S dengan
Prioritas Masalah Kelebihan Cairan dan Elektrolit
pada Kasus Gagal Ginjal Kronik di Ruang Asoka II
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
Oleh
Aulia Rahmah
132500144
FAKULTAS KEPERAWATAN
2016
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini banyak hal yang penulis
dapatkan dalam menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman, dan
semua itu berkat bimbingan dan dukungan pihak-pihak tertentu yang sudah
membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.Penulis menyadari bahwa
masih banyak hal yang harus dilengkapi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini.Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna dijadikan sebagai pedoman bagi penulis dikemudian hari.
Aulia Rahmah
Lembar Pengesahan….................................................................................... i
Lembar Orisinalitas….................................................................................... ii
Kata Pengantar .............................................................................................. iii
Daftar Isi ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................ 3
C. Manfaat .......................................................................................... 3
A. Latar belakang
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling
berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam
bentuk kelebihan dan kekurangan (Tarwoto & Wartonah, 2006).Untuk
mempertahankan kesehatan dibutuhkan keseimbangan cairan, asam basa dan
elektrolit di dalam tubuh.Keseimbangan ini dipertahankan oleh asupan,
distribusi, dan haluaran cairan dan elektrolit, serta pengaturan komponen-
komponen tersebut oleh sistem renal dan paru (Potter & Perry, 2005).Dalam
kebutuhan cairan dan elektrolit memerlukan air.Tubuh kita terdiri atas sekitar
60% air yang terbesar didalam sel maupun diluar sel (Tarwoto & Wartonah,
2010).Air adalah konstituen terbanyak di tubuh, membentuk sekitar 50% berat
tubuh pada perempuan dan 60% pada laki-laki.Perbedaan ini disebabkan oleh
perbedaan dalam proporsi relative jaringan lemak laki-laki dan perempuan.
Air tubuh total terdistribusi ke dua kompartemen utama: 55-75% di dalam sel
(cairan intraselular, CIS) dan 25-45% di luar sel(cairan ekstraselular, CES).
CES dibagi lagi menjadi kompartemen intravaskuler (cairan plasma) dan
estravasikular (interstisium) dengan perbandingan 1:3 (Larry & Joseph, 2010).
Gagal ginjal kronik atau Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan
penurunan fungsi ginjal progresif yang irreversible ketika ginjal tidak mampu
mempertahankan keseimbangan metabolik, cairan dan elektrolit yang
menyebabkan terjadinya uremia dan azotemia (Smeltzer & Bare, 2004). CKD
disebabkan oleh berbagai penyakit, seperti glomerolunefritis akut; gagal ginjal
akut; penyakit ginjal polikistik; obstruksi saluran kemih; pielonefritis;
nefrotoksin; dan penyakit iskemik, seperti diabetes mellitus, hipertensi, lupus
eritematosus, poliartritis, penyakit sel sabit, serta amiloidosis (Black &
Hawks, 2005).
C. Manfaat
1. Bagi Pasien
Untuk memperoleh pengetahuan tentang cara merawat dan memenuhi
kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit.
2. Bagi Praktik Keperawatan
Menjadi bahan bacaan dalam menentukan asuhan keperawatan pada
pasien dengan masalah kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit.
3. Bagi Pendidikan Tinggi Keperawatan
Menjadi informasi dan laporan bagi institusi pendidikan bahwa penulis
telah melaksanakan dan menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu
syarat untuk meyelesaikan studinya.
3. Fungsi cairan
Menurut Tarwoto & Wartonah (2006), ada beberapa fungsi cairan
yaitu :
a. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.
b. Transpor nutrien ke sel.
c. Transpor hasil sisa metabolisme
d. Transpor hormon.
e. Pelumas antar-organ.
f. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler.
4. Keseimbangan cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake atau masukan cairan dan
pengeluaran cairan.Pemasukan cairan berasal dari minuman dan
makann.Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800-2.500 ml/hari.Sekitar
1.200 ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan. Sedangkan
pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urine 1.200-1.500 ml/hari,
feses 100 ml, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml (Tarwoto &
Wartonah, 2006).
Bayi
Total proporsi air dalm tubuh bayi lebih besar daripada total proporsi air
dalam tubuh anak usia sekolah, remaja, atau orang dewasa. Namun,
walaupun bayi memiliki proporsi tubuh lebih besar, mereka tidak
terlindung dari kehilangan cairan (mis.,akibat diare) karena mereka setiap
hari mengkonsumsi dan mengekskresi volume air dalam jumlah yang
relatif besar daripada orang dewasa (Welly, 1992 dalam Potter & Perry,
2006).
Anak-anak
Remaja
Pada masa remaja, perubahan utama dalam proses anatomis dan fisiologis
berlangsung dengan cepat. Peningkatan kecepatan pertumbuhan akan
meningkatkan proses metabolik dan akibatnya sejumlah air dihasilkan
sebagai produk akhir metabolism. Perubahan keseimbangan cairan pada
remaja permpuan lebih besar karena adanya perubahan hormonal yang
berhubungan dengan siklus menstruasi.
Lansia
b. Ukuran tubuh
Ukuran dan komposisi tubuh berpengaruh pada jumlah total air dalam
tubuh.Lemak tidak mengandung air, karena itu klien yang gemuk (obese)
memiliki proporsi air tubuh yang lebih sedikit.Wanita memiliki lebih
banyak cadangan lemak di dalam payudara dan paha mereka dari pada
pria. Akibatnya, jumlah total air tubuh pada wanita lebih kecil daripada
pria walaupun usia mereka sama.
c. Temperatur lingkungan
Tubuh berespons terhadap temperatur lingkungan yang berlebihan,
dalam bentuk perubahan cairan. Tubuh meningktakan vasodilatasi perifer,
yang memungkinkan lebih banyak darah memasuki permukaan tubuh yang
sudah menjadi dingin. Berkeringat akan meningkatkan kehilangan cairan
tubuh, yang menyebabkan kehilangan ion natrium dan klorida. Apabila
temperatur di sekitar kita meningkat sampai di atas 32,2 C atau jika suhu
d. Gaya hidup
Gaya hidup dapat memberi pengaruh tidak langsung pada
kesimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa. Kebiasaan yang dapat
mempengaruhi keseimbangan cairan meliputi diet, stress dan olahraga.
a. Ginjal
Ginjal merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang
menerima 170 liter darah untuk disaring setiap hari.Hasil penyaringan
ginjal tersebut dikeluarkan dalam bentuk urine. Produksi urine untuk
semua usia 1 ml/kg/jam. Pada orang dewasa produksi urine sekitar 1500
ml/hari.Jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH
dan aldosteron.
c. Paru-paru
Paru-paru menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari.Meningkatnya cairan
yang hilang sebagai respon terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman
napas akibat pergerakan atau demam.
d. Gastrointestinal
Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal (melalui
feses) setiap hari sekitar 100-200 ml. Perhitungan IWL secara keseluruhan
adalah 10-15 cc/kg BB/24 jam, dengan kenaikan 10% dari IWL pada
setiap kenaikan suhu 1 derajat celsius.
b. Keadaan umum
a) Pengukuran tanda-tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi dan
pernafasan.
b) Tingkat kesadaran.
c. Pengukuran pemasukan cairan
a) Cairan oral: NGT dan oral.
b) Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV
2. Analisa data
Langkah kedua dalam proses adalah mengonversi data informasi.
Tujuannya adalah untuk membantu kita mempertimbangkan data apa yang
kita kumpulkan dalam pengkajian skrining mungkin berarti, atau untuk
membantu mengidentifikasi data tambahan yang perlu dikumpulkan
(NANDA, 2015-2017). Perawat mengumpulkan dan mendokumentasikan dua
jenis data yang berhubungan dengan pasien: data subjektif dan objektif.
Sementara dokter menilai data objektif dan subjektif untuk diagonis medis,
perawat menilai kedua jenis data untuk diagnosis keperawatan (Gordon, dalam
3. Rumusan masalah
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut diagnosa
keperawatan NANDA, ada beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin
dapat muncul pada pasien yang mengalami masalah pada Domain ke-2 kelas
5, yaitu:
a. Resiko ketidakseimbangan elektrolit
Defenisi: kerentanan mengalami perubahan kadar elektrolit serum yang
dapat mengganggu kesehatan.
Faktor yang menentukan/determinan (peningkat resiko) dari resiko
ketidakseimbangan elektrolit:
a) Diare
b) Disfungsi ginjal
4. Perencanaan
Diagnosis keperawatan digunakan untuk mengidentifikasi hasil yang
diharapkan dari perawatan dan merencanakan tindakan keperawatan yang
spesifk secara berurutan.Kriteria hasil keperawatan mengacu pada perilaku
yang terukur atau persepsi yang ditunjukkan oleh seorang individu, keluarga,
kelompok, atau komunitas yang responsif terhadap tindakan keperawatan
(NANDA, 2015-2017).
Pada klien yang memiliki riwayat gagal ginjal kronik dapat mengalami
masalah kelebihan volume cairan.Masalah tersebut sering berhubungan
dengan kelebihan asupan cairan dan kelebihan asupan natrium.Perawat perlu
memberikan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kebihan volume
cairan. Beberapa intervensi yang dapat diterapkan untuk membantu klien
dalam mengatasi masalah kelebihan volume cairan:
Tujuan: pasien akan menyatakan secara verbal pemahaman tentang
pembatasan cairan dan diet.
Kriteria hasil:
Fungsi ginjal yang adekuat
Intervensi:
1. Tentukan lokasi dan derajat edema perifer, sakral, dan perorbital pada
skala 1+ sampai 4+
2. Kaji komplikasi pulmonal atau kardiovaskuler yang diindikasikan dengan
peningktan tanda gawat nafas, peningkatan frekuensi nadi, peningkatan
tanda gawat nafas, peningkatan tekanan darah, bunyi jantung tidak normal,
atau suara nafas tidak normal
1. Pengkajian
I. Biodata
Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Suka Damai, Medan
Tanggal Masuk RS : 25-Mei-2016
No. Registier : 00.99.75.48
Ruangan/kamar : Ruang Asoka II/ P.D Wanita
Golongan Darah :-
Tanggal Pengkajian : 02-Juni-2016
Tanggal Operasi :-
Diagnosa Medis : CKD Stage V
II. Keluhan Utama
Pasien mengeluh tangan kanannya bengkak, sering merasa haus, BAK
2-3x/hari, dan nyeri di sekitar pinggangnya.
III. Riwayat Kesehatan Sekarang
A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
2. Analisa data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 02 Juni 2016,
analisa data yang diperoleh dengan mengelompokkan data objektif dan data
subjektif, adalah:
Kelebihan
volume cairan
Ketidakmampuan
melakukan
aktivitas mandiri
Defisit
Perawatan Diri
5 DS: Jarang minum air Ketidakefektifan
Pasien mengatakan sesak putih pola nafas
nafas jika meminum banyak (3-4x/hari)
air.
DO: Kerusakan fungsi
TD: 160/90 mmHg ginjal
P: 30 kali/menit
HR: 100 kali/menit Kerusakan
T: 3 glomerulus
Perkusi paru: redup
Napas dangkal (dispnea) Filtrasi
Bibir pucat glomerulus
menurun
(GFR menurun)
Edema
Cairan masuk ke
paru
Edema paru
Difusi O2 dan
CO2 paru
terganggu
Hiperventilasi
Perubahan pola
nafas
3.Rumusan masalah
Dari pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 02 Juni 2016 pada
Ny.S, dan diperoleh analisa data yang didapat dari data subjektif dan data
objektif. Maka, rumusan masalah keperawatan yang di dapat menurut
NANDA 2015-2017 adalah:
a. Diagnosa I: Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
kelebihan asupan cairan ditandai dengan edema, asupan melebihi
haluaran.
b. Diagnosa II: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan kurangnya asupan makanan ditandai
dengan klien mengeluh tidak nafsu makan, terkadang mual dan
muntah, makan 3 kali sehari namun tidak pernah habis, dan
penurunan berat badan dari 54 kg menjadi 47 kg.
Hari/ No
Perencanaan
Tanggal Dx.
Jumat, Dx Tujuan:
03 juni 1. Pasien mampu menyatakan secara verbal pemahaman
2016 tentang pembatasan cairan dan diet.
Kriteria hasil:
Nilai elektrolit dalam rentang normal
Tidak ada edema
Tanda vital dalam batas normal
Intervensi Rasional
1. Kaji edema ekstremitas atau Edema dapat
bagian tubuh terhadap menyebabkan
Intervensi Rasional
a. Manajemen nutrisi: Mengetahui asupan
Pantau kandungan nutrisi dan makanan yang akan
kalori pada catatan asupan diberikan kepada klien
Jumat, Dx Tujuan:
02 Juni 4. Pasien mampu mengungkapkan secara verbal kepuasan
2016 tentang kebersihan tubuh dan higine oral
Kriteria hasil:
Membersihkan dan mengeringkan tubuh
Melakukan perawatan mulut
34
d. Libatkan keluarga
4 dalam Meningkatkan
pemberian asuhan kemandirian klien
dalam melakukan
kebersihan.
Jumat, Dx Tujuan:
02 Juni 5. Menunjukkan pola pernafasan efektif, dibuktikan dengan
2016 status pernafasan yang tidak berbahaya: ventilasi dan status
tanda vital.
Kriteria hasil:
Ventilasi tidak terganggu
TTV dalam batas normal.
Intervensi Rasional
a. Pemantauan pernafasan: Mengetahui status
35
No
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Dx
Jumat, 03 I 1. Mengkaji edema ekstremitas S: Pasien mengatakan
Juni 2016 atau bagian tubuh terhadap telah melakukan
gangguan sirkulasi dan pembatasan cairan yaitu
intregitas kulit. minum hanya satu gelas
2. Mempertahankan catatan perhari dan masih
asupan dan haluaran yang merasakan nyeri di
akurat. pinggangnya, pasien
3. Memantau hasil laboratorium kurang mau mengubah
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi dilanjutkan:
1. Mengkaji edema
2. Menimbang berat
badan
3. Mempertahankan
catatan asupan dan
haluaran yang akurat.
4. Memberikan obat yang
telah dianjurkan dokter.
5. Mempertahankan dan
mengalokasikan
pembatasan cairan
untuk pasien.
6. Menganjurkan untuk
mengubah posisi setiap
A: Masalah
teratasisebagian
P: Intervensi dilanjutkan:
1. Memantau kandungan
nutrisi dan kalori pada
catatan asupan
2. Menawarkan makanan
porsi besar di siang
hari ketika nafsu
makan tinggi
3. Menciptakan
lingkungan yang
menyenangkan untuk
makan
P: Intervensi dilanjutkan
1. Menganjurkan pada
pasien menggunakan
teknik relaksasi
selama aktivitas
2. Mengajarkan pada
pasien/keluarga
tentang pengaturan
aktivitas dan teknik
manajemen waktu
untuk mencegah
kelelahan
3. Memberikan obat anti
nyeri sebelum
aktivitas sesuai yang
dianjurkan dokter.
4. Membantu pasien
A. Kesimpulan
Gagal ginjal kronik merupakan penyakit ginjal yang terjadi dengan lambat
selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, dengan penurunan bertahap pada
fungsi ginjal dan peningkatan bertahap dalam gejala-gejala, mengakibatkan
penyakit ginjal tahap akhir. Pada kasus Ny. S gagal ginjal kronis yang
dialaminya disebabkan oleh pola gaya hidup yang kurang baik, Ny. S
memiliki kebiasaan jarang mengkonsumsi air putih pada setiap harinya.
Setelah melakukan pengkajian keperawatan pada Ny.S dengan gagal ginjal
kronik, penulis mampu mengangkat diagnosa keperawatan diantaranya:
kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal ditandai
dengan BAK 3-4 kali/hari, turgor kulit tidak baik, edema di tangan sebelah
kanan dan CRT > 2 detik, dan diagnosa keperawatan lainnya yaitu Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan klien tampak
lemas, pucat, Hb 8,4 mg/dl klien hanya berbaring diatas tempat tidur, dan
tidak mampu melakukan aktivitas secara mandiri.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronis
lebih diutamakan untuk memonitoring keseimbangan cairan, intake, output
dengan tujuan untuk meminimalkan komplikasi.
B. Saran
1. Bagi pendidikan keperawatan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang
kelebihan volume cairan, intoleransi aktivitas dan pola nafas tidak efektif
pada pasien gagal ginjal kronik dan penanganannya khususnya bagi mata
kuliah kebutuhan dasar manusia, sehingga perawat dapat memberikan
asuhan keperawatan yang komprehensif terhadap masalah kelebihan
volume cairan, ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh,
intoleransi aktivitas, deficit perawatan diri-mandi dan ketidakefektifan
pola nafas.
No
Hari/Tanggal Pukul Implementasi Evaluasi
Dx
Jumat, 03 I 13.10 1.Mengkaji edema S: Pasien mengatakan
Juni 2016 ekstremitas sudah membatasi cairan
13.25 2.Menimbang berat badan dengan mengurangi
14.40 3.Mempertahankan catatan minum dan masih
asupan dan haluaran yang merasakan nyeri di
akurat. pinggangnya, pasien
14.45 4.Memantau hasil kurang mau mengubah
laboratorium posisi per 2 jam sekali.
16.06 5.Memberikanobat yang
telah dianjurkan dokter. O:
16.30 6.Mempertahankan dan - Tanda-tanda vital Ny.S
mengalokasikan pembatasan HR: 110x/menit
cairan untuk pasien. T: 37,5 C
17.30 7.Menganjurkan untuk TD: 160/90 mmHg
mengubah posisi setiap 2 RR: 30x/menit
jam. - Edema masihadadan
turgor kulitmasihburuk.
- Intake: 1000 ml
- Output: 500ml
- BB : 47 kg
A:
Masalahteratasisebagian
P: Intervensidilanjutkan:
7. Mengkaji edema
8. Mempertahankancatatan
asupandanhaluaran
A:
Masalahteratasisebagian
P: Intervensidilanjutkan:
1. Menawarkan makanan
porsi besar di siang hari
ketika nafsu makan
tinggi
2. Menciptakan
lingkungan yang
menyenangkan untuk
A:
Masalahbelumteratasi
P: Intervensi dilanjutkan
1. Menganjurkan pada
pasien menggunakan
teknik relaksasi
selama aktivitas
2. Memberikan obat
anti nyeri.
3. Membantu pasien
untuk mengubah
P: Intervensi dilanjutkan
1. Memantau kecepatan,
irama kedalaman dan
usaha respirasi.
2. Memantau pola
pernafasan
3. Mengauskultasi bunyi
nafas
4.Menginformasikan
kepada pasien dan
keluarga tentang teknik
relaksasi
Sabtu, 04 I 13.10 1.Mengkaji edema S: Pasien mengatakan
Juni 2016 13.25 2.Mempertahankan catatan sudah membatasi cairan
asupan dan haluaran yang dengan mengurangi
akurat. minum dan masih
14.45 3.Memberikan obat yang merasakan nyeri di
telah dianjurkan dokter. pinggangnya, pasien
15.30 4.Mempertahankan dan sudah mau mengubah
mengalokasikan pembatasan posisi per 2 jam sekali.
cairan untuk pasien.
17.30 5.Menganjurkan untuk O:
mengubah posisi per 2 jam. - Tanda-tanda vital Ny.S
HR: 110x/menit
T: 37,5 C
TD: 160/90 mmHg
A:
Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
oleh keluarga,
dikarenakan jadwal
praktek 31 – 04 Juni 2016.
A:
Masalahteratasisebagian
P: Intervensi dilanjutkan
oleh keluarga dikarenakan
jadwal pkl 31-04 Juni
2016:
A:
P:
Intervensidilanjutkanolehk
eluarga,
dikarenakanjadwalpraktek
31 – 04 Juni 2016.
A:
Masalah teratasi sebagian.
P: Intervensi dilanjutkan
oleh keluarga,