et al., 2016)
Trauma abdomen merupakan penyebab yang cukup signifikan bagi angka
kesakitan dan kematian di Amerika Serikat. Cedera abdomen menduduki
urutan ketiga penyebab kematian akibat trauma. Cedera ini dilaporkan
menyebabkan 13% hingga 15% kematian akibat trauma. Diagnosis trauma
abdomen sering kali terlewatkan akibat gejala fisik yang terkadang
dikaburkan oleh adanya intoksikasi maupun trauma kepala. Lebih dari
setengah pasien trauma merupakan akibat kecelakaan lalu lintas, selebihnya
akibat terjatuh, luka tembak, luka tusuk, keracunan, luka bakar, dan
tenggelam (Sinha & Lander, 2013)
Dari hasil penelitian pada jurnal di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado
bahwa 37 pasien ditemukan bahwa jenis kelamin laki-laki (94,6%) lebih
banyak dibandingkan perempuan (5,4%). Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Lone et al. Di Mesir yang mendapatkan angka perbandingan
antara laki-laki dan perempuan 87,1% : 12,9%. Rentang usia penderita yang
paling banyak ditemukan berkisar antara 16 tahun usia terendah dan 60 tahun
usia tertinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Baradaran et
al. Di Iran yang mendapatkan laki-laki dewasa muda usia 20-30 tahun
merupakan korban terbanyak pada trauma abdomen (Sinha & Lander, 2013)
D. Sasaran
Masyarakat kelurahan jagir
E. Materi
1. Pengertian Trauma Abdomen
2. Penyebab dariTrauma Abdomen
3. Tanda dan Gejala dari Trauma Abdomen
4. Penanganan dari Trauma Abdomen
F. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
G. Media
1. Leaflet
2. Poster
H. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur :
a. Alat dan media sesuai dengan materi penyuluhan
b. Peserta datang pada tempat yang telah di tentukan dan tepat waktu
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan.
2. Kriteria Proses :
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
c. Paserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar.
3. Kriteria Hasil :
a. Menyebutkan pengertian trauma abdomen
b. Menyebutkan penyebab terjadinya trauma abdomen .
c. Menyebutkan tanda dan gejala dari trauma abdomen
d. Menyebutkan penanganan dari trauma abdomen
I. Kegiatan Penyuluhan
J. Setting Tempat
Keterangan :
: Moderator : Observer
: Penyaji
: Notulen : Audience
K. Pengorganisasian
a. Susunan Pelaksana
Moderator : Tiara Novianti U
Penyaji : Dedy Permana Putra
Observer : Asmaul Husna
Notulen : Feby Arbityas Putri
Fasilitator : Tyas solit N.
Penyaji
Tugasnya :
1. Menyampaikan materi sesuai tujuan kegiatan acara penyuluhan
2. Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta.
Fasilitator
Tugasnya :
1. Menyiapkan tempat dan perlengkapan yang diperlukan dalam
kegiatan penyuluhan
2. Mengedarkan leafleat sebagai media kegiatan penyuluhan.
3. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif mengikuti jalannya penyuluhan.
4. Memberikan motivasi kepada para peserta agar aktif bertanya.
5. Mengedarkan lembar daftar hadir
Notulen
Tugasnya :
1. Mencatat serta mengamati respon peserta.
2. Mencatat dan mengevaluasi jalan kegiatan acara penyuluhan dari
mulai persiapan, proses, hingga penutupan.
Observer
Tugasnya :
1. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan
penyuluhan berlangsung
3. Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi hasil
penyuluhan
MATERI PENYULUHAN
Primary Survey
a. Airway
Membuka jalan nafas penggunakan menggunakan teknik head tilt chin lift
atau menengadahkan kepala dan mengangkat dagu, periksa adakah benda
asing yang mengakibatkan tertutupnya jalan nafas. Muntahan, makanan,
darah atau benda asing lainnya.
b. Breathing
Memeriksa pernapasan dengan cara“lihat, dengar, rasakan’, selanjutnya
pemeriksaan status respirasi klien.Kontrol jalan nafas pada penderita
trauma abdomen yang airway terganggu karena faktor mekanik, ada
gangguan ventilasi atau ada gangguan kesadaran, dicapai dengan intubasi
endotrakeal.Setiap penderita trauma diberikan oksigen.Bila tanpa intubasi,
sebaiknya diberikan dengan face mask.Pemakaian pulse oximeter baik
untuk menilai saturasi O2 yang adekuat.
c. Circulation
Jika pernafasan pasien cepat dan tidak adekuat, maka berikan bantuan
pernafasan.Resusitasi pasien dengan trauma abdomen penetrasi dimulai
segera setelah tiba. Cairan harus diberikan dengan cepat. NaCl atau Ringer
Laktat dapat digunakan untuk resusitasikristaloid.Rute akses intravena
adalah penting, pasang kateter intravena perifer berukuran besar (minimal
2) di ekstremitas atas untuk resusitasi cairan. Pasien yang datang dengan
hipotensi sudah berada di kelas III syok (30-40% volume darah yang
hilang) dan harus menerima produk darah sesegera mungkin, hal yang
sama berlaku pada pasien dengan perdarahan yang signifikan jelas. Upaya
yang harus dilakukan untuk mencegah hipotermia, termasuk menggunakan
selimut hangat dan cairan prewarmed.
d. Disability
Dilakukan evaluasi terhadap keadaan neurologis secara cepat.Yang dinilai
disini adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil.
e. Exposure
Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya dengan cara menggunting
untuk memeriksa dan evaluasi penderita. Paparan lengkap dan visualisasi
head-to-toe pasien adalah wajib pada pasien dengan trauma abdomen
penetrasi. Ini termasuk bagian bokong, bagian posterior dari kaki, kulit
kepala, bagian belakang leher, dan perineum. Setelah pakaian dibuka
penting penderita diselimuti agar penderita tidak kedinginan.
HASIL OBSERVER
1. Penyuluhan sudah berjalan dengan lancer dan peserta sangat antusias
terhadap materi penyuluhan.
2. Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
3. Paserta mengajukan pertanyaan dan penyaji menjawab pertanyaan dengan
benar.
4. Penyaji menyampaikan materi sedikit cepat tetapi mampu membawa
suasana penyuluhan menjadi tidak membosankan
5. Semua pelaksana sudah menerapkan sesuai job disk masing-masing
DAFTAR HADIR KEGIATAN PENYULUHAN
DI RUANG B STIKES HANG TUAH SURABAYA