Anda di halaman 1dari 16

PROTEKSI RADIASI PADA

INSTALASI RADIOLOGI
Firmansyah Adhiprabowo
4151171526
Kelompok L VI-A
Radiasi adalah energi yang dipancarkan dalam bentuk
partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya yang
digunakan dalam dunia kedokteran, baik untuk tujuan
diagnosis maupun tujuan pengobatan

Sumber radiasi itu sendiri dapat dibedakan menjadi


sumber yang berupa zat radioaktif dan sumber yang
berupa mesin, seperti pesawat rontgen, dan reaktor
nuklir
BAHAYA DARI RADIASI
Pengaruh radiasi pada organ tubuh manusia tergantung dari
jumlah dosis dan luas lapangan radiasi yang diterima,
antara lain:

1. Luka permukaan yang dangkal


- Kerusakan kulit
- Epilasi
- Kuku rapuh

2. Kerusakan Hemopoetik
- Limfopeni - Anemia
- Leukopeni - Leukemia
3. Induksi Keganasan
- Leukemia
- Karsinoma kulit
- Sarkoma
4. Berkurangnya “kemungkinan hidup”
5. Aberasi Genetik
- Mutasi gen langsung
- Perubahan kromosom
6. Efek-efek lainnya
- Katarak lentikuler
- Obesitas
- Sterilitas: - sementara (temporary)
- tetap (permanent)
PROTEKSI RADIASI
Proteksi Radiasi :
Adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi (
PP Nomor 33 Tahun 2007 )

Tujuan Proteksi radiasi : Mencegah terjadinya efek


non-stokastik, dan membatasi peluang terjadinya efek
stokastik.
EFEK RADIASI
Efek Stokastik :
Tidak ada nilai ambang
Probabilitas berbanding lurus dengan dosis
Umumnya terjadi pada sel tunggal
Misalnya: kanker, efek genetik
Efek non-Stokastik :
Adanya nilai dosis ambang ( dibawah dosis ini, efek radiasi
tidak akan terjadi).
Keparahan efek radiasi berbanding lurus dengan dosis
Melibatkan sejumlah besar sel
Contoh : Kerusakan lensa mata, kemandulan, eritema.
Prinsip Proteksi Radiasi:
ALARA (as low as reasonably achieveable),
Dosis serendah yang dapat diterima akal sehat dengan
mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi. 

Persyaratan Proteksi Radiasi :


Justifikasi, Manfaat lebih besar dari risiko
Limitasi dosis, Jumlah dosis yang diterima harus tidak
melebihi NBD (Nilai Batas Dosis) yang di tetapkan dan
dilakukan pada daerah kerja tertentu.
Optimisasi, Penggunaan dosis yg optimal
PROTEKSI RADIASI
TERHADAP PASIEN
1. Sinar X hanya atas permintaan dokter
2. Pemakaian filtrasi maksimum pada sinar primer
3. Pemakaian voltage yang lebih tinggi (bila mungkin) sehingga
daya tembusnya lebih kuat
4. Jarak fokus pasien jangan terlalu pendek. Jarak fokus kulit pada
sinar tembus tidak boleh kurang dari 45 cm dan radiografi tidak
boleh kurang dari 90 cm
5. Daerah yang disinari harus sekecil mungkin
6. Waktu penyinaran sesingkat mungkin
7. Alat kelamin dilindungi sebisanya
8. Pasien hamil terutama trimester 1 tidak boleh diperiksa radiologi
Nilai atas yang diizinkan yang ditentukan oleh
komisi internasional tentang proteksi radiasi
(ICRP) 1966:
Organ atau jaringan Pekerja radiasi dewasa Anggota masyarakat
(Rem per tahun) bukan pekerja radiasi
(Rem per tahun)

Gonad, sumsum merah 5 (a) 0,5


tulang

Kulit, tulang 30 3,0


Kelenjar gondok 30 3,0 (b)
Anggota badan 75 7,5
Organ lainnya 15 1,5

(a) Untuk wanita hamil dosis pada janin yang terakumulasi selama
masa kehamilan, sesudah diagnosis, tidak boleh melebihi 1 rem.
(b) 1,5 rem dalam 1 tahun pada kelenjar gondok pada anak-anak
sampai usia 16 tahun
PROTEKSI RADIASI
TERHADAP
DOKTER DAN OPERATOR
1. Hindari penyinaran bagian tubuh yang tidak terlindungi
2. Pemakaian sarung tangan yang dilapisi timah hitam, jubah
proteksi yang terbuat dari karet hitam setebal 0,5 mm Pb atau apron.
3. Hindari melakukan sinar tembus, usahakan melakukan radiografi
4. Hindari pemeriksaan sinar tembus tulang–tulang kepala
5. Akomodasi mata sebelum melakukan pemeriksaan tembus paling
sedikit selama 20 min
6. Gunakan alat–alat pengukur sinar rontgen
7. Pemeriksaan pesawat sebelum dipakai
8. Pemeriksaan rutin terhadap kemungkinan bocor atau rusaknya
perlengkapan pelindung berlapis Pb
Jarak pengamatan adalah yang penting bagi
operator. Oleh karena itu operator harus selalu
berdiri sejauh mungkin atau minimal 6 kaki (1,83)
dari kepala penderita atau sumber sinar ketika
dilakukan penyinaran. Tempat teraman bagi
operator adalah berdiri jarak 90-135◦ dari berkas
sinar utama dibelakang kepala penderita
3 CARA PENGENDALIAN TINGKATAN
PEMAPARAN RADIASI
1. Jarak
2. Waktu
- Membatasi waktu generator dihidupkan
- Pembatasan waktu berkas diarahkan ke ruang tertentu
- Pembatasan waktu ruang pakai
3. Perisai (dibuat dari timbal atau beton)
- Perisai primer proteksi radiasi primer (berkas sinar
guna)
- Perisai sekunder proteksi radiasi sekunder (sinar
bocor dan hambur)
Ruang radiologi juga memiliki persyaratan agar radiasi
tidak berhampur ke luar, diantaranya:
1. Ketebalan dinding
Bata merah ketebalan 25 cm
Beton ketebalannya 20 cm
Timah hitam ( Pb ) 2 mm
2. Pintu dan ventilasi
Pintu ruang radiologi juga dilapisi oleh timah hitam
(Pb), di atas pintu masuk ruang pemeriksaan dipasang
lampu merah yang menyala pada saat pesawat
dihidupkan sebagai tanda sedang dilakukan penyinaran
( lampu peringatan tanda bahaya radiasi ) dan untuk
ventilasi setinggi 2 meter dari lantai agar orang yang di
luar ruang radiologi tidak terpapar radiasi.

Anda mungkin juga menyukai