Anda di halaman 1dari 9

FARMASI FISIKA

TERMODINAMIKA

KELOMPOK 1
1. AANG SAIPUDIN
2. YUSUF SUAIDI
3. M. IQBAL
4. ACHMAD SYARBAWI
5. TIARA ARDILIA PUTRI
6. NURUL HIDAYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ADILA


DI KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2021
RESUME:

1. Pengertian Termodinamika
Termodinamika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
transformasi dari berbagai bentuk energi, pembatasan-pembatasan dalam
transformasi ini serta penggunaannya. Termodinamika didasarkan atas dua
postulat pokok yang dikenal sebagai hukum pertama dan hukum kedua.
Hukum pertama menyangkut masalah pertukaran energi, sedangkan hukum
kedua membahas arah dari pertukaran tersebut.

2. Konsep Dasar Termodinamika


a. Sistem dan Lingkungan
Sistem adalah sejumlah zat atau campuran zat-zat yang dipelajari
sifat-sifat dan perilakunya. Segala sesuatu di luar sistem disebut
lingkungan. Suatu sistem terpisah dari lingkungannya dengan batas-batas
tertentu yang dapat nyata atau tidak nyata. Sebagai contoh, bila dalam
botol yang tertutup terdapat air yang terisi setengah, maka yang menjadi
sistem adalah air. Sedangkan dinding dan tutup botol merupakan batas-
batas sistem dan segala yang berada disekeliling botol adalah lingkungan.
Antara sistem dan lingkungan dapat terjadi pertukaran energi dan
materi. Berdasarkan pertukaran ini dapat dibedakan tiga jenis sistem, yaitu
sistem tersekat, sistem tertutup, dan sistem terbuka. Sistem tersekat
merupakan sistem yang tidak dapat melakukan pertukaran materi maupun
energi dengan lingkungannya. Sistem tersekat memiliki jenis energi yang
tetap. Contoh untuk sistem tersekat adalah botol termos ideal. Sistem
tertutup adalah sistem yang hanya dapat melakukan pertukaran energi
dengan lingkungannya. Contoh untuk sistem tertutup ini adalah sejumlah
gas dalam silinder tertutup. Sistem terbuka adalah sistem yang dapat
mempertukarkan materi dan energi dengan lingkungannya. Akibatnya
komposisi dari sistem terbuka tidak tetap (berubah). Contoh untuk sistem
terbuka ini adalah sejumlah zat-zat dalam wadah terbuka.
b. Keadaan sistem dan Fungsi keadaan
Keadaan sistem ditentukan oleh sejumlah parameter atau
variabel, misalnya suhu, tekanan, volume, massa dan konsentrasi. Variabel
sistem dapat bersifat intensif, artinya tidak bergantung pada ukuran sistem
(tekanan, suhu, massa jenis, dan sebagai-nya), atau bersifat ekstensif yang
berarti bergantung pada ukuran sistem (massa, volume, energi, entropi,
dan sebagainya). Setiap besaran atau variabel yang hanya bergantung pada
keadaan sistem dan tidak bergantung pada bagaimana keadaan sistem itu
tercapai, disebut fungsi keadaan. Fungsi keadaan, misalnya suhu, tekanan,
volume, energi dalam, entropi, dan lain-lain.
c. Kalor dan Kerja
Kalor dan kerja adalah dua konsep penting dalam termodinamika.
Oleh karena itu pengertian tentang kedua konsep ini harus dipahami
dengan baik. Kalor, q, didefinisikan sebagai energi yang dipindahkan
melalui batas-batas sistem sebagai akibat langsung dan perbedaan
temperatur antara sistem dan lingkungannya. Menurut perjanjian, q
dihitung positip bila kalor masuk sistem dan negatip bila kalor ke luar dan
sistem.
Kerja, w, adalah energi yang bukan kalor, yang dipertukarkan
antara sistem dan lingkungannya dalam suatu perubahan keadaan. Menurut
perjanjian, w dihitung positip, bila lingkungan melakukan kerja terhadap
sistem (misalnya pada proses pemampatan gas), dan negatip bila sistem
melakukan kerja terhadap lingkungan (misalnya bila gas memuai terhadap
tekanan atmosfir). Kerja memiliki berbagai bentuk (misalnya, kerja
ekspansi, kerja listrik, kerja mekanik, kerja permukaan, dan sebagainya).
Salah satu bentuk kerja yang penting adalah kerja yang berhubungan
dengan perubahan volume sistem yang disebut kerja ekspansi.

3. Hukum -hukum Termodinamika


a. HK 0 : Konsen pada kesetimbangan termal dan suhu, yang dapat
didefinisikan : terdapat skala suhu yang unik. Jika suatu sistem A dalam
keadaan setimbang secara termal dengan sistem B, dan sistem B setimbang
secara termal dengan sistem C, maka sistem A setimbang secara termal
dengan sistem C.
b. HK I : Energi pada sistem tertutup adalah tetap. Kekekalan energi = Energi
tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari
satu bentuk ke bentuk lainnya. Energi hanya dapat dipertukarkan antar
sistem atau antar sistem dan lingkungan dan sebaliknya.
c. HK II : Kalor tidak dapat diubah seluruhnya menjadi kerja, Semua proses
spontan mempunyai arah tertentu, Yang dirumuskan melalui suatu fungsi
yang disebut Entropi. Ketika dua sistem berada pada kontak termal, laju
panas spontan terjadi dari sistem bersuhu tinggi ke sistem yang bersuhu
rendah.
d. HK III : Semua materi sempurna (perfect) memilki entropi yang sama S =
0 pada T = 0. Pada suhu tinggi, S selalu positif. Tidak mungkin untuk
mendinginkan semua sistem pada T = 0.

4. Peranan Ahli Farmasi Terhadap Kestabilan Sediaan Emulsi


Peranan ahli farmasi terhadap kestabilan sediaan emulsi, agar secara
perspektif stabil secara termodinamika, maka dalam sediaan emulsi perlu
adanya emulsifier atau emulgator salah satunya bias menggunakan surfaktan.
Jumlah (konsentrasi) surfaktan akan mempengaruhi tegangan antar muka dan
terdapat mobilitas antarmuka air-minyak ketika tetesan minyak terbentuk,
konsentrasi surfaktan yang lebih tinggi menyebabkan lebih banyak difusi
molekul surfaktan dari fase minyak ke fase air ketika adanya kontak dari fase
minyak dengan fase air yang dapat memicu pembentukan tetesan minyak yang
lebih halus di batas air-minyak, konsentrasi surfaktan yang lebih tinggi
menyebarkan fase minyak lebih mudah dalam air, sementara konsentrasi
surfaktan yang lebih rendah menghasilkan pembentukan tetesan yang lebih
besar.

5. Faktor yang Harus Diperhatikan


Stabilitas emulsi berkorelasi dengan mobilitas antar muka film.
Karena lapisan antarmuka sebagian besar bertanggung jawab untuk stabilitas
emulsi, sehingga penting untuk memahami aspek vital seperti keberadaan zat
aktif permukaan dan / atau suhu, yang memengaruhi film antar muka. Faktor
penting lainnya seperti adanya bahan organik bahan padat anorganik,
kepolaran, ukuran tetesan, distribusi ukuran, garam, pH, dan suhu dalam
stabilitas emulsi pada perilaku antar muka film dan ketegangan antar muka.
Dari perspektif termodinamika, emulsi adalah sistem yang tidak
stabil karena memiliki kecenderungan alami bercampur antara cairan dengan
cairan untuk meminimalkan interaksi antar muka (dan atau energi antar
muka). Namun, sebagian besar emulsi menunjukkan stabilitas kinetic setelah
periode waktu tertentu. Dari perspektif termodinamika, emulsi adalah sistem
yang tidak stabil karena memiliki kecenderungan alami bercampur antara
cairan dengan cairan untuk meminimalkan interaksi antar muka (dan atau
energi antar muka). Namun, sebagian besar emulsi menunjukkan stabilitas
kinetic setelah periode waktu tertentu.

6. Perbedaan Sediaan Rusak dan Bagus


Perbedaan sediaan emulsi telah rusak dapat dilihat secara visual
dengan melihat konsistensi dan bentuk fisiknya. Apabila terjadi pemisahan
fase air dengan fase minyak, artinya telah terjadi pemecahan emulsi. Proses
pemecahan emulsi menuju demulsifikasi minyak :
(1) sedimentasi atau creaming, yang sesuai dengan perbedaan kepadatan
antara terdispersi dan fase berkelanjutan; (2) flokulasi; (3) koalesen; dan (4)
pemisahan fase. Sebelum pemisahan fase koalesensi, emulsi harus kehilangan
derajat / level yang cukup besar pada struktur integritasnya.
Saran kepada konsumen agar emulsi tetap stabil, maka yang harus
diperhatikan adalah pada saat penyimpananannya agar ditutup rapat dan
disimpan pada suhu sejuk (jangan disimpan pada tempat yang terkena
matahari langsung). Jika terdapat perubahan fasa dalam penampilannya, bau
warna dan konsistensinya, maka sediaan tersebut sudah tidak dapat digunakan.
Seperti ketengikan pada emulsi, artinya telah terjadi oksidasi atau
depolimerasi pengemulsi makromolekular akibat hidrolisis, atau penguraian
karena mikroba.
7. Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi
a. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik
termografi (mendeteksi temperatur permukaan kulit) Termografi dengan
prinsip fotokonduktivitas: Dengan menggunakan kamera infra merah,
panas yang dipancarkan kulit berupa radiasi infra merah oleh susunan
optis yang dijatuhkan ke detektor infra merah menjadi diskontinu. Oleh
transduser, infra merah diubah menjadi pulsa listrik. Kemudian, diperkuat
dengan amplifier dan ditampilkan gambar di layar Cathode Ray Tube
(CRT). Untuk mendapatkan hanya berkas infra merah saja pada transduser
dipakai filter transparan yang hanya melewatkan radiasi infra merah.
b. Pembuatan emulsi dengan bantuan emulgator Prinsipnya dengan bantuan
emulgator untuk mencampurkan zat-zat yang tidak saling campur.
Contohnya pada pembuatan emulsi dari campuran balsam peru dengan
oleum sesami. Kedua senyawa itu tidak saling campur. Dengan adanya
emulgator, yaitu gom arab maka kedua senyawa tersebut tercampur dan
setelah tercampur sulit untuk dipisahkan lagi karena terjadi gerakan-
gerakan yang bebas dalam sistem.
c. Termometer bimetal mekanik Keping Bimetal memiliki dua buah keping
logam.Kepingan ini dapat melengkung jika terjadi perubahan suhu.
Prinsipnya, apabila suhu berubah menjadi tinggi, keping bimetal akan
melengkung ke arah logam yang keoefisien muainya lebih rendah.
Sedangkan jika suhu menjadi rendah, keping bimetal akan melengkung ke
arah logam yang keofisien muainya lebih tinggi. Logam dengan koefisien
muai lebih besar (tinggi) akan lebih cepat memanjang sehingga kepingan
akan membengkok (melengkung) sebab logam yang satunya lagi tidak ikut
memanjang. Pada termometer, keping bimetal dapat difungsikan sebagai
penunjuk arah karena jika kepingan menerima rangsanag berupa suhu,
maka keping akan langsung melengkung karena pemuaian panjang pada
logam.
d. EKG Tubuh manusia memiliki potensial listrik, denyut jantung manusia
dapat teramati dengan adanya perubahan potensial listrik tersebut. Sensor
ditempatkan pada lengan tangan dan kaki, karena ditempat tersebut pulsa
potensial denyut dapat menggambarkan kerja jantung mendekati
sebenarnya. Pulsa denyut analog akandiubah ke pulsa listrik dengan
rangkaian ADC dan kemudian data-data tersebut akan diolah dengan
prosesor yang ada di PC.
e. Thermometer Maksimum Termometer air raksa ini memiliki pipa kapiler
kecil (pembuluh) didekat tempat/ tabung air raksanya, sehingga air raksa
hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi tidak dapat turun kembali
pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan air raksa ketempat
semula, thermometer ini harus dihentakan berkalikali atau diarahkan
dengan menggunakan magnet. Apabila temperatur naik dan kolom air
raksa tidak terputus, maka air raksa terdesak melalui bagian yang sempit.
Ujung kolom menunjukkan temperatur udara. Apabila suhu turun, kolom
air raksa terputus pada bagian yang sempit setelah air raksa dalam bola
temperatur menyusut. Ujung lain dari kolom air raksa tetap pada
tempatnya. Untuk pengamatan suhu udara ujung kolom ini menunjukkan
suhu udara karena penyusutan air raksa kecil sekali dan dapat diabaikan.
Termometer maksimum menunjukkan suhu udara tertinggi setelah terakhir
dikembalikan.
f. Termometer Minimum Termometer minimum biasanya menggunakan
alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi. Hal ini dikarenakan
alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air raksa, sehingga
cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja termometer
minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada
pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks
ikut tertarik kebawah. Namun, bila suhu meningkat maka indek akan tetap
pada posisi dibawah. Selain itu peletakan termometer harus miring sekitar
20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah. Hal ini juga
dimaksudkan untuk mempertahankan agar indek tidak dapat naik kembali
bila sudah berada diposisi bawah (suhu minimum). Untuk mengembalikan
posisi indeks ke posisi aktual dapat dilakukan dengan memiringkan/
membalikkan posisi thermometer hingga indek bergerak ke ujung dari
alkohol (posisi suhu aktual).
g. Air Conditioner (AC) Air Conditioner (AC) alias Pengkondision Udara
merupakan seperangkat alat yang mampu mengkondisikan ruangan yang
kita inginkan, terutama mengkondisikan ruangan menjadi lebih rendah
suhunya dibanding suhu lingkungan sekitarnya. Filter (penyaring)
tambahan digunakan untuk menghilangkan polutan dari udara. AC yang
digunakan dalam sebuah gedung biasanya menggunakan AC sentral.
Selain itu, jenis AC lainnya yang umum adalah AC ruangan yang
terpasang di sebuah jendela. Kunci utama dari AC adalah refrigerant, yang
umumnya adalah fluorocarbon, yang mengalir dalam sistem, menjadi cair
dan melepaskan panas saat dipompa (diberi tekanan), dan menjadi gas dan
menyerap panas ketika tekanan dikurangi. Mekanisme berubahnya
refrigerant menjadi cairan lalu gas dengan memberi atau mengurangi
tekanan terbagi mejadi dua area. Sebuah penyaring udara, kipas, dan
cooling coil (kumparan pendingin) yang ada pada sisi ruangan dan sebuah
kompresor (pompa), condenser coil (kumparan penukar panas), dan kipas
pada jendela luar. Udara panas dari ruangan melewati filter, menuju ke
cooling coil yang berisi cairan refrigerant yang dingin, sehingga udara
menjadi dingin, lalu melalui teralis/kisi-kisi kembali ke dalam ruangan.
Pada kompresor, gas refrigerant dari cooling coil lalu dipanaskan dengan
cara pengompresan. Pada condenser coil, refrigerant melepaskan panas
dan menjadi cairan, yang tersirkulasi kembali ke cooling coil. Sebuah
thermostatmengontrol motor kompresor untuk mengatur suhu ruangan.
Referensi:

Agoes, G.. 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi, Edisi Revisi dan Perluasan.
Bandung: Penerbit ITB.

D.J.Mcclements, E.A. Decker, And J. Weiss. 2007. Emulsion-Based Delivery


Systemsfor Lipophilic Bioactive Components. USA: Journal Food of
Science. Diakses 6 April 2021: http://doi:10.1111/j.1750-
3841.2007.00507.x

Dong Liu, Ding Weng, Jiadao Wang. 2019. Collection of Nanoparticles at the
Air-Liquid Interface By Surface Tension Gradients. China: Colloid and
Interface Science Communications 33. Diakses 6 April 2021:
https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S2215038219301402

Genti Zylyftari, Jae W. Lee, Jeffrey F.Morris. 2013. Salt effects on


thermodynamic and rheological properties of hydrate forming
emulsion. USA: Chemical Engineering Science 95. Diakses 6 April
2021: http://dx.doi.org/10.1016/j.ces.2013.02.056

Martin, Alfred dkk. Farmasi Fisik Edisi I dan II. Jakarta: UI-Press.

Maryam Nejadmansouria, Seyed Mohammad Hashem Hosseini, Mehrdad


Niakosari, Gholam Hossein Yousefi, Mohammad Taghi Golmakani.
2016. Physicochemical properties and oxidative stability of fish oil
nanoemulsions as affected by hydrophilic lipophilic balance,surfactant
to oil ratio and storage temperature. Iran: Colloids and Surfaces A:
Physicochem. Eng. Aspects 506. Diakses 6 April 2021:
https://doi.org/10.1016/J.COLSURFA.2016.07.075.

Rajesh Kumar, Girish Chandra Soni and S.K. Prajapati. 2017. Formulation
development and evaluation of Telmisartan Nanoemulsion. India:
International Journal of Research and Development in Pharmacy & Life
Science. Diakses 6 April 2021:
http://dx.doi.org/10.21276/IJRDPL.2278-0238.2017.6(4).2711-2719

Anda mungkin juga menyukai