I. LATAR BELAKANG
Fraktur merupakan ancaman potensial atau aktual kepada integritas
seseorang akan mengalami gangguan fisiologis maupun psikologis yang dapat
menimbulkan respon berupa nyeri. Nyeri tersebut adalah keadaan subjektif
dimana seseorang memperlihatkan ketidak nyamanan secara verbal maupun non
verbal. Respon seseorang terhadap nyeri dipengaruhi oleh emosi, tingkat
kesadaran, latar belakang budaya, pengalaman masa lalu tentang nyeri dan
pengertian nyeri. Nyeri mengganggu kemampuan seseorang untuk beristirahat,
konsentrasi, dan kegiatan yang biasa dilakukan (Engram, 1999). Jumlah penderita
mengalami fraktur di Amerika Serikat sekitar 25 juta orang pertahun.
Femur merupakan kejadian tertinggi. Berdasarkan observasi peneliti sejumlah
pasien dengan keluhan utama nyeri sering ditemui terutama pada pasien fraktur.
Informasi yang didapat peneliti dari perawat ruangan pada saat itu, untuk
mengatasi nyeri yang dirasakan oleh pasien diberikan obat analgetik saja dan tidak
pernah diberi kompres dingin oleh perawat untuk mengatasi nyeri yang dirasakan
pasien tersebut. Kompres dingin merupakan salah satu bentuk tindakan mandiri
perawat yang perlu dipertimbangkan terutama pada pasien yang mengalami nyeri.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan keluarga dan penunggu pasien
mengetahui tentang fraktur tertutup
Tujuan Khusus
Diharapkan keluarga pasien dan pengunjung dapat :
1) Menjelaskan pengertian fraktur tertutup
2) Menjelaskan penyebab fraktur tertutup
3) Menjelaskan tanda dan gejala tertutup
4) Menjelaskan penanganan fraktur di rumah tertutup
2
III. SASARAN
Keluarga dan penunggu pasien Ruang Indah.
IV. KOMUNIKATOR
Mahasiswa Poltekkes Mataram
V. PENGORGANISASIAN
Penyaji : Juwita Chesia Wati
Moderator : Ida Royani
Observer : Iskandar Syah
Skretaris :-
Bendahara :-
Fasilitator : Irfan Idrus
VI. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
VII. MEDIA
- Laptop
- LCD
VIII. MATERI
1. Menjelaskan pengertian fraktur tertutup
2. Menjelaskan penyebab fraktur tertutup
3. Menjelaskan tanda dan gejala fraktur tertutup
4. Menjelaskan penanganan fraktur tertutup di rumah sakit
3
IX. PELAKSANAAN
1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Kontrak dengan peserta H-1, diulangi kontrak pada hari H.
c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan
d. Peserta hadir ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang disepakati
2. Evaluasi Proses
Peserta antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan dan
demontrasi tentang perawatan pasien dengan fraktur tertutup dan
bertanya apabila ada yang dianggap kurang dimengerti dan mengisi
kuesioner awal dan akhir yang diberikan.
3. Evaluasi Hasil
a. Seluruh peserta kooperatif selama proses diskusi ditunjukkan dengan
30 % bertanya atau mengklarifikasi.
a. 60-70% peserta mampu menjawab pertanyaan dan memahami
pengertian sampai dengan hal-hal yang harus diperhatikan terkait
perawatan pasien dengan fraktur dengan mampu menjawab
kuesioner yang telah diberikan minimal 7 dari 10 pertanyaan yang
diberikan dengan jawaban benar
b. Peserta sebanyak 80% mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal
hingga akhir penyuluhan dan tidak ada yang meninggalkan tempat
penyuluhan sebelum acara penyuluhan berakhir kecuali ada
kepentingan yang tidak bisa diwakilkan
2. PENYEBAB
A. Trauma Langsung
Benturan pada tulang yang menyebabkan fraktur pada area
benturan.
B. Trauma Tidak Langsung
Fraktur tidak terjadi pada tempat benturan tapi di tempat lain oleh karena
kekuatan trauma
diteruskan oleh sumbu tulang ke tempa lain.
5
C. Etiologi lain :
trauma tenaga fisik (tabrakan,benturan)
penyakit pada tulang (proses.degeneratif,kanker tulang)
degenerasi spontan
4. PENATALAKSANAAN
Perawatan di Rumah Sakit
a. REPOSISI : pengembalian fragmen tulang keposisi semula
1. Reposisi tertutup : dilakukan dengan mengembalikan fragmen
tulang
reposisinya dgn memanipulasi dan traksi manual.
2. Reposisi terbuka : dilakukan dengan pendekatan bedah,fragmen
tulang
direposisi.
DAFTAR PUSTAKA
6
2. Brunner & Suddarth, 2005. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC.