Anda di halaman 1dari 10

Unsur-unsur Masyarakat

Unsur-unsur Masyarakat terdiri dari :


A. Kesatuan-kesatuan sosial (social units)
kesatuan kesatuan sosial ini terdiri dari:
1. Orang banyak atau Crowd
Crowd adalah pengelompokkan orang banyak pada suatu tempat tertentu.
Ciri-ciri crowd adalah:

a. Terjadi karena adanya pusat perhatian yang sama.

b. Interaksi antara individu sudah ada, yang tampak berupa komentar-komentar, tanya
jawab sekitar objek yang menjadi pusat perhatian.

c. Crowd biasanya berjalan dalam waktu yang tidak lama.

d. perasaan sebagai satu kesatuan telah ada walaupun hanya bersifat sementara dan akan
hilang pada saat kerumunan itu bubar.

2. Golongan atau Social Kategory


Golongan adalah kelompok-kelompok dalam masyarakat yang didasarkan atas ciri-ciri
umum. Baik ciri umum yang objektif, maupun ciri umu yang tidak objektif, yaitu stereotipe
dari individu-individu anggota kelompok.
a. Pengertian Golongan Sosial
Pitirim A. Sorokin menggunakan istilah pelapisan sosial yaitu pembedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat/hierarkhis. Perwujudannya dikenal dengan
adanya kelas sosial tinggi (upper class) contohnya: pejabat, penguasa, dan pengusaha; kelas
sosial menengah (midle class) contohnya: dosen, pegawai negeri, pengusaha kecil dan
menengah; kelas sosial rendah (lower class) contohnya: buruh, petani, dan pedagang kecil.

b. Timbulnya Golongan Sosial


Golongan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sebagai hasil proses
pertumbuhan masyarakat. Faktor penyebabnya antara lain: kemampuan/kepandaian, umur,
jenis kelamin, sifat keaslian, keanggotaan masyarakat dan lain-lain. Faktor penentu dari
setiap masyarakat berbeda-beda, misalnya pada masyarakat berburu faktor penentunya adalah
kepandaian berburu.

c. Dasar-Dasar Pembentukan Golongan Sosial


Menurut Soerjono Soekanto, kriteria yang dipergunakan sebagai ukuran dalam
menggolongkan masyarakat ke dalam golongan sosial/pelapisan sosial adalah:
1) Ukuran Kekayaan
2) Unsur kekuasaan atau wewenang
3) Ukuran Ilmu Pengetahuan
4) Unsur kehormatan (keturunan)

d. Karakteristik Golongan Sosial


Beberapa karakteristik golongan sosial/pelapisan sosial yang terjadi di dalam suatu
masyarakat adalah :
1) Adanya perbedaan status dan peranan
2) Adanya pola interaksi yang berbeda
3) Adanya distribusi hak dan kewajiban
4) Adanya penggolongan yang melibatkan kelompok
5) Adanya prestise dan penghargaan
6) Adanya penggoongan yang bersifat universal

e. Pembagian Golongan dalam Masyarakat


Berdasarkan karakteristik golongan sosial di atas, maka terdapat beberapa pembagian
golongan sosial sebagai berikut :
1. Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Pertanian (Agraris), di dasarkan pada hak
dan pola kepemilikan tanah, terbagi menjadi:
a) Golongan Atas : para pemilik tanah pertanian dan pekarang untuk rumah
tinggal (penduduk inti).
b) Golongan Menengah: para pemilik tanah pekarangan dan rumah tapi tidak
memiliki tanah pertanian (kuli gendul).
c) Golongan Bawah : orang yang tidak memiliki rumah atau pekarangan (inding
ngisor).
2. Sistem Golongan Sosial pada Masyarakat Feodal, di dasarkan pada hubungan
kekerabatan dengan raja/kepala pemerintahan, terbagi menjadi :
a) Golongan Atas : kaum kerabat raja atau bangsawan.

b) Golongan Menegah : rakyat biasa (kawula).

3. Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Industri, meliputi :

a) Golongan teratas terdiri para pengusaha besar atau pemilik modal, direktur,
komisaris.

b) Golongan menengah atau madya terdiri dari tenaga ahli dan karyawan.

c) Golongan bawah seperti buruh kasar, pekerja setengah terampil, pekerja sektor
informal (pembantu).

f. Sifat Sistem Penggolongan Sosial


Klasifikasi dari sifat sistem penggolongan sosial, meliputi :

a) Sistem lapisan tertutup: sistem yang tidak memungkinkan seseorang pindah ke


golongan/lapisan sosial lain..
b) Sistem lapisan terbuka: sistem yang memungkinkan seseorang pindah / naik ke
golongan sosial atasnya.
c) Sistem campuran: sistem kombinasi antara terbuka dan tertutup.

g. Fungsi Golongan Sosial


Golongan sosial memiliki fungsi-fungsi berikut ini:
a) Distribusi hak istimewa yang obyektif seperti penghasilan, kekayaan.
b) Sistem pertanggaan pada strata/tingkat yang diciptakan masyarakat
menyangkut prestise dan penghargaan.
c) Penentu simbol status/kedudukan seperti cara berpakaian, tingkah laku.
d) Alat solidaritas di antara individu/kelompok yang menduduki sistem sosial
yang sama dalam masyarakat.

h. Pengertian Kategori Sosial


Menurut Koentjaraningrat, kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena
adanya suatu ciri-ciri obyektif yang dikenakan pada manusia-manusia tersebut. Dalam
kategori sosial tidak terikat oleh unsur adat istiadat, sistem norma, sistem nilai tertentu, tidak
memiliki identitas, tidak memiliki lokasi, tidak mempunyai organisasi, dan tidak memiliki
pemimpin.

3. Perkumpulan (Asosiasi)
a. Pengertian Perkumpulan
Perkumpulan atau asosiasi adalah kesatuan manusia yang dibentuk secara sadar untuk tujuan-
tujuan khusus. Terbentuknya perkumpulan dilandasi oleh kesamaan minat, tujuan,
kepentingan, pendidikan, keahlian profesi, atau agama. Perkumpulan merupakan suatu
organisasi buatan yang bersifat formal, dengan jumlah anggota relatif terbatas, memiliki
kepentingan-kepentingan tertentu, hubungan antar anggota tidak bersifat pribadi, memiliki
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

b. Bentuk-Bentuk Perkumpulan
Bentuk-bentuk perkumpulan dalam masyarakat adalah :

1. Berdasarkan sifat hubungan anggotanya, terbentuk kelompok sekunder (secondary


group). Kelompok sekunder adalah suatu perkumpulan yang terdiri dari banyak orang
dengan bentuk hubungan tidak bersifat pribadi dan bersifat sementara. Contohnya:
negara, bangsa dan suku.

2. Berdasarkan sifat organisasi, terbentuk organisasi formal (formal group) yaitu


kesatuan manusia yang tergabung dalam sebuah organisasi yang memiliki peraturan
tegas yang sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antar
sesama. Contohnya: perkumpulan mahasiswa, perkumpulan organisasi massa, instansi
pemerintah, dan sebagainya.

3. Berdasarkan pola hubungan yang diciptakan para anggotanya, terbentuk kelompok


patembayan (gesellschaft). Kelompok patembayan merupakan ikatan lahir yang
bersifat pokok, biasanya untuk jangka waktu pendek, dan terdapat dalam hubungan
perjanjian berdasarkan ikatan timbal balik (kontrak). Misalnya: ikatan karyawan dan
majikan dalam organisasi suatu pabrik.
4. Berdasarkan prinsip guna/fungsinya, terdapat perkumpulan atas dasar ekonomi.
Contohnya: perkumpulan pedagang, koperasi, suatu perseroan suatu perusahaan dan
sebagainya.

5. Berdasarkan keperluan, terdapat banyak perkumpulan contohnya seperti perkumpulan


untuk memajukan pendidikan maka dibentuk yayasan pendidikan, suatu perkumpulan
pemberantasan buta huruf.

6. Perkumpulan untuk memajukan ilmu pengetahuan atau organisasi profesi, seperti


Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Himpunan Sarjana
Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial (HISPI), Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), dan
sebagainya.

7. Berdasarkan aktivitas keagamaan, terdapat banyak perkumpulan, contohnya seperti


organisasi penyiar agama, kelompok pengajian, organisasi gereja, gerakan kebatinan,
dan sebagainya.

8. Berdasarkan aktivitas politik, terdapat banyak perkumpulan, contohnya seperti Parpol,


kelompok kepentingan/penekan, dan sebagainya.

9. Berdasarkan kepentingan memajukan olah raga, terdapat banyak perkumpulan,


contohnya: PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia), PBSI (Persatuan
Bulutangkis Seluruh Indonesia).

3. kolektif atau cillectivity.


Kolektif biasanya didasarkan atas ciri-ciri yang mencolok, baik fisik, maupun ciri-ciri
kebudayaannya.

4. Kelompok
Kelompok adalah kesatuan sosial yang memiliki ciri-ciri: sistem organisasi yang merupakan
pengelompokkan individu pada masa-masa tertentu dan berulang-ulang, memiliki unsur
pimpinan dan memiliki aturan-aturan tertentu.
Kelompok Sosial
a. Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial (social group) adalah himpunan/kesatuan-kesatuan manusia yang hidup
bersama, terdapat hubungan timbal balik, saling memengaruhi sehingga timbul suatu
kesadaran untuk saling menolong di antara mereka.
Kesatuan manusia yang hidup bersama disebut kelompok sosial harus memenuhi kriteria :

1. Adanya kesadaran setiap kelompok bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok
tersebut.

2. Terdapat hubungan timbal balik (interaksi) antar anggota kelompok

3. Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku tertentu.Memiliki suatu sistem dan proses
tertentu.

4. Adanya faktor pengikat yang dimiliki anggota-anggota kelompok, seperti persamaan


nasib, kepentingan tujuan, ideologi politik dan lain- lain.

b. Jenis-Jenis Kelompok Sosial


Jenis-jenis kelompok sosial dalam masyarakat dapat dikelompokkan menjadi :

1. Berdasarkan Identifikasi Diri, dikenal adanya in group dan out group. In group adalah
kelompok sosial yang dijadikan tempat oleh individu untuk mengidentifikasi dirinya.
In group sering dikaitkan dengan istilah “kami atau kita” dan pada umumnya
didasarkan pada faktor simpati dan perasaan dekat dengan anggota kelompoknya.
“Kami anggota kelompoknya”. Sedangkan Out group adalah kelompok sosial yang
oleh individu diartikan sebagai lawan in group-nya. Out group sering dihubungkan
dengan istilah”mereka”. Sikap out group ditandai oleh suatu sikap antipati.

2. Berdasarkan hubungan kedekatan anggota, teridentifikasi adanya kelompok primer


(primary group). Menurut Charles Horton Cooley kelompok primer/primary group
adalah kelompok sosial yang paling sederhana, anggotanya saling mengenal, serta
terdapat kerjasama yang erat dan bersifat pribadi, interaksi sosial berlangsung secara
tatap muka (face to face), Contohnya: keluarga, kelompok bermain, klik/clique.

3. Berdasarkan hubungan familistik (sifat kekeluargaan), dikenal adanya paguyuban


(Gemeinschaft). Ferdinand Tonnies mengataakan bahwa paguyuban (gemeinscaft)
adalah bentuk kehidupan hubungan batin yang murni terikat oleh hubungan batin
yang kekal berdasarkan rasa cinta dan rasa persatuan batin. Contohnya: kelompok
kekerabatan, rukun tetangga/RT.

4. Berdasarkan sifat organisasi, terdapat informal group. Informal group adalah


kelompok yang tidak memiliki struktur/organisasi tertentu, kelompok-kelompok
tersebut biasanya terbentuk berdasarkan pertemuan yang berulangkali. Contohnya:
kelompok arisan, kelompok belajar, klik/clique.

5. Berdasarkan keanggotaan, terdapat adanya kelompok membership group dan


reference group. Kelompok membership adalah kelompok yang para anggotanya
tercatat secara fisik sebagai anggota. Contohnya: peserta asuransi nasabah bank,
anggota OSIS, anggota PGRI. Sedangkan kelompok reference/kelompok rujukan atau
acuan adalah kelompok sosial yang dijadikan rujukan/acuan oleh individu-individu
yang tidak tercatat dalam anggota kelompok tersebut untuk membentuk
kepribadiannya dalam berperilaku. Contohnya; seseorang yang gagal menjadi
mahasiswa UI tetapi ia tetap bertingkah laku seperti mahasiswa UI.

B. Pranata Sosial
Pranata sosial adalah wujud dari berbagai respon yang di formulasikan dan disistematiskan
dari segala kebutuhan hidup.
Sifat-sifat dan ciri-ciri pranata sosial adalah:

1. Pranat sosial biasanya berwujud sebagai suatu unit dalam sistem kebudayaan yang
merupakan suatu kesatuan yang bulat

2. Pranata sosial berfungsi menyediakan berbagai pemenuhan kebutuhan.

3. Pranata sosial biasanya mempunyai berbagai pemenuhan kebutuhan.


4. Pranata sosial biasanya relatif tetap dan kokoh.

5. Pranata sosial timbul karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang jelas.

Tipe-tipe pranata sosial menurut Summer yang dikutif Harsojo dalam buku
“PengantarAntropologi” yaitu:

1. Dresive institutions yaitu Pranata yang tumbuh tanpa direncanakan terlebih dahulu
dan tanpa disadari

2. Enacted institutions yaitu Pranata yang diorganisasikan secara sadar

3. Basic institutions yaitu Pranata yang dianggap esensial sebagai pengaturan hubungan
sosial dan bagi kelangsungan hidup suatu masyarakat

4. Subsidiary institutions yaitu Pranata yang kurang penting sifatnya dibandingkan


dengan Basic institutions dalam Suatu masyarakat tertentu.

5. Pranata sosial yang telah mempunyai sanksi sosial dan pranata sosial yang belum
mempunyai sanksi. Pranata sosial yang telah mempunyai sanksi adalah pranata sosial
yang sudah disetujui oleh masyarakat. Pranat sosial yang belum mempunyai sanksi
adalah pranata sosial yang belum disetujui oleh masyarakat.

6. Pranat sosial yang bersifat umum, dan pranata sosial yang bersifat khusus (restricted).
Pranata sosial yang bersifat umu misalnya Religi atau agama, pranata sosial yang
bersifat khusus, misalnya agama islam.

7. Pranata Sosial yang bersifat Operatif dan pranata sosial yang bersifat Regulatif.
Pranata sosial yang bersifat operatif misalnya Industrialisasi. Pranata sosial yang
bersifat relatif, misalnya hukum.

Syarat suatu sistem dari aktivitas kemasyarakatan baru disebut pranata, adalah :

1. Harus memiliki aturan-aturan atau norma-norma yang hidup dalam ingatan atau yang
tertulis.
2. Aktivitas-akitivitas bersama itu harus memiliki suatu sistem hubungan yang
didasarkan atas norma-norma tertentu.

3. Aktivitas-aktivitas bersama itu harus memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan-


kebutuhan tertentu yang disadari dan dipahami seluruh kelompok masyarakat yang
bersangkutan.

4. Harus memiliki peralatan dan perlengkapan.

Macam-macam Pranata Sosial


Menurut Koentjaraningrat Pranata sosial paling sedikot dibagi menjadi delapan golongan,
walaupu kedelapan golongan ini belum lengkap. Kedelapan golongan ini dimaksudkan untuk
memberikan contoh mengenai pranata sosial tersebut secara konkrit.
Kedelapan Macam pranata sosial tersebut, yaitu :

1. Kinship atau domestic Institutions Yaitu pranata Sosial yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan. Contohnya: Pelamaran, perkawinan,
pengasuhan anak, Perceraian, pertunangan.

2. Economic Institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
yang berhubungan dengan matapencaharian hidup, memproduksi, mendistribusikan
harta benda. Contohnya: pertanian, peternakan, industri, barter, perdagangan,
koperasi.

3. Educational Institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan


penerangan dan pendidikan warga masyarakat, agar menjadi anggota masyarakat yang
berguna, Contohnya: Taman kanak-kanak, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, kursus-
kursus, pers, perpustakaan umum.

4. Scientific Instituions. Yaitu pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan


memiliki pengetahuan, menyelami dan memahami alam semesta. Contohnya:
penelitian, metodik ilmiah, pendidikan ilmiah.

5. Aesthetic Institutions dan recreational Institutions Yaitu pranata sosial yang bertujuan
memenuhi kebutuhan manusia untuk menyatakan perasaan keindahan, dan kebutuhan
rekreasi. Contohnya: seni rupa, seni suara, seni tari, kesusastraas, sport, hiburan, dan
sebagainya.

6. Religius Institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia
yang bertujuan dengan tuhan dan alam ghaib. Contohnya: Gereja, Masjid, pura, do’a,
mantra upacara keagamaan, pantangan, penyiaran agama.

7. Political institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia
untuk mengatur kehidupan berkelompok atau kehidupan bernegara. Contohnya:
Pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, TNI, dsb.

8. Somatic Institutions Yaitu pranata sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
segi lahiriah atau jasmaniah manusia. Contohnya: Pemeliharaan kecantikan,
kesehatan, kedokteran, dsb.

Hubungan antara pranata dan adat sitiadat


Hubungan antara pranata sosial dan adat istiadat dapat dilihat bahwa adat istiadat merupakan
dasar terbentuknya pranata-pranata sosial dalam suatu masyarakat. Dengan pengertian lain
bahwa adat istiadat merupakn sumber bagi berbagai macam pranata sosial.

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa unsur-unsur masyarakat sebagai


berikut ini :

1. Berangotakan minimal dua orang.

2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.

3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang
saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota
masyarakat.

4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu
sama lain sebagai anggota masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai