Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Manajemen Perawatan Luka

Sasaran : Pasien Dengan Luka

Tempat : Ruang Mawar

Hari/Tanggal : 24 July 2021

Waktu : 30 Menit

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan keluarga pasien dan pasien dapat
memahami tentang Perawatan Luka

II. Tujuan Intrusional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat:

1. Menjelaskan pengertian Luka

2. Menyebutkan tujuan perawatan luka

3. Menjelaskan cara perawatan luka

4. Menyebutkan berapa kali sehari perawatan luka dilakukan

5. Menyebutkan komplikasi yang terjadi bila perawatan nya tidak di


lakukan dengan benar.

III. Sasaran
Pasien Dengan Luka

IV. Materi
a. Menjelaskan pengertian Luka

b. Menyebutkan tujuan perawatan luka

c. Menjelaskan cara perawatan luka

d. Menyebutkan berapa kali sehari perawatan luka dilakukan

e. Menyebutkan komplikasi yang terjadi bila perawatannya tidak


dilakukan dengan benar.

V. Media
1. Leaflet
2. FlipChart

II. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

III. Evaluasi

1. Prosedur : PostTes

2. JenisTes : Lisan

3. ButirSoal :

1. Menjelaskan pengertian Luka

2. Menyebutkan tujuan perawatan luka

3. Menjelaskan cara perawatan luka

4. Menyebutkan berapa kali sehari perawatan luka dilakukan

5. Menyebutkan komplikasi yang terjadi bila perawatannya tidak


dilakukan dengan benar.

IV. Kegiatan Penyuluhan

N Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode


o
1 5 menit Pembukaan:
1. Mengucapkan salam. 1. Menjawab salam Ceramah
2. Memperkenalkan diri. 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dan 3. Memperhatikan
manfaat dari kegiatan 4. Memperhatikan
penyuluhan.
4. Menyebut kan materi yang akan
disampaikan.

2 15 Pelaksanaan: 1.1. Memperhatikan Ceramah Dan


menit 2.2. Memperhatikan FlibChart
1. Menjelaskan pengertian Luka
3.3. Memperhatikan
2. Menyebutkan tujuan perawatan luka
4.4. Memperhatikan
3. Menjelaskan cara perawatan luka 5.5. Memperhatikan

4. Menyebutkan berapa kali sehari


perawatan luka dilakukan

5. Menyebutkan komplikasi yang terjadi


bila perawatannya tidak dilakukan
dengan benar
3 5menit Evaluasi: Menanyakan
kepada klien tentang materi Bertanya dan menjawab
pertanyaan tentang materi
yang disampaikan. yang di sampaikan.

4 5menit Terminasi:
1. Mengucapkan terimakasih 1. Mendengarkan dan
atas waktu yang diluangkan, membalas ucapan
perhatian serta peran aktif terimakasih.
klien selama mengikuti 2. Menjawab salam.
kegiatan penyuluhan.
2. Salampenutup.
V. Pengorganisasian

1. Moderator : Evia Puspa Dwiana

2. Penyajian :

a. Ilma Syafna

b. Esti Widiawati

3. Fasilitator : Fitria Nur Rizki

4. Notulen : Galuh Ayu

5. Observer : Indah Yayu Q

VI. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

1. Alat dan media sesuai dengan materi penyuluhan.

2. Peserta dating padatempat yang telah ditentukan dengan tepat


waktu.
3. Pemateri dating tepat waktu.

4. Jumlah peserta yang hadir80% dari seluruh undangan.

2. EvaluasiProses

1. Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal


hingga akhir dengan antusias
2. Tidak ada distraksi selama kegiatan penyuluhan.
3. Peserta berperanaktif dalam kegiatan diskusi ditunjukkan
dengan mengajukan pertanyaan dan berdiskusi bersama secara
antusias.
3. Evaluasi Hasil
Klien mengerti tentang Trauma Abdomen dan mampu
menjelaskan ulang tentang:
a. Pengertian

b. Etiologi

c. Tandadangejala

d. Pencegahan

e. Penanganan
MATERI PENYULUHAN

A. DEFINISI
Definisi luka adalah terputus nya kuntinuitas jaringan karena
cedera atau pembedahan. Luka bisa diklarifikasi berdasarkan struktur
anatomis, sifat, proses penyembuhan, dan lama penyembuhan.
Berdasarkan sifat, yaitu : abrasi, kontusio, insisi, laserasi, terbuka,
penetrasi, punctrue, sepsis, dan lain lain. Klasifikasi berdasarkan struktur
lapisan kulit, meliputi : superfisial, yang melibatkan lapisan epidermis;
partial thicness, yang melibatkan lapisan epidermis dan dermis; dan full
thickness yang melibatkan epidermis. Dermis, lapisan lemak, fascia, dan
bahkan sampai ke tulang.
Berdasarkan proses penyembuhan, dapat dikategorikan
menjadi tiga, yaitu :

1. Penyembuhan primer (healing by primary intention)


Tepi luka bisa menyatukan kembali, permukaan bersih, tidak ada
jaringan yang hilang. Biasanya terjadi setelah suatu insisi.
Penyembuhan luka berlangsung dari internal ke eksternal.
2. Penyembuhan sekunder (healin by secondary intention)
Sebagian jaringan hilang, proses penyembuhan berlangsung mulai
dari pembentukan jaringan granulasi di dasar luka dan sekitarnya.
3. Delayed primary healing (tertiary healing)
Penyembuhan luka berlangsung lambat, sering disertai infeksi,
diperlukan penutupan luka secara manual.

B. ETIOLOGI

Menurut (Sjamsuhidajat, 2011) etiologi yang tidak disengaja atau


disengaja. Luka yang disengaja ditujukan sebagai terapi, misalnya pada
prosedur operasi atau pungsi vena. Akan tetapi, luka yang tidak disengaja
terjadi secara accidental. Luka dapat disebabkan oleh adanya trauma
tumpul dan tajam. Trauma tumpul merupakan suatu rudapaksa akibat
terbentur oleh benda tumpul. Trauma tumpul dapat menyebabkan luka
memar (contusio), luka lecet (abrasio) dan luka robek (vulnus laceratum).
Trauma tajam adalah suatu rudapaksa akibat kontak dengan benda tajam.

Trauma tajam dapat mengakibatkan terbentuknya luka iris atau


luka sayat (vulnus scissum), luka tusuk (vulnus punctum) dan luka bacok
(vulnus caesum).

C. MANIFETASI KLINIS
Menurut (Eegle 2009) tanda dan gejala Chronic Wound
Managemen ,yaitu :
1) Rasa nyeri
Rasa nyeri pada luka kronis dirasakan sebagai nyeri hebat,
persisten dan mengakibatkan pasien sulit tidur, gangguan emosi,
rendah diri serta depresi.
- Gejala infeksi : kemerahan, bengkak, demam, nyeri.
- Gangguan fungsi motorik atau sensorik : menunjukkan
kemungkinan terjadinya kerusakan otot, ligamentum, tendo atau
saraf.
2) Merasa panas pada daerah luka
3) Terjadinya bengkak pada areal luka
4) Gangguan fungsigerak pada daerah luka
5) Luka berbau tidak sedap
6) Terdapat cairan berupa nanah pada luka
D. PENANGANAN PREHOSPITAL

Pengkajian yang dilakukan untuk menentukan masalah yang

mengancam nyawa, harus mengkaji dengan cepat apa yang terjadi di


lokasi kejadian.Paramedik mungkin harus melihat apabila sudah
ditemukan luka tidak aman,luka trauma benda lainnya,maka harus segera
ditangani. Pertolongan pertama cepat, tepat dan seragam diperlukan untuk
pertolongan pertama pada luka bakar. Karena luka bakar merupakan luka
kronik, maka pengetahuan tentang dressing luka kronik yang tepat
diperlukan dalam penanganan awal luka bakar

1. Menghentikan Proses Pembakaran

Tindakan menghentikan proses terjadinya luka bakar bertujuan


untuk meminimalisasi kerusakan jaringan akibat panas.
Penanganan pertama luka bakar adalah menghentikan sumber
panas seperti api atau air panas. Secara teori, api membutuhkan tiga
unsur, yaitu oksigen, bahan bakar, dan ignition. Eliminasi salah
satu unsur tersebut akan menghentikan api. Pada kasus luka bakar
akibat api, tubuh manusia berperan sebagai unsur bahan bakar,
sehingga pasien harus dipisahkan dari sumber panas dan dibawa ke
tempat aman

2. Mendinginkan Suhu Luka Bakar

Upaya mendinginkan luka bakar bertujuan untuk mengurangi


produksi mediator inflamasi dan mempertahankan viabilitas zona
stasis. Sesuai dengan rekomendasi Australian and New Zealand
Burn Association (ANZBA), pertolongan pertama dilanjutkan
dengan mendinginkan luka bakar dengan air mengalir selama 20
menit sesegera mungkin

3. Menghindari Hipotermia

Pasien luka bakar memiliki risiko hipotermia, terutama pada


populasi anak karena permukaan tubuh yang luas dibandingkan
volume cairan. Pasien tetap harus dijaga agar tetap hangat dan
kering bila memungkinkan.

Penanganan awal trauma non-penetrasi (Manajemen luka)

Manajemen Luka Bakar Awal Pada manajemen awal luka bakar,


perlu diperkirakan pasien untuk dipersiapkan untuk transfer ke
fasilitas kesehatan yang memadai pada kasus luka bakar berat.
ANZBA memberikan beberapa kriteria rujukan, seperti:

- Pasien dewasa dengan luka bakar >10% Total Body Surface


Area (TBSA)
- Pasien anak dengan luka bakar >5% TBSA
- Luka bakar pada daerah wajah,tangan, kaki, genital,perineum,
sendi-sendi mayor dan luka bakar sirkumferensial di kaki atau
dada
- Cedera inhalasi
- Pasien luka bakar dengan penyakit komorbiditas
- Luka bakar dengan cedera multiple
- Luka bakar pada usia sangat muda dan tua

Hospital
1. Trauma penetrasi
Bila ada dugaan bahwa ada luka, seorang ahli bedah yang
berpengalaman akan memeriksa lukanya secara lokal
untuk menentukan dalam nyaluka. Pemeriksaan ini sangat
berguna bila ada luka masuk dan luka keluar yang
berdekatan.
a. Skrinning pemeriksaan rontgen
Fotorontgen toraktegak berguna untuk
menyingkirkan kemungkinan hemo atau
pneumotorak satau untuk menemukan
adanya udara intraperitonium. IVP atau
Urogram Excretorydan CT Scanning Ini
dilakukan untuk mengetauhi jenis cedera
ginjal yang ada.
b. Uretrografi
Dilakukan untuk mengetauhi adanya rupture uretra.
c. Sistografi
Ini digunakan untuk mengetauhi ada
tidaknya cedera pada kandung
kencing,contohnya pada:
1. frakturpelvis
2. traumanon-penetrasi
2. Penanganan pada trauma benda tumpul di rumah sakit :

a. Pengambilan contoh darah dan urine Darah di ambil dari


salah satu vena permukaan untuk pemeriksaan
laboratorium rutin, dan juga untuk pemeriksaan
laboratorium khusus seperti pemeriksaan darah lengkap,
potasium,glukosa, amilase.
b. Pemeriksaan rontgen
Pemeriksaan rongten servikal lateral, torak santer
oposterior dan pelvis adalah pemeriksaan yang harus di
lakukan pada penderita dengan multi trauma, mungkin
berguna untuk mengetahui udara ekstra luminal
diretroperitoneum atau udara bebas dibawah diafragma,
yang keduanya memerlukan laparotomi segera.

c. Studykontras urologi dangan strointestinal Dilakukanp


adacedera yang meliputi daerah duodenum, kolon
ascenden sataudecenden sdandubur (Hudak& Gallo,2001).
Daftar Pustaka

Sjamsuhidajat R, Jong D. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: EGC; 2011.


Ryan KJ, Ray GC. Sherris medical microbiology. USA: Mc Graw Hill;
2004.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset kesehatan dasar. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI; 2013.

Anda mungkin juga menyukai