Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA GANGGUAN
KEBUTUHAN NUTRISI DAN
CAIRAN ELETROLIT
DENGAN DISFAGIA
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
Salsabillah Ayu Ningrum(P07120320060)
Alberth John Eremsan (P07120320001)
Maria Rivalda Donata oka(P07120320040)
Hagar Lea Koridama (P07120320025)
Marlisa Chelsy Sokoi (P07120320042)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Disfagia berasal dari bahasa Yunani yang
berarti gangguan makan. Disfagia biasanya
merujuk kepada gangguan dalam makan
sebagai gangguan dari proses menelan.
Disfagia dapat mejadi ancaman yang serius
terhadap kesehatan seseorang karena adanya
resiko pneumonia aspirasi, malnutrisi,
dehidrasi, penurunan berat badan, dan
sumbatan jalan napas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Gangguan Kebutuhan


Disfagia
Tanda gejala : Kesulitan menelan, batuk atau
tersedak saat menelan, penurunan berat badan
Gangguan kebutuhan dasar yang bermasalah
adalah kebutuhan nutrisi, cairan dan elektrolit
B. Konsep Dasar Medis

1. Definisi
Dysphagia didefinisikan sebagai kesulitan
makan. Dysphagia adalah perkataan yang berasal
dari bahasa Yunani yang berarti kesulitan atau
gangguan, dan phagia berarti makan. Disfagia
berhubungan dengan kesulitan makan akibat
gangguan dalam proses menelan.
2. Etiologi

1. Disfagia Orofaringeal
Masalah-masalah tertentu yang berhubungan
dengan saraf dan otot dapat melemahkan otot-
otot tenggorokan, sehingga sulit untuk
memindahkan makanan dari mulut ke
tenggorokan dan kerongkongan (paralisis faring).
Penyebab dari disfagia orofaringeal meliputi:
Penyakit-penyakit neurologis
Kerusakan neurologis
Divertikula faring
Kanker
2. Disfagia Esophagus
Disfagia esofagus mengacu pada sensasi
makanan yang menempel atau makanan terjebak
di dasar tenggorokan atau di dada. Beberapa
penyebab dari disfagia esofagus meliputi:
Akalasia.
Kejang diffuse (menyebar)
Striktur esofagus
Tumor esofagus
Benda asing.
Cincin esofagus.
Eosinofilik esophagitis.
Scleroderma.
Terapi radiasi.
3. Patofisiologi
Gangguan pada proses menelan dapat
digolongkan tergantung dari fase menelan yang
dipengaruhinya.
Fase Oral
Fase Faringeal
Aspirasi

4 . Manifestasi Klinis
1. Disfagia Oral atau faringeal
Disfagia Esophageal
5. Faktor Resiko
Penuaan (usia).
Kondisi kesehatan tertentu

6. Pemeriksaan Penunjang
1. Barium Swallow (esofagogram)
2. CT Scan
3. MRI
4. Laringoskopi direk
5. Esofaguskopi
6. Endoskopi ultrasound
 

7.Komplikasi
Kesulitan menelan dapat menyebabkan
:
Malnutrisi dan dehidrasi
Masalah pernapasan.
 
8. Penatalaksaan / perawatan

Mengetahui penyebab disfagia secara mendasar


sangat penting terhadap tingkat keberhasilan
pengobatan. Tujuan terpenting dari terapi
disfagia adalah untuk menjaga asupan nutrisi
pasien dan mencegah makanan masuk ke saluran
pernapasan. Selain mengatasi penyebabnya,
beberapa metode atau teknik tatalaksana yang
dapat diterapkan kepada pasien untuk menjaga
asupan nutrisi yang cukup adalah:
1. Modifikasi diet
2 .Terapi menelan
3. Selang makan
4. Obat-obatan.
5 .Operasi.
6.,Berhenti merokok, minum alkohol dan
minum kopi.
7. Mengubah kebiasaan makan
8. Menghindari makanan yang
menyebabkan gejala bertambah parah
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Identitas Klien
Berisi nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama,
pendidikan, pekerjaan dan identitas keluarga
tanggung jawab.

Diagnosa Medis
Berisi tanggal masuk, no. MR, ruang rawat,
diagnosa medik, dan yang mengirim/merujuk.
Keluhan Utama
Biasanya keluhan yang paling dominan yaitu sulit
menelan merupakan suatu gejala atau keluhan yang
diakibatkan adanya kelainan di dalam saluran pencernaan
yang paling atas, yakni orofaring dan esopahagus.

Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Kesehatan Sekarang


Biasanya penderita mengelu mual muntah setelah
makan, makanan yang dimakan terasa tertahan di dalam
tenggorokan dan tidak bisa turun ke bawah hingga lama-
lama tenggorokan bawah terasa penuh, kembung dan
panas lalu timbul dorongan
untuk muntah. Akibatnya penderita tidak nafsu
makan dan badan lemas.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Tanyakan pada penderita apakah pernah
menderita penyakit yang terkait termasuk bakteri
(diphtheria purtussis, clostridia, tuberculosis dan
syphilis), virus (herpes,varicclla zooster, polio
dalam mcalcs), zat-zat toksik (gas kombat)
trauma esofagus dan iskemik esofagus uterine
pada saat rotasi saluran pencernaan intra urine.
3. Riwayat Psikologis
Tanyakan pada pasien penderita bagaimana sikap
terhadap penyakit yang diderita, tindakan apa yang
dilakukan untk memperoleh kesembuhan, motivasi yang
mendorong untuk kesembuhan.

Riwayat Pola Pemeliharaan Kesehatan Klien

1. Persepsi dan Manajemen Kesehatan


Klien biasanya  tidak mengerti bahwa penyakit yang ia
diderita adalah penyakit yang berbahaya. Perawat perlu
mengkaji bagaimana klien memandang penyakit yang
dideritanya, apakah klien tau apa penyebab penyakitnya
sekarang
2. Nutrisi – Metabolik
Biasanya klien mengalami gangguan berupa anoreksia
akibat mual muntah saat makan terasa panas di dada
akibat makanan yang tertahan, sehingga klien malas
untuk makan, sehingga klien mengalami difisit nutrisi
kurang dari kebutuhan minum.

3. Eliminasi
Biasanya klien mengalami gangguan pola defeksi
akibat penurunan isi usus akibat kekurangan cairan
pada feses sehingga feses pekat dan kurangnya
makanan yang di cerna diusus.
4. Aktivitas – latihan
Biasanya kklien mengalami kelemahan fisik akibat
anoreksia

5. Pola istirahat – tidur


Biasanya penderita mengalami gangguan tidur akibat
regurgitasi, dapat timbul setelah makan atau pada saat
berbaring. Sering regurgitasi terjadi pada malam hari
pada penderita saat tidur
Pemeriksaan Fisik
1. Pada Pemeriksaan fisik, periksa mekanisme motoris oral dan
laryngeal. Pemeriksaan nervus V dan VII-XII penting dalam
menentukan bukti fisik dari disfagia orofaringeal.

2 . Pengamatan langsung penutupan bibir, rahang, mengunyah,


pergerakan dan kekuatan lidah, elevasi palatal dan laryngeal,
salivasi, dan sensitifitas oral.

3. Periksa kesadaran dan status kognitif pasien karena dapat


mempengaruhi keamanan menelan dan kemampuan
kompensasinya.
4. Dysphonia dan dysarthria adalah tanda
disfungsi motoris struktur-struktur yang terlibat
pada menelan.
5. Periksa mukosa dan gigi geligi mulut.
6. Periksa reflek muntah.
7. Periksa fungsi pernapasan.
8. Tahap terakhir adalah pengamatan langsung
aktivitas menelan. Setelah menelan, amati pasien
selama 1 menit atau lebih jika ada batuk tertunda.
2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan Menelan berhubungan dengan : ( D.00630)


1. Gangguan serebrovaskular
2. Gangguan saraf kranialis
3. Paralisis serebral
4. Akalasla
5. Abnormalitas laring
6 Abnormalitas orofaring
7. Anomali jalan napas atas
8. Defek anatomik kongenital
9. Defek laring
10. Defek hidung
11. Defek rongga nasofaring
12. Defek trakea
13. Refluk gastroesofagus
14. Obstruksi mekanis
15. Gejala Prematuritas
Ditandai dengan :
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Mengeluh sulit menelan
Objektif
1. Batuk sebelum makan
2. Batuk setelah makan atau minum
3. Tersedak
4. Makanan tertinggal di rongga mulut
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
Oral ( tidak tersedia)
1. Faring
1. Menolak makan
Esofagus
1. Mengeluh bangun dimalam hari
2. Nyeri epigastrik
Objektif
Oral
1. Bolus masuk terlalu cepat
2. Refluks nasal
3. Tidak mampu membersihkan rongga mulut
4. Makanan jatuh dari mulut
5. Makanan terdorong keluar dari mulut
6. Sulit mengunyah
7. Muntah sebelum menelan
8. Bolus terbentuk lama
9. Waktu makan lama
10. . Porsi makanan tidak habis
11. Fase oral abnormal
12. . Mengiler
Faring
1 . Muntah
2. . Posisi kepala kurang elevasi
3.. Menelan berulang-ulang
Esofagus
1. Hematemesis
2. Gelisah
3. Regurgitasi
4. Odinofagia Bruksisme

Defisit Nutrisi Berhubungan dengan : ( D.0019)

1 Ketidakmampuan menelan makanan


2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi
. 4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Faktor ekonomi (mis. finansial tidak
mencukupi)
6. Faktor psikologis (mis. stress, keengganan untuk
makan)
Ditandai dengan :
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Berat badan menurun minimal 10% di bawah
rentang ideal
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Cepat kenyang setelah makan
2. Kram/nyeri abdomen
3. Nafsu makan

Objektif
1. Bising usus hiperaktif
2. Otot pengunyah temah
3. Otot menelan lemah
4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan Serum
6. albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare
Risiko Aspirasi berhubungan dengan : (D.0006)
Faktor Risiko
1. Penurunan Tingkat Kesadaran
2. Penurunan Refleks muntah dan/atau batuk
3. Gangguan menelan
4 . Disfagia
5. Kerusakan Mobilitas fisik
6. Peningkatan residu lambung
7. tekanan intragastrik
8. Penurunan motilitas gastrointestinal
9. fingter esofagus bawah inkompeten
10. Perlambatan pegosongan lambung
11. Terpasang selang nasogastrik
12.Terpasang trakeostomi atau endotracheel tube
13. Trauma/pembedahan leher, mulut, dan/atau
wajah
14. Efek agen famakologis
15. Ketidakmatangan koordinasi, menelan dan
bernafas
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan pada Disfagia
Menurut (PPNI, 2018)
 
No Dx Tujuan dan Intervensi
KH
1 Gangguan Setelah Dukungan
Menelan dilakukan Perawatan
tindakan diri
keperawatan makan/minu
selama 2x24 m : (I.11351)
jam
diharapkan Observasi
status 1. Identifikasi
menelan Diet yang
membaik dianjurkan
dengan 2. Monitor
Refleks Terapeutik
menelan 1.Ciptakan
l. z
meningkat lingkungan
yang
Kemampuan menyenangkan
mengunyah selama makan
Meningkat
Frekuensi 2.Atur posisi
tersedak yang nyaman
untuk
menurun
makan/minum

3 lakukan
kebersihan
mulut
sebelum
makan, jika
4 Letakkan
makanan di
sisi mata
yang sehat

5.Sediakan
sedotan
untuk
minum,
sesuai
kebutuhan

6.Siapkan
makanan
dengan suhu
yang
7.Sediakan
makanan dan
minuman yang
disukai

8.Berikan
bantuan saat
makan/minum
sesuai tingkat
kemandirian.
jika perlu

9.Motivasi
untuk makan
di ruang
makan, jika
1.Jelaskan
posisi makanan
pada pasien
yang mengalam
gangguan
penglihatan
dengan
menggunakan
arah jarum jam
(mis. sayur di
jam 12, rendang
di jam 3)
Manajemen
Nutrisi: (I.0311

Observasi
2 Defisit Setelah 1.Identifikasi
Nutrisi dilakukan status nutrisi
tindakan
keperawatan 2.Identifikasi
selama 1x24 alergi dan
jam intoleransi
diharapkan makanan
status nutrisi
membaik 3.Identifikasi
dengan kriteria makanan yang
hasil : disukai
Status Nutrisi (
L.03030) 4.Identifikasi
1.Porsi makan kebutuhan
yang kalori dan
dihabiskan jenis nutrisi
Kekuatan otot 6.Pantau
pengunyah asupan
meningkat Monitor berat
Kekuatan otot
menelan 7.Monitor
meningkat hasil
Berat badan pemeriksaan
membaik laboratorium

Terapeutik
1.Lakukan
kebersihan
oral hygiene
sebelum
makan, jika
perlu
3. Sajikan
makanan secara
menarik dan
suhu yang sesuai

4.Berikan
makanan tinggi
Serat untuk
mencegah
konstipasi

5.Berikan
makanan tinggi
kalori dan
protein
7.Hentikan
pemberian
makan melalui
selang
nasogatrik jika
asupan oral
dapat ditoleransi

Edukasi

1.Anjurkan
posisi duduk,
jika mampu

2.Ajarkan diet
yang
1.Kolaborasi
mempersemba
hkan medikasi
sebelum makan
(mis.pereda
nyeri,
antiemetik),
jika perlu

2.Kolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrisi yang
Pencegahan
Aspirasi:
(I.01018)

Observasi
3 1 Periksa residu
Risiko gaster sebelum
Aspirasi Setelah
memberi makan
dilakukan
tindakan
2 Periksa
keperawatan
kepatenan
selama 2x24 jam
selang sebelum
diharapkan
memberi
Tingkat aspirasi
asupan
membaik dengan
kriteria hasil :
Terapeutik
Tingkat Pertahankan
aspirasi posisi semi
( L.01006) Fowler (30 - 45
Kemampuan derajat) pada
menelan pasien tidak
meningkat sadar
Batuk
menurun Pertahankan
Akumulasi kepatenan jalan
secret napas (mis.
menurun teknik head tilt
chin lift, jaw
thrust, in line)

Pertahankan
pengembangan
lakukan
penghisapan
jalan napas, jika
sekret meningkat
Sediakan suction
di ruangan
Hindari memberi
makanan melalui
selang
gastrointestinal,j
ika residu
banyak

Berikan
makanan dengan
ukuran kecil atau
bentuk dalam
cair
Anjurkan makan
secara perlahan
Ajarkan strategi
mencegah
aspirasi
AJarkan teknik
mengunyah atau
menelan, jika
perlu
Implementasi
Dilaksanakan sesuai dengan rencana
tindakan, menjelaskan setiap tindakan yang
akan dilakukan sesuai dengan pedoman
atau prosedur teknik yang telah ditentukan.
Evaluasi
Kriteria keberhasilan :

a. Berhasil
Tuliskan kriteria keberhasilannya dan
tindakan dihentikan
b,. Tidak berhasil
Tuliskan mana yang belum berhasil dan
lanjutkan tindakan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesulitan menelan (dysphagia) sering terjadi diberbagai
kelompok usia, khususnya pada orang tua. Dysphagia
merujuk pada kesulitan menelan makanan atau minuman
. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, yang paling
sering adalah karena stroke, penyakit neurologi progresif,
adanya selang tracheostomy, paralise atau tidak adanya
pergerakan pita suara, tumor dalam mulut, tenggorokan
atau esofagus, pembedahan kepala, leher atau daerah
esofagus. Masalah yang terjadi akibat gangguan menelan
adalah aspirasi, malnourishment dan dehidrasi.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai