KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN
MENINGITIS
CNS/SSP
Proses Inflamasi :
(arachnoid, piamater, ventrikel otak)
Sindrome meningitis
Invasi local
Bakteriemia
Invasi ke meningen
Replikasi bakteri
Edema interstitial
stadium
Kelainan neurologis
Biasanya klien :
hemiplegi
para parese
ggn nervus kranial II, III, IV, VI, VIII
respirasi dpt cheyne stokes
Therapetik Management
Isolasi
Pemberian antibiotika (test
resistensi)
Observasi tanda vital
Asupan cairan, kalori & protein
harus diperhatikan & berikan
sesuai kebutuhan.
Pelihara kepatenan jalan nafas
Pelihara kebersihan tubuh
Therapetik Management
Bantu miksi dan defekasi agar tak terjadi
infeksi sekunder, mis: sistitis, decubitus
Pemberian obat antipiretik u/
hiperthermi
pasien dengan oedema serebri berikan
obat Dexamethason, dll.
Penanganan kejang
Menurunkan TIK yang meninggi
Mencegah komplikasi
Pencegahan Komplikasi
Pengenalan dan
Ketulian,
penatalaksanaan
pd ISPA dan Otitis buta,
media meningitis
Mental retardasi,
Pengenalan &
penemuan peny. Hemiparese,
Meningitis scr dini
agar dilakukan Hipertoni Otot,
pengobatan &
Kejang Permanen,
penatalaksanaan
medis scr spesifik Hidrocepalus
Imunisasi /
vaksinasi
Pengkajian
Kaji Riwayat :
Infeksi Virus Herpes, Infeksi sal pernafasan
Trauma kepala
TBC.
Kebiasaan renang, mengorek kuping dg
benda keras
Pemeriksaan fisik:
Facial parese
Kesulitan mendengar
Terdapat tanda-tanda rangsang & infeksi meningen:
Kaku kuduk, Kernig sign, lasaque sign khas pada
klien meningitis)
Pada bakterial meningitis terdapat tanda brusdzinski
Reaksi pupil dan pergerakan mata terganggu, terjadi :
Photophobia : mudah terangsan jika terkena cahaya.
Nistagmus : bola mata bergerak cepat.
Pd motorik : kaku otot sulit mengunyah dan menelan
Awal gejala masih dalam batas normal
Pd fase selanjutnya terjadi penurunan kekuatan otot :
hemiparese
Terdapat tanda-tanda PTIK: nyeri kepala, pupil an
ishokor, muntah proyektil, dll.
kejang akibat iritasi pada meningeal
Perubahan warna kulit: Rash atau ptechia, Echimosis.
Kolaps sirkulasi septik syok
Bila sudah terjadi infark, terlihat fontanel menegang dan
sutura cranial terpisah.
Kernig’s Sign
When the patient's neck is flexed (after ruling out cervical trauma or injury),
flexion of the knees and hips is produced; when the lower extremity of one side
is passively flexed, a similar movement is seen in the opposite extremity
Pemeriksaan Diagnostik & Lab.
CT scan, MRI, rontgen photo: tengkorak, dada, sinus. Apabila
nampak sinus tdk menutup, berarti pneumonia, sinusitis,
mastoiditis.
Pemeriksaan LCS dengan lumbal punksi :
TIK meningkat (180 – 400 mmHg) akibat oedema otak.
Protein > 50mg/dl, glukosa < 40 mg/dl
None & pandi terbentuk cincin, berwarna kuning keruh
sampai dg xantokrom & menggumpal
Cultur darah
Apus cairan spinal : Tuberkel TBC
Urea normal dan elektrolit abnormal dehidrasi
LDH meningkat
Pemeriksaan Lumbal
Punksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan
dengan paralise otot pernafasan atau akumulasi sekret.
2) Tidak efektifnya pola nafas b.d. penekanan pd respiratoric
centre (med. Oblongata)
3) Gangguan rasa nyaman; nyeri b.d :
a. Peningkatan TIK
b. Proses inflamasi
c. Proses Toksikasi
4) Gangguan pemenuhan asupan nutrisi b.d. sulit mengunyah
& menelan akibat kelemahan otot (lethargi)
Lanjutan Diagnosa
Keperawatan
5) gangguan komunikasi verbal b.d. menurunnya
tingkat kesadaran, paralise otot-otot wajah dan leher
6) gangguan mobilisasi fisik b.d. penurunan
kesadaran, kelemahan otot (lethargi)
7) gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas sehari-
hari b.d. penurunan kesadaran
8) gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
9) gangguan rasa aman: cemas
10) resiko terjadinya cedera / injuri
11) resiko gangguan integritas kulit
PRINSIP INTERVENSI
Atur posisi : kepala > tinggi dr badan sekira 15 –
30o utk menurunkan peningkatan TIK (pd garis
lurus)
Observasi TTV, GCS, intake output, tanda PTIK,
hasil lab.
Lakukan kompres dingin atau hangat (tergantung
kebutuhan)
Hindari stimulus/rangsangan & pasang bad plang
Lakukan suctioning scr hati-hati
Lakukan pemasangan NGT atau infus
Bantu kebutuhan aktifitas sehari-hari
Lakukan mobilisasi aktif/pasif bils kondisi klien
memungkinkan rubah posisi mika/miki
Berikan informasi ttg penyakit klien pd
keluarga
Kolaborasi dg tim kesehatan untuk
pemberian :
Antibiotika yg sesuai
Cairan hipertonik atau obat anti edema
Pemberian steroid
Pemberian cairan parenteral/infus
Pemberian obat anti konvulsi, antipiretik
& spesifik therapi (t/u u/ m. TBC)
Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
ASUHAN KEPERAWATAN
ENSEFALITIS
Pengertian
Ensefalitis adalah peradangan pada jaringan otak
1.Pengkajian
Identifikasi agent penyebab
Kaji status neurologik
PATOFISIOLOGI
Bakteri C. tetani masuk via luka hasilkan neurotoxin terikat scr
irreversible pd ganglion saraf masuk ke system saraf pd alfa
motor neuron dr neuromuscular junction pengaruhi transmisi
impuls spasme otot (muka, mengunyah, servikal, skeletal)
MEKANISME TERJADINYA T
ETANUS
MANIFESTASI KLINIK
Timbul mendadak dg trismus
Spasme otot masseter dpt menimbulkan otot leher kaku &
kesulita menelan.
Gelisah, mudah tersinggung, sakit kepala
Spasme otot muka (Risus sardonikus) kaku tanpa ekspresi
Opistotonus postur
Spasme otot larynx, pernafasan obstruksi pernafasan
asfiksia, sianosis
Spasme kandung kemih dsisuria, retensi urine
Tachicardia, hipertensi, aritmia jantung
Fase akut 3 – 7 hr.
DIAGNOSA KEP. YG MUNGKIN
TIMBUL :
Jalan nafas tidak efektif b.d lumpuhnya otot
pernafasan, saat kejang dan hipersalivasi.
resiko injuri, t.u saat kejang, jatuh atau lidah tergigit
ggn pemenuhan/pemasukan nutrisi b.d kaku otot
mengunyah & menelan or menurunnya kekuatan
otot menghisap pd bayi
ggn keseimbangan C & E b.d intake yg kurang,
hiperhidrasi, diaporesis
tidak efektifnya kuping mekanisme
cemas
PRINSIP
INTERVENSI/PENATALAKSANAAN
1. Isolasi
Untuk meminimalkan rangsangan shg
ruang isolasi sebaiknya
Jauh dr lalu lalang
Sejuk
Cahaya minimal
Jauh dr kebisingan
2. Sikap perawat hrs tenang dan dpt
mengkoordinasikan kegiatan
keperawatan agar tidak melelahkan /
merangsang klien kejang
3. Mempertahankan oksigen yg adekwat
Monitor respirasi
8. Pendidikan kesehatan
Proses penyakit
Prinsip pengobatan
Prinsip pencegahan
ASUHAN KEPERAWATAN POLIOMYELITIS
(INFANTIL PARALYSIS)
KARAKTERISTIK
ukuran kecil inti RNA
relatif stabil tahan thd suhu ruangan beberapa hari dan dpt
Tubuh manusia
Orofaring
Data Objektif
Tingkat kesadaran : CM,
delirium P. Paralitik
Adanya kelemahan otot tubuh
C. Tanda vital :
Pernafasan , cuping hidung
Tidak mampu batuk/mendengus maksimal
Stridor, ronchi
Pergerakan paradoksal abdomen
Penumpukan sekret
Nadi cenderung cepat
Suhu tubuh demam ringan ~ 39,9oC
• Supportive care
• Promotif care & preventif
• pencegahan komplikasi dan
imobilisasi
• pemberian pendidikan kesehatan
• anjurkan u/ program rehabilitasi