Anda di halaman 1dari 76

PROPOSAL

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI


PENYAKIT PNEUMONI DENGAN PRIORITAS MASALAH
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DI RSUD JOMBANG

Oleh :

ISNAENI ROMADHONI
NIM :2017.1440.1012

AKADEMI KEPERAWATAN BAHRUL ULUM


TAMBAK BERAS-JOMBANG
2020

I
PROPOSAL
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI PENYAKIT


PNEUMONI DENGAN PRIORITAS MASALAH KETIDAK
EFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DI RSUD JOMBANG

Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli


Madya Keperawatan (A.Md.Kep) pada Akademi
Keperawatan Bahrul ’Ulum Tambak Beras Jombang

Oleh :

ISNAENI ROMADHONI
NIM :2017.1440.1012

AKADEMI KEPERAWATAN BAHRUL ULUM


TAMBAK BERAS-JOMBANG
2020

II
AKPER BAHRUL ULUM TAMBAKBERAS JOMBANG

JL. KH. WAHAB HASBULLAH GG. IV

TAMBAKBERAS JOMBANG

Kode Pos 61451 Telp. Fax. : (0321) 876040

SURAT PERNYATAAN

KESEDIAAN MENGUJI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Nomor Induk Pegawai :

Pangkat/Golongan :

Instansi/Unit Kerja :

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa saya bersedia menjadi Dosen Penguji


dalam rangka penulisan Proposal LTA pada hari:

Hari/Tanggal :

Jam :

Nama :

Nomor Induk Mahasiswa :

Jurusan :

Program Studi :

Judul Proposal LTA :


Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab.

Jombang,
Yang membuat
Pernyataan

III
NIP.
MOTTO

“Genggamlah dunia sebelum dunia menggenggangmmu”


Karena

“Hidup adalah pelajaran tentang kerendahan hati”

Namun

“Kegagalan terjadi karena terlalu banyak berencana tapi sedikit berpikir”

Sooo .....

“Jika orang lain bisa, maka aku juga termasuk bisa”

Maka dari itu

“Belajar dari kegagalan adalah hal yang bijak”

Dan

“Kesuksesan tidak akan bertahan jika dicapai dengan jalan pintas”

By : ISNAENI ROMADHONI

IV
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL

JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG


MENGALAMI
PENYAKIT PNEUMONI DENGAN PRIORITAS MASALAH
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DIRUANG
CEMPAKA RSUD JOMBANG

PENELITI : ISNAENI ROMADHONI

NPM : 2017.1440.1012

Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada Ujian Proposal Pada :

Hari / Tanggal : Rabu, 15 April 2020

Tempat : Akper Bahrul ‘Ulum Tambak beras Jombang.

Tim Penguji :

Penguji 1 : Dr.H.Joko Prasetyo,S.Kep.M.kep ( ..................... )

Penguji 1 : Arif Wijaya,M.Kep. ( ..................... )

Penguji 1 : Ns.Asri Kusyani,M.Kep ( ..................... )

Mengetahui,

Direktur Akper Bahrul Ulum Jombang

NIP. 1973080720051100

V
LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL

JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG


MENGALAMI
PENYAKIT PNEUMONI DENGAN PRIORITAS MASALAH
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DIRUANG
CEMPAKA RSUD JOMBANG

PENELITI : ISNAENI ROMADHONI

NPM : 2017.1440.1012

Telah disetujui untuk diajukan dihadapan Dewan Pembimbing Proposal Laporan


Tugas Akhir pada tanggal : 26 Maret 2020

Mengetahui :

Pembimbing I Pembimbing II

Direktur Akper Bahrul Ulum Jombang

VI
NIP. 1973080720051100

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga peneliti
mampu menyelesaikan Proposal Laporan Tugas Akhir yang berjudul ”ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI PENYAKIT PNEUMONI
DENGAN PRIORITAS MASALAH KETIDAK EFEKTIFAN BERSIHAN JAlAN
NAFAS Di RSUD JOMBANG”.

Penyusunan Proposal Laporan Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan gelar ahli madya keperawatan di Akademi Keperawatan

Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang. Peneliti menyadari adanya kekurangan dan


keterbatasan dalam penyusunan Proposal Laporan Tugas Akhir ini. Namun berkat bantuan
dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya dapat menyelesaikan dengan
baik.
Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. KH. Amanulloh AR (Alm) selaku Pendiri AKPER Bahrul 'Ulum Tambakberas


Jombang.

VII
2. H.M. Sholachul’am Notobuwono, SE selaku Ketua Yayayan PP. An-NajiyahBahrul
‘Ulum Tambakberas Jombang.

3. Dr. H. Joko Prasetyo, M.Kep. selaku Direktur AKPER Bahrul ‘Ulum Tambakberas
jombang.

4. Asri Kusyani, M.Kep. Selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran dalam memberikan bimbingan selama penelitian ini..

5. Dessi Verawati, S.Kep.,Ns. selaku pembimbing II yang telah banyak membantu serta
memberikan arahan dan motivasi dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

6. Semua dosen dan pengajar AKPER Bahrul Ulum yang senantiasa selalu memberikan
ilmu dan motivasi.

7. Keluargaku tercinta, Ibu dan Bapakku serta kakakku tercinta yang selalun mencurahkan
cinta kasih sayangnya dan doa - doa dalam disetiap langkahku.

8. Semua teman - temanku seperjuangan yang memberikan dukungan dalam


menyelesaikan Proposal Laporan Tugas Akhir ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan
dukungan dalam penyusunan Proposal Laporan Tugas Akhir.

Dengan segala kerendahan hati, saya menyadari bahwa penyusunan Proposal Laporan
Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
hasil Proposal Laporan Tugas Akhir.

Jombang, 6 April 2020

Peneliti

VIII
ISNAENI ROMADHONI
NPM : 2017.1440.1012

PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas segala Rahmat, Hidayah dan

Karunia-Nya telah memberiku kekuatan, kesehatan dan membekali dengan ilmu

serta kemudahan yang Engkau berikan sehingga Proposal Laporan Tugas Akhir

ini dapat terselesaikan.

Saya persembahkan Proposal Laporan Tugas Akhir ini untuk semua yang

telah memberikanku inspirasi serta dorongan semangat hingga saat ini.:

1. Allah SWT atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya

Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

2. Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi suri tauladan bagi kami umatnya.

3. Ibu dan Bapak, terima kasih atas do’a, dorongan semangat, kesabaran,

keikhlasan, keridhohan, jerih payah yang tidak mengenal lelah serta nasehat

IX
nasehatmu selama ini yang telah menjadi jembatan perjalanan hidupku.

4. Kakak Cantikku (Siti Aisyah) terima kasih untuk semangat, perhatian dan

banyak membantu dalam menyelesaikan kuliahku.

5. Untuk adik-adik dan saudaraku (M.Nur Alfian Rizky dan M. Junaedi) serta

saudaraku semua yang telah menjadi penghibur disaat lelahku.

6. Semua dosen, staf karyawan Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang yang telah

membimbing dan memberikan ilmunya kepada saya.

7. Ibu Dessi Verawati dan Ibu Ika Yuli Ningtiyas Selaku dosen yang selalu

memberikan motivasi dan bimbingan kepada saya selama berkuliah.

8. Ibu Asri Kusyani selaku dosen pembimbing 1 yang telah memberikan banyak

waktu luang untuk konsul Prooposal Laporan Tugas Akhir sehingga

mempercepat waktu sidang saya.

9. Ibu Dessi selaku pembimbing 2 yang telah banyak memberikan arahan


selama

saya bimbingan.

10. My boy friend (M. Fauzan) terima kasih untuk do’a, perhatian dan

semangatnya serta selama ini yang selalu ada disetiap suka dan dukaku.

11. My best friend (Laila, Anifah, Musrifah, Novia, Dinda) yang telah

menemaniku disaat berjuang demi mencapai A.Md, Kep dengan penuh

kesabaran.

12. Teman-temanku Akper Bahrul ‘Ulum angkatan 2017-2020, terima kasih

untuk

dukungan, candaan, semangat serta solidaritas yang luar biasa untuk

menyelesaikan Proposal Laporan Tugas Akhir.

Terima kasih telah memberikanku semangat, kalian yang berarti


dalam
X
hidupku dan selalu ada dalam suka dan duka.

DAFTAR ISI

COVER LUAR .............................................


I
COVER DALAM .............................................
II
SURAT PERNYATAAN .............................................
III
MOTTO .............................................
IV
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................
V
LEMBAR PENGESAHAN .............................................
VI
KATA PENGANTAR .............................................
VII

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ............................................. 1

XI
1.2 BATAS MASALAH ............................................. 3
1.3 RUMUSAN MASALAH ............................................. 3
1.4 TUJUAN PENELITIAN .............................................. 3
1.4.1 Tujuan Umum .............................................. 3
1.4.2 Tujuan Khusus .............................................. 3
1.5 Manfaat Penelitian .............................................. 4
1.5.1 Teoritis ............................................... 4
1.5.2 Praktis ................................................ 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pneumoni ................................................ 6


2.1.1 Pengertian ................................................. 6
2.1.2 Etiologi ................................................ 7
2.1.3 Klasifikasi ................................................ 8

2.1.4 Manifestasi Klinis ................................................. 9

2.1.5 Patofisiologi ................................................ 10


2.1.6 Pathway ................................................ 12
2.1.7 Penatalaksanaan ................................................ 13
2.1.8 Komplikasi ................................................ 16
2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik................................................ 17
2.2 Konsep Asuhan pada Keperawatan Pneumoni ............................... 18
2.1.9 Pengkajian ................................................ 18
2.1.10 Diagnosa Keperawatan ................................................ 26
2.2.3 Intervensi Keperawatan .................................................
2.2.4 Pelaksanaan Keperawatan ..............................................
2.2.5 Evaluasi Keperawatan ................................................
2.2 Picote .................................................

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ................................................


3.2 Batasan Istilah .................................................
3.3 Partisipan ................................................
3.4 Lokasi dan Waktu .................................................
3.4.1 Lokasi Penelitian ................................................
XII
3.4.2 Waktu Penelitian .................................................
3.5 Pengumpulan Data .................................................
3.6 Uji Keabsahan Data .................................................
3.7 Analisa Data .................................................
3.8 Etika Penelitian .................................................
Format Pengkajian Kmb ..................................................
DAFTAR PUSAKA ..……………………………....

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel H


a
l
2 Intervensi Pneumni menurut Nurarif 2
. (2015) 6
1
2 Picote Penyakit Pneumoni 3
. 0
2

XIII
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Hal

2.1 Pathway Penyakit 12


Pneumoni

XIV
DAFTAR SINGKATAN

RSUD : Rumah sakit umum daerah

WHO : World Health Organization


CFR : Crude fatality rate
PDPI : Perhimpunan dokter paru
indonesia
RISKESDAS: Riset kesehatan dasar
PPNI : Persatuan perawat nasional indonesia
RSV : Respiratory syncytial virus
CPC : Carinii pneumoni
TNF : Tumor necrosis factor
Nacl : Natrium Chlorida
KCL : Kalium klorida
GDA : Guideline daily amount
ISPA : Pengendalian infeksi saluran pernafasan
akut
TBC : Tuberkulosis

XV
CA : Calium
BAB : Buang air besar
BAK : Buang air kecil
TD : Tekaan darah
RR : Respiratory rate
HB : hemoglobin
TIO : Tekanan intra okuler

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat permohonan ijin pengambilan data dari


Direktur Akademi Keperawatan Bahrul Ulum
Jombang
Lampiran 2 Surat Balasan Dari RSUD JOMBANG

Lampiran 3 Surat permohonan ijin penelitian Direktur


Akademi dari Keperawatan Bahrul Ulum Jombang
Lampiran 4 Format Pengkajian Asuhan Keperawatan
Lampiran 5 Permohonan Kesediaan Menjadi Partisipan

Lampiran 6 Persetujuan Menjadi Partisipan


Lampiran 7 Lembar Konsultasi Pembimbing I
Lampiran 8 Lembar Konsultasi Pembimbing II

XVI
XVII
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pneumoni adalah suatu proses infeksi atau inflamasi yang terjadi pada

parenkim paru karena terdapat adanya suatu konsolidasi atau suatu pengisian

pada rongga alveoli karena adanya eksuat. Peradangan ini dapat disebabkan

oleh virus, bakteri dan jamur (somantri, 2016). Adapun gejala yang biasa di

alami yaitu batuk dan sesak yang dapat menyebabkan ketidakefektifan bersihan

jalan nafas (Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis dan

Nanda Nic Noc jilid 3). Pada penyakit pneumonia dapat terjadi masalah

keperawatan yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Ketika pasien

mengalami pneumonia pada masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan

jalan nafas dapat menjadikan pasien mengurangi rasa nyaman dalam pola

pernafasanya dikarenakan ventilasi kurang adekuat untuk inspirasi maupun

ekspirasi dalam pernafasan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017), sedangkan di

dalam buku Nursing Interventions Classification (Nic) ketidakefektifan

bersihan jalan nafas adalah dalam penghirupan udara untuk bernafas kurang

adekuat. Sehingga dapat menimbulkan rasa sesak pada sistem pernafasan.

Menurut World Health Organization (WHO) 2013 menyebutkan bahwa

penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi didunia adalah infeksi

saluran nafas akut termasuk pneumonia dan influensa. Insidensi pneumonia

komuniti di Amerika adalah 12 kasus per 1000 orang pertahun dan merupakan
penyebab kematian utama akibat infeksi pada orang dewasa dinegara itu.

Angka kematian akibat pneumonia di Amerika adalah 10% (Sativa, 2013).


2
Penyakit pneumonia biasanya ditandai dengan gejala batuk dan disertai

dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri,

mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru - paru

yang disertai eksudasi dan konsolidasi, masalah keperawatan yang terjadi pada

klien yang mengalami pneumonia adalah Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

(Nurarif & Kusuma, 2015). Ketidakefektifan bersihan jalan nafas jika tidak

dilakukan penanganan dengan benar dan tepat akan menimbulkan dampak

berupa : adanya perubahan struktur paru normal, perluasan infeksi lokal untuk

mengenai pleura(pleuritis), kerusakan yang berlebihan pada parenkim paru,

abses paru, empiema atau efusi pleura. Hal ini harus segera ditangani dengan cara

mengajarkan klien tentang teknik batuk efektif, teknik ini sangat efektif dalam

membantu pengeluaran sputum dan membersihkan laring, trakea dan

bronkiolus dari sekret atau benda asing di jalan napas (Lemone, 2015).

1.2 Batasan Masalah

Masalah study kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan klien yang

mengalami Penyakit Pneumoni dengan masalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan

Nafas RSUD Jombang.

1.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang di uraikan diatas rumusan masalah yang diangkat

adalah “Bagaimanakah Asuhan keperawatan klien yang mengalami Penyakit


3
Pneumoni dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di RSUD

Jombang?”

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami

Penyakit Pneumoni dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Di

RSUD Jombang.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami

Penyakit Pneumoni dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Di

RSUD Jombang.

2. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami

Penyakit Pneumoni dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Di

RSUD Jombang. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien

yang mengalami Penyakit Pneumoni dengan Ketidakefektifan

Bersihan Jalan Nafas Di RSUD Jombang.

3. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami

Penyakit Pneumoni dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Di

RSUD Jombang.
4
4. Melakukan evaluasi pada klien yang mengalami Penyakit Pneumoni

dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Di RSUD Jombang.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Teoritis

Dari studi kasus yang di paparkan secara teoritis diharapkan dapat

menjadi bahan kepustakaan memberikan sumbangan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dan ilmu kesehatan serta teori-teori

kesehatan khusunya dalam upaya penerapan asuhan keperawatan pada

klien yang mengalami Penyakit Pneumoni.

1.5.2 Praktis

1. Bagi klien dan keluarga

Untuk menambah wawasan bagi klien dan keluarga dalam

menangani masalah keperawatan pada klien yang mengalami penyakit

Pneumoni secara mandiri dirumah.

2. Bagi perawat

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan sebagai bahan dalam

penanganan keperawatan dengan Ketidakefektifan Bersihan jalan nafas

pada klien yang mengalami penyakit pneumoni


5
3. Bagi Tempat Peneliti

Sebagai bahan masukan khususnya untuk mengembangkan dan

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan demi membantu petugas

rumah sakit dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai ilmu dan

keterampilan yang terus diperbaharui serta dijadikan bahan masukan

yang dapat menunjang mutu dalam pelaksanaan praktik pelayanan

keperawatan khususnya pada pasien yang mengalami Penyakit

pneumoni.

4. Bagi penulis

Memperoleh pengetahuan tentang ketidakefektifan bersihan jalan

nafas dan cara pemenuhannya sehingga dapat mengatasi masalah

ketidakefektifan bersihan jalan nafas.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit Pneumoni

2.1.1 Pengertian

Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh

mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, parasite. pneumonia juga

disebabkan oleh bahan kimia dan paparan fisik seperti suhu atau radiasi.

(Djojodibroto, 2014).

Pneumonia merupakan infeksi pada paru yang bersifat akut.

Penyebabnya adalah bakteri, virus, jamur, bahan kimia atau kerusakan

fisik dari paru-paru, dan bisa juga disebabkan pengaruh dari penyakit

lainnya. Pneumonia disebabkan oleh Bakteri Streptococcus dan

Mycoplasma pneumonia, sedangkan virus yang menyebabkan

pneumonia yaitu Adenoviruses, Rhinovirus, Influenza virus, Respiratory

syncytial virus (RSV) dan para influenza (Athena & Ika, 2014).

Pneumonia merupakan proses inflamatori parenkim paru yang

umumnya disebabkan oleh agens infeksius. Pneumonia adalah penyakit

infeksius yang sering menyebabkan kematian di Amerika Serikat

(Smeltzer & Bare, 2013).

6
7

2.1.2 Etiologi

Penyebab yang ada di kalangan masyarakat

umumnya disebabkan oleh bkteri,

virus,mikoplasma (bentuk peralihan antara bakteri

dan virus) dan protozoa. Menutut Padila (2013)

etiologi pneumonia:

1. Bakteri

Pneumonia bakteri didapatkan pada usia

lanjut. Organisme gram positif seperti:

Streptococcus pneumonia, S. aerous, dan

streptococcus pyogenesis. Bakteri gram

negative seperti Haemophilus

influenza, klebsiella pneumonia dan P.


Aeruginosa

2. Virus

Disebabkan virus influenza yang menyebar melalui


droplet.

Penyebab utama pneumonia virus ini yaitu


Mikroorganisme.

3. Jamur

Disebabkan oleh jamur hitoplasma yang

menyebar melalui udara yang mengandung

spora dan ditemukan pada kotoran burung,

tanah serta kompos.


8
4. Protozoa

Menimbulkan terjadinya Pneumocystis

carinii pneumonia (CPC). Biasanya pada

pasien yang mengalami immunosupresi.

(Reeves, 2013). Penyebaran infeksi melalui

droplet dan disebabkan oleh streptococcus

pneumonia, melalui selang infus yaitu

stapilococcus aureus dan pemakaian ventilator

oleh P. Aeruginosa dan enterobacter. Dan bisa

terjadi karena kekebalan tubuh dan juga

mempunyai riwayat penyakit kronis.

Selain diatas penyebab terjadinya

pneumonia yaitu dari Non mikroorganisme:

a. Bahan kimia.

b. Paparan fisik seperti suhu dan radiasi


(Djojodibroto, 2014).

c. Merokok.

d. Debu, bau-bauan, dan polusi lingkungan


(Ikawati, 2016)

2.1.3 Klasifikasi

Menurut pendapat Amin & Hardi (2015)

1. Berdasarkan anatomi:

a. Pneumonia lobaris yaitu terjadi pada

seluruh atau sebagian besar dari lobus paru.

Di sebut pneumonia bilateral atau ganda

apabila kedua paru terkena.


9
b. Pneumonia lobularis, terjadi pada

ujung bronkhiolus, yang tersumbat oleh

eksudat mukopurulen dan membentuk bercak

konsolidasi dalam lobus yang berada

didekatnya.

c. Pneumonia interstitial, proses

inflamasi yang terjadi didalam dinding

alveolar dan interlobular.

2. Berdasarkan inang dan lingkungan

a. Pneumonia komunitas Terjadi pada

pasien perokok, dan mempunyai penyakit

penyerta kardiopulmonal.

b. Pneumonia aspirasi

Disebabkan oleh bahan kimia yaitu aspirasi

bahan toksik, dan akibat aspirasi cairan dari

cairan makanan atau lambung.

c. Pneumonia pada gangguan imun

Terjadi akibat proses penyakit dan terapi.

Disebabkan oleh kuman pathogen atau

mikroorganisme seperti bakteri, protozoa,

parasite, virus, jamur dan cacing.


10
2.1.4 Manifestasi Klinis

Gambaran klinis beragam, tergantung pada

organisme penebab dan penyakit pasien

pneumoni (Brunner & Suddarth 2011).

Menggigil mendadak dan dengan cepat

berlanjut menjadi demam (38,5 o C sampai 40,5


o
C). Nyeri dada pleuritik yang semakin berat

ketika bernapas dan batuk. Pasien yang sakit

parah mengalami takipnea berat (25 sampai 45

kali pernapasan/menit) dan dyspnea, prtopnea

ketika disangga.

Nadi cepat dan memantul, dapat meningkat 10

kali/menit per satu derajat peningkatan suhu tubuh

(Celcius). Bradikardi relativ untuk tingginya

demam menunjukkan infeksi virus, infeksi

mikroplasma, atau infeksi organisme Legionella.

Tanda lain : infeksi saluran napas atas, sakit

kepala, demam derajat rendah, nyeri pleuritik,

myalgia, faringitis, setelah beberapa hari, sputum

mucoid atau mukopurulen dikeluarkan.

Pneumonia berat : pipi memerah, bibi dan

bantalan kuku menunjukkan sianosis sentral.


11
Sputum purulent, bewarna seperti katar,

bercampur darah, kental, atau hijau, bergantung

pada agen penyebab. Nafsu makan buruk, dan

pasien mengalami diaphoresis dan mudah lelah.

Tanda dan gejala pneumonia dapat juga

bergantung pada kondisi utama pasien (misal,

yang menjalani terapi imunosupresan, yang

menurunkan resistensi terhadap infeksi.

2.1.5 Patofisiologi

Menurut pendapat sujono dan sukarmin (2013)

Pneumonia adalah hasil dari proliferasi patogen

mikrobial di alveolar dan respons tubuh terhadap

patogen tersebut. Banyak cara mikroorganisme

memasuki saluran pernapasan bawah. Salah

satunya adalah melalui aspirasi orofaring.

Aspirasi dapat terjadi pada kaum geriatri saat tidur

atau pada pasien dengan penurunan kesadaran.

Melalui droplet yang teraspirasi banyak patogen

masuk. Pneumonia sangat jarang tersebar

secara hematogen.

Faktor mekanis host seperti rambut nares,

turbinasi dan arsitektur trakeobronkial yang

bercabang cabang mencegah mikroorganisme

dengan mudah memasuki saluran pernapasan.


12
Faktor lain yang berperan adalah refleks batuk

dan refleks tersedak yang mencegah aspirasi.

Flora normal juga mencegah adhesi

mikroorganisme di orofaring.

Saat mikroorganisme akhirnya berhasil masuk

ke alveolus, tubuh masih memiliki makrofag

alveolar. Pneumonia akan muncul saat

kemampuan makrofag membunuh

mikroorganisme lebih rendah dari kemampuan

mikroorganisme bertahan hidup. Makrofag lalu

akan menginisiasi repons inflamasi host. Pada

saat ini lah manifestasi klinis pneumonia akan

muncul. Respons inflamasi tubuh akan memicu

penglepasan mediator inflamasi seperti IL

(interleukin) 1 dan TNF (Tumor Necrosis Factor)

yang akan menghasilkan demam. Neutrofil akan

bermigrasi ke paru paru dan menyebabkan

leukositosis perifer sehingga meningkatkaan

sekresi purulen. Mediator inflamasi dan neutrofil

akan menyebabkan kebocoran kapiler alveolar

lokal. Bahkan eritrosit dapat keluar akibat

kebocoran ini dan menyebabkan hemoptisis.

Kebocoran kapiler ini menyebabkan penampakan

infiltrat pada hasil radiografi dan rales pada


13
auskultasi serta hipoxemia akibat terisinya

alveolar.

Pada keadaan tertentu bakteri patogen

dapat menganggu vasokonstriksi hipoksik yang

biasanya muncul pada alveoli yang terisi cairan

hal ini akan menyebabkan hipoksemia berat. Jika

proses ini memberat dan menyebabkan perubahan

mekanisme paru dan volume paru dan shunting

aliran darah sehingga berujung pada kematian.

2.1.6 Pathway Penyakit


Pneumoni

Normal (sistem Organisme


pertahanan terganggu)

Virus Saluran nafas bagian Stapilokokus(bakteri)


bawah pneumokokus

Kuman patogen mencapai


Trombus
brnkioli terminalis merusak Eksudat masuk ke alveoli
sel epitel bersilia, sel goblet
Toksin,
alveoli coagulase
Cairan edema + leukosit ke
alveoli
Sel darah merah,
Permukaan lapisan
leukosit, pneumokokus
mengisi alveoli pleura tertutup
Konsolidasi paru tebal eksudat
trombus vena
pulmonalis
Kapasitas vital, compliance Leukosit + fibrin
menurun, hemoragik mengalami konsolidasi
Nekrosis

Intoleransi aktivitas leukositosis


defisiensi pengetahuan
Resiko kekurangan volume
cairan hipertermi
14

Gambar 2.1 Pathway Penyakit Pneumoni (Nurarif, 2016) Abses


Produksi sputum meningkat
pneumatocele
( kerusakan
jaringan parut)

Ketidakefektifan bersihan jalan


2.1.7 Penatalaksanaan
nafas

Penatalaksanaan pada Pasien pneumoni meliputi :

1. Penatalaksanaan medis secara umum untuk pneumonia menurut

Manurung dkk (2013) adalah :

a. Pemberian antibiotik seperti : penicillin, cephalosporin pneumonia

b. Pemberian antipiretik, analgetik, bronkodilator

c. Pemberian oksigen

d. Pemberian cairan parenteral sesuai indikasi.

Sedangkan untuk penyebab pneumonia bervariasi sehingga

penanganannya pun akan disesuaikan dengan penyebab tersebut.

Selain itu, pengobatan pneumonia tergantung dari tingkat

keparahan gejala yang timbul.(Shaleh,2013)

1) Bagi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri

Dengan pemberian antibiotik yang tepat. Pengobatan harus

komplit sampai benar-benar tidak lagi muncul gejala pada

penderita. Selain itu, hasil pemeriksaan X-Ray dan sputum tidak

tampak adanya bakteri pneumonia (Shaleh, 2013).

a) Untuk bakteri Streptococcus pneumonia Keefektifan


Pola nafas
Dengan pemberian vaksin dan antibotik. Ada dua vaksin yaitu

pneumococcal conjugate vaccine yaitu vaksin imunisasi bayi dan


15
untuk anak dibawah usia 2 tahun dan pneumococcal

polysaccharide vaccine direkomendasikan bagi orang dewasa.

Antibiotik yang digunakan dalam perawatan tipe pneumonia ini

yaitu penicillin, amoxicillin, dan clavulanic acid, serta macrolide

antibiotics (Shaleh, 2013).

b) Untuk bakteri Hemophilus influenzae

Antibiotik cephalosporius kedua dan ketiga, amoxillin dan

clavulanic acid, fluoroquinolones, maxifloxacin oral,

gatifloxacin oral, serta sulfamethoxazole dan trimethoprim.

(Shaleh, 2013).

c) Untuk bakteri Mycoplasma

Dengan antibiotik macrolides, antibiotic ini diresepkan untuk

mycoplasma pneumonia, (Shaleh, 2013).

2) Bagi pneumonia yang disebabkan oleh virus

Pengobatannya sama dengan pengobatan pada penderita flu.

Yaitu banyak beristirahat dan pemberian nutrisi yang baik untuk

membantu daya tahan tubuh. Sebab bagaimana pun juga virus

akan dikalahkan juka daya tahan yubuh sangat baik,

(Shaleh, 2013).

3) Bagi pneumonia yang disebabkan oleh jamur

Cara pengobatannya akan sama dengan cara mengobati

penyakit jamur lainnya. Hal yang paling penting adalah pemberian

obat anti jamur agar bisa mengatasi pneumonia (Shaleh, 2013)


16

2. Pelaksanaan Keperawatan

Penatalaksanaan keperawatan dalam hal ini dilakukan adalah:

a. Menjaga kelancaran pernapasan klien pneumonia berada

dalam keadaan dyspnea dan sianosis karena adanya radang paru dan

banyaknya lender di dalam bronkus atau paru. Agar klien bernafas

secara lancer, lender tersebut harus dikeluarkan dan harus

memenuhi kebutuhan O2 dan perlu dibantu dengan memberikan O2

1/menit secara rumat.

b. Kebutuhan istirahat klien pneomoni adalah klien payah, suhu

tubuhnya tinggi ,sering hiperpireksia maka klien perlu ckup

istirahat, semua kebutuhan klien harus di tolong ditempat tidur.

usahakan pemberian obat secara tepat, usahakan keadaan tenang dan

nyaman akan pasien dapat istirahat.

c. Kebutuhan nutrisi dan cairan pasien pneumonia hamper slalu

mengalami masukan makanan yang kurang. Suhu tubuh yang

tinggi selama beberapa hari dan masukan cairan yang kurang dapat

menyebabkan dehidrasi .untuk mencegah dehidrasi dan

kekurangan kalori dipasang infus dengan cairan glukosa 5% dan

NACL 0,9% dala perbandingan 3:1 ditambahkan KCL 10 mEq/

500 ml / botol infus.


17
2.1.8 Komplikasi

Menurut pendapat Ngastiyah (2015), komplikasi pneumoni meliputi

1. Empiema

Adanya peradangan pada saluran nafas tersebut dapat menyebar ke

jaringan pleura. Pada fase awal, timbul cairan pleura yang jumlahnya

sedikit berlanjut sehingga terjadi fibrosis di pleura parietalis dan

viseralis yang kemudian berkembang menjadi kumpulan pus dalam

rongga pleura atau empiema.

2. Otitis Media Akut

Adanya infeksi pada saluran nafas dapat meyebar sampai ke telinga

tengah melalui tuba eustachius sehingga dapat menyebabkan otitis

media akut.

3. Atelektasis

Terjadi apablaa penumpukan secret akibat berkurangnya daya

kembang paru-paru terus terjadi. Penumpukan secret ini akan

menyebabkan obstruksi bronchus intrinsik. Obstruksi ini akan

menyebabkan atelektasi obstruksi, dimana terjadi penyumbatan

saluran udara yang menghambat masuknya udara kedalam alveolus.

4. Empisema

Terjadi di mulai adanya gangguan pembersihan jalan nafas akibat

penumpukan sputum. Peradangan yang menjalar ke bronchioles akan

menyebabkan dinding bronchioles mulai melubang dan membesar.

Pada waktu inspirasi lumen bronchious melebar sehingga udara dapat


18
tersumbat karna penumpukan sputum. Tetapi saat ekspirasi lumen

menyempit sehingga sumbatan tersebut menghalangi keluarnya udara.

5. Meningitis

Penyebaran virus haemophilus influenza melalui hematogen ke

sistem syaraf sentral. Penyebarannya juga bisa dimulai sat terjadi

infeksi saluran pernafasan atau dimana mainfestasi klinik mningitis

menyerupai pneomonia.

2.1.9 Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Misnadiarly (2015) pemeriksaan diagnostik yang dapat

dilakukan adalah:

1. Sinar X

Mengidentifikasi distribusi (missal: lobar, bronchial), luas abses

atau infiltrate, empyema (stapilococcus), dan penyebaran infiltrate.

2. GDA

Jika terdapat penyakit paru biasanya GDA Tidak normal

tergantung pada luas paru yang sakit.

3. JDL leukositosis

Sel darah putih rendah karena terjadi infeksi virus, dan kondisi

imun.

4. LED meningkat

Terjadi karena hipoksia, volume menurun, tekanan jalan napas

meningkat.
19

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pneumoni

2.2.1 Pengkajian (Suyono, 2011)

1. Identitas klien

Nama, Usia, Jenis kelamin

2. Riwayat sakit dan kesehatan


a. Keluhan utama: pasien mengeluh batuk dan sesak napas.

b. Riwayat penyakit sekarang: pada awalnya keluhan batuk

tidak produktif, tapi selanjutnya akan berkembang menjadi batuk

produktif dengan mukus purulen kekuning-kuningan, kehijau-

hijauan, kecokelatan atau kemerahan, dan serring kali berbau busuk.

Klien biasanya mengeluh mengalami demam tinggi dan menggigil

(onset mungkin tiba-tiba dan berbahaya). Adanya keluhan nyeri

dada pleuritits, sesak napas, peningkatan frekuensi pernapasan, dan

nyeri kepala.

c. Riwayat penyakit dahulu: dikaji apakah pasien pernah

menderita penyakit seperti ISPA, TBC paru, trauma. Hal ini

diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor

predisposisi.

d. Riwayat penyakit keluarga: dikaji apakah ada anggota

keluarga yang menderita penyakit-penyakit yang disinyalir

sebagai penyebab pneumoni seperti Ca paru, asma, TB paru dan lain

sebagainya.
20
e. Riwayat alergi: dikaji apakah pasien memiliki riwayat alergi

terhadap beberapa obat, makanan, udara, debu.

3. Pola fungi kesehatan :

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan.

Hal yang perlu dikaji yaitu kebersihan lingkungan biasanya

orang tua menganggap anaknva benar-benar sakit jika anak sudah

mengalami sesak nafas.

b. Pok nutrisi dan metabolic.

Adanya Mual dan muntah (peningkatan rangsangan goster

sebagai dampak peningkatan toksik mikroorganisme).

c. Pola eliminasi.

Penderita sering mengalami penurunan produksi urin akibat

perpindahan cairan melalui proses evaporas karena demam.

d. Pola Istirahat-tidur.

Data yang sering muncul pasien mengalami sulit tidur. karena

sesak nafas. sering menguap serta kadang terbangun pada malam

hari karena ketidaknyamanan.

e. Pola aktivitas-latihan.

Pasien tampak aktivitas menurun dan latihannva sebagai

dampak kelemahan fisik. Pasien akan mengalami bedrest dan

kemampuan perawatan diri.


21

f. Polakognitif-persepsi.

Penurunan kognitif untuk mengingat apa yang pernah di

sampaikan biasanya sesaat akibat penurunan asupan nutrisi dan

oksigen pada otak.

g. Pola seksual-reproduksi

Kaji pasien mengenai :

Pola reproduksi dan seksual pada pasien yang sudah menikah

akan mengalami perubahan.

h. Pola eliminasi

Kaji pasien mengenai:

Adanya perubahan ataupun gangguan pada kebiasaan BAB

dan BAK.

i. Pola toleransi terhadap stress-koping

Kaji pasien mengenai:

1) Sifat pencetus stress yang dirasakan baru-baru ini

2) Tingkat stress yang dirasakan

3) Gambaran respons umum dan khusus terhadap stress

4) Strategi mengatasi stress yang biasa digunakan dan keefektifannya

5) Stategi koping yang biasa digunakan

6) Pengetahuan dan penggunaan teknik manajenien stress

7) Hubungan antara manajemen stress dengan keluarga


22

j. Pola keyakinan-nilai

Kaji pasien mengenai:

1) Latar belakang budaya etnik

2) Status ekonomi, perilaku kesehatan yang berkaitan dengan

kelompok budaya/etnik

3) Tujuan kehidupan bagi pasien

4) Pentingnya agama/spiritualitas

5) Dampak masalah kesehatan terhadap spiritualitas

6) Kevakinan dalam budava (mitos, kepercayaan, laragan, adat)

yang dapat mempengaruhi kesehatan

4. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : tampak lemah, sesak nafas.

Kesadaran: tergantung tingkat keparahan penyakit bisa somnolen

Tanda-tanda vital:

TD: hipertensi

Nadi : takikardi

RR : takipnea, dyspnea dan nafas dangkal

Suhu : hipertermi

Pemeriksaan head to toe

a. Kepala

Kulit kepala
23
Tujuan : Untul mengetahui turgor kulit serta tekstur kulit kepala

dan untuk mengetahui adanva lesi atau bekas luka.

Inspeksi : lihat ada atau tidaknya lesi, wama coklat

kehitaman, edema dan distribusi rambut

Palpasi : raba dan tentukan turgor kulit elastic atau tidak,

Tekstur halus, kasar, akral hangat atan dingin.


b. Rambut

Tujuan : Untuk mengetahui tekstur, warna, dan percabangan

rambut serta untuk mengetahui rontok dan kotornya

Inspeksi : pertumbuhan rambut merata atau tidak, kotor atau

tidak serta bercabang atau tidak.

Palpasi: mudah rontok atan tidak, tekstur rambut kasar atau

halus.

c. Kuku

Tujuan : Untuk mengetahui warna, keadaan kuku panjang

Atau tidak.

Inspeksi: catat mengenai Warna biru : sianosis, merah

peningkatan vesibilitas Hb, bentuk. Bentuk : clubbing karena

hypoxia path kanker paru.

Palpasi : catat adanya nyeri tekan dan hitung berapa detik kapiler

refill (pada pasien hypoxia lambat 5-15 detïk)

d. Kepala/wajah
24
Tujuan : Untuk mengetahui bentuk dan fungsi kepala serta

mengetahui luka atau kelainan pada kepala.

Inspeksi : lihat kesimetrisan wajah apa bila muka kanan dan

kiri tidak sama. misal lebih condong ke kanan atau kini. Hal ini

menunjukkan adanya parase/kelumpuhan.

Palpasi: rasakan apabila adanya luka, tonjolan patogik dan

respon nveri dengan menekan kepala sesuai kebutuhan.

e. Mata

Tujuan : Untuk mengetahui bentuk serta fungsi mata (medan

penglihatan dan visus dan otot-otot mata), serta mengetahui adanya

kelainan pandangan pada mata.

Inspeksi: lihat kelopak mata ada lubang atau tidak, reflek

berkedip baik/tidak, konjungtiva dan sclera : merah atau

Konjungtivitis, ikterik/indikasi hiperbilirubin, miosis atau

medriasis.

Palpasi : tekan dengan ringan untuk mengetahui adanva TIO

Tekanan Intra Okuler) jika ada peningkatan akan teraba keras

(pasien dengan glaucoma/kerusakan dikus optikus adanya nyeri

tekan atau tidak.

f. Hidung

Tujuan : Untuk mengetahui bentuk serat fungsi, hidung dan

mengetahui ada atau tidaknva imflamasi atau sinusitis.


25
Inspeksi : simetris atau tidaknya hidung, ada atau

Tidaknya

Inflamasi, serta ada atau tidaknya secret.

Palpasi: adanya nyeri tekan atau tidak.

g. Telinga

Tujuan : untuk mengetahui keadaan telinga, kedalaman

telinga Luar, saluran telinga, gendang telinga.

Inspeksi: daun telinga simetris atau tidak, ukuran, warna,

bentuk, kebersihan dan lesi.

Palpasi : tekan daun telinga adakah respon nyeri atau tidak

Serta rasakan kelenturan kartilago.

h. Mulut dan faring

Tujuan: Untuk mengetahui kelainan dan bentuk pada mulut

Dan mengetahui kebersihan mulut.

Inspeksi : lihat pada bagian bibir apakah ada kelainan

Congenital (bibir sumbing) kesimetrisan, warna,

pembengkakan,Lesi, kelembapan, amati juga jumlah dan bentuk

gigi, Berlubang, warna, plak dan kebersihan gigi.

Palpasi: pegang dan tekan pelan daerah pipi kemudian

rasakan ada masa atau tumor, oedem atau nyeri.

i. Leher

Tujuan: Untuk menentukan struktur integritas leher, Bentuk

Serta organ yang berkaitan untuk memeriksa system limfatik.


26
Inspeksi : amati tiroid dan amati kesimetrisan leher dan

depan,belakang dan samping.

Palpasi : pegang leher klien anjurkan kiien untuk menelan dan

rasakan adanya kelenjar tiroid.

j. Dada

Tujuan : Untuk mengetahui kesimetrisan, irama nafas, frekuensi,

ada atau tidaknya nyeri tekan dan untuk mendengarkan bunyi paru.

Palpasi: ada atau tidaknya nyeri tekan.

Perkusi : menentukan batas normal suara ketukan


normal paru. Bunyi resonan atau sonor pada seluruh lapang

paru, Jika disertai efusi pleura akan di dapat suara redup hingga

pekak.jika disertai pneumothoraks akan disertai bunvi hipere

sonor.

Auskultasi : Untuk mengetahui ada atau tidaknya suara

Tambahan Nafas, vesikuler, Wheezing/clesles atau ronkhi.

k. Abdomen

Tujuan : Untuk mengetahui gerakan dan bentuk perut

mendengarkan bunvi peristaltik usus dan mengetahui ada atau

tidaknva nyeri tekan pada organ dalam abdomen.

Inspeksi: amati bentuk perut secara umum, warna, ada

Tidaknya retraksi benjolan, ada tidaknya simetrisan, serta ada

atau tidaknva asietas.


27
Palpasi: ada atau tidaknya massa dan respon nyeri.

Aukultasi : mendengarkan bising usus normal 1O

l2xïmenit.

L. Muskuloskeletal

Tujuan : IJntuk mengetahui mobilitas kekuatan, otot Dan

gangguan-ganguan di daerah tertentu.

Inspeksi : mengenali ukuran adanya atrofi dan hiperatrofi.

Amati kekuatan otot dengan memberi penahan

pada anggota gerak atas dan bawah.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan (Nurarif, 2016)

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan inflamasi,

pembentukan edema, peningkatan produksi sputum

2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot

pernapasan dan hiperventilasi paru

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk

aktivitas sehari-hari

2.2.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan tahap ketiga dalam proses

keperawatan dimana pada tahap ini perawat menentukan suatu rencana


28
yang akan diberikan pada pasien sesuai dengan masalah yang dialami

pasien setelah pengkajian dan perumusan diagnosa. Menurut Moorhead

(2013) dan Bulechek (2013).

Tabel 2.1 Tabel Intervensi PNEUMONI Menurut (Nurarif, 2016)

Diagnosa Tujuan dan


N Interven
Keperawata kriteria hasil Rasional
o si (NIC)
n
1. Ketidakefektifa Setelah Posisikan Posisi semifowler
n dilakukan atau fowler dapt
bersihan 1. meningkatkan dan
jalan tindakan
nafas keperawatan klien
berhubungan selama 3x24 1.
dengan jam. diharapkan dengan memaksimalkan
inflamasi, bersihan jalan ventilasi
nafas dapat2. 2. Batuk efektif dapat
pembentukan posisi mempermudah
teratasi. semifowler
edema, pengeluaran
NOC:
peningkatan 1. Respiratory dahak atau secret
atau yang kental dan
produksi status : fowler sulit
sputum Ventilation Ajarkan
2. Respiratory untuk dikeluarkan
klien tata Memerbaiki
status : cara batuk fungsi ventilasi
Airway patency efektif sehingga ventilasi
Kriteria hasil : 3. Ajarka dapat dilakukan
a n klien semaksimal
Mendemostrasik teknik mungkin
an batuk efektif nafas Perubahan pada
dan suara nafas dalam pernafasan akan
4. Monito
yang bersih, segera terdeteksi
r
tidak ada6. respira
si
dan
saturasi
oksigen 5.
Auskultasi
suara3.
naas, catat
adanya
suara nafas
tambahan.
Berikan
fisioterapi
dada bila
perlu
29
bernafas dengan pengobatan da saat monitoring
mudah, tidak ada cairan serta n dilakukan
pursed lips) 5. Suara nafas
terapi
b Menunjukkan tambahan akan
jalan nafas yang nebulizer.
terdengar saat
paten
(klien tidak merasa innspirasi maupun
tercekik, irama ekspirasi saat di
nafas, frekuensi dalam saluran nafas
pernafasan dalam terdapat mukus, ini
rentang normal, dapat membantu
tidak ada suara dalam memberikan
nafas abnormal) askep pada klien
c Mampu 6. Fisioterapi dada
mempermudah
mengidentifikasika merontokan
n dan mencegah mucus yang
faktor yang dapat menempel pada
menghambat jalan saluran napas.
7. Nebulizer
nafas. digunakan untuk
mengencerkan
dahak/mucus yang
kental.
8. Memberikan
terapi pengobatan
sesuai dengan
indikasi klien.

2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Berikan 1. Posisi semi fowler


pola nafas tindakan psisi atau fowler dapat
berhubungan keperawatan selama semifowler/fowler meningkatkan
dengan 3x24 jm2. Monitor irama, dan
keletihan otot diharapkan poola kedalaman dan
pernapasan nafas teratasi. Noc : kesulitan bernafas
dan 1. Rspiratory status : 3. Monitor pola nafas
Ventilation memaksimalkan
hiperventilasi 4. Monitor saturasi
2. Vital Sign Status ventilasi
paru oksigen
Kriteria hasil : 2. Mengetahui kondisi
5. Monitor keluhan klien saat
sesak klien, melakukan
a. Pola nafas efektif sebelum dan pernafasan
(irama, frekuensi, sesudah 3. Mengetahui jenis
kedalaman melakukan pernafasan klien
normal aktivitas takipneu atau dispneu
b. Tidak ada otot 6. Kolaborasi dalam 4. Perubahan pada
bantu pernafasan pernafasan akan
pemberian
c. Tanda-tanda vital segera terdeteksi
oksigenasi
dalam btas saat mnitoring
normal dilakukan
5. Mengidentifikasi
tingkat keparahan
sesak klien
6. Memberikan terapi
yang sesuai dengan
masalah klien untuk
memaksimalkan
ventilasi.
30

3. Intoleransi Setelah dilakukan 1. Bantu klien untuk 1. Klien dapat


aktivitas tindakan keperawatan memilih aktivitas melakukan
berhubungan selama 3x24 jam yang sesuai dengan aktivitas secra
dengan diharapkan tidak ada kemampuan fisik mandiri atau
insufisiensi hambatan dalam klien bantuan minimal
oksigen untuk beraktivitas 2. Bantu untuk 2. Menentukan
aktivitas sehari- NOC : mengidentifikasi dan sumber yang tepat
1. Energy mendapatkan dalam
hari Conservation 2. sumber yang menentukan
Activity diperlukan aktivitas
Tolerance untuk klien
3. Self Care ADLs aktivitas yang 3. Alat bantu
kriteria hasil : diinginkan memudahkan
a. Berpatisipasi 3. Bantu untuk klien dalam
dalam aktivitas mendapatkan alat aktivitas
fisik tanpa disertai bantu aktivitas 4. Melatih klien untuk
peningkatan 4. Bantu klien untuk
tekanan darah, setiap aktivitas dan
mengubah posis kemandirian klin
nadi dan respirasi secara berkala,
b. Mampumelakuka dan mencegah
bersandar, duduk
n aktivitas sehari- decubitus.
ataupun
hari (ADL) secara dengan 5. Meningkatkan
mandiri berjalan-jalan motivasi
c. Tanda-tanda vital 5. Bantu klien untuk klien
dalam mengembangkan untuk melakukan
batas motivasi diri untuk aktivitas
noormal tetap beraktivitas 6. Mengetahui respon
d. Mampu berpindah 6. Monitor respon adaptif
dengan atau tanpa fisik, emosi dan maupun
bantuan alat maladaptive yang
sosial serta spiritual
e. Status respirasi klien miliki dalam
pertukaran gan klien mengatasi
dan ventilasi
intoleransi
adekuat
aktivitas.

2.2.4 Pelaksanaan Keperawatan

Implementasi adalah tahap ke empat dalam proses keperawatan yang

merupakan serangkaian kegiatan/tindakan yang dilakukan oleh perawat

secara langsung pada klien. Tindakan keperawatan dilakukan dengan

mengacu pada rencana tindakan/intervensi keperawatan yang telah

ditetapkan/dibuat menurut (Hidayat, 2012). Tindakan keperawatan

mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi :


31
1. Tindakan mandiri (independent)

Adalah aktivitas perawatan yang didasarkan pada kesimpulan dan

keputusan sendiri bukan merupakan petunjuk atau perintah petugas

kesehatan lain.

2. Tindakan kolaborasi

Adalah tindakan yang dilakukan atas dasar hasil keputusan

bersama, seperti dokter dan petugas kesehatan lain.

2.2.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan dengan cara

melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan

tercapai atau tidak. Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah

masalah keperawatan telah teratasi atau tidak teratasi dengan mengacu

pada kriteria evaluasi (Hidayat, 2012).

S (Subjektif) : Pernyataan subjektif yang dinyatakan oleh klien.

O (Objektif) : Keadaan klien yang dapat diamati langsung oleh

perawat.

A (Analisis) : Pernyataan tentang gangguan yang terjadi apakah

sudah teratasi atau belum.

P (Planning) : Rencana intervensi yang akan dilakukan kembali.


35

2.3 PICOTE
Tabel 2.2 Picote Penyakit Pnumonia

Populasi Intervensi Comparatio Outcome Time/lam Jurnal


n penelitian

20 responden Latihan Napas - Dari 20 Penelitian Jurnal Nurseline


yang Dalam dan responden yang dilakukan Volume 1 No. 1 Mei
mengalami mengalami 2016 Pemberian
ketidakfektifan Batuk Efektif ketidakefektifan selama 3 hari Nafas Dalam dan
bersihan jalan bersihan jalan dengan Batuk Efektif
napas di RSD napas, setelah pemberian dalam menurunkan
Dr. diberikan kolonisasi dalam
perlakuan 2 jam
Soebandi di perlakuan latihan sekret pasien pasca
jember napas dalam dan 3 hari ooperasi dengan
batuk efektif anastesi umum
menunjukkan (Rondhianto,dkk.
nilai t=4,405 (p 2016).
value
=0,000<0,05)
bersihan jalan
napas masih
tidak efektif
36

10 pasien yang Melakukan - pengaruh batuk Data batuk efektif


mengalami batuk efektif efektif memiliki dikumpulkan terhadap status
gangguan sejak selama tahun pernafasan pasien
ketidakefektifan peningkatan pneumoni
2019
bersihan jalan status illa Nuur Hiidayah,
nafas RSUD pernafasan pada 2019.Jurnal D3
wahidin sudiro pasien Keperawatan Stikes
husodo Pneumonia Bina Sehat PPNI
mojokerto. Mojokerto.
35

20 responden Fisioterapi dada - Sebelum Penelitian di Jurnal keperawatan


yang dilakukan lakukan pada vol 7, No 2
mengalami fisioterapi dada bulan maret-april desember 2011
ketidakefektifan 20 responden 2011 pengaruh fisioterapi
bersihan jalan atau 100% dada terhadap jalan
nafas di Rumah mengalami nafas dengan
sakit ketidakefektifan ketidakefektifan
Dr.M.Djamil bersihan jalan bersihan jalan nafas
Padang nafas, di Rumah sakit
setlah dilakukan Dr.M.Djamil
fisioterapi dada 4 Padang
(Hendra,dkk,2011)
orang atau 40%
responden
mengalami
perbakan
bersihan jalan
nafas
15 responden Pemberian - pengaruh Penelitian di Jurnal Kperawatan
yang teknik pemberian teknik lakukan pada vol , No 2
mengalami clapping Agustus 2014
ketidakefektifan clapping tahun 2009
pengaruh
bersihan jalan memiliki
pemberian teknik
nafas di Rumah peningkatan. clapping terhadap
sakit umum bersiahn jalan nafas
36

Dr.Ssoetomo di Rumah sakit


Surabaya umum Dr. Soetomo
Surabaya (Siti
Maimunah,dkk,2014
30 pasien yang Menggunakan - 15 pasien Penelitian yang Pengaruh pemberian
mengalami terapi yang dilakukan pada Nebulizer. Nur
gangguan nebulizer dilakukan responden fitriyani, dkk.2018
ketidakefektifan
nebulizer tanggal (15 mei - jurnal stikes rs
bersihan jalan
15 juni 2018) baptis kediri vol 4,
nafas rs baptis
no 2
kediri
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah perencanaan penelitian yang menyeluruh yang

menyangkut semua komponen dan langkah penelitian dengan mempertimbangkan

etika penelitian, sumber daya penelitian dan kendala penelitian. Desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu yang mengeksplorasi suatu

masalah ataupun fenomena dengan Batasan terperinci, memiliki

pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi.

Studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa

peristiwa, aktivitas, dan individu (Nasir,dkk 2013).

Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus yang menjadi

pokok bahasan penelitian ini adalah digunakan untuk mengeksplorasi masalah

Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami Penyakit Pneumoni dengan

masalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas diruang Cempaka RSUD

Jombang.

3.2 Batasan Istilah

Batasan istilah yang digunakan untuk menghindari kesalahan dalam memahami

judul penelitian, dalam penelitian ini sebagai berikut:


Asuhan keperawatan adalah serangkaian tindakan sistematik
berkesinambungan, yang meliputi tindakan untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan individu atau kelompok, baik yang aktual maupun potensial kemudian
merencanakan tindakan

37
48

untuk menyelesaikan, mengurangi, atau mencegah terjadinya masalah baru dan

melaksanakan :

1. Tindakan atau menugaskan orang lain untuk melaksanakan tindakan

keperawatan serta mengevaluasi keberhasilan dari tindakan yang

dikerjakan.

2. Klien adalah individu yang mencari atau menerima perawatan medis. Klien

dalam studi kasus ini adalah 2 klien dengan diagnose medis penyakit

Pneumoni dan masalah keperawatan Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

yang sama.

3. Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas bawah akut pada

parenkim paru. Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri,

virus, jamur, dan parasit (PDPI, 2014). Peradangan pada paru yang

disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

pneumonia (Dahlan, 2014).

4. Masalah Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan

pernafasan untuk menjaga bersihan jalan nafas. Kematian yang oleh

penumpukan sekret..

3.3 Partisipan

Partisipan menurut penelitian kualitatif adalah diarahkan tidak pada

jumlah subyek yang besar, namun pada kasus yang sesuai dengan

kekhususan masalah penelitian (Bambang, 2019).


47

Subyek yang digunakan dalam studi kasus ini adalah 2 klien dengan

masalah keperawatan dan diagnosa medis yang sama yaitu klien yang

mengalami Penyakit Pneumoni dengan masalah Ketidakefektifan Bersihan

Jalan Nafas di RSUD Jombang.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1 Lokasi Penelitian

Studi kasus klien ini berlokasi di Ruang Cempaka RSUD Jombang.

3.4.2 Waktu Penelitian

Sejak hari pertama pasien MRS, Lama waktu penelitian 3 hari bulan
juni
2020.
3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah kegiatan dari suatu hasil perbuatan jiwa secara

aktif dan penuh perhatian dalam menyadari adanya rangsangan. Mula-mula

rangsangan yang muncul dari luar mengenai indra, dan kemudian terjadilah

pengindraan, kemudian apabila rangsangan tersebut menarik akan dilanjutkan

dengan adanya penelitian atau pengamatan (Notoatmodjo, 2014).

Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mendapatkan

rekomendasi dari institusi dengan mengajukan permohonan ijin terlebih

dahulu di RSUD Jombang mengenai tempat penelitian, setelah itu

mengajukan permohonan ijin ke Ruang cempaka guna memperoleh data

yang dibutuhkan Setel. Bila partisipan bersedia, partisipan diminta

menantangani surat pernyataan menjadi subyek penelitian. Setelah

memperoleh partisipan untuk studi kasus, maka lakukan Asuhan


48

Keperawatan yang meliputi; pengkajian, penetapan diagnose, intervensi,

implementasi dan evaluasi selama kurang lebih

3 hari untuk asuhan keperawatan pada klien yang mengalami pneumoni

dengan bersihan jalan nafas tidak efektif di Ruang Cempaka RSUD jombang.

1. Metode pengumpulan data yang digunakan antara lain :

Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan

utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat

penyakit keluarga, dll.) Sumber data dari klien, keluarga, dan perawat

lainnya.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA:

Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) pada sistem tubuh klien.

3. Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksan diagnose dan data

lain yang relavan).

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/informasi

yang diperoleh dalam penelitian sehingga menghasilkan data dengan validitas

tinggi. Disamping integritas peneliti (karena peneliti menjadi instrumen

utama), uji keabsahan data dilakukan dengan :

1) Waktu pengamatan/tindakan keperawatan pada klien yang mengalami

penyakit Pneumoni dengan Ketidakefektifan bersihan jalan nafas di RSUD

Jombang hanya selama tiga hari.


47

2) Sumber informasi tambahan dengan menggunakan triagulasi dari tiga

sumber data utama yaitu pasien, perawat dan keluarga klien yang pernah

mengalami masalah penyakit Pneumoni dengan Ketidakefektifan bersihan

jalan nafas di RSUD Jombang.

3.7 Analisa Data

Analisa data dilakukan sejak peneliti dilapangan, sewaktu pengumpulan

data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan

cara mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang

ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis

yang digunakan dengan cara menerasikan jawaban-jawaban dari penelitian

yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan

untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Teknik analisis digunakan

dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang

menghasilkan data untuk selanjutnya diinterprestasikan oleh peneliti

dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi

dalam intervensi tersebut.

Urutan dalam analisis adalah:

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data kegiatan dari suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif

dan penuh perhatian dalam menyadari adanya rangsangan yang muncul

dari luar mengenai indra. Mula-Mula rangsangan yang muncul dari

luar mengenai indra, dan kemudian terjadilah pengindraan, kemudian

apabila ragsangan tersebut menarik akan dilanjutkan dengan adanya

penelitian atau pengamatan (Notoatmdojo, 2012).


48

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dan

dokumen), hasil di tulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin

dalam bentuk transkrip atau catatan yang terstruktur. Proses pengumpulan

data studi kasus ini terdapat dalam tahapan sebagai berikut :

a. Peneliti mengajukan surat rekomendasi kepada institusi pendidikan

AKPER BAHRUL ULUM JOMBANG

b. Surat rekomendasi dari AKPER BAHRUL ULUM

JOMBANG diserahkan kepada direktur

c. Menyerahkan surat rekomendasi penelitian kepada kepala ruang

Cempaka RSUD Jombang dan menjelaskan bahwa studi kasus

dilakukan selama 3 hari di Ruang Cempaka

d. Mengikuti uji etik sebelum penelitian penelitian dengan RSUD

Jombang sampai dinyatakan lulus Setelah diberi ijin melaksanakan

penelitian studi kasus maka peneliti dibantu oleh perawat Ruang

Cempaka mencari dua klien yang sesuai dengan penelitian yaitu

pasien dengan diagnosa Penyakit Pneumoni dengan prioritas masalah

Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di Ruang Cempaka

RSUD Jombang yang bersedia menjadi responden, kemudian

diambil sebagai responden.

e. Menjelaskan kepada calon responden tentang maksut penelitian studi

kasus asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penyakit

Pneumoni dan bersedia menjadi responden dipersilahkan

untuk mendatangani informent consent tanpa menyebutkan identitas

pasien.
47

f. Peneliti melakukan wawancara (hal yang ditanyakan saat wawancara

meliputi identitas pasien, riwayat kesehatan, keluhan utama, penyebab

pasien mengalami nyeri, seberapa besar pasien bergantung dengan

orang lain untuk memenuhi kebutuhan seharihari, sejauh mana

pasien dapat bisa mengatasi nyeri dan gejala yang terkait).

Terdapat dua tipe wawancara, yaitu wawancara langsung dan

wawancara tidak langsung. Wawancara langsung adalah

wawancara yang dilakukan langsung dengan pasien, sedangkan

wawancara yang tidak langsung adalah wawancara yang

dilakukan dengan keluarga klien, perawat maupun sumber lainnya

untuk mendapatkan data.

g. Observasi dan pemeriksaan fisik dengan pendekatan IPPA (inspeksi,

palpasi, perkusi, auskultasi) pada sistem tubuh klien secara head to toe

dengan fokus pemeriksaan pada kepala meliputi, keadaan tingkat

kesadaran pasien, status mental, intelektual, bahasa, pengkajian pada

sistem saraf cranial, mengamati adanya peningkatan TIK, pengkajian

pada sistem cardiovaskuler.

h. Studi dokumentasi (hasil pemeriksaan diagnosis: CT scan ,

pemeriksaan laboratium, EEG dan data lainnya yang relavan)

i. Melakukan Analisa Data dan kemudian menetapkan diagnosis

keperawatan pada klien penyakit pneumoni dengan prioritas masalah

ketidakefektifan bersihan jalan nafas di ruang Cempaka RSUD

Jombang.
48

j. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami

penyakit pneumoni dengan prioritas masalah ketidakefektifan

bersihan jalan nafas di ruang Cempaka RSUD Jombang.

k. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami

penyakit pneumoni dengan prioritas masalah ketidakefektifan

bersihan jalan nafas di ruang Cempaka RSUD Jombang.

l. Melakukan monotoring kepada pasien penyakit pneumoni dengan

prioritas masalah bersihan jalan nafas di ruang Cempaka RSUD

Jombang.

m. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien yang mengalami

penyakit pneumoni dengan prioritas masalah ketidakefektifan

bersihan jalan nafas di ruang Cempaka RSUD Jombang.

n. Mengumpulkan data evaluasi dari responden selama 3 hari setelah

dilakukan pengkajian responden dan data yang dibagi responden

tanpa nama

2. Mereduksi data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan

lapangan dijadikan satu dan dikelompokkan menjadi data subyektif dan

obyektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostic

kemudian dibandingkan nilai normal.

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan table, gambar, bagan

maupun teks naratif. Kerahasiaan dari responden dijamin dengan

menggunakan inisial pada nama klien dan kode pada no RM.

4. Kesimpulan
47

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi.

3.8 Etika Penelitian

Etika dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam

pelaksanaan sebuah penelitian mengingat penelitian keperawatan akan

berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus

diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian.

1. Meminimalkan resiko

Partisipan berhak untuk mendapatkan resiko yang minimal dari

penelitian yang dilakukan. Hak ini berkaitan dengan prinsip kemanfaatan

yaitu setiap peneliti berkewajiban meyakinkan bahwa kegiatan penelitian

yang dilakukan tidak menimbulkan bahaya, tidak mengeksploitasi, dan

tidak mengganggu kenyamanan partisipan sekecil apapun baik bahaya

secara fisik maupun bahaya secara psikologis, penelitian ini diyakini tidak

menimbulkan bahaya karena menggunakan metode wawancara dan

partisipan juga berhak untuk tidak melanjutkan partisipasinya apabila

mengganggu kenyamanan.

2. Kemanfaatan

Penelitisn harus mempertimbangkan dapat memberikan kemanfaatan

yang lebih besar daripada resiko/bahaya yang dapat ditimbulkan dari

penelitian yang dilakukan. Peneliti harus meyakinkan dan memastikan

bahwa penelitian yang dilakukan. Peneliti harus menyakinkan dan


48

memastikan bahwa penelitian yang dilakukan tidak hanya untuk

kepentingan peneliti, akan tetapi memastikan juga tidak menimbulkan

resiko bahaya apapun terhadap partisipan penelitian. Peneliti menjelaskan

kegiatan penelitian yang akan dilakukan, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan kemungkinan bahaya yang dapat dialami partisipan.


3. Otonomi

Partisipan berhak untuk menentukan keputusannya secara sadar dan

sukarela/ tanpa paksaan setelah diberikan penjelasan oleh peneliti dan

memahami bentuk partisipasinya dalam penelitian yang dilakukan.

Peneliti menjelaskan mengenai tujuan, manfaat penelitian dan

kemungkinan bahaya yang dapat dialami partisipan.

4. Kerahasiaan identitas partisipan

Peneliti wajib menjaga kerahasiaan identitas partisipan agar tidak

mengganggu privasi partisipan. Pada hasil rekaman wawancara diberi

kode partisipan tanpa nama untuk selanjutnya disimpan didalam file

khusus dengan kode partisipan yang sama. Semua bentuk data hanya

digunakan untuk keperluan proses analisi data sampai penyusunan

laporan penelitian.

5. Keadilan
Partisipan memiliki hak yang sama untuk dipilih atau berkontrobusi

dalam penelitian tanpa diskriminasi. Semua partisipan memperoleh

perlakuan dan kesempatan yang sama dengan menghormati seluruh

persetujuan yang disepakati. Partisipan penelitian diperlakukan sama, adil,

dan tidak dibeda-bedakan serta diberikan penghargaan tanpa memandang

suku, agama, etnis, dan kelas sosial.


47

6. Persetujuan Menjadi Klien

Infomerd consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informend

consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informend consent agar subjek mengerti madsud dan tujuan penelitian,

mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia maka mereka harus

mentandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka

peneliti harus menghomati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada

dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi pasien, tujuan

dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen prosedur

pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasian,

informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain.

7. kerahasian data

Peneliti wajib menjaga kerahasiaan berbagai informasi yang diberikan

oleh para partisipannya dengan sebaik-baiknya. Peneliti menyimpan

seluruh dokumen hasil pengumpulan data berupa lembar persetujuan

mengikuti penelitian, biodata, hasil rekaman dan transkip wawancara

dalam tempat khusus yang hanya bisa diakses oleh peneliti.

8. Kejujuran

Kejujuran merupakan hal yang mendasari dalam penelitian khususnya

dan dunia akdemis pada umumnya. Dengan kejujuran maka kemajuan

ilmu pengetahuan dapat diterima dan tidak diragukan validitasnya

(Nursalam, 2015)

9. Bujukan/ inducement
48

Bujukan/ inducement merupakan penjelasan tentang insentif bagi

subjek penelitian, dapat berupa material seperti uang, hadiah, layanan

gratis jika diperlukan atau lainnya, berupa non material: uraian mengenai

kompensasi atau penggatian yang akan diberikan (dalam hal waktu,

perjalanan, hari-hari yang hilang dari pekerjaan, dll) insentif pada

penelitian yang bersiko luka, atau lebih berat, termasuk pemberian

pengobatan bebas biaya termasuk asuransi, bahkan kompensasi jika terjadi

disabilitas, bahkan kematian (KEPPKN, 2017). Pada penelitian ini, subjek

penelitian diberikan sebuah insentif berupa suvenir sebagi ucapan terima

kasih dan pengganti waktu yang diberikan kepada peneliti.


DATA UMUM

1. Apakah saudara mempunyai riwayat penyakit jantung ?

( ) Ya ( ) Tidak

2. Apakah mempunyai riwayat hipertensi/ darah tinggi ?

( ) Ya ( ) Tidak

3. Apakah selama ini kolestrolnya selalu tinggi ?

( ) Ya ( ) Tidak

4. Berapa Bb dan Tb anda sekarang ?

( ) Ya ( ) Tidak

5. Apakah keluarga mempunyai riwayat penyakit diabetes mellitus ?

( ) Ya ( ) Tidak

6. Apakah anda sering mengalami stress yang sangat emosional ?

( ) Ya ( ) Tidak

7. Apakah saudara seorang perokok ?

( ) Ya ( ) Tidak

8. Apakah anda mengkonsumsi alcohol ?

( ) Ya ( ) Tidak

9. Apakah anda mengkonsumsi obat-obatan terlarang ?

( ) Ya ( ) Tidak

10. Aktivitas yang tidak di sukai seperti ,makanan berkolestrol, kurang berolahraga?

( ) Ya ( ) Tidak
49
Nama Mahasiswa : _______________________________________
NIM : _______________________________________
Tempat Praktek : _______________________________________
Tanggal Praktek : _______________________________________

Pengkajian Keperawatan
I. Identitas Klien
Nama Klien :
_________________________________________
Umur :
_________________________________________
Jenis Kelamin :
_________________________________________
_
Agama :
_________________________________________
_
Status Marital :
_________________________________________
_
Pendidikan :
_________________________________________
_
Pekerjaan :
_________________________________________
_
Alamat :
_________________________________________
_
Penanggungjawab :
_________________________________________
_
Alamat Penanggungjawab:

II. Status Kesehatan


1. Riwayat penyakit sebelumnya
a. Penyakit yang pernah diderita ________________________________________
b. Riwayat pengobatan sebelumnya __________________________________
c. Riwayat alergi__________________________________________________
d. Riwayat tumbuh kembang (bila perlu) _________________________________
e. Riwayat penyakit keluarga ___________________________________________
2. Penyakit yang sedang diderita keluarga saat ini _________________________
3. Riwayat penyakit kronis/ menular ____________________________________
4. Genogram (bila perlu) _________________________________________________
50
5. Riwayat penyakit sekarang ______________________________________________
a. Alasan MRS dan tanggal MRS
____________________________________________________________

b. Keluhan utama (PQRST)


_____________________________________________________________
- Provocative/ palliative : __________________________________
- Quality/ quantity : __________________________________
- Region : __________________________________
- Severity scale : __________________________________ : ::::
- Timing __________________________________
III. Pola Fungsi Kesehatan
6. Persepsi terhadap kesehatan :
a. Pemakaian rokok/ tembakau
: __________________________________
: ___________________________________
b. Pemakaian alkohol
c. Pemakaian obat-obatan

Skor
Aktivitas 0 1 2 3

4
Mandi
Berpakaian/
berdandan
Eliminasi
Mobilisasi di
tpt tidur
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Belanja
Memasak
Merapikan
rumah
51

7.Pola aktivitas dan latihan (dirumah dan RS) a. Kemampuan perawatan diri
Keterangan : 0: mandiri 1: dibantu sebagian 2: perlu bantuan orang
lain 3: perlu bantuan orang lain & alat 4: tergantung/ tidak mampu Pola
istirahat dan tidur ( dirumah dan RS) Kebiasaan tidur dan perubahan
_____________________________________________________________
a. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari
_____________________________________________________________
b. Hal-hal yang dapat membantu untuk pemenuhan kebutuhan tidur
_____________________________________________________________
c. Faktor yang dapat mengganggu tidur
______________________________________________________________

d. Penggunaan obat-obatan untuk pemenuhan tidur


_____________________________________________________________
e. Gangguan tidur yang sering terjadi/ sedang dialami
_____________________________________________________________
8. Pola nutrisi - matabolik (dirumah dan RS)
a. Kebiasaan makan dirumah (kualitas dan kuantitas)
_________________________________________________________________
b. Nafsu makan
_____________________________________________________________
c. BB sekarang dan sebelum sakit

d. Kesulitan dalam mengkonsumsi makanan


_____________________________________________________________
e. Keluhan lain
_____________________________________________________________
f. Diet yang sedang dikonsumsi
_____________________________________________________________
52
10. Pola eliminasi (dirumah dan RS)
a. Kebiasaan BAB dan BAK
_____________________________________________________________
b. Kondisi feses dan urine
_____________________________________________________________
c. Masalah eliminasi fekal dan urine
_____________________________________________________________
d. Faktor yang mempengaruhi
_____________________________________________________________
11. Pola kognitif - persepsi
a. Status mental
b. Kemampuan bicara
____________________________________________________________
c. Kemampuan membaca _________________________________________
d. Kemampuan berinteraksi dengan orang lain ___________________________
12. Pola koping
a. Masalah utama selama di RS _______________________________________
b. Kehilangan/ perubahan yang terjadi sebelumnya ______________________
c. Pandangan terhadap masa lalu dan masa depan
_____________________________________________________________
d. Koping dalam mengatasi problem
_____________________________________________________________
13. Pola seksual - reproduksi
a. Menstruasi terakhir
_____________________________________________________________
b. Masalah dalam menstruasi
_____________________________________________________________

c. Riwayat pemeriksaan papsmear

d. Perawatan payudara
______________________________________________________________
e. Pola pemenuhan kebutuhan seksual
_____________________________________________________________
IV. Psiko Sosial
1. Konsep diri
a. Body image/ gambaran diri : ___________________________________
b. Ideal diri : __________________________________
c. Peran : __________________________________
d. Harga diri : __________________________________
53
e. Identitias diri : __________________________________
2. Sosial/ interaksi : __________________________________
3. Spiritual
a. Ibadah : __________________________________
b. Motivasi : __________________________________
V. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum klien : __________________________________
2. Tanda-tanda vital
a. Tensi : __________________________________
b. Nadi : __________________________________
c. Respirasi : __________________________________
d. Suhu : __________________________________
3. Tingkat kesadaran
a. Kualitatif (compos mentis, apatis, somnolens, sopor, soporo comatous,
coma) :
_______________________________________________________________ b.
Kuantitatif/ GCS (motorik, bicara, pembukaan mata)
______________________________________________________________

4. Body sistem (ROS)


a. Pernafasan
- bentuk dada : _____________________________________
- pergerakan dada : _____________________________________
- sekresi dan batuk : _____________________________________
54
- pola nafas : _____________________________________
- bunyi nafas : _____________________________________
- vokal fremitus : _____________________________________
- alat bantupernafasan : _____________________________________
- lain-lain :
b. Kardiovaskuler _____________________________________
- bunyi jantung
- letak jantung : _____________________________________
- pembesaran jantung : _____________________________________
- keluhan nyeri dada : _____________________________________
- clubing finger : _____________________________________
- lain - lain : _____________________________________
c. Persyarafan : _____________________________________
- koordinasi gerak
- kejang : _____________________________________
- reflek : _____________________________________
: _____________________________________
- uji saraf cranial (NI - N XII) : ___________________________________
- lain - lain : ____________________________________
d. Penginderaan
- mata :
______________________________________
- hidung :
______________________________________
- telinga :
______________________________________
- perasa :
______________________________________
- peraba :
______________________________________
- lain - lain :
e. Perkemihan ______________________________________
- keluhan BAK :
______________________________________
- produksi urine dalam 24 jam : ______________________________
- warna urien :
- lain - lain
f. Pencernaan __________________________________
- mulut dan tenggorokan : __________________________________
- lidah
: ___________________________________
- kebersihan rongga mulut
: ____________________________________
- tenggorokan
: ____________________________________
- abdomen
: ____________________________________
- pembesaran hepar
55
- pembesaran lien : ____________________________________
- asites : ____________________________________
: ____________________________________
: ____________________________________

- lain - lain : ___________________________________


g. Otot, tulang danintegument
- otot (atropi, hipertropi, nyeri, kejang dan kelemahan)
__________________________________________________________ -
tingkat kekuatan otot (ROM)
Tingkat Deskripsi
0 - tidak ada Tidak terdapat kontraktilitas
1 - sedikit Ada bulti sedikit kontraktilitas tanpa adanya gerakan
sendi
2 - buruk ROM komplit dengan batasan gravitas
3 - sedang ROM komplit terhadap gravitas
4 - baik ROM komplit terhadap gravitas dengan beberapa
resistan
5 - normal ROM yg komplit terhadap gravitas dengan resistansi
penuh

- kemampuan kekuatan otot (fraktur, dislokasi, hematom)


_____________________________________________________
- integumen (warna kulit, kebersihan kulit, turgor, tulang belakang)
- lain - lain _________________________________________
h. Reproduksi
- bentuk dan ukuran : _________________________________ -
masalah yang sedang dialami : _________________________________
- lain - lain : _________________________________
i. Endokrin
- faktor alergi : _________________________________
- kelainan endokrin : _________________________________
- lain - lain : _________________________________
VI. Data Penunjang

1. Hasil pemeriksaan : _________________________________


laboratorium
2. Hasil pemeriksaan foto : _________________________________
rontgen
3. Hasil USG : _________________________________
4. Lain-lain : _________________________________
56
______________, ___________________

( ___________________ )

DAFTAR PUSTAKA

Azizah 2018,. Peningkatan kapasitas vital paru pada pasien pneumoni

menggunakan metode pernapasan pursed lips breathing.Jurnal fakultas

keperawatan. Volume 5 No. 3

Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC. 2000.

Hendra & Emil Huriani, 2011 Jurnal keperawatan pengaruh fisioterapi dada
57
terhadap jalan nafas dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas di Rumah

sakit Dr.M.Djamil Padang vol 7, No 2 desember 2011.

Hidayat, Aziz Alimul 2011. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan


Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

Illa Nuur Hiidayah, 2019. batuk efektif terhadap status pernafasan pasien

pneumoni Jurnal D3 Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI

Mojokerto.Volume 11 No.1

Manurung & Suratun, 2013. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem

Pernafasan: CV. Trans Info Media.

Muttaqin, Arif .2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Pernapasan, Salemba Medika, Jakarta.

Nurarif, Amin Huda, Hardi Kusuma 2013. Asuhan Keperawatan Nanda Nic-

Noc. Yogyakarta: Mediaction Publishing.

Nur fitriyani, dkk.2018 Pengaruh pemberian Nebulizer. jurnal stikes rs baptis

kediri vol 4, no 2.

Nursalam, 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 3. Jakarta:

Salemba Medika
Price, Sylvia Anderson dan Lorraine M. Wilson . 2005 . Patofisiologi: Konsep

Klinis Proses-Proses Penyakit vol 2 ed 1 . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

(EGC).

Setiadi 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan

Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.


58
Siti Maimunah, Didit Supriyanto & Moch Bahrudin, 2014. Jurnal Kperawatan

pengaruh pemberian teknik clapping terhadap bersiahn jalan nafas di Rumah

sakit umum Dr. Soetomo Surabaya vol , No 2 Agustus 2014.

Sudoyo, d. (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 3 Edisi V. Jakarta: Pusat

Penerbit Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Universitas Indonesia.

Smeltzer, Suzzane C . 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner

&Suddarth vol 1 ed 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).

Suprapto, & Wahid. (2013). Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem

Respirasi. Jakarta: Trans Info Media.

Suriadi, & Yuliani. (2010). Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem

Respirasi. Jakarta: PT.Percetakan Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai