Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK

ENERGY AND BIOFIELD THERAPIES : LIGHT THERAPY, BEKAM,

CREATING OPTIMAL HEALING ENVIRONMENT EXERCISE

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

TERAPI KOMPLEMENTER

DOSEN : Ns.TRI WAHYUNI, M.Kep

ANDRI MUZZAYIN SNR2122500

FITRI SENORITA SNR2122500

JULIAWATI SNR2122500

SRI HARDINI SNR212250017

YULIA VERA SNR2122500

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah atas rahmat dan karunianya

sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah TERAPI KOMPLEMENTER

dalam bentuk makalah ini dengan lancar, makalah ini berjudul ENERGY AND

BIOFIELD THERAPIES : LIGHT THERAPY, BEKAM, CREATING OPTIMAL,

HEALING ENVIRONMENT EXERCISE. Terima kasih kami ucapkan kepada rekan-

rekan yang membantu dalam pembuatan makalah ini serta Dosen pembimbing

Ns.Tri Wahyuni, M.Kep yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.

Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal

ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu,

kami ingin mengharapkan kritik, ide, dan saran yang bersifat membangun dan

dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca juga

kami para penulis. Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam pembuatan

makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Pontianak, 21 februari 2022

Tim penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................1

KATA PENGANTAR............................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................4

Latar Belakang............................................................................................................4

Tujuan Umum...........................................................................................................6

Tujuan Khusus..........................................................................................................6

Manfaat.......................................................................................................................6

BAB 2 Tinjauan teori...........................................................................................7

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................49

Kesimpulan...............................................................................................................49

Saran.........................................................................................................................49

Daftar Pustaka.........................................................................................................50
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang

muncul saat ini , Masyarakat luas saat ini mulai beralih

dari pengobatan modern (Medis) ke pengobatan komplementer. ,

Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat

75 –80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani

pengobatan non-konvensional. Terapi komplementer atau terapi

modalitas diakui sebagai upaya kesehatan nasional oleh National Center

for Complementary/Alternative Medicine (NCCAM) di

Amerika. Terapi ini digunakan juga dalam praktik

keperawatan profesional sebagai terapi alternatif dibeberapa klinik

keperawatan (Setyoadi dan Kushariyadi, 2011).

Beberapa rumah sakit di Indonesia, pengobatan

komplementer ini sudah mulai diterapkan sebagai terapi

penunjang atau sebagai terapi pengganti bagi pasien yang

menolak pengobatan konvensional. Menurut NCCAM terapi

komplementer dikategorikan menjadi empat katergori. Kategori tersebut

antara lain terapi pikiran tubuh (mindbody therapies), terapi berbasis

biologi (biologically based therapies), terapi manipulatif dan berbasis

tubuh (manipulative and body based therapies), dan terapi


energi yang termasuk dalam kategori energi

hayati dan bioelektromagnetik (energy and biofield therapies)

(Setyoadi dan Kushariyadi, 2011).

Terapi komplementer ada yang invasif dan noninvasif salah

satunya adalah terapi energi (reiki, chikung, tai chi, prana,

terapi suara) masuk dalam katagori noninvasif (Hitchcock et al.,

1999). terapi energi yaitu terapi yang fokusnya berasal dari

energi dalam tubuh (biofields) atau mendatangkan energi dari

luar tubuh misalnya terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan,

reiki, external qi gong, magnet. Klasifikasi kategori kelima ini

biasanya dijadikan satu kategori berupa kombinasi antara biofield

dan bioelektromagnetik (Snyder & Lindquis, 2009). Energy therapy terdiri dari

biofield therapise dan bioelectromagnetic. Biofield therapies dilakukan dengan

memasukkan energi positif kedalam diri klien baik secara lagsung mau pun jarak

jauh, contoh terapi ini yaitu reiki. Sedangkan electromagnetic yaitu memangfaatkan

barang yang bersifat magnetis (Heinrichetal.,2009)

Biofield terutama dihasilkan dari pancaran aktivitas

otak dan syaraf yang memproyeksikan tingkat kesadaran, pola

pikir, kondisi psikologis, kecenderungan dalam tindakan serta tingkat

kesehatan tubuh. Aktivitas yang ada di otak dan syaraf

dipengaruhi oleh konfigurasi aktivitas hormonal yang

distimulasikan melalui simpul-simpul syaraf, oleh kelenjar-kelenjar

tubuh. Jadi medan biofield memiliki daya pancar yang


berfluktuasi sesuai kondisi mental, emosi, variasi proses berpikir,

serta tingkat kesehatan.

B. Tujuan Umum

Agar mahasiswa/i mampu memahami dan mengaplikasikan peran

perawat tentang terapi komplementer ( energy and biofield therapies).

C. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai konsep energy and biofield

therapies

2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang macam macam energy and biofield

therapies

3. Mahasiswa mampu memahami peran perawat dalam energy and biofield

therapies

D. Manfaat

Diharapkan makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa untuk dapat dijadikan

sebagai perbandingan perkembangan ilmu keperawatan diera saat ini.


BAB II

TINJAUAN TEORI

1. PENGERTIAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi merupakan usaha untuk

memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan penyakit.

Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan. Menurut WHO

(World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah pengobatan non-

konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan, misalnya jamu yang

merupakan produk Indonesia dikategorikan sebagai pengobatan komplementer di negara

Singapura. Di Indonesia sendiri, jamu dikategorikan sebagai pengobatan tradisional.

Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu

digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara.

Energy therapy terdiri dari biofield therapise dan bioelectromagnetic. Biofield

therapies dilakukan dengan memasukkan energi positif ke dalam diri klien baik secara

lagsung maupun jarak jauh, contoh terapi ini yaitu reiki. Sedangkan electromagnetic yaitu

memangfaatkan barang2 yang bersifat magnetis (Heinrich et al., 2009)

Pada dasarnya semua mahluk memiliki sistem energi yang membangun tubuhnya.

Pada manusia, setiap kontraksi otot dan loncatan listrik di synaps memerlukan energi yang

kita dapatkan dari pelepasan energi dalam ikatan kimia dalam proses metabolisme tubuh.

Kita juga memiliki kemampuan untuk memulihkan kondisi tubuh dengan syarat tubuh

memiliki energi yang cukup untuk memicu perbaikan. Itulah mengapa saat sakit kita secara
naluriah akan beristirahat yang hakikatnya mengurangi aktifitas sel lain untuk memfokuskan

seluruh energi pada proses pemulihan.

2. MACAM MACAM ENERGY AND BIOFIELD THERAPIES

a. LIGHT THERAPHY

Fototerapi atau terapi cahaya adalah bentuk pengobatan untuk kulit dengan menggunakan

panjang gelombang cahaya buatan dari ultraviolet, bagian dari spektrum matahari. Dengan

cara ini, cahaya dari panjang gelombang tertentu dapat disampaikan dengan intensitas yang

lebih tinggi.

1. Jenis-jenis fototerapi

Perawatan ini terdiri dari beberapa jenis yang berbeda. Jenis fototerapi yang akan dipilih

bergantung pada keparahan kondisi Anda. Terkadang, fototerapi dilakukan bersamaan

dengan penggunaan obat topikal (oles) atau obat sistemik (minum atau suntik). Berikut

adalah beberapa jenis yang sering dilakukan.

 Fototerapi UVB

Fototerapi UVB adalah perawatan yang menggunakan radiasi ultraviolet gelombang pendek.

Jenis ini terbagi menjadi dua, yaitu broadband UVB atau yang menggunakan gelombang

spektrum penuh (300 nanometer – 320 nanometer) dan narrowband UVB atau yang

menggunakan panjang gelombang yang lebih spesifik (311 nm).

Prosedur perawatannya, pasien akan masuk ke dalam lemari khusus yang berisi lampu

fluoresen pemancar sinar UVB. Seberapa luas kulit yang harus terekspos dengan paparan

UVB akan disesuaikan dengan kondisi kulit yang terkena penyakit. Kebanyakan pasien

menjalani perawatan ini untuk seluruh tubuh, kecuali mata dan alat kelamin yang akan

ditutup dengan kacamata pelindung dan celana dalam. Durasi paparan yang dijalani pasien
dapat bervariasi. Biasanya pada awal perawatan pasien hanya akan berdiam di dalam lemari

UVB kurang dari lima menit. Nantinya durasi akan ditingkatkan seiring dengan respons

tubuh pasien terhadap paparan UVB sampai maksimal 30 menit per sesi.

Penyakit kulit yang ditangani dengan perawatan UVB di antaranya adalah psoriasis, eksim

(dermatitis atopik), limfoma sel T kulit, dan vitiligo.

 PUVA

PUVA adalah kombinasi antara radiasi sinar UVA dengan psoralen, obat yang berfungsi

untuk meningkatkan efek UVA pada kulit. Perawatan ini biasanya diberikan pada pasien bila

perawatan dengan fototerapi UVB tidak berhasil. Langkah prosedurnya serupa dengan

fototerapi UVB, bedanya pasien harus menggunakan obat psoralen terlebih dahulu sebelum

masuk ke dalam lemari pemancar sinar. Obat psoralen dapat ditemukan dalam bentuk yang

berbeda. Untuk obat psoralen oral, pasien harus meminum kapsul obat methoxsalen dua jam

sebelum perawatan. Sedangkan untuk obat pemakaian luar, pasien harus mengoleskan krim

psoralen atau berendam dalam bak yang telah diberi larutan psoralen. Mengingat efeknya

yang membuat Anda menjadi lebih sensitif terhadap cahaya, Anda harus memakai kacamata

hitam untuk mencegah mata dari paparan sinar matahari selama 24 jam sejak penggunaan

obat. PUVA biasanya dilakukan pada pasien yang memiliki kondisi psoriasis plak yang lebih

parah, tapi bisa juga diberikan untuk pengobatan vitiligo dan limfoma sel T kulit.

 Laser excimer

Fototerapi jenis ini juga menggunakan radiasi UVB. Serupa dengan narrowband UVB,

panjang gelombang yang diberikan dari perawatan ini lebih spesifik (308 nm). Namun, secara

teknis excimer laser diberikan dengan cara yang berbeda.


Perawatan dilakukan dengan menyinari bagian kulit yang terkena lesi dengan cahaya excimer

yang terpancar dari alat genggam khusus. Dibandingkan dengan perawatan sinar UVB biasa,

laser excimer hanya akan mengenai area yang bermasalah sehingga kulit yang sehat tidak

akan terkena radiasi.

Laser excimer dapat menjangkau area yang sulit dijangkau dengan fototerapi konvensional,

misalnya kulit ada bagian telinga. Selain itu, durasi perawatannya relatif lebih singkat.

b. BEKAM

Bekam adalah tekhnik penyedotan lokal darah dari sayatan kulit kecil Bekam sendiri

merupakan praktik yang digunakan dalam pengobatan tradisional di beberapa bagian dunia,

termasuk Cina dan Timur tengah. Pengobatan ini sudah ada selama ribuan tahun lalu dan

katanya efektif untuk meringankan rasa sakit serta nyeri otot. Cara kerja pengobatan alternatif

ini bisa dibilang seperti vakum. Nantinya, sebuah alat khusus yang berbentuk seperti cawan

akan menghisap lapisan kulit dan lemak dari otot, dan terkadang bahkan juga bisa

memindahkan lapisan otot satu sama lain.

Jenis-jenis bekam

Berdasarkan prosesnya, pengobatan alternatif ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
 Bekam kering

Menurut Ann Michele Casco, L.AC., seorang praktisi pengobatan tradisional Cina

sekaligus ahli akupuntur, teknik bekam klasik disebut ba guan zi, yaitu bekam api atau bekam

kering. Secara umum, baik bekam kering maupun basah dilakukan menggunakan cawan kecil

yang ditempatkan di atas titik ashi (daerah yang bermasalah) atau titik akupunktur.

Sebelumnya diletakkan di permukaan kulit, cawan akan dipanaskan terlebih dahulu. Proses

pemanasan ini dilakukan dengan memasukkan zat yang mudah terbakar, seperti alkohol,

ramuan herbal, atau kertas tertentu ke dalam cawan dan kemudian membakarnya dengan api.

Ketika api mulai mengecil dan akhirnya mati, terapis akan langsung menempel cawan secara

terbalik di atas permukaan kulit. Cawan akan dibiarkan menempel di permukaan kulit selama

dua hingga menit. Nantinya, udara di dalam cawan yang berangsur-angsur mendingin akan

menciptakan ruang hampa yang menarik kulit dan otot ke atas, ke dalam cawan. Kulit yang

tersedot ini akan memerah karena pembuluh darah Anda merespon perubahan tekanan.

Supaya cawan bisa dengan mudah terlepas, terapis biasanya akan mengoleskan minyak pijat

atau krim. Setelah itu, terapis akan menempelkan cawan silikon dan menggesernya ke seluruh

tubuh secara berrirama untuk menciptakan efek seperti pijatan. Selama pengobatan

berlangsung, terapis mungkin akan meletakkan tiga sampai tujuh cawan di atas permukaan

kulit Anda.

 Bekam basah

Variasi bekam yang lebih modern menggunakan pompa karet. Beberapa penelitian klinis

dari Cina menunjukkan bahwa inovasi dalam teknologi bekam satu ini dinilai lebih nyaman

untuk pasien. Bekam basah dilakukan dengan menusuk atau membuat sayatan kecil pada

kulit bekas bekam. Setelah itu, cawan kembali ditempatkan di atas permukaan kulit yang

ditusuk atau disayat tersebut untuk mengeluarkan sejumlah darah. Darah yang keluar
nantinya akan ditampung dalam cangkir cawan. Konon katanya, darah yang keluar dari

tusukan selama prosedur ini, dianggap sebagai darah kotor. Setelah cawan dilepas, terapis

biasanya akan memberikan salep antibiotik dan menutupi daerah bekas bekam dengan

perban. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi. Entah itu bekam kering maupun basah,

keduanya sama-sama akan menimbulkan memar berwarna kemerahan atau keunguan di kulit.

Memar ini bersifat sementara dan umumnya akan hilang dalam kurun waktu 10 hari setelah

terapi.

c. CREATING OPTIMAL HEALING ENVIRONTMENT EXERCISE

healing adalah sebuah proses untuk penyembuhan luka batin yang mengganggu

emosi. Dalam bahasa Inggris self healing artinya penyembuhan diri sendiri. Sebagian orang

tentunya mengalami masalah dan lelah secara emosional. Luka batin ini bisa terjadi dalam

waktu yang lama dan berdampak pada kegiatan sehari-hari. Ada beberapa faktor yang

membuat luka batin dan mengganggu emosi. Kelelahan emosional ini bisa disebabkan karena

cemas, perasaan sedih ditinggalkan orang tua, merasa gagal untuk mencapai sesuatu, dan

masalah lainnya di masa lalu.

Cara Self Healing Penyembuhan luka batin bisa dilakukan sendiri atau bertemu

dengan psikologi. Jika anda ingin menyembuhkan diri sendiri, cobalah beberapa cara self

healing ini.

1. Me Time Me Time artinya waktu untuk diri sendiri. Mengutip dari

pijarpsikologi.org, umumnya masalah yang belum selesai berhubungan dengan kehadiran

orang lain. Me Time bermanfaat untuk membuat diri nyaman dan lebih rileks. Meluangkan

waktu sendirian tanpa memikirkan orang lain bermanfaat bagi kesehatan mental. Cara self

healing ini membuat kita merasa diri sendiri adalah pusat segala kehidupan. Sementara itu

orang lain hanya sebagai pelengkap kebahagiaan.


2. Berbicara dengan diri sendiri Salah satu cara untuk penyembuhan luka batin adalah

berbicara pada diri sendiri. Cobalah melihat di cerman dan jujur pada diri sendiri. Berbicara

sendirian bisa melampiaskan perasaan buruk terhadap sesuatu. Ketika anda mulai memahami

diri sendiri, muncul rasa syukur atas kehidupan yang diberikan.

3. Masa lalu hadir untuk dimaknai Setiap orang memiliki kisah masa lalu yang

berbeda. Masa lalu tersebut bisa berdampak pada masa sekarang maupun masa depan. Pikiran

tentang masa lalu bisa menghantui. Ubahlah gambaran masa lalu sebagai pengalaman dan

ambil sisi positif untuk penyembuhan. Masa lalu bisa ada di masa kini untuk dimaknai dan

menjadi pelajaran ke depan.

4. Menulis ekspresif Menulis ekspresif merupakan cara self healing untuk

menjelaskan segala perasaan yang dialami. Anda tidak perlu memperhatikan ejaan dan tanda

baca untuk menulis ini. Contohnya anda bisa menulis apapun di buku harian yang hanya

dibaca sendiri. Cara ini bisa meredakan segala emosi dan stress. Teknik menulis ini bisa

membantu untuk penyembuhan dan memberikan gambaran dari sudut pandang lain. Anda

bisa membuat jurnal dan menuangkan segala pikiran selama 15-20 menit setiap hari. Menulis

jurnal ini bisa meningkatkan kesadaran diri dan memasuki pikiran alam bawah sadar.

5. Penyesalan sebagai kekuatan Penyesalan, kesalahan, dan pengalaman memalukan

di masa lalu bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Penyesalan ini membuat seseorang

berpikir berlebihan sehingga menimbulkan kecemasan. Cobalah untuk mengabaikan pikiran

negatif itu dan melakukan hal positif.

6. Berdamai dengan keadaan Peristiwa buruk bisa membekas di pikiran seseorang.

Anda berhak marah dan terluka karena peristiwa tersebut. Cobalah untuk tidak menyalahkan

diri sendiri dan mencoba berdamai dengan keadaan.Terima setiap keadaan yang menimpa

untuk menjadi pembelajaran.


7. Self Compassion Self Compassion adalah memahami keadaan emosi atas

penderitaan yang dialami. Cara self healing ini berguna untuk memahami diri sendiri. Self

compassion membuat seseorang bisa meningkatkan kepedulian, merespon peristiwa buruk,

dan berupaya membebaskan diri dari masa lalu yang menakutkan.

8. Mindfulness Cara self healing ini membantu mengelola pikiran, perasaan, dan

lingkungan yang ada dalam pikiran. Mindfulness bisa dilakukan dengan berbagai cara

sederhana. Contohnya saja menutup mata dan menghirup udara segar. Cara ini berguna untuk

fokus pada diri sendiri dan segala pikiran yang dimiliki.

9. Meditasi Meditasi bisa dilakukan dalam suasana santai dan tenang. Anda bisa

mencari teknik dan cara meditasi melalui internet. Mengutip dari psychologytoday.com,

cobalah untuk meletakkan kaki anda di tanah, ambil napas dalam-dalam, dan keluarkan.

10. Berlatih Pernapasan Cobalah untuk berbaring telentang, tarik napas selama 6

hitungan, lalu buang selama 6 hitungan. Cobalah untuk bernapas melalui hidung dan dada,

kemudian hembuskan melalui mulut. Anda bisa mengulangi cara ini sekitar 5-10 menit.

Berlatih pernapasan bisa menenangkan pikiran dan emosi.

11. Memaafkan diri sendiri Setelah menerima sendiri cara lainya adalah memaafkan

diri sendiri. Terkadang tidak semua orang bisa memaafkan diri sendiri yang diakibatkan masa

lalu. Bahkan tidak mudah untuk seseorang bisa melupakan peristiwa masa lalu yang

menyakitkan. Butuh bertahun-tahun untuk menerima dan memaafkan keadaan untuk diri

sendiri. Memaafkan diri sendiri menjadi cara terbaik untuk metode penyembuhan diri sendiri.

12. Kegiatan positif Anda bisa melakukan kegiatan positif seperti hobi yang

bermanfaat. Manfaatkan waktu luang ketika sendirian untuk melakukan kegiatan positif.

Misalnya membaca buku, berkebun, bersepeda sendirian, atau mendengarkan musik.

Kegiatan positif ini bisa membantu seseorang untuk lebih bahagia dan penyembuhan
Contoh Self Healing Duduk Nyaman dan Menghembuskan Napas, cara sederhana

untuk penyembuhan emosi adalah duduk nyaman. Cobalah cari suasana tenang untuk duduk

dan mengatur pernapasan. Lakukan pernapasan mulai dari menarik nafas, hembuskan, tarik,

lalu hembuskan lagi. Carilah suasana tenang, damai, dan dengarkan lagu instrumental untuk

relaksasi. Menutup Kedua Mata Selain duduk dan menghembuskan napas, menutup kedua

mata bisa menjadi penyembuhan. Ketika menutup mata, cobalah untuk merasa tenang dan

pikirkan hal-hal yang menenangkan. Carilah Tempat Nyaman untuk Sendiri Waktu Me Time

untuk penyembuhan emosi membutuhkan tempat yang nyaman dan damai. Cobalah cari

tempat yang nyaman untuk melakukan kegiatan positif. Bisa juga mencari tempat untuk

membaca buku atau meditasi.

3. PERAN PERAWAT

Peran Perawat Doheny (1982) mengidentifikasi beberapa elemen peran perawat professional,

meliputi:

1. Care giver, sebagai pemberi asuhan keperawatan

2. Client advocate, sebagai pembela untuk melindungi klien

3. Counsellor, sebagai pemberi bimbingan / konseling klien

4. Educator, sebagai pendidik klien

5. Collaborator, sebagai anggota tim kesehatan yang dituntut untuk dapat bekerja sama

dengan tenaga kesehatan lain

6. Coordinator, sebagai coordinator agar dapat memanfaatkan sumber-sumber dan potensi

klien

7. Change agent, sebagai pembaru yang selalu dituntut untuk mengadakan perubahan-

perubahan

8. Consultant, sebagai sumber informasi yang dapat membantu memecahkan masalah klien.
Fungsi Perawat adalah suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan

perannya, fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Ruang lingkup dan

fungsi keperawatan semakin berkembang dengan fokus manusia tetap sebagai senral

pelayanan keperawatan. Bentuk asuhan yang menyeluruh dan utuh, dilandasi tentang

keyakinan tentang manusia sebagai makhluk biopsiko-sosio-spiritual yang unik dan utuh.

Ilmu keperawatan memfokuskan pada fenomena khusus dengan menggunakan cara khusus

dalam memberi landasan teoretik dan fenomena keperawatan yang teridentifikasi. Dengan

denikian, perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap hal-hal yang dilakukan

dalam praktik keperawatan.


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :

Terapi komplementer memiliki efek samping yang aman dibandingkan dengan efek

samping dari reaksi obat kimia. Pengobatan dengan menggunakan terapi

komplementerjuga mempunyai manfaat selain dapat meningkatkan kesehatan secara lebih

menyeluruh juga lebih murah karena biaya pengeluaran biaya yang rendah.

Saran :

Berdasarkan materi diatas mengenai Pengaruh terapi bekam adapun saran:

1. Bagi Praktek Keperawatan Diharapkan makalah ini dapat menjadi masukan bagi praktek

keperawatan dalam hal pengobatan komplementer dalam usaha untuk menurunkan tekanan

darah melalui terapi bekam.


2. Bagi Pendidikan Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

pendidik dan mahasiswa keperawatan dalam hal terapi bekam.

3. Bagi Peneliti Diharapakan apabila meneliti judul yang serupa semoga penelitian ini bisa

dijadikan sebagai salah satu referensi yang bisa digunakan dalam penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Andrews, M., Angone, K.M., Cray, J.V., Lewis, J. A., & Jo hnso n, P.H. (1999).
Nurse’s handbook of alternative and complementary therapies Pennsylvania:
Springhouse

Smith, S.F., Duell, D.J., Martin, B.C. (2004). Clinical nursing skills: Basic to
advanced skills New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Snyder, M. & Lindquist, R. (2002). Complementary/alternative therapies in


nursing. 4th ed. New York: Springer

Anda mungkin juga menyukai