Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN KASUS DAN INTEGRASI TERAPI KOMPLEMENTER DALAM PRAKTEK

KEPERAWATAN
(BIOLOGICALLY BASED THERAPIES)
HERBAL

Di susun oleh
Kelompok 4:
1. Andris Renggi Armalay (2019610003)
2. Carma Umbu Pandabandja (2019610019)
3. Veronika Riani Woli (2019610043)
4. Meriana Susanti Asuma Mosa (2019610021)
5. Asriyani Karim (2019610071)
6. Meta Ria Ashari (2019610073)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG

i
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
“Manajemen Kasus Dan Integrasi Terapi Komplementer Dalam Praktek
Keperawatan(Biologically Based Therapies) Herbal.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas yang diberikan kepada kami
sebagai bahan diskusi dalam mata kuliah Keperawatan komplementer. Semoga
dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi pembelajaran yang lebih
baik bagi kami dalam pembuatan makalah yang berikutnya. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan maka dari itu kami membutuhkan
kritikan dan saran serta masukan, sehingga kedepanya kami bisa membuat
makalah dengan lebih baik lagi.

ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II 2
PEMBAHASAN 2
2.1 Pengertian Terapi Komplementer 2
2.1 Jenis-Jenis Terapi Komplementer 3
2.2 Klasifikasi 3
2.3 Definisi Pengobatan Herbal 4
2.4 Manfaat dan Efek Samping Pengobatan Herbal 4
2.5 Jenis-Jenis Herbal 5
BAB III 6
PENUTUP 6
3.1 Kesimpulan 6
3.2 Saran 6
DAFTAR PUSTAKA 7

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi isu di banyak negara.
Masyarakat menggunakan terapi ini dengan alasan keyakinan, keuangan, reaksi
obat kimia dan tingkat kesembuhan. Perawat mempunyai peluang terlibat dalam
terapi ini, tetapi memerlukan dukungan hasil-hasil penelitian (evidence-based
practice) (Umaht et al., 2021). Contohnya Tumbuhan obat yang dipakai
masyarakat Negeri Luhutuban Kecamatan Kepulauan Manipa Kabupaten Seram
Bagian Barat) yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit.
Berbagai tumbuhan herbal sudah banyak dimanfaatkan masyarakat untuk
mengobati jenis penyakit dengan mengunakan alat dan cara-cara yang
sederhana. Pemanfaatan tumbuhan herbal tersebut sudah dilakukan oleh
masyarakat yang ada pada Negeri Luhutuban di Kecamatan Kepulauan Manipa
Kabupaten Seram Bagian Barat sebagai obat alternatif dalam penyembuhan
berbagai jenis penyakit di antaranya demam, menurunkan panas, diare, batuk,
sakit kepala, sakit pinggang, bisul, maag, patah tulang, malaria, merangsang
nafsu makan dan memulihkan kekuatan setelah melahirkan serta penyakit
lainnya (Bahalwan & Mulyawati, 2018).
Sesuai yang dibahas pada siaran pers (POM, 2022) Indonesia memiliki berjuta
ragam tanaman obat yang berpotensi dikembangkan untuk menambah nilai
industri obat berbahan herbal (Jamu, Obat Herbal Terstandar/OHT, dan
Fitofarmaka) yang jauh lebih besar dibanding negara lain. Sebagai negara yang
memiliki tidak kurang dari 30.000 spesies tumbuhan maupun sumber daya laut,
tentunya tidak aneh jika Indonesia dapat menjadi pengekspor produk obat
herbal terbesar di dunia. Namun faktanya, sekitar 9.600 spesies tanaman dan
hewan yang diketahui memiliki khasiat obat belum dimanfaatkan secara optimal
sebagai obat herbal. Oleh karena itu, banyak penemuan-penemuan baru tentang
obat herbal yang lebih ampuh dan bisa membantu proses penyembuhan suatu
penyakit.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah definisi dan jenis -jenis komplementer secara umum?


2. Bagaimanakah definisi pengobatan herbal?
3. Apakah Manfaat dan Efek Samping Pengobatan Herbal?
4. Apakah Jenis – Jenis Tumbuhan Herbal?
1.3 Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi komplementer
1
secara umum serta manfaat herbal pada terapi komplementer

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Terapi Komplementer
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi merupakan
usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan
penyakit, perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi,
bersifat menyempurnakan. Terapi Komplementer merupakan metode
penyembuhan yang caranya berbeda dari pengobatan konvensional di dunia
kedokteran, yang mengandalkan obat kimia dan operasi, yang dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan. Banyak terapi modalitas yang digunakan
pada terapi komplementer mirip dengan tindakan keperawatan seperti
teknik sentuhan, massage dan manajemen stress. Terapi komplementer
merupakan terapi tambahan bersamaan dengan terapi utama dan berfungsi
sebagai terapi suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas
hidup, dan berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara
keseluruhan. Terapi komplementer mengadopsi dari kearifan budaya suatu
bangsa yang berarti terapi yang didapatkan melalui proses sosial yang bukan
merupakan sistem yang baku dalam pelayanan kesehatan namun cukup kuat
untuk menentukan kepercayaan terhadap penyakit dan penyembuhannya.
Sehingga dalam penerapanya dapat dimodifikasi oleh terapis sesuai dengan
kemampuannya, tetapi hasil akhirnya adalah tindakan tersebut berefek
positif bagi kesehatan pasien. Dalam hal ini kemampuan terapis secara
kognitif, afektif dan psikomotor sangat menentukan keberhasilan terapi
(Nersalindo, 2016). Definisi tersebut menunjukkan terapi komplemeter
sebagai pengembangan terapi tradisional dan ada yang diintegrasikan
dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan individu dari
aspek biologis, psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi
tersebut ada yang telah lulus uji klinis sehingga sudah disamakan dengan
obat modern. Kondisi ini sesuai dengan prinsip keperawatan yang
memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko, sosial, dan
2
spiritual) (Pustaka, 2004). Terapi komplementer dikenal dengan terapi
tradisional yang digabungkan dalam pengobatan modern. Komplementer
adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern.
Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang
menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan. Terapi
komplementer juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik.
Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara
menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan
pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Rufaida et al., 2018).

2.1 Jenis-Jenis Terapi Komplementer


Berikut jenis-jenis terapi yang dapat diakses keperawatan, yaitu :
A. Terapi Relaksasi
Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan umum kognitif, fisiologis,
dan stimulasi perilaku. Relaksasi juga melibatkan penurunan stimulasi. Proses
relaksasi memperpanjuang serat otot, mengurangi pengiriman impuls neural ke
otak, dan selanjutnya mengurangi aktivitas otak juga sistem tubuh lainnya
(Rufaida et al., 2018).

B. Meditasi dan Pernapasan


Meditasi adalah segala kegiatan yang membatasi masukan rangsangan dengan
perhatian langsung pada suatu rangsangan yang berulang atau tetap. Praktik
meditasi tidak membutuhkan seorang pengajar, banyak individu mempelajari
prosesnya dari buku atau kaset, dan mudah untuk diajarkan . Sebagian besar
teknik meditasi melibatkan pernapasan, biasanya pernapasan perut yang dalam,
relaks, dan perlahan (Rufaida et al., 2018).
2.2 Klasifikasi

a) Mind-body therapy : intervensi dengan teknik untuk memfasilitasi


kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi berpikir yang
3
mempengaruhi fisik dan fungsi tubuh (imagery, yogo, terapi musik, berdoa,
journaling, biofeedback, humor, tai chi, dan hypnoterapy).
b) Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang
mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis (cundarismo,
homeopathy, nautraphaty).
c) Terapi biologis yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilya
misalnya herbal, dan makanan.
d) Terapi manipulatif dan sistem tubuh (didasari oleh manupulasi dan
pergerakan tubuh misalnya kiropraksi, macam-macam pijat, rolfiing, terapi
cahaya dan warna, serta hidroterapi.
e) Terapi energi : terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau
mendapatkan energi dari luat tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan
sentuhan, reiki, external qi gong magnet) terapi ini kombinasi antar energi
dan bioelektromagnetik.
2.3 Definisi Pengobatan Herbal
Pengobatan herbal (herbalism) adalah pengobatan tradisional atau
pengobatan rakyat mempraktekkan yang didasarkan pada pemakaian tumbuhan
-tumbuhan dan ekstrak tumbuhan. Herbalism adalah juga dikenal sebagai
pengobatan berkenaan dengan penggunaan tumbuhan untuk pengobatan ,
medis secara herbal , obat herbal , herbology , dan phytotherapy . Berbagai
tumbuhan herbal telah banyak dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati
berbagi jenis penyakit dengan mengunakan alat dan cara-cara yang sangat
sederhana(Bahalwan & Mulyawati, 2018). Pengobatan secara herbal merupakan
pilihan alternatif yang banyak diminati masyarakat terutama dalam bidang
pengobatan. Misalnya, bahan herbal yang bisa dimanfaatkan diantaranya adalah
jahe, serai, kayu manis, daun kelor, aromaterapi lavender (Umaht et al., 2021).
2.4 Manfaat dan Efek Samping Pengobatan Herbal

a) Manfaat
Obat-obatan herbal berfungsi melemahkan racun untuk proses penyembuhan
penyakit pada manusia, yaitu mengendalikan dan membunuh kandungan racun
dalam tubuh manusia. Selain itu obat-obatan herbal juga dapat membentuk zat
kekebalan tubuh (antibodi) yang tidak dimiliki tubuh manusia, dengan tujuan
4
melindungi dari unsur yang merusak organ tubuh . Obat-obatan herbal juga
dapat memperbaiki jaringan tubuh yang rusak,sebagai contoh obat herbal yang
berasal dari ramuan mahkota dewa dapat menyembuhkan penyakit kanker,
tumor dan jantung. Terapi pengobatan dengan herbal (tumbuhan berkhasiat)
bermanfaat untuk memperbaiki sel-sel organ tubuh yang rusak akibat radang
dengan penyembuhannya bersifat permanen.
Sebagai contoh pemanfaatan herbal yang tertulis di dalam artikel jurnal (Umaht
et al., 2021) bahwa kondisi fisiologis lansia akan menurun dan masalah
degeneratif akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terserang
infeksi dan penyakit, diantaranya rematik atau nyeri sendi. Beberapa
penanganan untuk mengurangi rasa nyeri khususnya rematik dengan tindakan
farmakologi dan non farmakologi seperti terapi komplementer. Penelitian ini
untuk menurunkan nyeri rematik menggunakan terapi komplementer dengan
bahan herbal, seperti jahe, serai, kayu manis, daun kelor, aromaterapi lavender.
b) Efek Samping
Pada prinsipnya, obat-obatan herbal memiliki potensi efek samping yang
sama dengan obat-obatan sintetis atau konvensional. Tubuh kita tidak bisa
membedakan antara pengobatan menggunakan herbal dengan pengobatan
sintetis. Produk obat herbal merupakan bagian-bagian dari tumbuhan (misalnya
akar, daun, kulit, dll) dan mengandung banyak senyawa kimia aktif. Senyawa ini,
selain mempunyai khasiat penyembuhan juga dapat memiliki efek samping yang
dapat merugikan.
Para ahli pengobatan herbal meyakini bahwa penggunaan kombinasi
ekstrak tumbuhan memiliki efek penyembuhan yang lebih ampuh dibanding
dengan hanya menggunakan satu komponen tumbuhan saja. Kombinasi dari
tumbuh-tumbuhan ini memiliki efek sinergi, yang saling melengkapi dan bahkan
menambah daya khasiatnya. Kombinasi ini juga diklaim dapat mengurangi efek
samping yang tidak diinginkan, misalnya dapat mengurangi kejadian keracunan
dibanding hanya dengan menggunakan satu jenis herbal. Namun, secara teoritis,
kombinasi zat kimia aktif dalam beberapa jenis herbal juga bisa berinteraksi
untuk membuat ramuan herbal menjadi lebih beracun daripada menggunakan
satu jenis herbal.
2.5 Jenis-Jenis Herbal
Adapun jenis-jenis tanaman herbal (Pradana et al., 2020):
1. Tomat (Solanum Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan sumber
lycipersicum) vitamin dan mineral (Wasonowati, 2011). Buah
tomat dianggap sebagai salah satu sumber terbaik
akan produksi likopen, selain mengandung vitamin
A dan C yang cukup tinggi. Buah tomat
mengandung likopen 30 - 200 mg/kg segar, 3 - 5
5
mg/L (Hasri, 2017). Selain likopen, tomat juga
menjadi sumber kalium, asam folat, vitamin A, C, E,
dan serat yang dapat membantu menurunkan
tekanan darah.
2. Daun Salam (Syzygium Daun salam adalah salah satu dari jenis terapi
polyanthum) herbal yang dapat mengatasi berbagai penyakit
yaitu salah untuk penyakit hipertensi, selain
mudah didapat daun salam ini juga sering
dijumpai dan harganya juga yang relatif murah
daun salam ini ternyata juga mempunyai
segudang manfaat yaitu dapat menjadi obat
maag, diare, menurunkan kadar gula (Diabetes
Militus), menurunkan kadar kolestrol serta asam
urat.
3. Daun Alpukat (Persea Daun alpukat bermanfaat membantu
americana) menurunkan tekanan darah dengan
mengeluarkan sejumlah cairan dan elektrolit
maupun zat-zat yang bersifat toksik.
4. Mengkudu (Morinda Mengkudu memiliki berbagai efek terapeutik
citrifolia) seperti antiviral, antibakteri, antijamur,
antitumor, anthelmintik, analgesik, hipotensi,
antiinflamasi, efek peningkatan kekebalan
tubuh, mencegah penurunan kolesterol dalam
tubuh, zat antihipetensi yaitu zat scopoletin
berfungsi mencegah pembentukan plak
(aterosklerosis) serta dapat menurunkan
tekanan darah (Safitri & Ismawati, 2018)
5. Tumbuhan Meniran Memiliki zat peradang, meningkatkan imun
(Phyllanthus urinaria tubuh.
L)
6. Seledri (Apium .Seledri merupakan salah satu jenis terapi
graveolens) herbal untuk menangani penyakit hipertensi
mengandung apigenin yang sangat bermanfaat
untuk mencegah penyempitan pembuluh darah
dan tekanan darah tinggi.
7. Kunyit Mencegah tumor, Mengurangi resiko dan
mengobati diabetes, gangguan system
pencernaan, meningkatkan daya than tubuh,
dll.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawatan yang
menerapkan pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif
untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi
terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui
pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang
tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik. Pengobatan Herbal adalah
pengobatan tradisional atau pengobatan rakyat mempraktekkan yang
didasarkan pada pemakaian tumbuhan-tumbuhan dan ekstrak tumbuhan.
Bahan herbal adalah tanaman atau bagian dari tanaman yang digunakan
sebagai pemberi aroma, perasa atau untuk pengobatan. Obat herbal sendiri
merupakan produk yang berasal dari tanaman dan digunakan untuk
meningkatkan kesehatan. Banyak obat herbal yang telah digunakan secara
empiris (turun-temurun) sebagai obat dalam pengobatan tradisional.
3.2 Saran
Sebagai penyusun makalah ini, kami menyarankan kepada para pembaca
khususnya kepada para perawat agar lebih mendalami materi yang telah
terpaparkan dalam makalah ini agar dapat berguna dalam kehidupan sehari
-hari.

DAFTAR PUSTAKA
Bahalwan, F., & Mulyawati, N. Y. (2018). Jenis Tumbuhan Herbal Dan Cara
Pengolahannya (Studi Kasus Di Negeri Luhutuban Kecamatan Kepulauan
7
Manipa Kabupaten Seram Bagian Barat). Biosel: Biology Science and
Education , 7 (2), 162. https://doi.org/10.33477/bs.v7i2.653
Nersalindo, B. (2016). Jenis-Jenis Terapi Komplementer . Budi Nersalindo.
http://www.budhinersalindo.com/blog/jenis-jenis-terapi-
komplementer#:~:text=Jenis pelayanan pengobatan komplementer alternatif
berdasarkan Permenkes RI%2C,farmakologi dan biologi%3A jamu%2C
herbal%2C gurah More items
POM, B. (2022). Potensi Obat Herbal Indonesia .
https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/531/Potensi-Obat-Herbal-
Indonesia.ht
Pradana, A. A., Pramitaningrum, I. K., & Indonesia, K. R. (2020). Jurnal Mitra
Kesehatan ( JMK ) . 03 (01), 28–34. https://doi.org/10.47522/jmk.v3i1.48
Pustaka, T. (2004). Terapi komplementer dalam keperawatan .
Rufaida, Z., Bd, S. K., Sc, M., Wardini, S., Lestari, P., St, S., Kes, M., Sari, D. P., & St,
S. (2018). KOMPLEMENTER .
Safitri, A. R., & Ismawati, R. (2018). Efektifitas Teh Buah Mengkudu Dalam
Menurunkan Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi ( Studi di UPTD . Griya
Werdha Kota Surabaya Tahun 2018 ) Effectiveness Noni fruit tea In Lowering
Blood Pressure Elderly With Hypertension . 163–171.
https://doi.org/10.20473/amnt.v2.i2.2018.163-171
Umaht, R. R. K., Mulyana, H., & Purwanti, R. (2021). Terapi Non Farmakologi
Berbahan Herbal Untuk Menurunkan Nyeri Rematik: a Literature Riview.
Jurnal Keperawatan BSI , 9 (2), 183–191.
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/580/417

Anda mungkin juga menyukai