Anda di halaman 1dari 2

14.

IMD (Imunisasi Menyusui Dini)

Imunisasi menyusui dini adalah proses bayi menyusui segera setelah dilahirkan, dimana bayi
dibiarkan mencari putting susu ibunya sendiri ( tidak disodorkan ke putting susu). Inisiasi
menyusui dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eklusif (ASI saja)
dan lama menyusui.dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun,
dan mencegah anak kurang gizi. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef
yang merekomendasikaninisiasi menyusui dini sebagai tindakan “penyelamat kehidupan”,
karena inisiasi menyusui dini dapat menyelamatkan 22persen dari bayi yang diawali dengan
kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indicator global. Ini merupakan hal baru bagi
Indonesia, dan merupakan program pemerintah, ssehingga diharapkansemua tenaga kesehatan
disemua tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta, maupun masyarakat dapat
mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program tersebut, sehingga
diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang berkualitas, “ujar ibu Negara pada suatu
kesempatan”.

Tahap-tahap dalam inisiasi menyusui dini:

1. Daam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi /tidak mengunakan obat
kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa
ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini.
2. Para petugas kesehatan yang membantu ibu menjalani proses melahirkan, akan meakukan
kegiatan penanganan keahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani
operasi Caesar.
3. Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernik(kulit
putih). Vernik (kulit putih) menyamankan kulit bayi.
4. Bayi kemudain di tengkurapkan didada, atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada
kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat pakaikan topi. Kemudian,
jika perlu, bayi dan diselimuti.
5. Bayi yang ditengkurapkan didada atau diperut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri
putting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan keputing susu). Pada dasarnya, bayi memiliki
naluri yang kuat untuk mencari putting susu ibunya.
6. Saat bayi diabiarkan untuk mencari putting susu ibunya, ibu perlu didukung dan dibantu
untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin
tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan bayi.
7. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses
menyusu pertama selesai.
8. Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap,
diberi vitamin K dan tets mata.
9. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung memungkinkan ibu menyusui bayinya
kapan saja si bayi menginginkannya, karna kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal.
Rawat –gabung juga meningkatkanikatan batin batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi
jarangenangis karena sealu merasa dekatdengan ibu, danseainitu dapatmemudahkan ibu
untuk beristirahatdan menyusui.

Manfaat kintak kulit bayi kekulit ibu:

1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan cepat. Kuit ibu akan menyesuaikan suhunya
dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusui menurunkan risiko kematian karena
hypothermia (kedingan).
2. Bayi memperoeh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang adaantinya diASI ibu.
Bakteribaik ini akan embuat koloni di usus dandikuit bayi untuk menyaingi bakteriyang
ebih ganas dariingkungan.bayi mendapatkan koostru( ASI pertama),
cairanberhargayangkaya akan antibody (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya
yang penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda,
tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
3. Anti bodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga menjamin
kelangsungan hidup bayi.

Anda mungkin juga menyukai