Anda di halaman 1dari 20

Antimanik (Mood Stabilizer)

Mochamad Ridhwan Benedict 4151171439


Firmansyah Adiprabowo 4151171526
Klara Hartika 4151171528

Pembimbing :
Kabul Budianto,dr.,SP.KJ(K)
PENDAHULUAN
Mania ditandai dengan aktivitas fisik yang berlebihan dan
perasaan gembira yang luar biasa yang secara keseluruhan
tidak sebanding dengan peristiwa positif yang terjadi.
Obat yang digunakan untuk mengobati mania disebut
mood modulators, mood stabilizer atau anti manics
Tujuan dari penatalaksanaan mania adalah menekan
secara menyeluruh semua gejala-gejala yang muncul dan
mengembalikan pasien ke keadaaan dan status mental
sebelumnya (keadaan paling baik).
Menurut American Psychiatric Assosiation (APA) terapi
farmakologi lini pertama untuk episode mania dan episode
campuran pada bipolar adalah Litium dikombinasi dengan
Asam Valproat dan antipsikotik
TINJAUAN PUSTAKA
Sindroma mania disebabkan oleh tingginya kadar
serotonin dalam celah sinaps neuron, khususnya pada
sistem limbik, yang berdampak terhadap “dopamine
receptor supersensitivity”.
Bentuk mania yang lebih ringan adalah hipomania. Mania
seringkali merupakan bagian dari kelainan bipolar
(penyakit manik-depresif).
LITHIUM KARBONAT
1. Indikasi
Mengatasi episode mania. Gejala hilang dalam jangka waktu 1-3 minggu
setelah minum obat. Lithium juga digunakan untuk mencegah atau
mengurangi intensitas serangan ulang pasien bipolar dengan riwayat
mania

2. Dosis
Dosis dari lithium berkisar antara 600-2400 mg per hari
kapsul immediate release biasa diberikan 3 dan 4 kali sehari sedangkan
tablet controlled release diberikan dua kali sehari, interval 12 jam.
Pemberian dosis lithium harus dilakukan hati-hati dan individual, yakni
berdasarkan kadar dalam serum dan respon klinis.
Pada mania akut, pasien biasanya memberikan respon optimal terhadap
lithium karbonat jika diberikan dosis 1800 mg per hari, dengan dosis
terbagi.
3. Efek Samping
Gejala intoksikasi (kadar serum lithium > 1,5 mEq/L)
dapat berupa :
Gejala dini : muntah, diare, tremor kasar, mengantuk,
konsentrasi pikiran menurun, bicara sulit, pengucapan
kata tidak jelas, dan gaya berjalan tidak stabil.
Dengan semakin beratnya intoksikasi terdapat gejala :
kesadaran menurun dapat sampai koma dengan hipertoni
otot dan kedutan, oliguria, dan kejang-kejang.
4. Interaksi obat
Penggunaan diuretik bersama lithium harus dilakukan
hati-hati. Hal ini dikarenakan diuretik yang menginduksi
pengeluaran natrium, bisa mengurangi klirens renal
lithium yang akan menyebabkan kadar lithium serum
meningkat dan risiko toksisitas juga meningkat.
Begitu juga pada pemberian bersamaan dengan beberapa
obat lain seperti NSAID dan ACE inhibitor.
Tidak diberikan pada wanita hamil dan menyusui
KARBAMAZEPIN

1. Indikasi
Epilepsi
Gangguan bipolar (mania, depresi)
Skizofrenia dan gangguan skizoafektif
Gangguan depresif
Gangguan pengendalian impuls

2. Dosis
Dosis Anjuran untuk karbamazepin adalah 400-600 mg per hari 2-3
kali pemberian.
Anak di bawah 6 tahun adalah 100 mg per hari, anak usia 6-12 tahun
adalah 2 kali 100 mg per hari. Dosis awal untuk dewasa 2 kali 200
mg hari pertama, selanjutnya dosis ditingkatkan secara bertahap.
Gangguan kognitif
3. Efek samping
Menggigil
 Ataksia
Gangguan genitourinaria
Pandangan kabur
Demam, hepatitis
Diplopia Peningkatan tekanan intraokuler
Pusing dan rasa berputar Agranulositosis
Kelelahan Anemia Aplastik
Nyeri kepala Sindroma mirip - Lupus

Komplikasi kardiovaskular eritematosus


Hipersensitivitas pulmoner
Gangguan gastrointestinal
Nausea
Hiponatremi
Jaundice, gangguan fungsi hepar
Reaksi kulit (jika berat, Kerusakan ginjal (menjadikan
karbamazepin mungkin oliguria dan hipertensi)
harus dihentikan) Transient leukopenia
4. Interaksi Obat
Pemberian bersama lithium, obat anti psikotik, verapamil
atau nifedipin dapat mencetuskan efek merugikan sistem
saraf pusat
Karbamazepin dapat menurunkan kadar kontrasepsi oral
dalam darah, dan menyebabkan perdarahan banyak.
Fenobarbital dan Fenitoin dapat meningkatkan kadar
karbamazepin, dan biotransformasi karbamazepin dapat
dihambat oleh eritromisin. Konversi primidon menjadi
fenobarbital ditingkatkan oleh karbamazepin, sedangkan
pemberian karbamazepin bersama asam valproat akan
menurunkan kadar asam valproat
NATRIUM DIVALPROEX

1. Indikasi
Obat ini efektif untuk penanganan epilepsi, baik
bangkitan sederhana, kompleks, absen, campuran dan
tonik klonik (grand mall). Natrium divalproex ini juga
digunakan untuk penanganan gangguan bipolar episode
manik pada dewasa, dan mencegah sakit kepala migrain

2. Dosis
Untuk penanganan mania, terapi diawali dengan dosis
harian 750 mg. pada beberapa pasien dosis harus
ditingkatkan sampai 1000 mg per hari.
3. Efek Samping Perubahan mood, kebiasaan
Kram perut ringan dan pola berfikir
Gangguan siklus diplopia
menstruasi Kelelahan berat
Diare Mudah lebam dan berdarah
Allopesia Jaundice
Penurunan gairah hidup Kekakuan pergerakan bola
Mual dan muntah mata
Tremor pada ekstremitas Gangguan keseimbangan
Penurunan atau Konstipasi

penambahan berat badan Pusing, rasa berputar dan


Kram perut hebat atau sakit kepala
nausea dan vomiting Ruam kulit
berkelanjutan
4. Interaksi Obat
Natrium divalproex dimetabolisme di hati. Konsentrasi
obat lain dalam tubuh yang dimetabolisme di hati dapat
sangat menurun atau sangat meningkat bila
dikombinasikan dengan natrium divalproex. Tingkat
konsentrasi natrium divalproex dapat meningkat apabila
dikombinasikan dengan felbamat, isoniazid, asam salisilat
(aspirin), klaritomisin, eritromisin dan troleandomisin.
Obat ini juga meningkatkan kadar karbamazepin, fenitoin,
lamotrigin, nimodipin, fenobarbital dan zidovudin.
Penggunaan dengan klonazepam mungkin dapat
menimbulkan bangkitan lena. Kolestiramin dan kolestipol
dapat mengurangi absorsi dan konsentrasi natrium
divalproex dalam darah.
HALOPERIDOL

1. Indikasi
Haloperidol diindikasikan pada keadaan
Psikosis akut dan kronis
Halusinasi pada skizofrenia
Kelainan sikap dan tingkah laku pada anak
Hiperaktivitas, agitasi dan mania

2. Dosis
Untuk dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun :
Dosis awal bila gejala sedang : 0,5 mg – 2 mg pemberian 2-3 kali per hari
Dosis awal bila gejala berat : 3 mg – 5 mg pemberian 2-3 kali per hari

Untuk anak 3 -12 tahun : 0,05 mg – 0,15 mg per KgBB per hari terbagi
dalam 2-3 dosis pemberian.
3. Efek samping
Haloperidol menimbulkan reaksi ekstrapiramidal dengan
insiden tinggi, terutama pada penderita usia muda.

Efek samping ekstrapiramidal akibat penggunaan


haloperidol memberikan gejala Parkinsonisme, akatisia,
distonia juga bisa terjadi opistotonus dan okulogirik krisis.

Efek samping yang bisa ditimbulkan oleh haloperidol


adalah tardif diskinesia. Gambaran klinis yang terjadi
adalah gerakan involunter dan berirama, pergerakan lidah,
wajah, rahang atau mulut. Kadang-kadang bisa muncul
gerakan involunter pada kaki
4. Interaksi Obat
Pemberian haloperidol bersamaan dengan antikonvulsan,
alkohol, depresan sistem saraf pusat dan golongan opioid
dapat menimbulkan efek potensiasi. Amfetamin dapat
menurunkan efek haloperidol
Pemberian dengan epinefrin akan menimbulkan hipotensi
berat
ASAM VALPROAT
1. Indikasi
Indikasi pemberian asam valproat adalah :
Epilepsi
Gangguan bipolar
Gangguan skizoafektif
Gangguan mental lain : gangguan depresif berat, gangguan panik,
gangguan stres pasca trauma, gangguan bulimia nervosa, putus alkohol,
dan hipnotik atau ansiolitik dan gangguan eksplosif intermiten.

2. Dosis
Dosis hari pertama adalah 250 mg diberikan bersama makanan. Dosis
dapat dinaikkan sampai 250 mg per oral 3 kali per hari selama 3 sampai
6 hari
Dosis anak yang disarankan berkisar antara 20- 30 mg per KgBB per
hari
3. Efek Samping Hipofibrinogenemia
Allopesia Hiponatremia
Gangguan gastrointestinal Inkoordinasi
Sedasi Leukopenia
Tremor Makrositosis
Peningkatan atau penurunan berat Nistagmus
badan Pembesaran kelenjar parotis
Pankreatitis akut Photosensitivitas
Anemia Pruritus
Ataksia Limfositosis relatif
Penekanan sumsum tulang
Amenorrhea sekunder
Pembesaran payudara
Sindroma Stevens Johnson
Koma
Eosinophilia
Dermatitis
Erythema multiforme
Diplopia dan pusing
Galactorrhea
Disarthria
Hallusinasi
Edema ekstremitas
Enuresis
Encephalopathi dengan demam
Hepatotolsisitas
Abnormalitas fungsi tiroid
Sakit kepala

4. Interaksi Obat
Asam valproat akan meningkatkan kadar fenobarbital 40%
karena terjadi penghambatan hidroksi fenobarbital.
Sedangkan interaksinya dengan fenitoin terjadi melalui
mekanisme yang lebih kompleks.

Anda mungkin juga menyukai