Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Terapi energi merupakan salah satu dari lima komponen utama dari
terapi komplementer dan alternatif yang telah diidentifikasi oleh National
Center for Complementary and Alternatif Medicine (NCCAM) di
Amerika.
Terapi energi didasarkan kepada keyakinan bahwa terapis memiliki
kemampuan untuk menyalurkan energi kepada pasien dengan beberapa
metoda seperti tangan menyentuh, tangan tidak menyentuh badan pasien,
dan jarak jauh ( Penyaluran energi melalui visualisasi terhadap pasien )
( Daulby, Martin, Mathison, Caroline, 1966). Ada beberapa pelatihan
dalam terapi energi yang dikenal sebagai Biofield energy healing, spiritual
healing ( Edzard, Ernst, 2001) contact healing, distant healing,
therapeutic touch, Reiki dan Qi gong.
Terapi energi seperti terapi sentuhan telah dikenal di dalam profesi
keperawatan semenjak tahun 1970 dimana seorang dosen di New York
University di Amerika bernama Dolores Krieger mengembangkan terapi
ini berdasarkan kepada praktek pengobatan para leluhur (Krieger, 1975).
Krieger menyatakan bahwa : Pada analisis terakhir hanya pasienlah yang
menyembuhkan dirinya sendiri dan terapis hanya berperan sebagai sistem
pendukung dalam penyaluran energi dan pada akhirnya sistem
imunologikal dari pasien yang berperan (Krieger ,1993).
1.2. Rumusan Masalah
Dengan masalah diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus
dengan judul “Konsep dan Aplikasi Terapi Energy”
1.3. Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu memahami tentang Konsep terapi energi
2. Mahasiswa mampu memahami tentang tipe terapi energi.

1
3. Mahasiswa mampu memahami tentang jenis-jenis terapi energi atau
terapi sentuhan
1.4. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu mengerti tentang “Konsep dan Aplikasi Terapi
Energi”.

1.5. Metode Penulisan


Dalam penulisan makalah ini, kelompok menggunakan metode
dengan studi kepustakaan yaitu menggunakan beberapa literature yang
digunakan sebagai referensi.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari BAB satu sampai
dengan BAB tiga. Setiap BAB di jelaskan dengan uraian singkat dan
bentuk penyajian sebagai berikut :
 BAB I : Pendahuluan yang menguraikan tentang Latar Belakang
Penulisan, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, dan Sistematika
Penulisan.
 BAB II : Pembahasan yang menguraikan tentang pengertian konsep
terapi energy, pendekatan praktek terapi energy, jenis terapi energy
dan jurnal tentang terapi energy.
 BAB III : Penutup yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran.

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1. Pengertian Konsep Terapi Energy
Terapi energi merupakan salah satu dari lima komponen utama dari terapi
komplementer dan alternatif yang telah diidentifikasi oleh National Center for
Complementary and Alternatif Medicine (NCCAM) di Amerika. NCCAM
telah membagi terapi energi menjadi dua kategori pendekatan praktek
pengobatan yaitu Putative dan Veritable.
Terapi energi atau penyembuhan dengan energi adalah cabang dari
pengobatan komplementer dan penyembuhan alternatif. Para praktisi di bidang
ini berkeyakinan bahwa penyembuh mampu menyalurkan energi
penyembuhan ke pasien dengan berbagai metode yang berbeda, misalanya :
dengan sentuhan tangan, tidak dengan sentuhan ataupun secara jarak jauh di
mana pasien dan penyembuh berada di lokasi yang berbeda.
Ada berbagai kelompok atau aliran dalam penyembuhan dengan energi.
Mereka dikenal dengan berbagai nama, misalnya :  penyembuhan biofield,
penyembuhan kontak, penyembuhan spiritual, penyembuhan jarak jauh,
sentuhan terapeutik, penyembuhan Reiki atau Qigong. Kelompok-kelompok
penyembuhan ini tidak ada hubungannya dengan praktek keagamaan atau
keyakinan tertentu dan  tidak dianggap  sebagai prasayarat untuk proses
kesembuhan.
2.2. Pendekatan Praktek Terapi Energi
2.2.1. Praktek Pengobatan Putative
Pengobatan putative adalah praktek pengobatan yang didasarkan kepada
teori energi, akan tetapi bentuk eneri tersebut menurut penelitian saintifik
tidak tampak keberadaannya termasuk Biofield energy healing yaitu
pengobatan menggunakan tangan terapis yang dapat memodulasi energi secara
langsung kepada pasien (Warber, Straughn, Kile, 1994) dan diyakini
memberikan efek penyembuhan meliputi terapi sentuhan, terapi esoteric, Qi
Gong, Reiki, Pengobatan Prana, Pengobatan Kristal, Pengobatan Jarak Jauh
( Benor, Daniel, 2006) Juga akupuntur dan Ayurveda menggunakan energi
sebagai terapi.

3
Terapi energi didasarkan kepada keyakinan bahwa terapis memiliki
kemampuan untuk menyalurkan energi kepada pasien dengan beberapa
metoda seperti tangan menyentuh, tangan tidak menyentuh badan pasien, dan
jarak jauh ( Penyaluran energi melalui visualisasi terhadap pasien ) ( Daulby,
Martin, Mathison, Caroline, 1966).

Ada beberapa pelatihan dalam terapi energi yang dikenal sebagai Biofield
energy healing, spiritual healing ( Edzard, Ernst, 2001) contact healing,
distant healing, therapeutic touch, Reiki dan Qi gong.

2.2.2 Praktek Pengobatan Veritable


Adalah praktek pengobatan yang didasarkan kepada teori energi, dan
bentuk energi tersebut menurut penelitian saintifik tampak keberadaannya
pada pengobatan seperti radiasi elektomagnetikpada terapi radiasi, dan terapi
cahaya (Light Therapy)

2.3. Jenis Terapi Energi


2.3.1. Terapi Sentuhan / Therapeutic Touch (TT)
a. Perkembangan Terapi Sentuhan
Terapi energi seperti terapi sentuhan telah dikenal di dalam profesi
keperawatan semenjak tahun 1970 dimana seorang dosen di New York
University di Amerika bernama Dolores Krieger mengembangkan terapi ini
berdasarkan kepada praktek pengobatan para leluhur (Krieger, 1975). Krieger
menyatakan bahwa : Pada analisis terakhir hanya pasienlah yang
menyembuhkan dirinya sendiri dan terapis hanya berperan sebagai sistem
pendukung dalam penyaluran energi dan pada akhirnya sistem imunologikal
dari pasien yang berperan (Krieger ,1993).

Pada tahun 1999 telah dilakukan review oleh physic of complementary


therapy menetapkan bahwa keberadaan “biofield atau bioenergic field” secara
langsung berlawanan dengan prinsip-prinsip dalam ilmu fisika, kimia dan
biologi, karena masih terbatas dalam metodologi penelitian dan perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut.

4
Terapi ini berkembang dengan pesat di komunitas keperawatan yang
bergerak ke arah metoda saintifik. Linda Rosa , RN telah berusaha meneliti TT
dan telah diterima oleh Journal American Medical Association (JAMA)
dengan hasil tidak menunjukan tingkat keberhasilannya. Pilot Study telah
dilaksanakan oleh Denison (2004) dan telah dipublikasikan dalam Holistic
Nursing Practice menemukan bahwa TT efektif dalam mengurangi nyeri pada
sindrom fibromyalgia.

Pada tahun 2005-2006 the North American Nursing Diagnosis Association


(NANDA) telah menetapkan diagnosis keperawatan : "Energy Field
Disturbance" pada pasien, merefleksikan suatu pendekatan yang disebut
"postmodern" atau "anti-scientific" pada asuhan keperawatan dan hal ini
banyak ditentang oleh para saintis.

b. Praktek Pengobatan Terapi Sentuhan

Praktek pengobatan terapi sentuhan terdiri dari beberapa fase diantaranya :

1. Centering : proses dimana tubuh, jiwa, dan emosi disatukan secara sadar
menuju keseimbangan equlibrium pada lingkungan yang tenang, baik
pasien maupun terapis dan memfokuskan penyaluran energi.
2. Assessing / Scanning : tangan terapis pada jarak 2-5 inci menyalurkan
energi ke tubuh pasien dimulai dari arah kepala sampai denga kaki, yang
ditandai dengan adanya rasa hangat, dingin, seperti kesemutan, yang
menandai adanya ketidak seimbangan energi pada pasien yang
mengganggu tubuh pasien
3. Intervention / Clearing : pemberian intensitas energi ditingkatkan untuk
menyeimbangkan lapangan bioenergik pada diri pasien, pembersihan
dilakukan dengan telapak tangan terapis menghadap kearah tubuh pasien,
lalu digerakan dari bagian tengah tubuh pasien ke arah bagian luat tubuh
dari bagian kepala kemudian dilanjutkan kearah kaki, dilakukan berulang-
ulang.

5
4. Evaluation / Closure : terapis mengakhiri terapi berdasarkan pertimbangan
intuisi.
c. Penelitian Terapi Sentuhan
 Efektifitas dari TT adalah menimbulkan relaksasi dan mengurangi rasa
sakit, selain itu Kriger meneliti (1979) menemukan bahwa TT dapat
meningkatkan kadar haemoglobin.
 Wood, Craven, Whitney (2005) bahwa TT dapat menurunkan perilaku
gelisah pada pasien dengan demensia.
 Gregory, Vendouw (2005) membuktikan bahwa TT dapat menurunkan
stress dan kecemasan dan meningkatkan lama dan kualitas tidur pada
lansia.
 Movalfaghi, Hasanpoor, Farsi, Hooshmand et al (2006) bahwa TT dapat
meningkatkan kadar haemoglobin dan hematokrit darah.
 (Hawranik ,Johnson, dan Deatrich,2008) TT dapat menurunkan agitasi
pada pasien dengan penyakit Alzhmeir
 Aghabati , Mohammadi, Esmaiel (2010) menyatakan bahwa TT efektif
dalam menurunkan nyeri dan fatiq pada pasien kanker yang mendapat
kemoterapi.
2.3.2. Reiki
a. Pengertian dan Perkembangan Reiki

Reiki dalam bahasa Jepang yang berarti atmosfir yang misterius terdiri dari
suku kata Rei (spirit, keajaiban) dan Ki (udara, energi vital, nafas kehidupan,
kesadaran), dan Reiki dapat diartikan sebagai energi spiritual, energi vital
kekuatan/energy hidup.

Reiki dikembangkan pada tahun 1922 oleh seorang Buddist Jepang yaitu
Mikao Usui berdasarkan pengalamannya dari beberapa guru dan tradisi
sebelumnya. Reiki ini umumnya menggunakan teknik yang disebut dengan :
palm healing or hands-on-healing dan pengobatan alternatif
mengklasifikasikan sebagai Oriental Medicine. (Nield-Anderson &
Ameling,2000). Melalui teknik ini terapis menyalurkan energi universal

6
melalui tangannya dan mereka meyakini dapat meyembuhkan dan menjaga
kesimbangan equilibrium pasien.

b. Konsep Reiki yang dikembangkan oleh Mikao Usui


 Jangan marah
 Jangan cemas
 Bersyukur/terimakasih,
 Bekerja degan hati-hati / baik
 Berbuat baik terhadap orang lain
c. Cabang-cabang Reiki
1. Reiki Tradisional Jepang

Reiki yang diajarkan oleh Mikao Usui dan pembelajaran dilakukan di


Jepang, dalam pembelajaran Reiki juga dimasukan meditasi dan memasukan
energi melalui cakra mahkota. Pada tahun 1922 Usui mendirikan Usui Reiki
Ryoho Gakkai (Usui's

Spiritual Energy Therapy Method Society). Semasa hidupnya Usui


mengajar Reiki lebih dari 2000 orang. Salah seorang murid / Master Reiki
Usui yaitu Chujiro Hayashi yang menyederhanakan metodanya fokus kearah
pengobatan secara fisik. Kemudian Hayashi mengajarkan teknik reiki kepada
Hawayo Takata dalam pengobatan sakit perut dan asthma, kemudian Takata
pindah ke Hawaii dan mendirikan klinik Reiki, dan dari sana reiki menyebar
ke dunia barat.

2. Reiki Tradisi Barat

Setelah perang dunia ke II, Takata memutuskan untuk memodifikasi Reiki


sistem tradisional Jepang menjadi lebih dipahami dan kredibel pada tradisi
dunia barat terdiri : Usui Reiki Shiki Ryoho / Usui's Spiritual Energy Style of
Medical Treatment, Usui/Tibetian Reiki yang dikembangkan oleh Arthur
Robertson dan kemudian dipopulerkan oleh William Lee Rand dan Diane
Stein, dan Gendai Reiki Ho (Modern Spiritual Energy Method)

7
d. Proses pembelajaran Reiki

Pada tingkatan pertama diajarkan tentang teori-teori dasar dan prosedur-


prosedur, kemudian master memberikan inisiasi energy kepada muridnya,
dan murid-murid diajarkan menempatkan tangannya pada tubuh pasien untuk
proses pengobatan. Setelah selesai pembelajaran pada tingkatan pertama
mereka menjadi praktisi Reiki dapat melakukan pengobatan bagi diri sendiri
dan orang lain, lamanya pembelajaran tergantung kepada Master Reiki
biasanya sekitar 2 hari.

Reiki tingkatan kedua praktisi belajar tentang simbol-simbol yang diyakini


sebagai memperkuat energi dan mendekatkan jarak energi yang akan dikirim
kepada pasien, kemudian disalurkan energi atau reiki kepada pasien, semakin
banyak simbol yang digunakan semakin kuat energi yang dikirimkan kepada
pasien. setelah menyelesaikan tingkatan ini maka praktisi dapat mengobati
pasien tanpa kehadiran pasien atau disebut dengan pengobatan jarak jauh
(distance healing)

Pada tingkatan Master Reiki, praktisi belajar simbol-simbol yang lebih


lanjut dan diajarkan untuk dapat melakukan inisiasi terhadap murid-murid
dan mengajarkan tentang reiki.

Metode pembelajaran waktu dan biaya yang digunakan dalam pelatihan


Reiki tergantung kepada organisasi reiki yang melakukan standarisasi
pelatihan dan praktek pengobatan Reiki seperti Reiki Federation dan council
di Inggris.

e. Pilar praktek pengobatan Reiki

Pada reiki yang diajarkan oleh usui ada tigas pilar dalam praktek
pengobatan reiki diantaranya gassho, reiji-ho, dan chiryo :

 Gassho (dua telapak tangan bersatu) dan dipraktekan pada setiap memulai
tindakan pengobatan atau pertemuan reiki.

8
 Reiji-ho (metoda kekuatan dari Reiki). Kekuatan reiki terbagi menjadi 3
bagian yaitu pertama kekuatan reiki mengalir kepada praktisi melalui
cakra mahkota (cakra paling tinggi), cakra jantung (kekuatan cinta/kasih
sayang) dan telapak tangan (menggambarkan simbol-simbol energi).
Praktisi pada tingkatan kedua dapat menggunakan simbol tersebut. Bagian
kedua adalah berdoa untuk penyembuhan bagian tubuh yang sakit yang
dilakukan oleh praktisi dan pasien. Bagian ketiga adalah merapatkan kedua
belah telapak tangan dan menempatkan diantara dua ujung alis untuk
mendapatkan energi yang dibutuhkan
 Chiryo (proses pengobatan) tangan praktisi ditempatkan pada cakra
mahkota pasien dan mengobservasi reaksi yang ditunjukan oleh pasien.
Selama fase ini praktisi memberikan energi pada area yang sakit dan
mengangkat semua gangguan dan kemudian tangan praktisi berpindah
kebagian lainnya untuk penyembuhan pasien.
f. Praktek Pengobatan Reiki

Praktek pengobatan pada tradisi barat Reiki diajarkan bahwa energi


disalurkan melalui Meridian garis energi dan melalui 7 Cakra dalam tubuh.
Cakra terdiri Cakra mahkota terletak di atas ubun-ubun, Cakra dahi atau di
antara dua alis , Cakra tenggorokan, Cakra jantung , Cakra solar fleksus,
Cakra sakral, dan cakra dasar terletak di perineum. posisi tangan praktisi
dalam pemberian energi diletakkan pada posisi di depan dan belakang tubuh
pasien mengikuti garis median energi dan Cakra tersebut.

Menurut James Deacon (2006) posisi tangan praktisi fokus kepada kepala
dan leher kemudian kepada area khusus dari tubuh pasien yang harus
disembuhkan saiki dalam praktek pengobatan tidak menggunakan obat-
obatan alat-alat hanya melihat menyentuh menekan atau memijit dengan
lembut mengusap antara 2 sampai 3 menit terutama pada saat menyalurkan
energy.

Pada pengobatan seluruh tubuh praktisi Reiki meminta pasien untuk


menggunakan baju yang nyaman atau longgar dan berbaring dengan rileks

9
kemudian praktisi untuk beberapa saat mengkonsentrasikan diri secara mental
tanpa banyak berbicara untuk proses pengobatan kemudian tangan praktisi
diletakkan Beberapa cm diatas badan pasien dalam beberapa posisi setiap
posisi diperkirakan memakan waktu sekitar 3-5 menit yang dimulai dari
bagian kepala bagian depan dan belakang badan lutut dan kaki biasanya
menggunakan 12-20 posisi dan waktu yang dipergunakan untuk pengobatan
sekitar 45-90 menit praktisi tradisi barat biasanya menggunakan 12 posisi
tangan dengan keyakinan bahwa dapat memberikan energi untuk beberapa
tingkatan yaitu :

 Penguatan secara fisikal melalui kehangatan dari tangan praktisi


 Penguatan secara mental melalui simbol-simbol Reiki
 Penguatan secara emosional melalui rasa sayang atau cinta yang
dialirkan menggunakan simbol simbol Reiki
 Penguatan kepada tingkatan energi melalui kehadiran dan pemberian
energi dari praktisi.

Biasanya pasien yang telah diberikan energi Reiki melaporkan merasa


hangat dan seperti kesemutan pada daerah yang diberikan pengobatan
walaupun tangan praktisi tidak menyentuh badannya dan merasa rileks atau
tenang serta merasa segar.

g. Penelitian Tentang Reiki


 Wardell dan Engebretson (2001) tentang korelasi secara biologikal dari
Reiki dapat menurunkan (kecemasan, tekanan darah sistolik).
 Crawford, Leaver, dan Mahoney (2006) telah meneliti bahwa Reiki dapat
meningkatkan fungsi mental dan memori dan dapat menurunkan gangguan
kognitif pada penyakit Alzheimer ringan
 Reiki juga dapat menurunkan nyeri dan cemas pada wanita dengan
histerektomi (Vitale and O`Connor, 2006)
 Reiki dapat mempengaruhi mood dan detak jantung pada pasien resiko
serangan jantung (Friedman, Brug, Miles, Lee, Lampert, 2010)

10
 Dll.

h. Efektifitas dan Keamanan Reiki

Reiki sebagai terapi komplementer dapat bermanfaat untuk


menurunkan stres meningkatkan relaksasi dan mengurangi beberapa jenis
nyeri. Dianjurkan kepada para praktisi untuk mendukung pasien agar
berkonsultasi dengan dokter pada kondisi yang serius dan menyatakan bahwa
reiki adalah pengobatan komplementer.

2.3.3. Qi Gong
a. Pengertian dan Perkembangan Qi Gong

Qi gong terdiri dari dua suku kata yaitu suku kata pertama adalah
dibaca Qi (dibaca Chee) yang berarti kekuatan hidup atau energi vital yang
mengalir dari jagat raya melibatkan pernafasan udara . suku kata kedua adalah
Gong (dibaca Gung) yang berarti pencapaian atau kemampuan yang disiapkan
melalui latihan atau usaha yang kuat. Qi Gong berarti pencapaian energi vital
melalui latihan untuk mempertahankan kesehatan pengobatan dan peningkatan
vitalitas.

Qi Gong telah dilaksanakan pada kultur masyarakat Cina semenjak


4000 tahun yang lalu dengan berbagai bentuk sebagai pengobatan tradisional
Cina (Traditional Chinese Medicine atau TCM) dengan tujuan untuk
mencegah dan mengobati penyakit semenjak tahun 1940 - 1950 pemerintah
China.

Popularitas Qi Gong sangat cepat pada era Deng dan Jiang tahun
(1970-1990) diperkirakan ada 200 juta praktisi di negara Cina dan tahun 1985
pemerintah Cina membentuk National Qi gong Science and Research
Organization yang mengatur segala bentuk praktek Qi Gong dan melarang
bentuk Zhong Gong dan Flun Gong.

Dengan adanya migrasi dan perkembangan pariwisata di Cina Serta


adanya pengaruh globalisasi maka qigong berkembang dari China ke seluruh

11
dunia dan Qi Gong dipraktekkan di seluruh dunia dengan berbagai tujuan
seperti olahraga rekreasi pencegahan penyakit penyembuhan diri sendiri
pencapaian spiritual dan meditasi.

b. Filosofi Qi Gong
Secara tradisional fokus sentral praktek Qi Gong adalah optimalisasi
dan keseimbangan dari Qi yang berpengaruh terhadap jiwa, raga dan spirit.
Dalam filosofi Cina konsep dari Qi adalah sebuah bentuk difusi energi
kehidupan yang berasal dari energi yang dimiliki seseorang semenjak
dilahirkan dan energi yang dibutuhkan seseorang berasal dari udara, air,
makanan, sinar matahari, dan interaksi dengan lingkungannya. Seseorang
dikatakan menjadi sakit atau meninggal dunia jika Qi atau energi di dalam
dirinya menjadi berkurang atau terjadi ketidakseimbangan dan sehat diyakini
sebagai pengembalian atau pembentukan kembali dari Qi, mengurangi
sejumlah hambatan aliran Qi dan memperbaiki keseimbangan Qi.
c. Prinsip-Prinsip dalam Praktek Qi Gong
 Gerakan yang terarah atau bertujuan : Hati-hati pola keseimbangan
 Bernafas secara berirama : Pelan, dalam, berkoordinasi dengan gerakan
cairan
 Kesadaran : Sikap yang tenang, fokus kepada kondisi meditasi
 Visualisasi : Aliran Qi, keyakinan terhadap filosofi, estetik
 Kelembutan : pandangan dan ekspresi yang lembut
 Posisi tegap : kaki dan tulang belakang pada posisi yang berdiri tegap
 Relaksasi : otot dan sendi yang relaksasi
 Keseimbangan: keseimbangan dalam gerakan sesuai dengan gaya gravitasi
d. Metoda Latihan Qi Gong

Qi Gong merupakan integrasi metode latihan pernafasan, postur secara


fisikal dan mental atau spiritual yang berdasarkan kepada filosofi Cina.
Beberapa teknik bertujuan meningkatkan Qi, mengalirkan Qi dan digunakan
untuk membersihkan dan mengobati tubuh menyimpannya atau mengambil Qi

12
untuk menyembuhkan orang lain dalam pelaksanaan praktek sehari-hari
bervariasi.

e. Jenis Latihan Qi Gong

Hampir semua bentuk Qigong memiliki karakteristik campuran dari 4 tipe


latihan diantaranya dinamis, statis, meditatif, dan aktivitas yang membutuhkan
alat atau bahan dari luar.

 Latihan Dynamic
Latihan ini meliputi gerakan cairan seperti dalam koreografi
merupakan koordinasi antara ritme pernapasan dengan tingkatan kesadaran
seperti gerakan pada Taichi.
 Latihan Statis
Yaitu latihan untuk menahan gerakan atau postur tubuh pada
periode waktu tertentu. Pada kasus tertentu dilakukan seperti pada gerakan
yoga.
 Latihan Meditatif
Latihan ini menggunakan kesadaran dalam bernafas, visualisasi,
mengucapkan kata-kata mantra atau doa dan fokus pada pada konsep
filosofi seperti adanya aliran Qi.
 Penggunaan Alat/Bahan dari Luar

Beberapa sistem dalam latihan Qi Gong menggunakan bahan atau alat dari
luar seperti menghirup, meminum dan memakan makanan untuk pengobatan
atau herbal, pijatan, manipulasi fisik.

f. Sensasi dari Qi

Ada 8 sensasi yang telah dicatat oleh praktisi dan dirasakan oleh pasien
diantaranya:

 Gerakan : adanya gerakan involuntir dari gerakan tubuh kesemutan atau


getaran dalam otot.

13
 Gatal : tubuh menjadi gatal
 Mengambang : perasaan seperti mengambang
 Berat : merasakan tubuh menjadi lebih berat atau seperti ada tenaga yang
menekan tubuh
 Dingin : merasa dingin
 Hangat : merasa hangat
 Permukaan kasar : merasa tubuh seperti bersentuhan dengan Permukaan
yang kasar
 Lembut : merasa tubuh seperti bersentuhan dengan permukaan yang
lembut.

Sensasi tersebut akan dirasakan berbeda di setiap individu sensasi


tersebut tidak perlu ditakuti karena hal ini adalah normal selama praktek Qi
Gong.

g. Aplikasi Qi Gong dalam Bidang Kesehatan


 Latihan Qi Gong menampilkan gerakan yang lembut, dan diulang-ulang,
menarik, melenturkan dan menguatkan bagian tubuh akan meningkatkan
gerakan cairan seperti darah, limfe dan sinovial akan meningkatkan
keseimbangan dan kesadaran Bagaimana tubuh bergerak dalam dimensi
ruang.
 Gerakan Qi Gong dapat dilakukan dengan posisi berbaring, duduk, berdiri
dan dapat dilakukan juga pada penderita cacat fisik, lansia, dan seseorang
dalam proses penyembuhan dari suatu penyakit.
 Dengan kelembutan gerakan dari Qi Gong dapat menurunkan stres,
membentuk stamina, meningkatkan vitalitas, dan meningkatkan sistem
imun. Juga ditemukan dapat memperbaiki fungsi sistem kardiovaskuler,
pernafasan, limfatik dan pencernaan
 Bagi orang-orang yang selalu melakukan latihan Qi Gong akan awet
muda, akan tetap sehat Sampai usia tua, dan mudah sembuh jika
mengalami sakit. Dalam penelitian Qi Gong dapat menurunkan hipertensi.

14
 Meditasi dan pencapaian penyempurnaan diri dengan melakukan meditasi
dalam Qi Gong, berarti jiwa masih dalam tingkatan sadar dan dibawa
kepada situasi yang tenang, jernih dan menuju kebahagiaan yang
sempurna. Beberapa praktisi menemukan bahwa dengan gerakan yang
lembut dari Qi Gong, ketenangan lebih mudah didapat dibandingkan
dengan meditasi duduk.
h. Penelitian tentang Qi Gong
 Pippa, Manzoli, Corti, Congede, Romanazzi and Parruti (2007)
menyatakan bahwa Qi Gong dapat meningkatkan fungsi kapasitas berjalan
pada pasien gangguan jantung
 Chan, Lee, Suen, Tam (2011) bahwa Qi Gong dapat meningkatkan fungsi
paru diantaranya kapasitas vital, volume ekspirasi, jarak berjalan,
frekuensi eksaserbasi pada pasien COPD.
 Wang, Chan, Ho, Chan (2014) bahwa Qi Gong dapat menurunkan stress
dan cemas.
2.3.4. Taichi
a. Pengertian Dan Perkembangan Taichi

Taichi merupakan cabang yang paling populer dari Qi Gong, seringkali


disebut sebagai gerakan meditasi atau meditation in motion akan tetapi lebih
tepatnya disebut dengan gerakan medikasi/medication in motion. Praktek
Taichi dapat dilakukan oleh semua orang mulai dari anak-anak sampai dengan
lanjut usia dan efek dari latihan dapat mempengaruhi tingkat kesehatan serta
dapat meningkatkan kualitas hidup.

Gerakan dari Taichi adalah gerakan yang lembut dan terus-menerus


dalam satu seri gerakan. Selama gerakan, dilakukan juga pernafasan dalam
secara alami, dan memfokuskan diri kepada sensasi yang dirasakan tubuh
seperti pada kondisi meditasi. Gerakan-gerakan biasanya berputar dan tidak
pernah menggunakan tenaga yang kuat, otot-otot menjadi rileks, sendi-sendi
juga tidak ditarik kuat, dan mudah diadaptasi untuk setiap orang walaupun

15
dalam kondisi menggunakan kursi roda atau dalam proses penyembuhan dari
operasi.

b. Filosofi dalam Praktek Taichi

Taichi yakin terhadap filosofi China yang meliputi konsep

 Qi : Kekuatan energi yang mengalir ke seluruh tubuh, dengan melakukan


latihan Taichi Qi tersebut disalurkan dengan baik.
 Yin dan Yang : Dua unsur selalu bertentangan yang ada di jagad raya, dan
harus terjaga keseimbangannya agar tetap harmonis dan Taichi akan
menjaga dan memelihara keseimbangan tersebut.
c. Komponen dari Taichi
 Penguatan otot-otot : Penelitian yang dilakukan oleh Stanford University
dan dipublikasikan pada alternative therapies in health and medicine pada
tahun 2006 pada sampel yang berumur 66 tahun dan menjalani latihan
Taichi sebanyak 36 kali dalam 12 minggu, mereka menunjukkan kenaikan
kekuatan anggota tubuh bagian bawah ditunjukkan dengan kemampuan
bangkit dari kursi selama 30 detik. Selain itu latihan Taichi dapat
menguatkan otot ekstremitas atas dan otot pada daerah punggung dan
abdomen.
 Fleksibilitas : Pada penelitian di atas sampel juga melaporkan bahwa otot
pada ektremitas atas dan bawah menjadi lebih mudah digerakkan,
kekakuan otot menjadi berkurang.
 Keseimbangan : Sejalan dengan bertambahnya usia maka kemampuan
untuk merasakan posisi dalam batas ruang menjadi berkurang, dan
beresiko untuk mudah jatuh. Dengan latihan Taichi membantu
meningkatkan keseimbangan yaitu dengan merangsang fungsi sensori
neuron pada telinga bagian dalam dan reseptor pada otot dan ligamen
sehingga menurunkan resiko jatuh. Gyllensten dan Tsang (2010)
menyatakan bahwa Taichi dapat meningkatkan kemampuan melompat dari
tanah, dan kembali mendarat dengan kaki sebelah dan bertahan lama
dengan kondisi stabil.

16
 Menciptakan kondisi aerobik : Kondisi aerobik akan terjadi tergantung
kepada kecepatan dan ukuran gerakan dan latihan Taichi dapat memenuhi
kondisi ini. Mustian, Palesh dan Flecksteiner (2008) dan Taylor-Pillie
(2008) menyatakan bahwa Taichi dapat meningkatkan kapasitas aerobik,
kekuatan otot dan fleksibilitas dan kualitas hidup.

d. Gerakan Taichi

Gerakan taichi meliputi gerakan :

 Pemanasan : Gerakan yang ringan seperti Gerakan memutar kedua sendi


bahu, menggerakkan kepala ke sebelah kiri dan kanan, menengadah dan
menundukkan kepala, dan sendi dari bagian tubuh yang lain, akan
membantu merilekskan otot dan sendi dan tetap fokus terhadap pernafasan
bagian tubuh.
 Instruksi dan latihan Taichi :
a. Jangka pendek : Bentuk gerakan-gerakan yang pendek, terbatas dan pelan-
pelan yang direkomendasikan pada saat permulaan, biasanya dilakukan
pada kondisi lansia atau kondisi kesehatan belum pulih.
b. Jangka panjang : Bentuk gerakan yang lebih kompleks dan lebih lama
c. Qi Gong (Chi Kung) : Gerakan lembut yang disertai dengan gerakan nafas
lembut dengan tujuan membantu menenangkan jiwa dan memobilisasi
energi ke dalam tubuh. Gerakan ini dapat dilakukan dengan posisi duduk,
berdiri atau berbaring.
e. Waktu Latihan Taichi

Keuntungan latihan Taichi akan lebih baik jika dilakukan sebelum


terjadinya penyakit kronik atau terjadi keterbatasan fungsi fisik. Taichi sangat
tangan dan mudah dilakukan dan tidak banyak perlengkapan yang diperlukan

f. Saran dalam latihan Taichi

17
 Jangan merasa aneh atau bingung dengan istilah yang digunakan dalam
Taichi seperti Yang, Wu, Cheng karena istilah tersebut merupakan sebutan
bagi beberapa cabang Taichi. Ada beberapa latihan lebih menekankan
kepada seni bela diri daripada aspek untuk pengobatan dan reduksi stres,
dalam beberapa bentuk ada yang menggunakan rangkaian gerakan yang
lama dan panjang, ada pula gerakan yang pendek-pendek dan lebih fokus
pada Irama pernafasan dan meditasi
 Konsultasi dengan dokter : Jika sedang memiliki masalah keterbatasan
sistem muskuloskeletal atau ada penyakit lain, atau sedang menggunakan
obat-obatan yang menimbulkan pusing atau ngantuk. Sebaiknya
berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum latihan dilakukan dan
dokter akan memberikan saran yang lebih baik.
 Mengamati dan mengambil kelas latihan Taichi : Mengambil kelas Taichi
akan lebih baik, dengan cara melihat dan mengamati guru atau instruktur
saat melatih, memberikan umpan balik kepada peserta latihan. Biasanya
guru memberikan kesempatan kepada peserta baru untuk melihat terlebih
dahulu situasi latihan, jika merasa senang dan cocok maka latihan dapat
diteruskan dan instruksi dapat dilakukan secara individual dan latihan yang
biasa dilakukan dengan melatih 12 jurus akan lebih mudah. Carilah tempat
latihan Taichi di sekitar tempat tinggal Anda atau membeli atau menyewa
video yang dapat dilakukan di rumah sehingga waktu dapat disesuaikan
dengan kondisi anda.
 Mencari Informasi : Untuk latihan Taichi tidak ada standar latihan maupun
lisensi dari guru atau instruktur, akan tetapi carilah informasi dan
rekomendasi dari teman-teman yang telah latihan atau dari dokter sehingga
pengambilan keputusan untuk mengikuti latihan dapat ditetapkan. Carilah
guru atau instruktur berpengalaman yang dapat mengakomodasi kearah
masalah kesehatan secara individual.
 Berpakaianlah yang nyaman : Pakailah pakaian longgar, nyaman yang
memungkinkan dapat bergerak dengan bebas pada saat latihan,
menggunakan alas kaki yang nyaman dan fleksibel, dan aman menyokong

18
kaki pada saat bergerak dan memelihara keseimbangan, atau tidak
menggunakan alas kaki jika kondisi memungkinkan.
 Perhatikan proses perkembangan latihan : hasil penelitian menunjukkan
perubahan secara fisiologikal dan psikologik minimal 12 minggu dengan
frekuensi latihan minimal 1-2 kali setiap minggu dan ditambah latihan di
rumah.

g. Penelitian Tentang Taichi


 Arthiritis :
Uhlig, Fongen, Steen, Christie & Odegrd (2010) menyatakan bahwa taichi
dapat meningkatkan kondisi fisik, percaya diri dalam bergerak,
menurunkan stress, meningkatkan kesadaran tubuh, keseimbangan dan
dapat mengurangi rasa sakit selama latihan dan kehidupan sehari-hari.
 Densitas tulang yang rendah :
Latihan Taichi dapat meningkatkan densitas tulang pada post menopause
(Wayne, Kiel, Krebs, Davis, Savetsky-German,et al, 2007) dan Lui Quin
& Chan (2008) menetapkan bahwa Taichi dapat mencegah osteoporosis,
meningkatkan koordinasi neuromuscular dan mempertahankan kesehatan
umum pada lansia.
 Kanker Payudara
Taichi dapat meningkatkan harga diri, dan kualitas hidup (Mustian,
Katulla, Gill, Roscoe, Lang et al, 2004) dan juga Taichi dapat menurunkan
leucopenia pada pasien kanker payudara yang mendapatkan kemoterapi
(Yeh, Lee, Chen, Chao, 2006)
 Penyakit Jantung
Taichi dapat menstabilkan detak jantung dan tidur (Yeh, Mietus, Peng,
Philips, Davis et al, 2008) menurunkan ketegangan, cemas, marah, dan
fatigue
 Hipertensi
Taichi dapat menurunkan tekanan darah (Lee, 2004)
 Parkinson

19
Taichi dapat meningkatkan kemampuan keseimbangan berdiri, mobilisasi
otot, sendi dan kemampuan untuk duduk dan berjalan (Klein, Rivers,
2006) dan Hackney & Earheart (2008)
 Diabetes Mellitus
Taichi dapat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan kecepatan
konduksi syaraf (Wang, 2008) dan Hung, Liou, Yeh, Lin et al (2009)

2.4. Jurnal Terapi Energi


1. Neneng Fitria Ningsih

Judul : Pengaruh Terapi Sentuhan Terhadap Suhu Tubuh Pada Bayi


Prematur

Jurnal Ners 1 (1), 2017

Abstrak :

World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa terdapat


satu dari sepuluh kelahiran adalah bayi premature. Lebih dari 15 juta bayi
lahir dalam keadaan premature. Prematuritas ini dapat menyebabkan angka
kematian perinatal yang cukup tinggi. Salah satu penangan bayi premature
adalah memberikan terapi sentuhan. Jenis penelitian adalah quasi
experiment. Desain penelitian ini menggunakan purposive sampling.
Populasi penelitian ini adalah seluruh bayi premature yang di rawat
diruangan perinatologi RSUD Bangkinang Periode Januari-Juni 2017.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 responden. Alat ukur dengan
Tabel Check List. Analisis data yang digunakan adalah univariate dan
bivariat. Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh terapi sentuhan
terhadap suhu tubuh pada bayi premature di RSUD Bangkinang.
Diharapkan tenaga kesehatan meningkatkan pengetahuan yang up to date
khusunya tentang perawatan bayi premature dan bisa menerapkan terapi
sentuhan untuk membantu meningkatkan suhu tubuh bayi premature.

Kesimpulan

20
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi
sentuhan terhadap peningkatan suhu tubuh pada bayi prematur yang
dirawat di ruangan perinatologi RSUD Bangkinang.

2. Budiman, Septi Ardianty


Judul : Pengaruh Efektivitas Terapi Self Healing Menggunakan
Energi Reiki terhadap Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi
Abstrak :
Proses pendidikan dapat menjadi sumber stressor dan kecemasan,
khususnya pada tahap akhir dari pendidikan tinggi bagi mahasiswa (sidang
skripsi). 5 dari 15 mahasiswa STIKes Muhammadiyah Palembang
mengalami kecemasan. Selain itu, 19 dari 67 mahasiswa STIKes
Muhammadiyah yang menghadapi sidang skripsi mengalami keluhan fisik
lainnya. Self healing dengan energi reiki dapat digunakan untuk
menurunkan tingkat kecemasan. Studi ini meneliti efek self healing dengan
energi reiki terhadap kecemasan. Desain kuasi eksperimental digunakan
dengan sampel 40 responden (20=intervensi, 20=kelompok kontrol). One
way anova digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok kontrol dan
intervensi pasca tes. Dengan demikian, self healing dengan energi reiki
dapat menurunkan tingkat kecemasan cukup efektif.

Kesimpulan :
Simpulan dan Saran Hasil penelitian ini menemukan bahwa terapi self
healing dengan energi reiki cukup efektif dalam mengurangi tingkat
kecemasan. Gangguan psikologis kecemasan ringan hingga sedang dapat
ditanggulangi dengan teknik self healing. Self healing sendiri dapat
dilakukan secara individu maupun berkelompok (dengan dipimpin 1 orang

21
instruktur) dan self healing dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Saran penelitian selanjutnya melihat efektivitas energi pranic healing
untuk gangguan fisik dan psikologis.

3. Meryl Pulcheria, I Made Muliarta

Judul : Fleksibilitas Mahasisa Universitas Udayana yang Berlatih Tai


Chi Lebih Baik Daripada yang Tidak Berlatih Tai Chi

Abstrak :

Peregangan dapat memperbaiki fleksibilitas sehingga


memungkinkan satu atau beberapa sendi secara bersama untuk
melakukan gerak yang efisien, juga memiliki peran penting dalam
mencegah cedera dan perbaikan postur yang buruk. Tai Chi
merupakan peregangan dinamis low impact low intensity yang dapat
dipilih sebagai latihan untuk meningkatkan fleksibilitas.

Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan


pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang
mahasiswi yang membandingkan fleksibilitas pada mahasiswi
Universitas Udayana, dengan 15 orang mahasiswi rutin berlatih Tai
Chi dan 15 orang mahasiswi tidak berlatih Tai Chi. Fleksibilitas diukur
dengan alat sit and reach test Flexion-A merk Takei.

Rerata usia kelompok Tai Chi 21±1,41 tahun dan rerata usia
kelompok non Tai Chi 21±1,36 tahun. Rerata indeks massa tubuh
adalah 21,37±1,85 dan 21,65±2,97 berturut-turut untuk kelompok Tai
Chi dan non Tai Chi. Uji normalitas pada data kedua kelompok
didapatkan p>0,05 yaitu berdistribusi normal. Rerata fleksibilitas
pada kelompok yang berlatih Tai Chi 20,50±2,98cm, sedangkan pada

22
kelompok yang tidak berlatih Tai Chi 1,33±7,35cm dengan beda rerata
19,17cm. Interval kepercayaan 95% dengan batas bawah 14,97 dan
batas atas 23,36. Dari independent t-test didapatkan fleksibilitas pada
kelompok yang berlatih Tai Chi dan tidak berlatih Tai Chi berbeda secara
signifikan (p=0,000).

Latihan Tai Chi termasuk pemanasan dan peregangan sebagai


bagiannya, dapat membantu meningkatkan fleksibilitas

Kesimpulan :

Didapatkan perbedaan yang signifikan untuk fleksibilitas


dari mahasiswi Universitas Udayana. Kelompok yang berlatih Tai Chi
memiliki rerata fleksibilitas 20,50±2,98cm dan kelompok yang tidak
berlatih Tai Chi memiliki rerata fleksibilitas 1,33±7,35cm dengan beda
rerata 19,17cm. Latihan Tai Chi, termasuk pemanasan dan peregangan
yang dilakukan setiap mengawali latihan Tai Chi sebagai salah satu
faktor yang memperbesar beda rerata fleksibilitas antar kelompok
subjek dan kelompok kontrol, diluar dari latihan Tai Chi itu sendiri.
Berdasarkan penelitian ini dapat disarankan bagi mahasiswa untuk
melakukan latihan fisik seperti Tai Chi untuk meningkatkan fleksibilitas.

23
BAB III

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1. Kesimpulan
Terapi energi merupakan salah satu dari lima komponen utama dari
terapi komplementer dan alternatif yang telah diidentifikasi oleh
National Center for Complementary and Alternatif Medicine (NCCAM)
di Amerika. NCCAM telah membagi terapi energi menjadi dua kategori
pendekatan praktek pengobatan yaitu Putative dan Veritable. Terapi
energy juga terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya, Terapi
Sentuhan, Reiki, Qi Gong dan Taichi. Terapi Energi ini merupakan
Terapi Komplementer yang bermanfaat untuk menurunkan stress,
meningkatkan relaksasi dan mengurangi beberapa jenis nyeri.
3.2. Rekomendasi
Dalam pembuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah masih terdapat banyak kesalahan, kekurangan
baik dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Untuk itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan rekomendasi yang membangun
agar kedepannya lebih baik dan penulis berharap kepada semua pembaca
mahasiswa khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan
makalah yang akan datang.

24
DAFTAR PUSTAKA

Nurgiwiati, Endeh. 2018. Terapi Alternatif dan Komplementer dalam Bidang


Keperawatan. Bogor: In Media
Budiman. Juni 2017. “Jurnal Ilmiah Psikologi” Pengaruh Efektivitas Terapi Self
Healing Menggunakan Energi Reiki Terhadap Kecemasan Menghadapi
Ujian Skripsi. Vol. 4, No.1, Hal: 141 – 148
https://www.researchgate.net
Neneng Fitria Ningsih. April 2017.”Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku
Tambusai”. Pengaruh Terapi Sentuhan Terhadap Suhu Tubuh Pada
Bayi Prematur. Vol 1, No 1, Hal: 103-108
https://journal.universitaspahlawan.ac.id
Meryl Pulcheria dan I Made Muliarta. JUNI, 2016.”E-Jurnal
Medika”.Fleksibilitas Mahasiswa Universitas Udayana Yang Berlatih
Tai Chi Lebih Baik Daripada Yang Tidak Berlatih Tai Chi. VOL. 5
NO.6, Hal:1-5
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/20723/13881

25

Anda mungkin juga menyukai