INSTALASI RADIOLOGI
Firmansyah Adhiprabowo
4151171526
Kelompok L VI-A
Radiasi adalah energi yang dipancarkan dalam bentuk
partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya yang
digunakan dalam dunia kedokteran, baik untuk tujuan
diagnosis maupun tujuan pengobatan
2. Kerusakan Hemopoetik
- Limfopeni - Anemia
- Leukopeni - Leukemia
3. Induksi Keganasan
- Leukemia
- Karsinoma kulit
- Sarkoma
4. Berkurangnya “kemungkinan hidup”
5. Aberasi Genetik
- Mutasi gen langsung
- Perubahan kromosom
6. Efek-efek lainnya
- Katarak lentikuler
- Obesitas
- Sterilitas: - sementara (temporary)
- tetap (permanent)
PROTEKSI RADIASI
Proteksi Radiasi :
Adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi (
PP Nomor 33 Tahun 2007 )
(a) Untuk wanita hamil dosis pada janin yang terakumulasi selama
masa kehamilan, sesudah diagnosis, tidak boleh melebihi 1 rem.
(b) 1,5 rem dalam 1 tahun pada kelenjar gondok pada anak-anak
sampai usia 16 tahun
PROTEKSI RADIASI
TERHADAP
DOKTER DAN OPERATOR
1. Hindari penyinaran bagian tubuh yang tidak terlindungi
2. Pemakaian sarung tangan yang dilapisi timah hitam, jubah
proteksi yang terbuat dari karet hitam setebal 0,5 mm Pb atau apron.
3. Hindari melakukan sinar tembus, usahakan melakukan radiografi
4. Hindari pemeriksaan sinar tembus tulang–tulang kepala
5. Akomodasi mata sebelum melakukan pemeriksaan tembus paling
sedikit selama 20 min
6. Gunakan alat–alat pengukur sinar rontgen
7. Pemeriksaan pesawat sebelum dipakai
8. Pemeriksaan rutin terhadap kemungkinan bocor atau rusaknya
perlengkapan pelindung berlapis Pb
Jarak pengamatan adalah yang penting bagi
operator. Oleh karena itu operator harus selalu
berdiri sejauh mungkin atau minimal 6 kaki (1,83)
dari kepala penderita atau sumber sinar ketika
dilakukan penyinaran. Tempat teraman bagi
operator adalah berdiri jarak 90-135◦ dari berkas
sinar utama dibelakang kepala penderita
3 CARA PENGENDALIAN TINGKATAN
PEMAPARAN RADIASI
1. Jarak
2. Waktu
- Membatasi waktu generator dihidupkan
- Pembatasan waktu berkas diarahkan ke ruang tertentu
- Pembatasan waktu ruang pakai
3. Perisai (dibuat dari timbal atau beton)
- Perisai primer proteksi radiasi primer (berkas sinar
guna)
- Perisai sekunder proteksi radiasi sekunder (sinar
bocor dan hambur)
Ruang radiologi juga memiliki persyaratan agar radiasi
tidak berhampur ke luar, diantaranya:
1. Ketebalan dinding
Bata merah ketebalan 25 cm
Beton ketebalannya 20 cm
Timah hitam ( Pb ) 2 mm
2. Pintu dan ventilasi
Pintu ruang radiologi juga dilapisi oleh timah hitam
(Pb), di atas pintu masuk ruang pemeriksaan dipasang
lampu merah yang menyala pada saat pesawat
dihidupkan sebagai tanda sedang dilakukan penyinaran
( lampu peringatan tanda bahaya radiasi ) dan untuk
ventilasi setinggi 2 meter dari lantai agar orang yang di
luar ruang radiologi tidak terpapar radiasi.