Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KELOMPOK 7

TERAPI KOMPLEMENTER
YOGA

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. DELIANA ISMAR NIM : SNR212250077
2. IRIANA HARYATI NIM : SNR212250011
3. NUNUNG TRI ASTUTI NIM : SNR212250025
4. PITRIANI NIM : SNR212250026
5. SAPRIL NIM : SNR212250016

Program Studi S1 Keperawatan Kelas A non Reguler B Khusus


Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

TAHUN 2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan petunjuknya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah “ Terapi Komplementer : YOGA “ untuk mengenal,

i
mempelajari, dan memahami konsep Yoga. Mudah-mudahan makalah ini memberikan manfaat
besar untuk meningkatkan pengetahuan. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah ‘ Terapi Komplementer ‘.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman pembaca.

Pontianak, Februari 2022


Penulis

Kelompok 7

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era abad dua puluh ini perkembangan pengetahuan dan teknologi maju begitu pesatnya.
Kemajuan ini juga diikuti kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Salah satu kebutuhan
tersebut adalah kebugaran dan kesehatan tubuh manusia. Kebutuhan ini juga yang membuat
banyak berdirinya pusat-pusat kebugaran dengan fasilitas dan sarana yang memadai untuk
tercapainya kebugaran tersebut. Setiap manusia selalu berusaha untuk menjaga kesehatan
tubuhnya.
Terapi komplementer merupakan cara penanggulangan penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain di
luar pengobatan medis yang konvensional. Terapi komplementer adalah semua terapi yang
digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang di rekomendasikan oleh
penyelenggara pelayanan kesehatan individu.
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan yaitu dengan berolahraga atau ke pusat - pusat
kebugaran. Salah satu tujuan kegiatan ini untuk menjaga tekanan darah agar tetap stabil
bahkan diharapkan juga dengan mengikuti program latihan yang sudah ditentukan dapat
menurunkan tekanan darah yang mengalami kenaikan di usia tua.
Tekanan darah adalah kekuatan yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas
dinding pembuluh. Kekuatan ini ditimbulkan oleh jantung yang berkontraksi seperti pompa
sehingga darah dapat terus mengalir dalam pembuluh darah dan melawan gravitasi serta
hambatan dalam dinding arteri (Guyton, 1997). Dinding aorta dan arteri yang berdiameter
besar relatif banyak mengandung jaringan elastik (Ganong, 2003). Ketika jantung
berkontraksi dan tekanan darah meningkat, arteri meregang dan menyimpan energi potensial;
ketika jantung relaksasi, tekanan darah menurun dan arteri teregang di kendorkan kembali
(Agamemnon, 2000).
Tekanan darah merupakan salah satu faktor penting dalam kesehatan. Pada usia lanjut
pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan elastisitasnya berkurang. Yoga merupakan
salah satu latihan senam pernapasan yang cukup terkenal saat ini. Ini dibuktikan dengan
berdirinya tempat-tempat latihan yoga di beberapa kota besar di Indonesia. Salah satu aspek

iii
penting dari yoga adalah meditasi yang menimbulkan beberapa perubahan fisiologis yang
disebut respons relaksasi. Untuk menjaga agar tubuh tetap sehat di usia yang tidak muda lagi,
salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah tekanan darah.
Untuk menjaga tekanan darah ini agar tetap seimbang terutama di usia yang sudah tua,
orang-orang banyak datang ke pusat kebugaran yang salah satunya ke tempat pelatihan yoga.
Yoga adalah suatu metode pelatihan fisik, memberikan ketenangan pikiran dan kedamaian
jiwa. Yoga akan memberikan relaksasi bagi tubuh, melancarkan peredaran darah dan
mengontrol pernapasan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulis dalam makalah ini adalah :


1.2.1 Memahami konsep Terapi Yoga
1.2.2 Menerapkan konsep penerapan Yoga dalam keperawatan
1.2.3 Memahami peran perawat dalam pelaksanaan terapi Yoga

iv
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Yoga

Secara harafiah kata yoga berarti bersatu atau bergabung. Berarti arti secara luas terapi
atau latihan yoga adalah menggabungkan dan menyatukan pikiran dan tubuh ke dalam satu
kesatuan yang saling melekat dan seimbang. Yoga adalah salah satu sistem perawatan
kesehatan yang menyeluruh yang berfokus pada pikiran dan tubuh (Lalvani, 2010). Yoga
adalah sebuah kata Sansekerta kuno.
Kata ini mempunyai dua arti yang berbeda, yaitu arti umum dan arti teknis. Dalam arti
umum, kata yoga berasal dari asal kata Yujiryoge, yang berarti bergabung, bersatu, atau
persatuan dari dua benda atau lebih. Arti teknik dari istilah yoga diperoleh dari Yuj yang
artinya bukan persatuan, melainkan keadaan stabil, diam, dan damai (Savitri, 2009).
Yoga merupakan sistem kesehatan menyeluruh (holistik) yang terbentuk dari
kebudayaan India kuno sejak 3000 SM yang lalu. Yoga atau Yuj dalam bahasa Sansekerta
kuno berarti union (penyatuan). Intinya melalui yoga seseorang akan lebih baik mengenal
tubuhnya, mengenal pikirannya dan mengenal jiwanya.
Semakin ia mengenal seluruh aspek dirinya itulah maka semakin dekat pula ia dengan
Sang Penciptanya. Yoga bisa juga disebut sebagai sebuah alat terapi. Banyak penyakit dan
gangguan tubuh yang dapat dilepaskan melalui berbagai posisi tubuh tertentu dan latihan
pernapasan di bawah bimbingan pelatih yoga terlatih. Dan setiap orang dapat melakukan
yoga tanpa memandang usia, ukuran, kelenturan, ataupun kesehatan (Lalvani, 2010).
Di ibaratkan tubuh adalah sebuah kesadaran dan pikiran sebagai pengemudinya. Saat
“mengemudikan” tubuh, pikiran terpengaruh oleh tiga hal yakni emosi, akal, dan aksi. Agar
tubuh terus beroperasi dengan baik, ketiga hal yang mempengaruhi pikiran ini harus dijaga
agar selalu dalam keadaan yang paling seimbang.
Para yogi (praktisi yoga) masa lampau memahami keterkaitan antara tubuh dan pikiran
ini dan akhirnya menciptakan sebuah sistem “yoga” yang merupakan kombinasi unik antara
gerakan yang bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan fisik dan cara bernapas serta
meditasi yang memberikan ketenangan pikiran. Dengan berlatih yoga, seseorang bagaikan
pemilik kendaraan yang mampu merawat dan memperbaiki sendiri kendaraannya apabila
v
terjadi kerusakan sehingga ia tetap berada dalam kondisi yang prima dari waktu ke waktu
(Sindhu, 2006).

2.2 Jenis-jenis Yoga

Menurut Rohimawati (2009) Ada beberapa jenis yoga yang terkenal, tetapi yang perlu
diingatkan dari tiap-tiap sistem yoga ini melibatkan banyak hal dalam hidup dan kedisiplinan
serta latihan yang sangat teratur. Adapun beberapa jenis yoga diantaranya yaitu :

a. Hatha yoga adalah suatu sistem atau aktivitas yang memberikan perhatian pada postur
tubuh dan pengendalian napas yang benar. Hatha yoga juga menitikberatkan pada
pelatihan tubuh fisik serta kelenturan sehingga memudahkan tubuh fisik merespon
dorongan kehadiran Illahi atau Tuhan didalam diri. Banyak praktisi menekankan nilai self
healing (penyembuhan diri) dari hatha yoga karena jika dilatih secara terus-menerus akan
meningkatkan kesejahteraan fisik dan inilah yang akan menunjang pertumbuhan spiritual
yang lebih dewasa. Hatha yoga berorientasi pada hal - hal yang bersifat fisik. Posisi tubuh
fisik, teknik - teknik pernapasan, relaksasi yang mendalam dan meditasi merupakan bagian
dari Hatha Yoga.
b. Mantra yoga adalah sistem yang bertujuan menyelaraskan sifat pribadi dengan nada
gelombang kesadaran yang jauh lebih tinggi dan lebih halus sifatnya dari kesadaran
kehari-hari. Illahi atau Tuhan dalam diri kita bukan melalui mekanisme fisik, tetapi
melalui rohani.
c. Bhakti yoga adalah jalan pengabdian hidup. Sistem ini menekankan cinta kasih,
penyerahan diri pada spirit Illahi. Dengan didasari hati yang positif dan ikhlas, kita dapat
menempatkan Sang Illahi sebagai arah tujuan hidup. Merupakan yoga yang dilakukan
dengan penekanan pada bakti kepada Tuhan, yaitu melaksanakan perintah dan menjauhi
larangan Tuhan. Semuanya dilakukan dengan cinta tanpa memiliki pamrih apa pun
( termasuk ingin masuk surga ).
d. Karma yoga adalah sistem yang melibatkan segala tindakan dengan tujuan melalui
tindakan yang benar akan mencapai penyatuan dengan Yang Maha Kuasa. Tindakan
dalam karma yoga dilakukan dengan tanpa mengharapkan imbalan (selfless service). Ini
adalah jalan bagi mereka yang digerakkan dengan rasa welas asih yang tulus terhadap
penderitaan orang lain. Merupakan yoga yang dilakukan penekanan pada tindakan. Para
vi
praktisinya selalu memperhatikan segala sesuatu yang diperbuatnya, sehingga tidak
menimbulkan karma yang membawa pada penderitaan. Para praktisinya tidak pernah
mengeluh menghadapi masalah kehidupan.
e. Jnana yoga adalah sistem yang menggunakan jalur ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan
untuk mencapai tujuan kebenaran hidup. Merupakan yoga yang dilakukan dengan
penekanan pengetahuan. Praktisi yoga ini beranggapan bahwa kebodohan ( avidya )
merupakan penyebab utama terjadinya kesalahan dan kelalaian. Terhapusnya kebodohan,
maka terhapus pula kemiskinan, ketidakadilan, kesewenangan, serta kerusakan alam
semesta.
f. Raja yoga, biasa disebut sebagai bentuk yoga yang paling tinggi. The Science of The
Kings menggabungkan aspek-aspek utama dari sistem yoga lainnya. Ini untuk melatih
kedisiplinan dan pelatihan memurnikan emosi secara personalitas sehingga timbul
kesadaran bahwa diri kita kekal dapat menyatu dengan Sang Illahi. Merupakan yoga yang
dilakukan dengan menekankan pada pengendalian pikiran. Dengan mengendalikan
pikiran, maka terkendali pula semua indra - indra manusia. Hasil dari semua itu disebut
pencerahan, Manunggaling Kawula Gusti ( Jw.). Makrifatullah ( Is.). Apapun namanya,
bukan suatu masalah yang patut diperdebatkan. Perkembangan kemudian, hanya Raja.
g. Tantra Yoga, berorientasi pada hal - hal yang bersifat ritual. Yoga jenis inilah yang sering
di salah pahami. Salah satu dari bagian Tantra Yoga adalah ritual bagi kegiatan seksual
yang sakral. Tantra Yoga adalah yang paling ekslusif jika dibandingkan dengan jenis -
jenis yoga lain, dan sangat menarik bagi orang - orang yang menyukai berbagai upacara,
perayaan atau ritual.
h. Yoga Kundalini, jenis yoga kundalini mungkin kurang cocok untuk orang yang
menganggap bahwa melakukan senam yoga adalah untuk mencari ketenangan diri. Di
yoga kundalini, beberapa gerakan yang akan dilakukan diantaranya adalah latihan
gerakan, postur, pernapasan, dan meditasi sehingga akan mengeluarkan banyak tenaga
untuk jenis yoga ini. Teknik pernapasan yang cepat merupakan salah satu kegiatan vital
yang wajib dilakukan selama kegiatan yoga kundalini berlangsung. Namun, walaupun
yoga kundalini terdengar sangat menguras tenaga, manfaat penting yang akan didapatkan
dari jenis yoga ini adalah peningkatan tenaga di bagian bawah tulang belakang.

vi
i
i. Yoga Iyengar, jenis yoga lyengar sebenarnya adalah metode yoga yang sangat sistematis,
karena memperhatikan seluruh anatomi tubuh secara detail. Biasanya, dalam pelaksanaan
yoga lyengar, penggunaan benda - benda sangat dibutuhkan, seperti tali, kursi, selimut,
blok atau bantalan. Penggunaan benda - benda ini bertujuan untuk membentuk presisi
postur tubuh yang ideal. Jenis yoga lyengar ini sangat cocok untuk orang yang senang
melakukan sesuatu dengan detail. Gerakan yoga ini sangat bermanfaat untuk melatih
kekuatan otot, melatih kelenturan dan keseimbangan, meningkatkan kualitas tidur.

j. Yoga Restorasi, seperti layaknya yoga lyengar, jenis yoga restorasi merupakan senam
yoga yang memerlukan bantuan benda - benda seperti blok, bantal dan selimut. Biasanya,
setiap satu gerakan dari yoga restorasi diperlukan lima menit bahkan lebih, dan dalam satu
kali latihan dilakukan lima sampai enam gerakan. Meski gerakannya terdengar cukup
sedikit dan sederhana, namun manfaat yang diberikan dari jenis yoga ini sangat berlimpah,
di antaranya berguna untuk memperlambat detak jantung, menenangkan sistem saraf, dan
menghilangkan stres.

vi
ii
k. Yoga Prenatal, sangat penting untuk dilakukan saat sedang hamil. Beberapa manfaat yoga
untuk ibu dan janin, seperti membuat ibu tetap aktif selama masa kehamilan, lebih kuat,
dan akan meningkatkan energi.

l. Yoga Ashtanga, Ashtanga series pada dasarnya merupakan sinkronisasi pernapasan serta
gerakan - gerakan yang bertujuan untuk membersihkan tubuh. Biasanya digunakan oleh
atlet. Manfaat yang akan didapatkan dari jenis yoga Ashtanga adalah perubahan kekuatan
pada fisik dan mental. Bermanfaat untuk meredakan nyeri yang disebabkan oleh arthirits
atau cedera, meningkatkan kualitas tidur, meningkatkan keseimbangan dan fleksibilitas.

m.

ix
m. Yoga Yin, Berbanding terbalik dengan Ashtanga Yoga yang cepat, postur-postur dalam
Yin Yoga dilakukan selama beberapa menit setiap kali. Praktik meditasi ini dirancang
untuk memperbaiki rancangan jaringan ikat tubuh, memulihkan panjang dan elastisitas
bagian tersebut. Yin Yoga dilakukan untuk orang yang ingin meregangkan tubuh dan
bersantai.

n. Yoga Vinyasa, memiliki gerakan dinamis. Fokus pada koordinasi napas, fisik dan postur
serta memiliki tempo yang cenderung lebih cepat. Bermanfaat untuk memperkuat otot,
meningkatkan stabilitas dan keseimbangan, menurunkan tingkat stress dan kecemasan,
membantu menurunkan berat badan dan Latihan kardio yang ideal

o. Yoga Bikram, Terdiri dari serangkaian 26 postur khusus, dan dua latihan pernapasan yang
dilakukan dalam ruangan bersuhu 105 derajat dengan kelembaban 40 persen. Semua
tempat latihan Bikram Yoga mempraktikan urutan 90 menit yang sama setiap kali latihan.
Pelaku Bikram Yoga perlu minum banyak sebelum latihan agar tidak dehidrasi.
Bermanfaat untuk membakar kalori lebih banyak, mendetoksifikasi tubuh, memperkuat
otot tubuh.dan meningktkan fleksibiltas.

x
p. Hot Yoga, Hot Yoga hampir mirip dengan Bikram Yoga karena dilakukan pada ruangan
yang bersuhu tinggi. Perbedaannya adalah hot yoga tidak dalam urutan 26 postur.
Panasnya suhu ruang akan membuat pelaku Yoga lebih bebas bergerak dalam beberapa
pose. Bermanfaat untuk mendetoksifikasi tubuh dan meningkatkan kekuatan otot tubuh

2.3 Tingkatan dalam Yoga


Berikut 8 tingkatan yoga menurut Patanjali :
1. Yama ( disiplin sosial kemasyarakatan )
 Kejujuran
 Anti - kekerasan
 Tidak mencuri
 Tidak mengumbar nafsu birahi, dan
 Penguasaan hasrat.
2. Niyama ( disiplin individu )
Memiliki 5 persyaratan :
xi
 Bersih diri
 Bersyukur
 Tidak berlebihan
 Mawas diri
 Menyembah sang maha pencipta.
3. Asana ( postur tubuh )
Melatih asan / postur dapat meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, dan kesehatan. Dengan
asana, seluruh bagian penting tubuh, seperti jantung, paru - paru, ginjal, hati, empedu,
pankreas, dan bagian lainnya menjadi terstimulasi untuk bekerja lebih baik.
4. Pranayama ( Pengaturan Napas )
Melatih pranayama diyakini dapat melepaskan jiwa dari tekanan, mengendurkan sistem
saraf, dan menenangkan pikiran.
5. Pratyahara ( Pengaturan Indera )
Setelah mematuhi semua persyaratan awal, seseorang mampu melakukan kontrol
terhadap pikiran dan segenap panca indera sehingga mampu berkontemplasi dengan
baik, lalu membuang semua elemen negatif demi peningkatan kualitas spiritualnya.
6. Dharana ( Konsentrasi )
Kemampuan untuk mengontrol naluri dasar pikiran untuk selalu mengembara dan
mengambang ke segala aspek. Di saat kita sedang menempatkan diri dalam keadaan
tenang, kadang kita mendapati pikiran dipenuhi berbagai hal yang tumpang tindih.
Dalam fase dharana, seseorang dituntut memiliki kemampuan menguasai satu hal dan
mendalaminya tanpa harus mengalami gangguan selama mungkin. Salah satu teknik
termudah menguasai fase ini adalah penggunaan mantra atau pembacaan serentetan
literatur dalam hati ataupun secara vokal.
7. Dhayana ( meditasi )
Saat pikiran seseorang telah mampu fokus pada satu titik dalam waktu tertentu tanpa
terganggu, ia telah mencapai fase dhayana. Di sini pikiran, tubuh dan napas telah
bergabung menjadi satu -kesatuan.
8. Samadhi ( realisasi diri )
Inilah titik kulminasi pencapaian yoga. Sebuah pencapaian spiritual yang hakiki. Di sini
tercapai esensi yoga sesungguhnya - mungkin esensi seluruh tujuan dan aktivitas apapun
didunia ini. Pada fase ini, tubuh dan indera dalam kondisi relaks, pikiran selalu dalam
kondisi awas, dan semua aspek mampu berjalan harmonis.

xi
i
2.4 Tujuan dan Manfaat

Secara umum terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem-
sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat
menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai
kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan
memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan yang tepat.
Di masa kini yoga dipandang sebagai suatu teknik yang bermanfaat untuk mencapai
kebugaran dalam kehidupan sehari-hari dan mencegah serta menyembuhkan berbagai macam
penyakit atau gangguan tertentu (Savitri, 2009).
Menurut Sindhu (2006), secara umum dengan melakukan latihan yoga secara teratur
memiliki manfaat yang besar, antara lain sebagai berikut:
a. Meningkatkan fungsi kerja kelenjar endokrin (hormonal) di dalam tubuh
b. Meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh sel tubuh dan otak
c. Membentuk postur tubuh yang lebih tegap, serta otot yang lebih lentur dan kuat
d. Meningkatkan kapasitas paru-paru saat bernapas
e. Membuang racun dari dalam tubuh (detoksifikasi)
f. Meremajakan sel-sel tubuh dan memperlambat penuaan
g. Memurnikan saraf pusat yang terdapat di tulang punggung
h. Mengurangi ketegangan tubuh, pikiran, mental, serta membuatnya lebih
kuat saat menghadapi stres
i. Memberikan kesempatan untuk merasakan relaksasi yang mendalam
j. Meningkatakan kesadaran pada lingkungan
k. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk berpikir positif
Menurut Lewis (2006) Yoga dilakukan untuk melatih otot serta meningkatkan kekuatan
dan stamina melalui peregangan. Menggunakan pernapasan yang tepat selama latihan
peregangan ini membuat pikiran dan tubuh harmonis. Adapun manfaat utamanya yaitu:
a. Meningkatkan mobilitas persendian dan otot
b. Memperkuat koordinasi otot
c. Meningkatkan kewaspadaan pikiran dan tubuh
d. Meningkatkan stamina
e. Meningkatkan kekuatan
f. Membantu relaksasi
Sedangkan menurut Savitri (2009), manfaat dari melakukan terapi yoga adalah:
xi
ii
1. Pembaruan Energi
a. Mengurangi penuaan
Berbagai posisi yoga dapat mengakibatkan anti penuaan dan anti gravitasi. Berbagai
proses tersebut dapat mengurangi pengeriputan organ atau otot yang ditimbulkan oleh
proses penuaan dan pengaruh proses gravitasi yang terus-menerus. Latihan yoga yang
teratur dapat meningkatkan kelenturan dan mempertahankan kelenturan dan
meremajakan tulang punggung.
Berbagai posisi tersebut juga dapat mengembangkan koordinasi dan juga keseimbangan
dalam proses penuaan. Yoga dapat memperbaiki postur tubuh dan dapat pula untuk
meningkatkan mekanisme tubuh.
b. Menjadi tetap bugar
Yoga merupakan cara yang baik untuk membentuk postur tubuh. Berbagai posisi yoga
dapat menyehatkan berbagai organ dan membentuk otot-otot yang panjang dan
langsing. Latihan menekuk tubuh ke depan, ke belakang, dan berbagai posisi
menyamping atau berpilin dan posisi terbalik dapat menyeimbangkan dan melatih
setiap otot, tulang, sendi-sendi, dan organ - organ tubuh.
2. Perbaikan Sirkulasi.
Posisi yoga akan membawa perbaikan sirkulasi darah dan kelenjar getah bening di
seluruh tubuh. Tekanan dari ruang abdomen terdapat diafragma yang dapat melatih
otot-otot diafragma dan jantung. Posisi-posisi terbalik dapat meningkatkan kualitas
tidur karena posisi tersebut membantu proses relaksasi sistem syaraf simpatik,
memampukan respon relaksasi untuk masuk.
3. Menghilangkan Penyakit Kronis dan Mengurangi Stres.
Berbagai penyakit kronis pada umumnya, atritis, osteoporosis, obesitas, asma, penyakit
jantung, dapat disembuhkan dengan latihan program yoga secara teratur. Yoga dapat
menanggulangi stres dengan memanfaatkan kesadaran, pemusatan dan berbagai teknik
pernapasan.
4. Membantu Menjadikan Rileks.
Teknik pernapasan tertentu dapat mengendalikan pernapasan dan pikiran. Teknik
pernapasan dapat membuat tubuh terasa lebih sehat. Sistem pernapasan dan sistem saraf
menjadi tenang dan kuat, dan seluruh sel menerima kekuatan hidup dan makanan dari
pernapasan. Teknik pernapasan yang baik dapat membuat energi vital dari tubuh dapat
menjadi seimbang, kelelahan dapat berkurang, pikiran dan emosi dapat berkurang.
Teknik relaksasi alam sadar secara sistematis membimbing ke dalam keadaan rileks
xi
v
yang mendalam. Begitu suara-suara dalam pikiran menghilang, tubuh akan mampu
untuk melepaskan tegangan otot.
5. Peningkatan Kepadatan Tulang.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Prof. Steven A. Hawkins dan yang bekerjasama
dengan 12 wanita dari usia 18-65 tahun yang tidak memiliki pengalaman berlatih yoga.
Setengah dari kelompok tersebut mengikuti dua kelas yoga selama seminggu dan juga
berlatih sendiri tiga kali seminggu.
Pemeriksaan kepadatan tulang dilakukan pada awal penelitian dan kembali dilakukan
enam bulan kemudian. Setelah enam bulan kelompok yoga yang kepadatan tulang
punggungnya meningkat, sementara pada kelompok yang lain tidak terdapat perubahan
dalam tingkat kepadatan tulang mereka.
6. Keseimbangan Emosi
Yoga berdampak bagi kehidupan seseorang. Gerakan menekuk tubuh ke depan adalah
posisi tubuh yang berpusat pada diri sendiri, dan karena itu memiliki dampak
menenangkan dan kegelisahan. Menekuk punggung ke belakang adalah gerakan yang
berorientasi pada keadaan di luar tubuh yang membawa kegembiraan, membantu
membuka tubuh dan melepas emosi - emosi yang tertahan seperti kesedihan dan
rapatan. Latihan pernapasan tertentu dapat dapat dilakukan untuk menggerakkan atau
memberikan memberikan energi pada individu.
7. Peningkatan Kehidupan Seksual
Gerakan-gerakan fisik dari yoga merangsang dan menguatkan tubuh atau meningkatkan
sirkulasi darah. Organ-organ pinggul dan otot yang menopang khususnya otot-otot
perineal dan bagian dasar dari tulang pinggul menjadi lebih sehat, mendapatkan asupan
oksigen, dan didorong oleh darah segar dan makanan. Daerah yang terjepit seperti
bahu, pinggul urat-urat lutut, daerah kemaluan dan punggung bagian bawah menjadi
mengendur dan lebih lentur.

2.4 Indikasi dan Kontraindikasi

2.4.1 Indikasi
a. low back pain;
b. cemas;
c. stres;
d. nyeri haid;
x
v
e. hipertensi.
2.4.2 Kontraindikasi
a. sakit dada persisten;
b. gejala/tanda syok kardiogenik;
c. suhu di atas 38 derajat celcius;
d. gagal jantung belum stabil;
e. kehamilan dengan penyakit jantung;
f. riwayat persalinan kurang 2 bulan;
g. plasenta previa;
h. kecederaan pada lutut, bahu, dan leher.

2.5 Perbedaan Yoga dengan Olahraga lain


Non Yoga ( Aerobic )
 Gerakannya sporadic, cepat dan memberikan penekanan yang kuat pada otot.
 Dirancang untuk mendapat tubuh yang atletis.
 Tidak ada keharusan untuk memperhatikan napas.
 Memperlancar peredaran darah dengan memberikan penekanan pada jantung, dll.
Senam Yoga
 Gerakannya lembut, cenderung menghindari gerakan otot yang tiba - tiba dan terlalu
keras.
 Tidak dirancang khusus untuk membentuk tubuh, sehingga tidak efektif untuk
mendapatkan bentuk tubuh yang atletis dan perut yang kecil.
 Gerakan yoga dilakukan dengan kesadaran penuh akan napas sehingga kekuatan
mental bertambah serta pikiran lebih focus dan tajam.
 Memperlancar peredaran darah namun tidak memberikan pressure berlebihan pada
jantung, dll.

2.6 Hubungan Yoga dan Kesehatan


Berikut ini adalah penyakit fisik yang telah terbukti dapat diperlambat, dikurangi, bahkan
disembuhkan oleh senam yoga :
 Acidity, heartburn ( sakit jantung )
 Intoxication ( keracunan )
 Allergies ( alergi )
 Alzheimer ( kondisi medis yang menyebabkan dementia / penurunan daya ingat )
x
vi
 Anemia ( kurang darah )
 Anxiety ( khawatir yang berlebihan )
 Nervous tension ( tekanan syaraf )
 Arthritis ( sakit persendian )
 Asthma ( asma )
 Back pain ( sakit tulang punggung )
 Bronchitis ( radang tenggorokan )
 Cancer ( kanker )
 High blood pressure ( tekanan darah tinggi ), dll

Yoga dapat bersifat therapeutic bagi penyakit - penyakit di atas jika di praktikan sesuai
dengan prinsip berikut :
 Dilakukan secara teratur. Berlatih yoga secara teratur membantu meregangkan dan
menguatkan otot, melenturkan persendian, dan menguatkan tulang serta menstimuli
pengeluaran hormone secara teratur.
 Bernapas dalam. Teknik pernapasan yoga meningkatkan kapasitas paru - paru agar
proses pernapasan menjadi optimal. Teknik pernapasan yoga juga membantu
menguatkan organ tubuh bagian dalam dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk
rileks.
 Pola makan seimbang. Pola makan yang seimbang dan memenuhi asupan gizi bagi tubuh
akan meningkatkan kesehatan secara holistik.
 Istirahat yang cukup. Penting sekali menjaga keseimbangan antara bekerja dan istirahat
agar kesehatan tubuh selalu dalam kondisi yang prima.
 Berfikir positif. Pikiran atau batin juga harus selalu diberikan input yang positif agar
aspek mental dan emosional terjaga kesehatannya. Terdapat korelasi antara pikiran dan
tubuh. Pikiran -pikiran positif amat membantu proses pemulihan tubuh dari penyakit.

2.7 Teknik Pernapasan dalam Senam Yoga


Ada 2 teknik pernapasan yang sebaiknya dipelajari dan dikuasai, dan dianjurkan dilakukan
setiapkali secara rutin sebelum melakukan gerakan yoga harian.
1. Kapalabhati ( Kapala = tempurung kepala; bhati = yang membawa cahaya )
 Metode : lakukan dua kali pernapasan normal.
 Tarik napas, kemudian hembuskan napas, tarik abdomen ke dalam. Ulangi sampai 20x,
atur ritme dan penekanan dilakukan lebih kepada saat hembusan napas.
x
vi
 Kemudian tarik napas. Hembuskan sepenuhnya, tarik napas sedalam - dalamnya dan
tahan napas selama yang anda sanggup. Secara perlahan hembuskan. Teknik ini cocok
dipergunakan untuk membersihkan saluran pernapasan, seperti misalnya hidung
tersumbat, cairan atau dada terasa sesak. Prinsip dari teknik ini adalah membuat paru -
paru seperti layaknya pompa, tekanan udara yang dihasilkan sanggup membuang
sumbatan yang ada di saluran pernapasan, mulai dari paru - paru sampai ke lubang
hidung. Ada kemungkinan kepala akan terasa pusing saat melakukan teknik pernapasan
cepat ini, oleh karenanya disarankan untuk menutup latihan dengan beberapa kali
pernapasan lambat atau menghembuskan napas panjang. Kapalabhati juga sesuai
dipraktekkan sebagai terapi misalnya bila kepala terasa berat, menderita sinus atau
merasa kebas di sekitaran mata.
2. Anuloma viloma
Metode :
 Siapkan tangan anda dalam posisi Vishnu Mudra ( lihat penjelasannya di bawah ).
 Tarik napas melalui lubang hidung kir, tutup sebelah kiri dengan ibu jari sampai
dihitungan ke - 4.
 Tahan napas, tutup kedua lubang hidung sampai hitungan ke - 16.
 Keluarkan napas melalui lubang hidung sebelah kanan, tutup hidung kiri dengan jari
manis dan kelingking, sampai hitungan ke - 8.
 Tarik napas melalui hidung kanan, posisi hidung kiri tetap tertutup dengan jari manis dan
kelingking, sampai hitungan ke - 4.
 Tahan napas, tutup kedua lubang hidung sampai hitungan ke - 16.
 Keluarkan napas melalui hidung kiri, tutup hidung kanan dengan ibu jari sampai
hitungan ke - 8.
Manfaat dari teknik pernapasan Anuloma Viloma adalah mengoptimalkan fungsi kedua sisi
otak, berarti sisi kreativitas dan sisi logika menjadi seimbang. Praktisi yoga menganggap
teknik ini sangat berguna untuk menenangkan pikiran dan sistem syaraf. Para yogis
mengetahui sejak ribuan tahun yang lalu bahwasanya bernapas melalui hidung kiri lebih
banyak dari kanan bisa menimbulkan Asma, sedangkan penyakit diabetes disebabkan lebih
sering bernapas melalui lubang hidung kanan. Ke - dua teknik di atas adalah sebagian dari
sejumlah teknik pranayama. Dengan melatih teknik pernapasan yang baik dan benar
, maka tidak hanya kesegaran yang diperoleh tetapi sejumlah manfaat seperti untuk media
terapi misalnya, dan yang paling penting adalah keseimbangan.

x
vi
2.8 Implikasi Dalam Bidang Keperawatan

Perawat adalah salah satu profesi yang berperan penting dalam penyelenggaraan upaya
menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pada standar tentang evaluasi dan
pengendalian mutu dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi dengan terus-menerus melibatkan diri.
Implikasi dari terapi yoga di bidang keperawatan itu sendiri sangat membantu di mana
di dalam terapi yoga itu sendiri terdapat teknik-teknik yang dapat membantu dalam
peningkatan kesehatan tubuh, seperti teknik relaksasi pernapasan dan latihan-latihan otot
yang sangat membantu meningkatkan kesehatan tubuh. Oleh karena itu penting bagi kita
seorang perawat untuk ikut serta belajar dan memperoleh ilmu dan melibatkan diri di dalam
meningkatkan derajat kesehatan.

BAB 3
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Yoga adalah salah satu sistem perawatan kesehatan yang menyeluruh yang berfokus
pada pikiran dan tubuh (Lalvani, 2010). Jenis-jenis yoga diantaranya yaitu hatha yoga, karma
yoga, mantra yoga, bakti yoga, jnana yoga, raja yoga, tantra yoga, yoga kundalini, yoga
lyengar, yoga restorasi, yoga prenatal, yoga ashtanga, dan yoga vinyasa.. Yoga memiliki
tujuan dan manfaat di mana pada intinya memberikan kesehatan jiwa dan fisik bagi
pelakunya.
Yoga dalam manfaat praktisnya juga bermanfaat dalam beberapa penyakit. Oleh
karena itu perawat perlu mengenal dan mendalami terapi komplementer yoga untuk
meningkatkan profesionalisme perawat.

4.2 Saran

xi
x
4.2.1 Bagi Mahasiswa Keperawatan Diharapkan mahasiswa dapat terus mengaplikasikan
dan mengembangkan konsep yoga pada kehidupan.
4.2.2 Bagi Masyarakat
Adanya terapi komplementer yoga diharapkan masyarakat dapat lebih berperan aktif
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal utamanya untuk meningkatkan status
kesehatan dengan aplikasi yoga.
4.2.3 Bagi keperawatan
Diharapkan keperawatan terus mengembangkan konsep ilmu terapi komplementer
khususnya yoga demi meningkatkan profesionalisme perawat.

Lampiran 1 : Standart Operational Procedure (SOP)

1. PENGERTIAN
Merupakan suatu terapi yang memfokuskan keterampilan spiritual yang mengolah fisik dan
jiwa. Gerakan yoga menyeimbangkan energi dan memberi kenyamanan tubuh bahkan juga
meremajakan sel-sel kulit (Dalimartha, 2008)

2. TUJUAN
a. meningkatkan stamina
b. memperkuat tubuh
c. mengencangkan otot
d. memberikan efek perasaan yang tenang dan rileks
e. meningkatkan daya ingat
f. meningkatkan kapasitas paru-paru saat bernapas
g. membuang racun yang ada di dalam tubuh
h. Melancarkan aliran darah

x
x
3. INDIKASI
a. Semua orang
b. Atau individu yang terindikasi:
· low back pain
· cemas
· stres
· nyeri haid
· hipertensi
4. KONTRAINDIKASI
a. sakit dada persisten
b. gejala/tanda syok kardiogenik
c. suhu di atas 38 C
d. gagal jantung belum stabil
e. kehamilan dengan penyakit jantung
f. riwayat persalinan kurang 2 bulan
g. plasenta previa
h. kecederaan pada lutut, bahu, dan leher

5. PERSIAPAN KLIEN
Pastikan kondisi klien siap untuk melakukan senam

6. PERSIAPAN ALAT
a. matras
b. tempat yang tenang

7. CARA KERJA Orientasi


a. Memberi salam terapeutik dan bina hubungan saling percaya
b. Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan dan kesiapan klien saat ini
c. Kontrak: tujuan dan waktu

Tahap Kerja

AWALAN
a. SIKAP TUBUH:
x
xi
 Berdiri setegak mungkin dengan kedua kaki rapat. Pastikan bahu tetap turun dan perut
serta tulang ekor ditarik masuk.
 Angkat tumit dan jaga keseimbangan dengan jari-jari kaki. Apabila anda tidak jatuh
berarti anda berada dalam sikap tubuh sempurna.
 Bersujudlah dengan bertumpu di atas tumit. letakkan tangan di atas lutut lalu tegakkan
punggung hingga siku anda lurus.
 Duduklah bersila dan tegakkkan punggung semampu anda. Gerakan ini memusatkan
keseimbangan dan menciptakan perilaku mental yang positif

b. BERNAFAS:
 Letakkan kedua tangan pada perut. Lalu tarik napas perlahan dan teratur. Rasakan perut
yang mengembung seiring membesarnya diafragma.
 Hembuskan napas secara perlahan dan teratur. Rasakan perut mengecil saat bernapas dan
jaga bahu dan dada agar tidak bergerak

c. PEMANASAN:
 Bernapaslah dengan normal sambil berdiri.Lalu angkat kedua lengan ke samping badan
dengan perlahan.
 Posisikan kaki dibuka 15-20 cm. Kedua tangan menggenggam di depan tubuh lalu
mulailah menarik napas sambil mengangkat tangan.
 Sambil menarik napas, regangkan dan tarik tangan ke atas setinggi mungkin.
Kencangkan pinggul dan tarik tulang ekor ke dalam
 Buang napas dan turunkan kedua lengan sejajar dengan bahu. Angkat lutut dengan
menggunakan kekuatan otot di atas tempurung lutut (Lalvani, 2010).

INTI YOGA
1. Upward Hand Pose
Cara : berdiri tegak, tarik napas dalam-dalam lalu ayunkan kedua tangan ke atas. Tarik
punggung ke arah dalam hingga membusung saat kedua tangan mengatup di atas kepala.
Gerakan ini membantu peregangan di tubuh bagian depan seperti bahu, perut, dada, pinggul
2. Standing Forward Fold
Cara : berdiri tegak, tarik napas lalu keluarkan secara perlahan sambil membungkuk.
Luruskan tangan ke arah bawah hingga menyentuh lantai.

x
xi
Jika Anda tidak kuat, maka Anda bisa menekukkan lutut sedikit. Gerakan ini bisa
meregangkan bagian belakang seperti tulang belikat, punggung, betis, bokong.
3. Child pose
Berfungsi untuk peregangan pinggul, paha depan, punggung. Pada posisi seperti hendak tidur
ini, akan membuka pinggul dan membantu mengurangi sesak
4. Downward Facing Dog pose
Pada teknik ini berfungsi untuk meregangkan tulang belakang, paha belakang, gluteus, betis,
memperkuat deltoids, triceps
5. Tree pose
Pada tree pose akan dilakukan peregangan pinggul, paha bagian dalam, memperkuat kaki,
dan tulang belakang. Gerakan ini sangat baik pada saat hari-hari ketika pikiran sedang kacau,
yang bertujuan untuk memusatkan pikiran
6. Fierce pose
Pose ini sangat baik untuk antisipasi terhadap cidera, karena fierce pose akan memberikan
dukungan kuat di sekitar lutut , sehingga membuat lutut tahan terhadap akibat dari cedera.
Fierce pose juga bisa memperbaiki postur tubuh yang kurang baik

PENDINGINAN
1. Duduk bersila dan lakukan tarik napas dengan frekuensi 3 kali sambil mengangkat tangan
dari bawah ke atas.
2. Lakukan hingga merasa rileks.

Catatan:
1. Durasi tiap gerakan yoga bervariasi, kita akan mencoba dengan durasi 2x10 detik.

Tahap Terminasi
Evaluasi
1. Setelah selesai klien ditanya bagaimana hasilnya, apakah kondisi klien merasa lebih baik
dan nyaman?
2. Memberi pujian atas keberhasilan tindakan yang dilakukan klien Rencana Tindak Lanjut
1. Menganjurkan klien melakukan kembali kegiatan
senam yoga sesuai kondisi yang dibutuhkan
2. Kontrak yang akan datang: menyepakati kegiatan, waktu, dan tempat (bila diperlukan)
x
xi
10. EVALUASI
1. Evaluasi respon klien setelah melakukan kegiatan
2. Evaluasi kemampuan klien untuk melakukan secara mandiri

11. DOKUMENTASI
Dokumentasikan pada catatan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Agamemnon, D. 2000. Atlas Berwarna dan Teks Fisiologi. Jakarta: Hipokrates.


Dalimartha, S. 2008. Care Your Self: Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus.
Ganong, W. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Guyton, H. 1997. Buku ajar fisiologi. Jakarta: EGC.
Lalvani, V. 2010. Dasar-dasar Yoga. Jakarta: Erlangga.
Lewis, S. 2006. Ramping Kembali:Program 10 Minggu Perampingan Setelah
Melahirkan. Jakarta:Erlangga
Rohimawati, R. 2009. Sehat dan Bahagia dengan Yoga. Jakarta: Kawan Pustaka.
Savitri, R. 2009. Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara Penanggulangan.
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Sindhu, P. 2006. Hidup Sehat dan Seimbang Dengan Yoga. Bandung: Qanita.

x
xi

Anda mungkin juga menyukai