Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

KRITIS PADA PASIEN DENGAN


CORPUS ALIENUM
BY: DEWI ZAKIYAH
Corpus Alienum adalah terdapatnya suatu benda
asing di dalam rongga mulut baik tajam maupun
tumpul atau makanan yang tersangkut dan terjepit
di esophagus karena tertelan, baik secara sengaja
maupun tidak sengaja.
DEFINISI

Benda asing dalam saluran pernafasan dapat


menyebabkan keadaan yang berbahaya, seperti
penyumbatan dan penekanan ke jalan nafas.
Faktor individual : Umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, tempat
tinggal.

Kegagalan mekanisme proteksi yang normal : Keadaan tidur, kesadaran


menurun,alkoholisme dan epilepsi.

Faktor fisik : Kelainan dan penyakit neurologik.

ETIOLOGI Proses menelan yang belum sempurna pada anak.

Faktor dental, medical dan surgical : tindakan bedah, ekstrasi gigi,


belumtumbuhnya gigi molar pada anak usia kurang dari 4 tahun.

Faktor kejiwaan : emosi dan gangguan psikis.

Ukuran, bentuk dan sifat benda asing.

Faktor kecerobohan
• Benda asing baik itu benda mati, hidup atupun
komponen tubuh dapat masuk kerongga mulut karena
faktor kesengajaan, kecerobohan maupun faktor
kebutuhan. Ketika benda asing itu tertelan dan masuk
PATOFISIOLOGI keesophagus yang menyebabkan tersangkutnya beda
itu, maka akan dilakukan ektraksi untuk menghindari
komplikasi yang lebih lanjut ekstraksi tersebut dapat
menimbulkan lesi pada esopagus sehingga akan terasa
nyeri jika digunakan untuk menelan.
KLASIFIKASI
1) Corpus alienum esophagus
•Banyak terjadi pada anak – anak. Hal ini disebabkan anak – anak mempunyai kebiasaan sering
memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya.
2) Corpus alienum di trakea-bronkus
•Benda asing yang masuk ke trakea atau bronkus kebanyakan karena terhirup. Banyak terjadi pada anak
kecil karena gigi gerahamnya belum tumbuh sehingga makanan tidak dapat dikunyah dengan baik.
• Gejala sumbatan tergantung pada ukuran, bentuk dan jenis benda asing, lokasi
tersangkutnya, komplikasi yang timbul dan lama tertelan.

1) Nyeri di daerah leher.

2) Rasa tidak enak di daerah substernal atau nyeri di punggung.

3) Rasa tercekik.

4) Rasa tersumbat di tenggorokan.

MANIFESTASI 5) Batuk, muntah, disfagia.

KLINIS
6) BB turun.

7) Regurgitasi.

8) Gangguan nafas.

9) Ronchi/mengi.

10) Demam.

11) Abses leher.


PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi berupa foto polos esophagus servikal dan torakal anteroposterior dan lateral
harus dilakukan pada semua pasien yang diduga tertelan benda asing. Bila benda asing radioopak
mudah diketahui lokasinya, sedangkan bila radiolusen dapat diketahui tanda inflamasi periesofagus
atau hiperinflamasi hipofaring dan esophagus bagian proksimal. Esofagogram dilakukan untuk
benda asing radiolusen, yang akan memperlihatkan filling detect persisten. Dapat dilakukan MRI
dan tomografis computer.
•Tindakan endoskopi dilakukan untuk tujuan diagnostik dan terapi.
PENATALAKSANAAN
•Pasien dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan esofaguskopi dengan
menamai cunam yang sesuai agar benda asing tersebut dapat dikeluarkan.
Kemudian dilakukan esofagoskopi ulang untuk menilai kelainan – kelainan
esophagus yang telah ada sebelumnya.
•Untuk benda asing tajam yang tidak bisa dikeluarkan dengan esophagus
harus segera dilakukan pembedahan sesuai lokasi benda asing tersebut. Bila
dicurigai adanya perforasi kecil, segera dipasang pipa nasogaster agar
pasien tidak menelan dan diberikan antibiotik berspektrum luas selama 7 –
10 hari agar tidak terjadi sepsis. Bila letak benda asing menetap selama 2
kali 24 jam maka benda asing tersebut harus dikeluarkan secara
pembedahan.
• Benda asing dapat menimbulkan laserasi
mukosa, pedarahan, perforasi lokal dengan akses
leher atau mediastinistis. Perforasi esofagus
dapat menimbulkan selulitis lokal, fistel
trakeoesofagus. Benda asing bulat atau tumpul
KOMPLIKASI dapat juga menimbulkan perforasi, sebagai
akibat sekunder dari inflamasi kronik dan erosi.
Jaringan granulasi disekitar benda asing timbul
bila benda asing berada diesofagus dalaam
waktu yang lama.
KONSEP 1) Pengkajian kondisi mental
ASUHAN •- A = Alert /sadar Pasien dikatakan alert atau sadar apa
KEPERAWATAN bila pasien dapat berorientasi terhadap tempat, waktu
dan orang.
•- V= verbal/respon terhadap suara Pasien ini dalam
keadaaan disorientasi namun maasih dapat diajak bicara
•- P=Pain/respon terhadap nyeri pasin hanya berespon
terhadap rangsangan nyeri
•- U= Uresponsif/tidak sadar Tentukan keadaan korban
apakah berada dalam keadaan alert, verbal, pain atau
unresponsif
1) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan
dengan mucus dalam jumlah berlebihan dan benda
asing dalam jalan napas
DIAGNOSA 2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
KEPERAWATAN tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
mencerna makanan
3) Nyeri akut berhubunga dengan agen cedera fisik
(benda asing pada esophagus)
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS BERHUBUNGAN
DENGAN MUCUS DALAM JUMLAH BERLEBIHAN DAN BENDA ASING
DALAM JALAN NAPAS

INTERVENSI RASIONAL

1. Buka jalan napas dengan menggunakan teknik chin lift atau jaw 1. Agar mendapat keadekuatan ventilasi ·
thrust · 2. Untuk meningkatkan perfusi ·
2. Berikan O2 dengan menggunakan nasal kanul · 3. Memperlancar saluran jalan nafas·
3. Keluarkan secret dengan batuk atau suction · 4. Suara napas tambahan dapat menjadi indikator gangguan
4. Monitor suara napas tambahan · kepatenan jalan napas yang tentunya akan berpengaruh terhadap
5. Kaji TTV · kecukupan pertukaran udara. ·
6. Berikan posisi yang nyaman untuk memaksimalkan ventilasi · 5. Melihat keadaan umum klien ·
7. Berkolaborasi dalam pemberian bronkodilator 6. Meningkatkan pengembangan paru·
7. Broncodilator meningkatkan ukuran lumen percabangan
trakeobronkial sehingga menurunkan tahanan terhadap aliran
udara.
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKMAMPUAN MENCERNA MAKANAN

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji status nutrisi pasien · Jaga kebersihan mulut, anjurkan untuk selalu 1. Pengkajian penting dilakukan untuk mengetahui status nutrisi pasien
melalukan oral hygiene. · sehingga dapat menentukan intervensi yang diberikan. ·
2. Delegatif pemberian nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pasien : diet 2. Mulut yang bersih dapat meningkatkan nafsu makan ·
pasien diabetes mellitus. · 3. Untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
3. Berian informasi yang tepat terhadap pasien tentang kebutuhan nutrisi yang 4. Informasi yang diberikan dapat memotivasi pasien untuk meningkatkan
tepat dan sesuai. · intake nutrisi. ·
4. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan tinggi zat besi seperti 5. Zat besi dapat membantu tubuh sebagai zat penambah darah sehingga
sayuran hijau · mencegah terjadinya anemia atau kekurangan darah ·
5. Kaji frekuensi mual, durasi, tingkat keparahan, faktor frekuensi, presipitasi 6. Penting untuk mengetahui karakteristik mual dan faktor-faktor yang
yang menyebabkan mual. · menyebabkan mual.
6. Anjurkan pasien makan sedikit demi sedikit tapi sering. · 7. Apabila karakteristik mual dan faktor penyebab mual diketahui maka dapat
7. Diskusikan dengan keluarga dan pasien pentingnya intake nutrisi dan hal- menetukan intervensi yang diberikan. ·
hal yang menyebabkan penurunan berat badan. · 8. Makan sedikit demi sedikit dapat meningkatkn intake nutrisi. ·
8. Timbang berat badan pasien jika memungkinan dengan teratur. 9. Membantu memilih alternatif pemenuhan nutrisi yang adekuat.
NYERI AKUT BERHUBUNGA DENGAN AGEN CEDERA FISIK (BENDA
ASING PADA ESOPHAGUS)

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji nyeri (PQRST) · 1. Untuk mengetahui skala, instensitas, gambaran, lokasi


2. Ajarkan tentang teknik non farmakologi (teknik serta waktu nyeri ·
relaksasi) · 2. Untuk mengurangi atau mengalihkan rasa nyeri ·
3. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri 3. Lingkungan yang nyaman dapat mengurangi nyeri
seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan 4. Dapat mengurangi skala nyeri
4. Kolaborasi dengan tim medis lainnya dalam pemberian
analgeti
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai