Anda di halaman 1dari 1

SEJARAH SUNAN KALIYETNA

Peninggalan pertapaan loka jaya yang ada di daerah Ternadi dinamakan KALIYETNO, menurut
juru kunci kali=sungai, yetno=mayite/mayitnya, kono=disana, maksudnya adalah disini adalah
tempat pertapaan Sunan Kalijaga dan ada sebuah makam yang merupakan petilasan Sunan
Kalijaga artinya, bukan makam sebenarnya, jasad Sunan Kalijaga sebenarnya ada di daerah
Demak tapi disini hanyalah makamnya saja, dibelakang makam ada beberapa pohon bambu yang
dipercayai sebagai tongkat Sunan Bonang yang dulu dijaga oleh Loka Jaya pada masa
pertapaannya yang berubah menjadi pohon bamboo, bamboo itu dulunya adalah bamboo kuning
tetapi sekarang sudah berubah menjadi bambu apus, hal ini dikarenakan sebagian penduduk
sekitar menganggap bahwa keadaan Negara kita telah mengalami kekacauan.

Tradisi serta budaya yang berlaku di masyarakat sekitar,

Pada hari kamis kliwon malem jumat legi banyak warga sekitar ternadi maupun di daerah
luar ternadi berziarah ke makam Sunan Kaliyetno dan pada tanggal 10 bulan besar Djulhijjah
warga sekitar memperingati khoul atau pengajian di makam Sunan Kaliyetno.

Setelah pengajian selesai kemudian dilanjutkan dengan “ buka luwur” atau penggantian
kain yang ada petilasan Sunan Kaliyetno, setelah kain tersebut diganti oleh pengurus maka
Sunan Kaliyetno kemudian dilanjutkan memotong bamboo yang ada dibelakang makam lalu
dipotong menjadi 4 bagian dan diletakkan diatas pusara petilasan setelah itu pengurus akan
membagikan sebungkus nasi barokah kepada para pengunjung. Kain dari bekas tutup (klambu)
petilasan itu biasanya dipotong potong dan diminta oleh sebagian penduduk yang mana menurut
orang jawa dipercaya sebagai jimat atau sarana untuk keselamatan diri.

Didepan makam atau petilasan Sunan Kalijaga ada beberapa bunga dan sesaji ini
dipercaya setiap pengunjung harus menghormati sehingga sebagian besar pengunjung membawa
bunga sesaji untuk diletakkan didepan makam Sunan Kaliyetno dan di depan pohon bamboo
yang dipercaya sebagai tongkat Sunan Bonang.

Ada pula pengunjung yang mandi kembang disana setelah ziarah ke makam Sunan Kaliyetno hal
ini bisa dipercaya masyarakat sekitar sebagai “Tolak Balak” atau menghapus kesialan, meminta
jodoh, mempercantik diri, dan lain lain.

Tradisi yang dilakukan di makam Sunan Kaliyetno tidak terlalu banyak karena di sini
hanyalah tempat petilasan Sunan Kalijaga.

Anda mungkin juga menyukai