SULFADIAZIN
H2N SO2NHR SULFAMERAZIN
SULFAMESATIN
SULFAMETOKSAZOL
Merupakan AM yg dpt digunakan secara sistemik dan topikal,
sebelum ditemukan AB
Berspektrum luas (lebih kecil dari AB) dan umumnya bersifat
Bakteriostatik, kecuali kadar tinggi dlm urin sbg Bakterisid
MK : Antagonisme PABA oleh SULFONAMID sehingga penggu-
naan PABA oleh Bakteri terhambat (PABA mensintesis PGA,
Pteroylglutamic acid)
KI dgn Obat yang mengandung PABA (spt PROKAIN)
Efek AM juga dihambat oleh adanya Darah, Nanah dan jaringan
Nekrotik karena kebutuhan As. Folat oleh mikroba berkurang
Memberikan efek SINERGIS yang sangat kuat jika digunakan
bersama dgn TRIMETOPRIM (penghambat enzim Dihidrofolat
reduktase yg kuat dan selektif, Enzim pereduksi Dihidrofolat
menjadi Tetrahidrofolat); Nama kombinasi : KOTRIMOKSAZOL
Resistensi mikroba dpt terjadi, biasanya bersifat irreversibel,
tetapi tidak disertai resistensi silang. Karenanya harus menggu-
nakan dosis yg cukup tinggi, lakukan pengobatan sedini mung-
kin, gunakan obat yg indikasinya jelas dan jika perlu dilakukan
kombinasi obat
FK : Absorpsi mudah dan cepat, umumnya di usus halus; Distri-
busi sampai ke CSS otak, dpt menembus sawar uri yg
mengakibatkan toksik pd janin; Metabolisme di hati dlm bentuk
Asetilasi dan Oksidasi; serta hampir semuanya diekskresi
melalui ginjal (sbgn kecil melalui tinja, empedu dan ASI)
Klasifikasi :
- Abs + Eks cepat : Sulfadiazin, Sulfametoksazol, Trisulfa
- Abs sedikit : Sulfasalazin
- Peng. Topikal : Sulfasetamid, Ag-Sulfadiazin
PENGGUNAAN KLINIK
Disentri basiler (alternatif AMPISILIN atau KLORAMFENIKOL
atau KOTRIMOKSAZOL
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Nokardiosis (inf. Nocardia asteroides), 6-8 g/hari; jika infeksi
berat dapat dikombinasi dgn AMPI atau STREPTOMISIN.
Trakhoma (Sulfa oral 3 minggu)
Inclusion conjunctivitis (Salep sulfasetamid 10 %, 10 hari)
Toxoplasmosis
EFEK SAMPING
Anemia hemolitik, agranulositosis, granulositopenia
Rx alergi (ruam makulopapular pd kulit, demam obat,
fotodermatitis)
Kristal uria pd ginjal, pelvis, ureter atau kandung kemih (resiko
dpt diturunkan dgn banyak minum air, alkalinasi urin dan
penggunaan kombinasi Sulfa)
Sulfametoksazol + Trimetoprim
KOTRIMOKSAZOL
120 (ped), 480 (adult), Susp 240
Yg tersedia sesuai dgn Sistem DOTS : OAT Paket I, II, III, anak
dan sisipan atau FDC (Fixed Dose Comb.) I/III dan II
PENGOBATAN
Kategori I : 2(HRZE) / 4(HR)3
- Intensif : 2 bln X 4 minggu X 7 hari = 56 dosis
- Lanjutan : 4 bln X 4 minggu X 3 kali = 48 dosis
- Utk : Pasien TBC BTA +, BTA – tapi Rontgen +, TB eksta paru
Kategori II : 2(HRZE)S / 5(HR)3E3
- Intensif : 3 bln X 4 minggu X 7 hari = 84 dosis
+ Strptomisin inj. 2 bln X 4 minggu X 7 hari = 56 dosis
- Lanjutan : 5 bln X 4 minggu X 3 kali = 60 dosis
- Utk : Pasien TBC BTA + kambuh, gagal dan lalai
Kat. Anak : 2(HRZ) / 4 (HR)
- Intensif : 2 bln X 4 minggu X 7 hari = 56 dosis
- Lanjutan : 4 bln X 4 minggu X 7 kali = 112 dosis
- Utk : Pasien anak TBC BTA + usia 0 – 14 thn
Kat. Sisipan : 1(HRZE)
- Dosis : 1 bln X 4 minggu X 7 hari = 28 dosis
- Utk : Pasien yg setelah tahap intensif tdk terjadi konversi
RIFAMPISIN
Diisolasi dari Streptomyces mediterranei
Bakteriostatik spektrum luas
MK : menghambat polimerisasi RNA mikroba
Distribusi baik, luasnya distribusi ditandai dgn warna merah
jingga pd sputum, urin, tinja, air mata dan keringat
Dosis : 450-600 mg/hari (1 jam sebelum makan atau 2 jam
setelah makan)
Isoniazid (INH)
Bersifat Bakteriostatik – Bakterisid (tergantung dosis)
MK : menghambat biosintesa As Mikolat (unsur penting
dari dinding sel mikroba)
Dpt mencegah perpanjang rantai asam lemak mikroba,
menyebabkan hilangnya sifat tahan asam dan menurun-
nya jumlah metanol (Lemak mikroba hancur)
Dosis : 5-10 mg/KgBB/hari; perlu terapi Pyridoksin (Vit.
B-6 10 mg/hari untuk mengatasi efek sampingnya)
ES : Neuritis perifer, ikterus hati, anemia
ETAMBUTOL
Tetap bersifat Bakteriostatik, walaupun INH dan Streptomisin
telah resisten
Dosis : 15 mg/KgBB/hari
ES : Neuritis optik (hilang ketajaman penglihatan dan gangguan
melihat warna hijau), peningkatan kadar asam urat
STREPTOMISIN
Bersifat Bakteriostatik dan Bakterisid
Dosis : 20 mg/KgBB/hari secara Inj IM selama 2-3
minggu, setelah itu 2-3 kali seminggu
ES : Neurotoksik, anemia aplastik
PYRAZINAMID
Dibuat secara sintetik dari NIKOTINAMID
Bersifat Bakteriostatik hanya pada suasana asam
Dosis : 20-35 mg/KgBB/hari (maks 3 g/hr) hanya jika mikroba
telah resisten thd OAT utama
ES : kelainan hati (peningkatan SGOT, SGPT)
LEPROSTATIK
LEPRA disebabkan oleh BTA Mycobacterium leprae
Ada 4 bentuk LEPRAE, yaitu : Indeterminate, Lepromatosis,
Tuberkuloid, Borderline
Merauke termasuk Endemik Kusta, > 1 / 10.000 pddk
DAPSON = DDS = SULFON merupakan obat terpilih untuk semua
bentuk Lepra; terkemasan dlm MDT (multi drug therapy)
DAPSON
Bersifat Bakteriostatik
MK : Antagonis kompetitif dgn PABA
Dosis : 100 mg/hari; ES : Hemolisis, anoreksia
KLOFAZIMIN
Bersifat Bakteriostatik, Efektif untuk jenis Lepramatosis
Ada efek antiradang shg mencegah timbulnya Eritema nodosum
Dosis : 100 mg/hari
KLASIFIKASI PENDERITA
Tipe PB (Paucibasiller); Bercak pd kulit = 1-5, Kerusakan saraf
tepi hanya 1 saraf, Skin smear -
Tipe MB (Multybasiller); > 5, banyak saraf, +
PENGOBATAN
Tipe PB
- Bulanan : Hari Pertama 2 kaps Rif 300 mg + 1 tab DDS 100 mg
- Harian : 1 tab DDS 100 mg
- Lamanya : 6 – 9 bulan
Tipe MB
- Bulanan : Hari Pertama 2 kaps Rif 300 mg + 1 tab DDS 100 mg
+ 3 tab Lamprene 100 mg
- Harian : 1 tab DDS 100 mg
- Lamanya : 12 – 18 bulan
ANTISEPTIK SALURAN KEMIH
Antiseptik saluran kemih digunakan sbg profilaksis atau supre-
sif infeksi saluran kemih, setelah pemberian AB Penisilin, AB
Aminoglikosid atau Sulfa; dimana ISK sering yg sering kambuh
pada pria usia lanjut, umumnya akibat Prostatitis kronis
ASAM NALIDIKSAT dan ASAM PIPEMIDAT
Bersifat Bakterisid, terutama pd E. coli dan bakteri koliform lain
MK : Hambat sintesa DNA
Dosis : As Nalidiksat 4 X 500 mg selama 1-2 minggu; As Pipemi-
dat 2 X 400 mg (Jangan dikombinasi dg Nitrofurantoin !!)
ES : Vertigo, anemia hemolitik
NITROFURANTOIN
Efektif thd ISK bagian bawah dan hanya bersifat profi-
laksis dan pengobatan supresif ISK menahun
Dosis : 3-4 X 50-100 mg sesudah makan; pd wanita cu-
kup DT 50-100 mg sebelum tidur
ES : Kelainan neurologik
Diagnosis &
Diagnosis & Pengobatan
Pengobatan MALARIA
MALARIA
Malaria adlh peny. infeksi yg disebabkan parasit Plasmodium
- Plasmodium falsiparum (Malaria Tropika)
- Plasmodium vivax (Malaria Tersiana)
- Plasmodium ovale (Malaria Tersiana)
- Plasmodium malariae (Malaria Kuartana)
Hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia
Ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina
Erythrocyte :
Oval, ragged edges
Schüffner’s dots
Trophozoite :
Band form
Schizont :
Rosette
PATOGENESE
- DEMAM; Bersamaan dgn pecahnya Skizon, darah Antigen Makrofag,
Monosit, Limfosit Sitokin (TNF) Hipotalamus Demam
- ANEMIA; Eritrosit pecah shg Plasmodium m’infeksi semua stadium Eritrosit
- SPLENOMEGALI; Limpa membesar karena penambahan sel Makrofag dan
Limfosit yang disintesa untuk menghancurkan Plasmodium
vivax malariae
falciparum ovale
KLOROKUIN
Antimalaria, antiradang (dpt digunakan pd Artritis Rheumatoid
dan Discoid lupus erythematosus ); hanya efektif pd parasit dlm
Fase Eritrosit, sama sekali tdk efektif thd Parasit dlm Jaringan
Dpt menyembuhkan Malaria Tropika dgn sempurna, tetapi
kambuhnya Malaria Tersiana tdk dpt dihindari
Absorpsi lengkap dan cepat, adanya makanan mempercepat
absorpsi
MK : Menghambat DNA dan RNA-polimerase
Dosis : 10 mg/KgBB/hari utk pencegahan maupun pengobatan
ES : Gangguan penglihatan, gangguan saluran cerna
PRIMAKUIN
Efektif pd pengobatan Malaria Tersiana
Dosis : 15 mg/KgBB/hari selama 14 hari
ES : Anemia hemolitik, kejang perut, gangguan lambung
KINA
Merupakan alkaloid dari tanaman Cinchona succirubra, yg
berefek Antimalaria, Analgetik-antipiretik, Anestetik lokal dan
Muskulotropik
Sangat toksik bakteri dan protoplasma, namun fungi dpt tumbuh
dalam larutan Kina
Dosis : 10 mg/KgBB/hari selama 10-14 hari; 200-300 mg sblm
tidur efektif mengatasi Nocturnal leg cramps
ES : Tinnitus, pandangan kabur, hemoglobinaemia
Lini kedua (bila lini I/SP tidak efektif atau alergi SP)
Kina sulfat 3x10 mg/kgbb +
Doksisiklin 2x100 mg atau diberikan
Tetrasiklin 4x250 mg atau 7 hari
Klindamisin 2x600 mg
+ Primakuin 1x0,75 mg/kgbb (1x45 mg) DT
Malaria Klinis (tanpa sarana diagnostik malaria)
Klorokuin 10 mg/KgBB (4 tab) hari 1 & 2, dilanjutkan 5 mg/
KgBB (2 tab) hari 3 + Primakuin 0,75 mg/KgBB (3 tab) DT
PENCEGAHAN !!
Terutama obat yang bekerja pada tingkat eritrositer,
sebelum memasuki daerah endemis
Obat digunakan minimal 1-2 minggu sebelum berangkat
sampai dengan 4-6 minggu setelah keluar dari daerah
endemis malaria
1. Klorokuin 5 mg Basa/KgBB/minggu (2 tab/mnggu)
3-6 bln, aman untuk 2-3 th
2. Doksisiklin 1,5 mg/KgBB/hari selama 3 bln
kontra indikasi : bumil dan anak < 8 th
ANTELMINTIK
Adalah obat yang digunakan untuk memberantas/mengurangi
cacing dlm lumen usus atau jaringan tubuh
DIETILKARBAMAZIN
Merupakan DOC FILARIASIS, menghilangkan mikrofilaria dari
peredaran darah dgn cepat
Dosis : DT 100 mg/hari
ES : nyeri sendi, anemia
MEBENDAZOL
Merupakan ANTELMINTIK spektrum luas, Akibatkan kerusakan
struktur subselular dan menghambat sekresi
Asetilkolinesterase cacing
DOC utk Enterobiasis, Trichuriasis, Infestasi A. duodenale
Dosis : 2 X 100-300 mg, 3 hari berturut-turut, dpt diulangi 3
minggu kemudian
ES : diare, sakit perut ringan
PIPERAZIN (Upixon)
Sangat efektif thd A.lumbricoides dan E. vermicularis
MK : Blokade respon otot cacing thdp Asetilkolin sehingga terja-
di paralisis Cacing mudah dikeluarkan dari peristaltik usus.
Cacing biasanya keluar 1-3 hr stlh pengobatan, dan kembali
normal jika ditaruh dlm larutan garam faal suhu 37 C
Dosis : 3,5 g/hari selama 2 hr
ES : mual, muntah, perkuat efek kejang pd penderita epilepsi
TIABENDAZOL
Merupakan ANTELMINTIK spektrum lebar, sangat efektif thd
Nematoda pada manusia; jg berkhasiat Antiinflamasi
MK : Hambat enzim reduktase pd cacing
Dosis : 2 X 25 mg/KgBB, selama 2 hari
ES : anoreksia, mual, muntah, pusing, kristal uria
JENIS INFEKSI OBAT UTAMA OBAT ALTERNATIF
FILARIA Dietilkarbamazin
AMUBISID
Metronidazol, Emetin,
INFEKSI USUS
BERAT diikuti Iodokuinol Diikuti Iodokuinol
KETOKONAZOL
Merupakan turunan IMIDAZOL yang memiliki struktur mirip
Mikonazol dan Klotrimazol
PK : Histoplasmosis paru, sendi dan jaringan lemak; Kriptoko-
kus nonmeningeal; Dermatomikosis, Kandidosis
Dosis : 2 X 100-200 mg, selama 5 hari
ES : mual, pruritus, erupsi kulit, trombositopenia
GRISEOFULVIN
Hasil isolasi dr P. griseofulvin, tdk memperlihatkan efek AB, dpt
bersifat fungistatik maupun fungisid
MK : Menghambat mitosis sel muda dgn cara mengganggu sintesa
dan polimerasi asam nukleat
PK : Infeksi jamur pd kulit, rambut dan kuku; tdk untuk
Kandidiasis dan Tinea
Dosis : 4 X 125 mg, selama 20 hari (>> 1 X 500 mg)
ES : insomnia, pandangan kabur, leukopenia, granulositopenia
MIKONAZOL (daktarin)
Merupakan Gol. IMIDAZOL, berspektrum luas
MK : Mengganggu sintesa asam nukleat atau penimbunan
peroksida dalam sel jamur
PK : Dermatomikosis, Tinea versikolor, Kandidiasis mukokutan
Dosis : Sebagai Salep Kulit
KLOTRIMAZOL (canesten)
Merupakan Gol. IMIDAZOL sintetik, berspektrum luas, bersifat
lebih stabil
MK : seperti MIKONAZOL
PK : Tinea pedis, Tinea versikolor, Kruris, Korporis, Kandidiasis
mukokutan, Dermatomikosis, Vulvovaginitis akibat infeksi
Candida albicans
Dosis : Sebagai Salep Kulit, Krim/Suppos Vaginal
NISTATIN
Merupakan AB Poliena yg kurang toksik, hasil isolasi dari jamur
Streptomyces noursei, efektif pada jamur dan ragi, tidak efektif
pd bakteri, protozoa dan virus
MK : Berikatan dgn sterol pd dinding jamur shg terjadi perubahan
permeabilitas membran jamur jamur kehilangan molekul kecil
PK : Kandidiasis pd kulit, selaput lendir dan saluran cerna
Dosis : 3-4 X sehari selama 5 hr, Vag Tab 1-2 X sehari selama 14
hari, SK 2-3 X sehari. Tab 500.000 IU, Vag Tab 100.000 IU
ANTIVIRUS