Anda di halaman 1dari 36

SULFONAMID

SULFADIAZIN
H2N SO2NHR SULFAMERAZIN
SULFAMESATIN
SULFAMETOKSAZOL
Merupakan AM yg dpt digunakan secara sistemik dan topikal,
sebelum ditemukan AB
Berspektrum luas (lebih kecil dari AB) dan umumnya bersifat
Bakteriostatik, kecuali kadar tinggi dlm urin sbg Bakterisid
MK : Antagonisme PABA oleh SULFONAMID sehingga penggu-
naan PABA oleh Bakteri terhambat (PABA mensintesis PGA,
Pteroylglutamic acid)
KI dgn Obat yang mengandung PABA (spt PROKAIN)
Efek AM juga dihambat oleh adanya Darah, Nanah dan jaringan
Nekrotik karena kebutuhan As. Folat oleh mikroba berkurang
Memberikan efek SINERGIS yang sangat kuat jika digunakan
bersama dgn TRIMETOPRIM (penghambat enzim Dihidrofolat
reduktase yg kuat dan selektif, Enzim pereduksi Dihidrofolat
menjadi Tetrahidrofolat); Nama kombinasi : KOTRIMOKSAZOL
Resistensi mikroba dpt terjadi, biasanya bersifat irreversibel,
tetapi tidak disertai resistensi silang. Karenanya harus menggu-
nakan dosis yg cukup tinggi, lakukan pengobatan sedini mung-
kin, gunakan obat yg indikasinya jelas dan jika perlu dilakukan
kombinasi obat
FK : Absorpsi mudah dan cepat, umumnya di usus halus; Distri-
busi sampai ke CSS otak, dpt menembus sawar uri yg
mengakibatkan toksik pd janin; Metabolisme di hati dlm bentuk
Asetilasi dan Oksidasi; serta hampir semuanya diekskresi
melalui ginjal (sbgn kecil melalui tinja, empedu dan ASI)
Klasifikasi :
- Abs + Eks cepat : Sulfadiazin, Sulfametoksazol, Trisulfa
- Abs sedikit : Sulfasalazin
- Peng. Topikal : Sulfasetamid, Ag-Sulfadiazin
PENGGUNAAN KLINIK
Disentri basiler (alternatif AMPISILIN atau KLORAMFENIKOL
atau KOTRIMOKSAZOL
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Nokardiosis (inf. Nocardia asteroides), 6-8 g/hari; jika infeksi
berat dapat dikombinasi dgn AMPI atau STREPTOMISIN.
Trakhoma (Sulfa oral 3 minggu)
Inclusion conjunctivitis (Salep sulfasetamid 10 %, 10 hari)
Toxoplasmosis

EFEK SAMPING
Anemia hemolitik, agranulositosis, granulositopenia
Rx alergi (ruam makulopapular pd kulit, demam obat,
fotodermatitis)
Kristal uria pd ginjal, pelvis, ureter atau kandung kemih (resiko
dpt diturunkan dgn banyak minum air, alkalinasi urin dan
penggunaan kombinasi Sulfa)
Sulfametoksazol + Trimetoprim
KOTRIMOKSAZOL
120 (ped), 480 (adult), Susp 240

MK : Menghambat reaksi enzimatik pd 2 tahap yg berurutan dlm


pembentukan Asam Tetrahidrofolat (Sulfa hambat masuk-nya
PABA ke dlm molekul As Folat, Trimetoprim hambat terja-dinya
Rx Reduksi Dihidrofolat menjadi Tetrahidrofolat (THFA penting
dlm pembentukan basa Purin, As Amino Glisin dan Metionin)
Penggunaan Klinik :
- ISK (480-960 mg, 2 X sehari selama 5-10 hari)
- ISPA (Bronkhitis kronis dgn eksaserbasi akut, Otitis media
akut pd anak, Sinusitis maksilaris, dosis 240-1200 mg 2 X
sehari dapat mengurangi demam, purulenta, volume dahak
dan jumlah bakteri dlm dahak
- Infeksi saluran cerna (Shigellosis, 2 X 960 mg slm 15 hr)
- Infeksi genitalia
- Nokardiosis
TUBERKULOSTATIK

TB disebabkan oleh Mycobacterium tuberculo-


sis, suatu bakteri tahan asam (BTA) yg sifatnya
berbeda dgn bakteri lainnya; yg menginfeksi :
Paru, Ginjal, Tulang, Usus

Obat anti TB (OAT) terdiri atas :

GERDUNAS - OAT utama : Rifampisin, INH, Etambutol,


TB Streptomisin
- OAT sekunder : Pyrazinamid

Yg tersedia sesuai dgn Sistem DOTS : OAT Paket I, II, III, anak
dan sisipan atau FDC (Fixed Dose Comb.) I/III dan II
PENGOBATAN
Kategori I : 2(HRZE) / 4(HR)3
- Intensif : 2 bln X 4 minggu X 7 hari = 56 dosis
- Lanjutan : 4 bln X 4 minggu X 3 kali = 48 dosis
- Utk : Pasien TBC BTA +, BTA – tapi Rontgen +, TB eksta paru
Kategori II : 2(HRZE)S / 5(HR)3E3
- Intensif : 3 bln X 4 minggu X 7 hari = 84 dosis
+ Strptomisin inj. 2 bln X 4 minggu X 7 hari = 56 dosis
- Lanjutan : 5 bln X 4 minggu X 3 kali = 60 dosis
- Utk : Pasien TBC BTA + kambuh, gagal dan lalai
Kat. Anak : 2(HRZ) / 4 (HR)
- Intensif : 2 bln X 4 minggu X 7 hari = 56 dosis
- Lanjutan : 4 bln X 4 minggu X 7 kali = 112 dosis
- Utk : Pasien anak TBC BTA + usia 0 – 14 thn
Kat. Sisipan : 1(HRZE)
- Dosis : 1 bln X 4 minggu X 7 hari = 28 dosis
- Utk : Pasien yg setelah tahap intensif tdk terjadi konversi
RIFAMPISIN
Diisolasi dari Streptomyces mediterranei
Bakteriostatik spektrum luas
MK : menghambat polimerisasi RNA mikroba
Distribusi baik, luasnya distribusi ditandai dgn warna merah
jingga pd sputum, urin, tinja, air mata dan keringat
Dosis : 450-600 mg/hari (1 jam sebelum makan atau 2 jam
setelah makan)

Isoniazid (INH)
Bersifat Bakteriostatik – Bakterisid (tergantung dosis)
MK : menghambat biosintesa As Mikolat (unsur penting
dari dinding sel mikroba)
Dpt mencegah perpanjang rantai asam lemak mikroba,
menyebabkan hilangnya sifat tahan asam dan menurun-
nya jumlah metanol (Lemak mikroba hancur)
Dosis : 5-10 mg/KgBB/hari; perlu terapi Pyridoksin (Vit.
B-6 10 mg/hari untuk mengatasi efek sampingnya)
ES : Neuritis perifer, ikterus hati, anemia
ETAMBUTOL
Tetap bersifat Bakteriostatik, walaupun INH dan Streptomisin
telah resisten
Dosis : 15 mg/KgBB/hari
ES : Neuritis optik (hilang ketajaman penglihatan dan gangguan
melihat warna hijau), peningkatan kadar asam urat

STREPTOMISIN
Bersifat Bakteriostatik dan Bakterisid
Dosis : 20 mg/KgBB/hari secara Inj IM selama 2-3
minggu, setelah itu 2-3 kali seminggu
ES : Neurotoksik, anemia aplastik

PYRAZINAMID
Dibuat secara sintetik dari NIKOTINAMID
Bersifat Bakteriostatik hanya pada suasana asam
Dosis : 20-35 mg/KgBB/hari (maks 3 g/hr) hanya jika mikroba
telah resisten thd OAT utama
ES : kelainan hati (peningkatan SGOT, SGPT)
LEPROSTATIK
LEPRA disebabkan oleh BTA Mycobacterium leprae
Ada 4 bentuk LEPRAE, yaitu : Indeterminate, Lepromatosis,
Tuberkuloid, Borderline
Merauke termasuk Endemik Kusta, > 1 / 10.000 pddk
DAPSON = DDS = SULFON merupakan obat terpilih untuk semua
bentuk Lepra; terkemasan dlm MDT (multi drug therapy)
DAPSON
Bersifat Bakteriostatik
MK : Antagonis kompetitif dgn PABA
Dosis : 100 mg/hari; ES : Hemolisis, anoreksia
KLOFAZIMIN
Bersifat Bakteriostatik, Efektif untuk jenis Lepramatosis
Ada efek antiradang shg mencegah timbulnya Eritema nodosum
Dosis : 100 mg/hari
KLASIFIKASI PENDERITA
Tipe PB (Paucibasiller); Bercak pd kulit = 1-5, Kerusakan saraf
tepi hanya 1 saraf, Skin smear -
Tipe MB (Multybasiller); > 5, banyak saraf, +

PENGOBATAN
Tipe PB
- Bulanan : Hari Pertama 2 kaps Rif 300 mg + 1 tab DDS 100 mg
- Harian : 1 tab DDS 100 mg
- Lamanya : 6 – 9 bulan
Tipe MB
- Bulanan : Hari Pertama 2 kaps Rif 300 mg + 1 tab DDS 100 mg
+ 3 tab Lamprene 100 mg
- Harian : 1 tab DDS 100 mg
- Lamanya : 12 – 18 bulan
ANTISEPTIK SALURAN KEMIH
Antiseptik saluran kemih digunakan sbg profilaksis atau supre-
sif infeksi saluran kemih, setelah pemberian AB Penisilin, AB
Aminoglikosid atau Sulfa; dimana ISK sering yg sering kambuh
pada pria usia lanjut, umumnya akibat Prostatitis kronis
ASAM NALIDIKSAT dan ASAM PIPEMIDAT
Bersifat Bakterisid, terutama pd E. coli dan bakteri koliform lain
MK : Hambat sintesa DNA
Dosis : As Nalidiksat 4 X 500 mg selama 1-2 minggu; As Pipemi-
dat 2 X 400 mg (Jangan dikombinasi dg Nitrofurantoin !!)
ES : Vertigo, anemia hemolitik
NITROFURANTOIN
Efektif thd ISK bagian bawah dan hanya bersifat profi-
laksis dan pengobatan supresif ISK menahun
Dosis : 3-4 X 50-100 mg sesudah makan; pd wanita cu-
kup DT 50-100 mg sebelum tidur
ES : Kelainan neurologik
Diagnosis &
Diagnosis & Pengobatan
Pengobatan MALARIA
MALARIA
 Malaria adlh peny. infeksi yg disebabkan parasit Plasmodium
- Plasmodium falsiparum (Malaria Tropika)
- Plasmodium vivax (Malaria Tersiana)
- Plasmodium ovale (Malaria Tersiana)
- Plasmodium malariae (Malaria Kuartana)
 Hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia
 Ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina

Test Diagnostik Cepat (TDC), berdasarkan antigen parasit


 P. falciparum histidine-rich protein II (HRP-II)
Test kits hanya untuk mendeteksi P. falciparum
ParaSight F, Malaquick, ICT Malaria Pf
 Parasite lactate dehydrogenase (pLDH)
Deteksi seluruh 4 spesies falsiparum : OptiMAL test
 P. falciparum HRP-II & pan-malarial antigens
Deteksi semua spesies : ICT Malaria Pf / Pv
Vektor
A. aconitus
A. sundaicus
A. maculatus
Nyamuk anopheles betina
A. balabacensis
Intermediate host:
Trophozoite
Trophozoite
Schizont
Gametocyte
Schizont
Definite host:
Zygote
Sporozoite
Gametocyte
Trophozoite :
Accole (marginal)
Multiple infections
Splitting chromatin
Gametocyte:
Sausage shaped
Erythrocytes:
Enlarged
Schüffner’s dots
Trophozoite :
Amoeboid form

Erythrocyte :
Oval, ragged edges
Schüffner’s dots
Trophozoite :
Band form
Schizont :
Rosette

PATOGENESE
- DEMAM; Bersamaan dgn pecahnya Skizon, darah  Antigen  Makrofag,
Monosit, Limfosit  Sitokin (TNF)  Hipotalamus  Demam
- ANEMIA; Eritrosit pecah shg Plasmodium m’infeksi semua stadium Eritrosit
- SPLENOMEGALI; Limpa membesar karena penambahan sel Makrofag dan
Limfosit yang disintesa untuk menghancurkan Plasmodium
vivax malariae

falciparum ovale
KLOROKUIN
Antimalaria, antiradang (dpt digunakan pd Artritis Rheumatoid
dan Discoid lupus erythematosus ); hanya efektif pd parasit dlm
Fase Eritrosit, sama sekali tdk efektif thd Parasit dlm Jaringan
Dpt menyembuhkan Malaria Tropika dgn sempurna, tetapi
kambuhnya Malaria Tersiana tdk dpt dihindari
Absorpsi lengkap dan cepat, adanya makanan mempercepat
absorpsi
MK : Menghambat DNA dan RNA-polimerase
Dosis : 10 mg/KgBB/hari utk pencegahan maupun pengobatan
ES : Gangguan penglihatan, gangguan saluran cerna

PRIMAKUIN
Efektif pd pengobatan Malaria Tersiana
Dosis : 15 mg/KgBB/hari selama 14 hari
ES : Anemia hemolitik, kejang perut, gangguan lambung
KINA
Merupakan alkaloid dari tanaman Cinchona succirubra, yg
berefek Antimalaria, Analgetik-antipiretik, Anestetik lokal dan
Muskulotropik
Sangat toksik bakteri dan protoplasma, namun fungi dpt tumbuh
dalam larutan Kina
Dosis : 10 mg/KgBB/hari selama 10-14 hari; 200-300 mg sblm
tidur efektif mengatasi Nocturnal leg cramps
ES : Tinnitus, pandangan kabur, hemoglobinaemia

SULFADOKSIN – PIRIMETAMIN (Fansidar)


Perlihatkan efek sinergisme karena mengganggu sintesa purin
pada 2 tahap yg berurutan
Dosis : Pencegahan = 1 tab/hari sebelum memasuki daerah
endemik, dilanjutkan sampai 6 minggu; Utk pengobatan
serangan akut = 2-3 tab.
ES : Anemia makrositik
PENATALAKSANAAN
Pengobatan Malaria Tersiana
Lini pertama : Klorokuin 10 mg/KgBB (4 tab) hari 1 dan 2 dilanjutkan
5 mg/KgBB (2 tab) hari 3 + Primakuin 0,25 mg/KgBB (1 tab) 14 hari

Pengobatan Malaria Tersiana resisten klorokuin


Lini kedua : Kina sulfat 3 x 10 mg/KgBB (3x2 tab) 7 hari + Primakuin
1 x 0,25 mg/KgBB (1x1 tab) 14 hari

Pengobatan Malaria Tersiana yang Relaps


Klorokuin 10 mg/KgBB (4 tab) hari 1 dan 2, dilanjutkan 5 mg/KgBB
(2 tab) hari 3 + Primakuin 0,5 mg/KgBB/hari (2 tab) selama 14 hari

Pengobatan Malaria Kuartana


Klorokuin 10 mg/KgBB (4 tab) hari 1 dan 2, dilanjutkan 5 mg/KgBB
(2 tab) hari 3
Malaria Tropika
Lini pertama :
Artesunat 4 mg/KgBB (4 tab) + Amodiaquin 10 mg/KgBB
(4 tab) diberikan selama 3 hari + Primakuin 0,75 mg/
KgBB (3 tab) DT
Jika sarana tidak memiliki ART
Sulfadoksin + Pirimetamin 25 mg/KgBB (3 tab) dosis
tunggal + Primakuin 0,75 mg/KgBB (3 tab) dosis tunggal

Lini kedua (bila lini I/SP tidak efektif atau alergi SP)
Kina sulfat 3x10 mg/kgbb +
Doksisiklin 2x100 mg atau diberikan
Tetrasiklin 4x250 mg atau 7 hari
Klindamisin 2x600 mg
+ Primakuin 1x0,75 mg/kgbb (1x45 mg) DT
Malaria Klinis (tanpa sarana diagnostik malaria)
Klorokuin 10 mg/KgBB (4 tab) hari 1 & 2, dilanjutkan 5 mg/
KgBB (2 tab) hari 3 + Primakuin 0,75 mg/KgBB (3 tab) DT

PENCEGAHAN !!
Terutama obat yang bekerja pada tingkat eritrositer,
sebelum memasuki daerah endemis
Obat digunakan minimal 1-2 minggu sebelum berangkat
sampai dengan 4-6 minggu setelah keluar dari daerah
endemis malaria
1. Klorokuin 5 mg Basa/KgBB/minggu (2 tab/mnggu)
3-6 bln, aman untuk 2-3 th
2. Doksisiklin 1,5 mg/KgBB/hari selama 3 bln
kontra indikasi : bumil dan anak < 8 th
ANTELMINTIK
Adalah obat yang digunakan untuk memberantas/mengurangi
cacing dlm lumen usus atau jaringan tubuh
DIETILKARBAMAZIN
Merupakan DOC FILARIASIS, menghilangkan mikrofilaria dari
peredaran darah dgn cepat
Dosis : DT 100 mg/hari
ES : nyeri sendi, anemia

MEBENDAZOL
Merupakan ANTELMINTIK spektrum luas, Akibatkan kerusakan
struktur subselular dan menghambat sekresi
Asetilkolinesterase cacing
DOC utk Enterobiasis, Trichuriasis, Infestasi A. duodenale
Dosis : 2 X 100-300 mg, 3 hari berturut-turut, dpt diulangi 3
minggu kemudian
ES : diare, sakit perut ringan
PIPERAZIN (Upixon)
Sangat efektif thd A.lumbricoides dan E. vermicularis
MK : Blokade respon otot cacing thdp Asetilkolin sehingga terja-
di paralisis  Cacing mudah dikeluarkan dari peristaltik usus.
Cacing biasanya keluar 1-3 hr stlh pengobatan, dan kembali
normal jika ditaruh dlm larutan garam faal suhu 37 C
Dosis : 3,5 g/hari selama 2 hr
ES : mual, muntah, perkuat efek kejang pd penderita epilepsi

PIRANTEL PAMOAT (Combantrin)


Efektif utk memberantas Cacing Gelang, Cacing Kremi dan
Cacing Tambang
DOC utk Askariasis, Ankilostomiasis, Strongiloidiasis
MK : Menimbulkan depolarisasi pd otot cacing, meningkatkan
frekuensi impuls shg cacing mati dlm keadaan spastis; juga
menghambat enzim kolinesterase
Dosis : DT 10 mg/KgBB
ES : diare, sakit kepala, demam
PRAZIKUANTEL
Merupakan Antelmintik spektrum lebar, sangat efektif pd
Cestoda dan Trematoda baik pd hewan maupun manusia
MK : Peningkatan aktivitas otot cacing shg timbul kontraksi dan
paralisis spastik yg bersifat reversibel (dosis rendah); serta
mengakibatkan vakuolisasi dan vesikulasi tegumen cacing  isi
cacing keluar, mekanisme pertahanan tubuh hospes dipacu dan
terjadi kehancuran cacing
Dosis : DT 20-40 mg/KgBB/hari, diulangi sesudah 4-6 jam; Utk
Taeniasis DT 25 mg/KgBB/hari
ES : sakit perut, anoreksia, sakit kepala

TIABENDAZOL
Merupakan ANTELMINTIK spektrum lebar, sangat efektif thd
Nematoda pada manusia; jg berkhasiat Antiinflamasi
MK : Hambat enzim reduktase pd cacing
Dosis : 2 X 25 mg/KgBB, selama 2 hari
ES : anoreksia, mual, muntah, pusing, kristal uria
JENIS INFEKSI OBAT UTAMA OBAT ALTERNATIF

ASKARIASIS Pirantel, Mebendazol Piperazin

C. KREMI, Mebendazol, Pirantel


C. TAMBANG

T. TRICHIURA, Mebendazol, Tiaben-


dazol

S. STERCORALIS Tiabendazol Mebendazol

T. SAGINATA Prazikuantel Niklosamid


T. SOLIUM

FILARIA Dietilkarbamazin
AMUBISID

Adalah obat yang digunakan untuk memberantas amuba dlm


lumen usus atau jaringan tubuh

Berdasarkan tempat kerja, Amubisid terbagi atas :


1. AMUBISID JARINGAN
Bekerja pd dinding usus, hari dan jar. ekstra intestinal lainnya
= Emetin, Klorokuin
2. AMUBISID LUMINAL
Bekerja pada usus
= Iodohidroksikuin
3. AMUBISID LANGSUNG
Bekerja pd lumen usus dan jaringan
= Metronidazol
METRONIDAZOL
Merupakan Amubisid Langsung (sampai saat ini belum ditemu-
kan amuba yang resisten thd Metronidazol); juga berkhasiat
Trikomoniasid
FK : Absorpsi baik pd jaringan usus, ekskresi melalui urin dalam
bentuk utuh maupun metabolit hasil oksidasi dan glukuronidasi;
Urin berwarna gelap karena mengandung pigmen yg larut
dalam air; Juga diekskresi melalui air liur, air susu, cairan
vagina, dlm kadar yang rendah
Terutama digunakan pd Amubiasis (intestinal maupun ekstra-
intestinal), Trikomoniasis, infeksi bakteri anaerob
Dosis : Amubiasis = 3 X 750 mg selama 5-10 hari; Trikomoniasis
= 3 X 250 mg selama 7-10 hari; Dapat diberikan tablet vaginal
1 X sehari bersamaan dgn per oral 3 X 250 mg selama 7-10 hr
ES : anoreksia, mual, muntah, pusing, nyeri lambung, rasa
kecap logam, urtikaria, rasa tekan pd pelvis, kering pd mulut
vagina dan vulva
JENIS INFEKSI OBAT UTAMA OBAT ALTERNATIF

PEMBAWA KISTA Iodokuinol Paromomisin


(ASIMPTOMATIS)

INFEKSI USUS Metronidazol, Paromomisin


RINGAN SAMPAI diikuti Iodokuinol
SEDANG

Metronidazol, Emetin,
INFEKSI USUS
BERAT diikuti Iodokuinol Diikuti Iodokuinol

ABSES HATI Metronidazol, diikuti Emetin,


Iodokuinol diikuti Klorokuin
ANTIFUNGI

Adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi jamur,


baik sistemik, dermatofit maupun mukokutan

Berdasarkan efek terapi, Antifungi terbagi atas :


1. MIKOSIS SISTEMIK
Infeksi dalam (spt : Aspergillosis, Blastomikosis, Kandidiasis,
dll) dan Infeksi subkutan (spt : Kromomikosis, Sporotrikosis)
= Amfoterisin B, Ketokonazol
2. DERMATOFIT
Infeksi pada kulit, akibat : Trichophyton, Microsporum
3. INF. MUKOKUTAN
Infeksi yg disebabkan oleh Kandida yang menyerang mukosa
dan daerah lipatan kulit yg lembab
= 2 dan 3  Griseofulvin, Mikonazol, Klotrimazol, Nistatin
AMFOTERISIN B
Merupakan hasil isolasi dr Streptomyces nodosus, dapat bersifat
fungistatik atau fungisid (tergantung dosis)
MK : Berikatan dgn sterol yg terdapat pd membram sel jamur 
membran sel bocor shg terjadi kehilangan beberapa bahan
intrasel
PK : Misetoma, Fitomikosis, DOC pd Blastomikosis, Keratitis
Mikotik
ES : anoreksia, kulit panas, anemia mikrositik

KETOKONAZOL
Merupakan turunan IMIDAZOL yang memiliki struktur mirip
Mikonazol dan Klotrimazol
PK : Histoplasmosis paru, sendi dan jaringan lemak; Kriptoko-
kus nonmeningeal; Dermatomikosis, Kandidosis
Dosis : 2 X 100-200 mg, selama 5 hari
ES : mual, pruritus, erupsi kulit, trombositopenia
GRISEOFULVIN
Hasil isolasi dr P. griseofulvin, tdk memperlihatkan efek AB, dpt
bersifat fungistatik maupun fungisid
MK : Menghambat mitosis sel muda dgn cara mengganggu sintesa
dan polimerasi asam nukleat
PK : Infeksi jamur pd kulit, rambut dan kuku; tdk untuk
Kandidiasis dan Tinea
Dosis : 4 X 125 mg, selama 20 hari (>> 1 X 500 mg)
ES : insomnia, pandangan kabur, leukopenia, granulositopenia

MIKONAZOL (daktarin)
Merupakan Gol. IMIDAZOL, berspektrum luas
MK : Mengganggu sintesa asam nukleat atau penimbunan
peroksida dalam sel jamur
PK : Dermatomikosis, Tinea versikolor, Kandidiasis mukokutan
Dosis : Sebagai Salep Kulit
KLOTRIMAZOL (canesten)
Merupakan Gol. IMIDAZOL sintetik, berspektrum luas, bersifat
lebih stabil
MK : seperti MIKONAZOL
PK : Tinea pedis, Tinea versikolor, Kruris, Korporis, Kandidiasis
mukokutan, Dermatomikosis, Vulvovaginitis akibat infeksi
Candida albicans
Dosis : Sebagai Salep Kulit, Krim/Suppos Vaginal

NISTATIN
Merupakan AB Poliena yg kurang toksik, hasil isolasi dari jamur
Streptomyces noursei, efektif pada jamur dan ragi, tidak efektif
pd bakteri, protozoa dan virus
MK : Berikatan dgn sterol pd dinding jamur shg terjadi perubahan
permeabilitas membran jamur  jamur kehilangan molekul kecil
PK : Kandidiasis pd kulit, selaput lendir dan saluran cerna
Dosis : 3-4 X sehari selama 5 hr, Vag Tab 1-2 X sehari selama 14
hari, SK 2-3 X sehari. Tab 500.000 IU, Vag Tab 100.000 IU
ANTIVIRUS

Virus adalah parasit intrasel obligat; replikasinya bergantung


pada proses sintetik sel pejamu.
Karenanya suatu ANTIVIRUS harus menghambat virus masuk-
keluar sel atau aktif di dalam sel pejamu; dengan konsekuensi
inhibitor non selektif replikasi virus dapat mengganggu sel
pejamu dan menyebabkan toksisitas.

Kemajuan dalam terapi Antivirus dimulai sekitar 1950-an


dengan penemuan Antikanker yang dapat menghambat sintesis
DNA Virus.

Penemuan : 5-IODODEOKSIURIDIN dan TRIFLUOROTIMIDIN,


yang digunakan secara topikal mengobati Keratitis Herpes.
ANTIVIRUS HERPES SIMPLEKS dan VARISELA ZOSTER
Asiklovir (3 X 400 mg atau 5 X 200 mg; 7-10 hari untuk Herpes)
Famsiklovir

Anda mungkin juga menyukai