Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN CORPUS ALIENUM ESOPAFUS

A. Definisi
Corpus alinum adalah benda,baik tajam atau tumul, atau makanan yang tersangkut dan
terjepit di esophagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja ( Kapita
Selekta Editor Mansjoer Arif Edisi 3, 1999).
Corpus Alienum adalah terdapatnya suatu benda asing di dalam rongga mulut baik tajam
maupun tumpul atau makanan yang tersangkut dan terjepit di esophagus karena tertelan,
baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

B. Etiologi
Benda asing pada esofagus dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu benda asing yang
sebenarnya dan benda asing yang berhubungan dengan makanan. Beberapa penyebab
tersangkutnya benda asing di esofagus yaitu striktur (37%), keganasan (10%), cincin
esophageal (6%), dan akalasia (2%). Berdasarkan data yang ada, frekuensi tertelan
benda asing sangat bervariasi. Benda asing yang paling sering tertelan oleh orang
dewasa adalah tulang ikan (9-45%), tulang (8- 40%), gigi palsu (4-18%).

C. Patofisiologi
Benda asing baik itu benda mati, hidup atupun komponen tubuh dapat masuk kerongga
mulut karena faktor kesengajaan, kecerobohan maupun faktor kebutuhan. Ketika benda
asing itu tertelan dan masuk keesophagus yang menyebabkan tersangkutnya beda itu,
maka akan dilakukan ektraksi untuk menghindari komplikasi yang lebih lanjut ekstraksi
tersebut dapat menimbulkan lesi pada esopagus sehingga akan terasa nyeri jika digunakan
untuk menelan.

D. Klasifikasi
1. Corpus Alienum Esohagus
Banyak terjadi pada anak-anak. Hal ini disebabkan anak-anak mempunyai kebiasaan
sering memasukan sesuatu kedalam mulutnya. Pada umumnya benda asing yang
tertelan berupauang logam, peniti, tutup bollpoin dan lain-lain. Pada orang tua hal ini
juga dapat terjadi, kebanyakan terjadi pada golongan lansia yang gigiya sudah habis
sehingga makanan tidak dapat dikunya dengan baik. Benda yang tertelan biasanya

1
daging yang liat, bakso, abon, tulang ayam atau bebek, paku, jarum, kawat gigi palsu
dan lain-lain.
2. Corpus Alienum ditrakea Bronkus
Benda asing yang masuk ke trakea atau bronkus kebanyakan karena terhirup. Banyak
terjadi pada anak kecil karena gigi gerahamnya belum tumbuh sehingga makanan
tidak dapat dikunyah dengan baik. Secara tidak sadar karena menangis, berteriak atau
terjatuh makanan akan terhirup dan masuk kejalan napas. Benda yang terhirup pada
umumya adalah makanan misalnya, kacang, nasi, dan lain-lain. Pada orang dewasa hal
ini juga dapat terjadi terutama saat bekerja. Benda yang terhirup misalnya jarum
pentul, paku.

E. Manisfestasi Klinis
Gejala sumbatan tergantung pada ukuran, bentuk dan jenis benda asing, lokasi
tersangkutnya, kompliksi yang timbul dan lama tertela.
1. Nyeri didaerah leher
2. Rasa tidak enak di daerah substrenal atau nyeri dipunggung
3. Rasa tercekik
4. Rasa tersumbat ditenggorokan
5. Batuk, muntah, disfagia.
6. BB turun
7. Regusgitasi
8. Gangguan napas
9. Bronchi atau mengi
10. Demam
11. Apses leher
12. Emsifema subkutan
13. Gangguan pertubuhan
14. Obstruksi saluran napas

F. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi berupa foto polos esofagus serfikal dan torakal antero posterior
dan lateral harus dilakukan pada semua pasien yang diduga tertelan benda asing bila
benda asing radiopatik mudah diketahui lokasinya, sedangkan bila radiolusen dapat
diketahui tanda inflamsi perisophagus atau hiperinflamsi hipofaring dan esophagus
2
bagian proksimal. Esofagogram dilakukan untuk benda asing radiolusen, yang akan
memperlihatkan filing detect persisten.
 MRI dan tomografis komputer.
 Tindakan endoskopi dilakukan untuk tujuan diasnotik dan terapi.

G. Penatalaksanaan
Pasien dirujuk keRumah Sakit untuk dilakukan esofaguskopi dengan menamai cunam
yang sesuai agar benda asing tersebut dapat dikeluarkan. Kemudian dilakukan
esofaguskopi ulang untuk menilai kelainan-kelainan esofagus yang telah ada sebelumnya.
Untuk benda asing tajam yang tidak bisa dikeluarkan dengan espfagus harus segera
dilakukan pembedahan sesuai lokasi benda asing tersebut. Bila dicurigai adanya perforasi
kecil segera dipasang pipa nasogasater agar pasien tidak menelan dan diberikan antibiotik
berspektum lus selama 7-10 hari agar tida terjadi sepsis. Bila benda asing menetap selama
2x 24 jam maka benda asing tersebut harus dikelurkan secara pembedahan.

H. Komplikasi
Benda asing dapat menimbulkan laserasi mukosa, perdarahan, perforasi lokal dengan
akses leher atau mediastimistis. Perforasi esophagus dapat menimbulkan selulitis lokal,
fistel trakeoesophagus benda asing bulat atau tumpul juga menimbukan perforasi, sebagai
akibat sekunder dari iniflamasi kronik dan erosi. Jaringan granulasi disekitar benda asing
tibul bila benda asing ada diesophagus dalam waktu yang lama.
Gejala dan tanda perforasi esophagus sserfikal dan torakal oleh karena benda asing atau
alat, antara lain emsifema subkutis atau mediatinum, krepitasi kulit didaerah leher atau
dada pembengkakan leher, kuku leher, demam dan menggigil, gelisah, nadi dan napas
cepat, nyeri yang menjalar kepunggung, retrostenal dan epigastri. Bila terjadi perforasi ke
pleura dapat timbul neumototaks atau pyothoraks.

3
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN CORPUS ALINEUM ESOPHAGUS

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien : (Nama, Umur, Jenis kelamin, Agama, Alamat, Diagnosa medis)
2. Pengkajian kondisi mental
- A = Alert /sadar
Pasien dikatakan alert atau sadar apa bila pasien dapat berorientasi terhadap
tempat, waktu dan orang.
- V= verbal/respon terhadap suara
Pasien ini dalam keadaaan disorientasi namun maasih dapat diajak bicara
- P=Pain/respon terhadap nyeri pasin hanya berespon terhadap rangsangan nyeri
- U= Uresponsif/tidak sadar
Tentukan keadaan korban apakah berada dalam keadaan alert, verbal, pain atau
unresponsif
3. Primary Survey
- Airway : (bebasnya jalan nafas) dengan kontrol servikal.
- Breathing : (adekuat pernapasan).
- Circulation : (adekuat jantung dan sirkulasi tubuh) dengan kontrol pendarahan.
4. Secondary Survey
- Dissability/ dehidration
- EKG/ Exposure
- Fluid / Farenheit
- Get vital sign
5. Keluhan utama
6. Riwayat penyakit :
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit keluarga
7. Pengkjian Bio-psiko-sosial
8. Pemeriksaan Fisik (Head to toe) :
9. Pemeriksaan penunjang (Radiologi)

4
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mucus dalam jumlah
berlebihan dan benda asing dalam jalan napas (00031)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna makanan (00002)
3. Nyeri akut berhubunga dengan agen cedera fisik (benda asing pada esophagus)
(00132)
4. Gangguan menelan berhubungan dengan obstruksi mekanis (00103)
5. Ansietas orang tua berhubungan dengan ancaman pada status terkini anak (00146)
6. Resiko infeksi ; factor resiko perforasi local pada esophagus (00004)

5
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan / Kriteria Hasil Rencana Keperawatan
No
Keperawatan (NOC)
Intervensi (NIC) Rasional

1 Ketidakefektifan  Respiratory status : ventilation  Buka jalan napas dengan  Agar mendapat keadekuatan ventilasi
bersihan jalan  Respiratory status : airway patency menggunakan teknik chin lift atau
napas berhubungan Kriteria hasil : jaw thrust
dengan mucus  Mendemonstrasikan batuk efektif  Berikan O2 dengan menggunakan  Untuk meningkatkan perfusi
dalam jumlah dan suara napas yang bersih, tidak nasal kanul
berlebihan dan sianosis dan dyspnea (mampu  Keluarkan secret dengan batuk  Memperlancar saluran jalan nafas
benda asing dalam mengeluarkan sputum, mampu atau suction  Suara napas tambahan dapat menjadi
jalan napas (00031) bernapas dengan mudah, tidak ada  Monitor suara napas tambahan indikator gangguan kepatenan jalan
pursed lips) napas yang tentunya akan berpengaruh
 Munjukkan jalan napas yang paten terhadap kecukupan pertukaran udara.
(klien tidak merasa tercekik, irama  Kaji TTV  Melihat keadaan umum klien
napas, frekuesi, pernapasan dlam  Berikan posisi yang nyaman  Meningkatkan pengembangan paru
rentang normal, tidak ada suara untuk memaksimalkan ventilasi
napas abnormal)
 Berkolaborasi dalam pemberian  Broncodilator meningkatkan ukuran
 Mampu mengidentifikasi dan
bronkodilator lumen percabangan trakeobronkial
mencegah faktor yang dapat
sehingga menurunkan tahanan terhadap
menghambat jalan napas
aliran udara.
2 Ketidakseimbangan NOC :  Kaji status nutrisi pasien  Pengkajian penting dilakukan untuk
nutrisi kurang dari  Nutritional status mengetahui status nutrisi pasien
kebutuhan tubuh  Nutritional status : food and fluid sehingga dapat menentukan intervensi
berhubungan  Intake yang diberikan.
dengan  Nutritional status : nutrient intake  Jaga kebersihan mulut, anjurkan  Mulut yang bersih dapat meningkatkan
ketidakmampuan  Weight control untuk selalu melalukan oral nafsu makan
mencerna makanan Kriteria hasil hygiene.
(00002)  Adanya peningkatan berat badan  Delegatif pemberian nutrisi yang  Untuk membantu memenuhi kebutuhan
sesuai dengan tujuan sesuai dengan kebutuhan pasien : nutrisi yang dibutuhkan pasien.
 Berat badan ideal sesuai dengan

6
tinggi badan diet pasien diabetes mellitus.
 Mampu memgidentifikasi
kebutuhan nutrisi  Berian informasi yang tepat  Informasi yang diberikan dapat
 Tidak ada tanda-tanda malnutrisi terhadap pasien tentang memotivasi pasien untuk meningkatkan
 Menunjukkan peningkatan fungsi kebutuhan nutrisi yang tepat dan intake nutrisi.
pengecepan dari menelan sesuai.
 Tidak terjadi penurunan berat  Anjurkan pasien untuk  Zat besi dapat membantu tubuh sebagai
badan yang berarti mengkonsumsi makanan tinggi zat penambah darah sehingga mencegah
zat besi seperti sayuran hijau terjadinya anemia atau kekurangan darah
 Kaji frekuensi mual, durasi,  Penting untuk mengetahui karakteristik
tingkat keparahan, faktor mual dan faktor-faktor yang
frekuensi, presipitasi yang menyebabkan mual. Apabila
menyebabkan mual. karakteristik mual dan faktor penyebab
mual diketahui maka dapat menetukan
intervensi yang diberikan.
 Anjurkan pasien makan sedikit  Makan sedikit demi sedikit dapat
demi sedikit tapi sering. meningkatkn intake nutrisi.
 Diskusikan dengan keluarga dan  Membantu memilih alternatif
pasien pentingnya intake nutrisi pemenuhan nutrisi yang adekuat.
dan hal-hal yang menyebabkan
penurunan berat badan.
 Timbang berat badan pasien jika  Dengan menimbang berat badan dapat
memungkinan dengan teratur. memantau peningkatan dan penrunan
status gizi.
3 Nyeri akut NOC :  Kaji nyeri (PQRST)  Untuk mengetahui skala, instensitas,
berhubunga dengan  Pain level gambaran, lokasi serta waktu nyeri
agen cedera fisik  Pain control  Ajarkan tentang teknik non  Untuk mengurangi atau mengalihkan
(benda asing pada  Comfort level farmakologi (teknik relaksasi) rasa nyeri
esophagus) (00132) Kriteria hasil :  Kontrol lingkungan yang dapat  Lingkungan yang nyaman dapat
 Mempu mengontrol nyeri (tahu mempengaruhi nyeri seperti mengurangi nyeri
penyebab nyeri, mampu suhu ruangan, pencahayaan dan
menggunakan teknik kebisingan

7
nonfarmakologi untuk mengurangi  Kolaborasi dengan tim medis  Dapat mengurangi skala nyeri
nyeri) lainnya dalam pemberian
 Melaporkan bahwa nyeri analgetik
berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
 Mampu mengenali nyeri (skala,
instensitas, frekuensi dan tanda
nyeri)
 Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
4 Gangguan menelan  Pencegahan aspirasi Aspiration precautions
berhubungan  Ketidakefektifan pola menyusui 1. Memantau tingkat kesadaran, 1. Untuk mengetahui keadan umum klien
dengan obstruksi  Status menelan : tindakan pribadi reflex batuk, reflex muntah dan
mekanis (00103) untuk mencegah pengeluaran kemampuan menelan.
cairan dan patikel padat ke dalam 2. Memonitor status paru 2. Mempertahankan jalan napas
paru
 Status menelan : fase esophagus : 3. Posisi tegak 90˚ (posisi fowler) 3. Mencegah pengeluaran cairan dan
penyaluran cairan atau partikel atau sejauh mugkin partikel padat kedalam paru
padat dari faring ke lambung 4. Menyuapkan makanan dalam 4. Mencegah aspirasi
Kriteria hasil : jumlah kecil dan makanan
 Dapat mempertahankan makanan menjadi potongan-potongan
dalam mulut kecil
 Kemampuan menelan yang adekuat 5. Hancurkan pil sebelum 5. Keefektifan status menelan
 Pengiriman bolus ke hipofaring pemberian pada klien
selaras dengan reflex menelan 6. Kolaborasi barium menelan kue
 Kemampuan untuk mengosongkan atau video fluoroscopy
rongga mulut
 Mampu mengontrol mual dan
muntah
 Imobilitas konsekuensi : fisiologis
 Pengetahuan tentang prosedur
pengobatan

8
 Tidak ada kerusakn otot
tenggorong atau otot wajah,
menelan, menggerakkan lidah, atau
reflex muntah.
 Pemulihan pasca prosedur
pengobatan
 Kondisi pernapasan, ventilasi
adekuat
 Mampu melakukan perawatan
terhadap non pengobatan parenteral
 Mengidentifikasi faktor emosi atau
psikologis yang menghambat
menelan
 Dapat mentoleransi igesti makanan
tanpa tersedak atau aspirasi
 Hidrasi tidak ditemukan
 Kondisi pernapasan adekuat
 Tidak terjadi gangguan neurologi
5 Ansietas orang tua Anxiety self control Anxiety reduction (penurunan
berhubungan Anxiety level kecemasan)
dengan ancaman Coping 1. Gunakan pendekatan pada orang 1. Membuat orang tua dan keluarga
pada status terkini Kriteria hasil : tua dan keluarga tenang
anak (00146)  Klien mampu mengidentifikasi dan 2. Jelaskan semua prosedur dan apa 2. Pemahaman tentang prosedur dapat
mengungkapkan gejala cemas yang dirasakan selama prosedur membuat orang tua dan keluarga
 Mengidentifikasi, mngungkapkan tenang tanpa bertanya-tanya lagi
dan menunjukan tehnik untuk 3. Dorong keluarga untuk 3. Memberikan kenyamanan dan
mengontrol cemas menemani anak kehangatan oang tua atau keluarga
 Vital sign dalam batas normal kepada anak
 Postur tubuh, ekspresi wajah, 4. Dorong pasien untuk 4. Mengetahui atau indentifikasi tingkat
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas mengungkapkan perasaan kecemasan
menunjukan berkurangnya ketakutan, persepsi
kecemasan 5. Instruksikan orang tua atau 5. Mengahlikan perhatian dan

9
pasien mengunakan teknik mengurangi kecemasan
relaksasi
6. Kolaborasi pemberian obat 6. Untuk mengurangi kecemasan
6 Resiko infeksi ;  Immune status  Bersikan lingkungan setelah  Agar lingkungan pasien tetap steril
factor resiko  Knowledge : infection control digunakan oleh klien
perforasi local pada  Risk control  Ganti peralatan kien setiap selesai  Untuk meminimalisir terkontaminasi
esophagus (00004) Kriteria hasil : tindakan dengan mikroorganisme
 Klien bebas dari tanda-tanda
infeksi  Batasi jumlah pengunjung  Agar lingkungan klien tetap nyaman
 Mendeskripsikan proses penularan  Ajarkan cuci tangan untuk  Cuci tangan yang benar dapat
penyakit factor yang menjaga kesehatan individu mencegah terjadinya kontaminasi
mempengaruhi penularan serta dengan mikroorganisme
penatalaksanaannya  Gunakan sabun antimikrobial  Untuk mencegah terjadinya
 Menunjukkan kemampuan untuk untuk cuci tangan kontaminasi dengan mikroorganisme
mencegah timbulnya infeksi  Anjurkan pengunjung untuk  Agar pengunjung terhindar dari
 Jumlah leukosit dalam bata normal mencuci tangan sebelum dan bakteri/virus
 Menunjukkan perilaku hidup sehat setelah meninggalkan ruangan
klien
 Cuci tangan sebelum dan sesudah  Agar terhindar dari bakteri/virus
kontak dengan klien
 Lakukan perawatan aseptic pada  Agar tidak terjadi infeksi
semua jalur IV
 Lakukan teknik perawatan luka  Meminamalisir terjadinya infeksi
dengan memperhatikan prinsip
septik dan aseptik
 Anjurkan istirahat  Istirahat yang cukup dapat
mempercepat proses penyembuhan
 Kolaborasi pemberian terapi  Untuk mempercepat proses
antibiotik dengan memperhatikan penyembuhan
prinsip pemberian obat 6 benar
(benar obat, benar nama, benar
dosis, benar waktu, benar cara

10
pemberian, dan benar
dokumentasi)
 Ajarkan klien dan keluarga  Agar klien dan keluarga lebih
tentang tanda-tanda, gejala dari mengetahui lagi tentang tanda, gejala
infeksi dan cara pencegahan serta pencegahan infeksi
infeksi

11
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS CORPUS ALIENUM ESOPHAGUS
PADA AN. W.V. DI INSTALASI RAWAT DARURAT ANAK
RSUP PROF KANDOU MANADO

Tanggal Pengkajian : Senin, 11 April 2016


Waktu Pengkajian : 18:46 WITA
Ruangan : Instalasi Rawat Darurat Anak ( IRDA )
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien :
Nama : An.W.V
Umur : 4 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Prostestan
Alamat : Malalayang Lingkungan 1
Diagnosis Medis : Corpus Alienum Esofagus
Rencana Tindakan : Esofagus Copy
Rencana Terapi : IVFD cairan RL 500ml
Ranitidin 2 x 1 1/2 Amp
Ceftriaxon 2 x 1
Metil Prenisolom 2 x 1/2 Amp
2. Keluhan Utama : Nyeri menelan
3. Riwayat Penyakit :
a. Riwayat Penyakit Sekarang:
Klien mengatakan nyeri menelan pada kerongkongan, nyeri yang dirasakan
seperti ditusuk-tusuk skala nyeri 5 (Nyeri sedang), nyeri dirasakan klien kurang
lebih 2 hari yang lalu, klien tampak meringis dan kesakitan.
b. Riwayat Penyakit Dahulu:
Penyakit yang klien rasakan sekarang adalah riwayat penyakit 1 bulan yang lalu
dan masih ada sampai sekarang karena pada waktu itu klien (keluarga) menolak
melakukan tindakan esophagus copy, sehingga klien kembali kerumah pada saat
dikaji (1 bulan kemudian saat masuk rumah sakit) alasan klien masuk rumah sakit
karena klien sudah lebih merasakan nyeri saat menelan dan pada saat ini keluarga
menerima tindakan yang akan dilakukan.
c. Riwayat Penyakit Keluarga :-
d. Pengkajian Kondisi Mental :
12
A : Alert klien dalam kondisi sadar penuh respon waktu dan tempat
e. Pengkajian Survey
Airway : Tidak ada sumbatan jalan napas dan tidak terpasang O2
Breathing : Tidak ada bunyi nafas tambahan
Circulation : Tidak ada tanda-tanda syok atau dehidrasi
f. Secondary survey
 Dehidrasi /Disability : Tidak terdapat hambatan dalam beraktivitas, karena
semua anggota tubuh klien berfungsi dengan baik dan tidak dapat dehidrasi.
 Fluid ( cairan ) : Direncanakan akan terpasang cairan RL 500ml
 Vital Sign : TD : 90/70 mmHg ; N : 96 x / menit ; R : 18 x / menit ;
SB: 37,7 0 C ; BB: 14 Kg
g. Pengkajian Head to toe
Kepala : Normal (bersih rambut hitam dan kepala anemis)
Mata : Konjungtiva tidak anemis
Hidung : Simetris dan tidak terdapat secret atau polip
Telinga : Simetris dan tidak terdapat serumen
Tenggorokan: Didalam kerongkongan terdapat benda asing (koin Rp.500,00) dan
menyebakan nyeri:
P: Tertelan benda asing koin Rp.500,00
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: dikerongkongan
S: Skala nyeri 5 (NYERI SEDANG)
T: 2 Hari SMRS nyeri hilang dan timbul kembali
Dada : Simetris kiri dan kanan
Perut : Normal
Mulut :Mukosa bibir lembab
h. Pemeriksaan Penunjang
Parameter Nilai Rujukan Satuan Hasil
Hematologi
Leukosit 4000 – 10000 /UL 12000/UL
Eritrosit 4.70 – 6.10 10^6 /UL 4.80 10^6 /UL
Hemoglobin 11.5 -16.5 g/dL 12.1 g/dL
Hematokrit 37.0 – 47.0 % 38,5%
Trombosit 150-450 10^ 3 / uL 475 10^ 3 / uL

13
MCH 27.0 – 35.0 Pg 28.0 Pg
MCHC 30.0 – 40.0 g/dL 37.0 g/dL
MCV 80.0 – 100.0 fL 88.0 fL

i. Pathway

Factor predisosisi tertelan


benda asing (koin 500 rupiah)

Masuk kedalam mulut dan


turun ke saluran pencernaan

Tersangkut pada esophagus

Ekstraksi pada esophagus Obstruksi pada esophagus


untuk mengurangi komplikasi
Gangguan
Timbul lesi pada esophagus Masuknya makanan
menelan
melewati esophagus
Sekresi histamine dan
Invasi kuman
bradikinin
penyakit pada lesi
Menstimulasi produksi
Resiko infeksi
prostaglandin

Rangsangan dikirim ke otak

Otak menginterprestasikan
signal dan memproses
informasi
Persepsi nyeri

Nyeri akut

14
j. Analisa data
Data Etiologi Masalah
DS : Benda asing pada esophagus Nyeri Akut
klien mengeluh nyeri saat ↓
menelan Ekstraksi pada esophagus
DO : ↓
- Klien tampak meringis Timbul lesi pada esophagus
kesakitan pada saat menelan ↓
P: Tertelan benda asing koin Sekresi histamine dan
Rp.500,00 bradikinin
Q: Seperti ditusuk-tusuk ↓
R: dikerongkongan Menstimulasi produksi
S: Skala nyeri 5 (NYERI prostaglandin
SEDANG) ↓
T: 2 Hari SMRS nyeri hilang Otak menginterpretasikan
dan timbul kembali sinyal dan memproses
informasi

Persepsi nyeri

nyeri akut
DS : Benda asing (koin) masuk ke Gangguan
Klien mengeluh nyeri saat esophagus menelan
menelan ↓
DO: Koin menyangkut pada
- Klien tampak meringis saat esophagus
mencoba menelan ↓
Obstruksi pada esophagus

Kesulitan menelan

Gangguan menelan
DS : Benda asing pada esophagus Resiko infeksi
Klien mengeluh nyeri saat ↓
menelan Ekstraksi pada esophagus
DO : ↓
Leukosit 12.000/ UL Timbul lesi pada esophagus
Lesi pada esophagus ↓
Masuknya makanan
melewati esophagus

Invasi kuman penyakit pada
lesi

Resiko infeksi

15
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik : koin Rp.500,00 pada
esophagus (00132)
2. Gangguan menelan berhubungan dengan obstruksi mekanis : koin Rp.500,00 pada
esophagus (00103)
3. Resiko infeksi ; factor resiko perforasi local pada esophagus (00004)

16
C. Intervensi Keperawatan
N Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
O Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1x8 jam diharapkan 1. Kaji nyeri secara komperhensif 1. Mengetahui tingkat
dengan agen pencedera nyeri dapat dikontrol dengan KH: (P,Q,R,S,T) nyeri
fisik : koin Rp.500,00  Klien mampu mengenali faktor-faktor 2. Observasi isyarat verbal dan 2. Mengetahui penyebab
DS : penyebab nyeri non verbal dari ketidaknyaman nyeri
klien mengeluh nyeri saat  Klien mampu melakukan teknik relaksasi 3. Ajarkan teknik relaksasi 3. Mengurangi nyeri
menelan 4. Evaluasi keefektifan dari teknik 4. Mengetahui keefektifan
DO : mengontrol nyeri teknik relaksasi
- Klien tampak meringis 5. Kolaborasi dengan dokter 5. Analgetik mengurangi
kesakitan pada saat pemberian analgetik pemberian nyeri
menelan sesuai indikasi
P: Tertelan benda asing
koin Rp.500,00
Q: Seperti ditusuk-
tusuk
R: dikerongkongan
S: Skala nyeri 5
(NYERI SEDANG)
T: 2 Hari SMRS nyeri
hilang dan timbul
kembali

2 Gangguan menelan  Pencegahan aspirasi Aspiration precautions


berhubungan dengan  Ketidakefektifan pola menyusui - Memantau tingkat kesadaran, - Untuk mengetahui
obstruksi mekanis : koin  Status menelan : tindakan pribadi untuk reflex batuk, reflex muntah dan keadan umum klien
Rp.500,00 pada esophagus mencegah pengeluaran cairan dan patikel kemampuan menelan.
(00103) ditandai dengan padat ke dalam paru - Memonitor status paru - Mempertahankan jalan
DS :  Status menelan : fase esophagus : napas

17
Klien mengeluh nyeri saat penyaluran cairan atau partikel padat dari - Posisi tegak 90˚ (posisi fowler) - Mencegah pengeluaran
menelan faring ke lambung atau sejauh mugkin cairan dan partikel padat
DO: Kriteria hasil : kedalam paru
Klien tampak meringis saat  Dapat mempertahankan makanan dalam - Menyuapkan makanan dalam - Mencegah aspirasi
mencoba menelan mulut jumlah kecil dan makanan
 Kemampuan menelan yang adekuat menjadi potongan-potongan
 Pengiriman bolus ke hipofaring selaras kecil
dengan reflex menelan - Hancurkan pil sebelum - Keefektifan status
 Kemampuan untuk mengosongkan rongga pemberian pada klien menelan
mulut - Kolaborasi barium menelan kue
 Mampu mengontrol mual dan muntah atau video fluoroscopy
 Imobilitas konsekuensi : fisiologis
 Pengetahuan tentang prosedur pengobatan
 Tidak ada kerusakn otot tenggorong atau
otot wajah, menelan, menggerakkan lidah,
atau reflex muntah.
 Pemulihan pasca prosedur pengobatan
 Kondisi pernapasan, ventilasi adekuat
 Mampu melakukan perawatan terhadap non
pengobatan parenteral
 Mengidentifikasi faktor emosi atau
psikologis yang menghambat menelan
 Dapat mentoleransi igesti makanan tanpa
tersedak atau aspirasi
 Hidrasi tidak ditemukan
 Kondisi pernapasan adekuat
 Tidak terjadi gangguan neurologi
3 Resiko infeksi ; factor  Immune status  Bersikan lingkungan setelah  Agar lingkungan pasien
resiko perforasi local pada  Knowledge : infection control digunakan oleh klien tetap steril
esophagus (00004)  Risk control  Ganti peralatan kien setiap  Untuk meminimalisir
ditandai dengan : Kriteria hasil : selesai tindakan terkontaminasi dengan
DS :  Klien bebas dari tanda-tanda infeksi mikroorganisme

18
Klien mengeluh nyeri saat  Mendeskripsikan proses penularan penyakit  Batasi jumlah pengunjung  Agar lingkungan klien
menelan factor yang mempengaruhi penularan serta  Ajarkan cuci tangan untuk tetap nyaman
DO : penatalaksanaannya menjaga kesehatan individu  Cuci tangan yang benar
Leukosit 12.000/ UL  Menunjukkan kemampuan untuk mencegah dapat mencegah
Lesi pada esophagus timbulnya infeksi terjadinya kontaminasi
 Jumlah leukosit dalam bata normal dengan mikroorganisme
 Menunjukkan perilaku hidup sehat  Gunakan sabun antimikrobial  Untuk mencegah
untuk cuci tangan terjadinya kontaminasi
dengan mikroorganisme
 Anjurkan pengunjung untuk  Agar pengunjung
mencuci tangan sebelum dan terhindar dari
setelah meninggalkan ruangan bakteri/virus
klien
 Cuci tangan sebelum dan sesudah  Agar terhindar dari
kontak dengan klien bakteri/virus
 Lakukan perawatan aseptic pada  Agar tidak terjadi infeksi
semua jalur IV
 Lakukan teknik perawatan luka  Meminamalisir
dengan memperhatikan prinsip terjadinya infeksi
septik dan aseptik
 Anjurkan istirahat  Istirahat yang cukup
dapat mempercepat
proses penyembuhan
 Kolaborasi pemberian terapi  Untuk mempercepat
antibiotik dengan memperhatikan proses penyembuhan
prinsip pemberian obat 6 benar
(benar obat, benar nama, benar
dosis, benar waktu, benar cara
pemberian, dan benar
dokumentasi)
 Ajarkan klien dan keluarga  Agar klien dan keluarga
tentang tanda-tanda, gejala dari lebih mengetahui lagi

19
infeksi dan cara pencegahan tentang tanda, gejala
infeksi serta pencegahan infeksi

D. Implementasi Dan Evaluasi


Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
Senin, 11 April 19.30  Mengkaji nyeri yang dialami oleh klien secara Jam : 20.40 Wita
2016 komperhensif S: klien mengatakan nyeri bagian kerongkongan ,
 P: Klien dan orang tua klien mengatakan klien nyeri akibat menelan koin. Nyeri bertambah saat
menelan benda asing koin Rp.500,00 menelan.
 Q: Orang tua klien menyatakan nyeri seperti O: tampak wajah klien meringis.
ditusuk-tusuk A: masalah nyeri akut belum teratasi
 R: Nyeri terasa di kerongkongan P:lanjutkan intervensi
 S: Skala nyeri: nyeri sedang (Face).  menganjurkan teknik napas dalam bila nyeri
 T: Orang tua klien menyatakan nyeri sejak 2 hari terasa
SMRS nyeri hilang dan timbul kembali, dengan  memasang IVFD cairan RL 500ml
durasi ±5 menit. Nyeri dirasakan meningkat ketika  Melayani suntikan Ranitidin 2 x 1 1/2 Amp
menelan.  Melayani suntikan Ceftriaxon 2 x 1
 Mengobservasi isyarat verbal dan non verbal  Melayani suntikan Metil Prenisolom 2 x 1/2
19.45
 Isyarat verbal : klien mengatakan nyeri saat Amp
menelan
 Isyarat non verbal : tampak wajah klien
meringis saat menelan
 Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam pada klien.
Respon klien mau mengikuti menarik nafas dalam dari
hidung dan dihembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan.
19.50  Mengevaluasi keefektifan teknik relaksasi.
Respon klien mau mengulangi sendiri tindakan teknik
relaksasi

20
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, Heather. 2015. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015- 2017 Edisi 10. EGC : Jakarta.

http ://undip.ac.id./440321/Suryati Nugroho.220104312543 Bab 2 Corpuus Alineum Esofagus scribd.

Nasarif, A. dan Kusman H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis NANDA NIC NOC.

Jogjakarta : Mediaction.

Penelitian : dr. Andi Rizal CORPUS ALIENUM GIGI PALSU DI OESOPHAGUS DENGAN

PEMERIKSAAN X-RAY DAN OESOPHAGOGRAFI BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014

Penelitian : Ramschie , Meydi dan Olivia C. Pelealu. TINDAKAN OPERASI THT-KL DI BLU RSUP PROF

DR. R.D.KANDOU MALALAYANG

Wilkinson, Judith M.. Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan : Diagnosis Nanda, Intervensi

NIC, Kriteria Hasil NOC. EGC : Jakarta.

2
1

Anda mungkin juga menyukai