Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

RINGKASAN TERAPI KOMPLEMENTER

DISUSUN :

NAMA : ANNISA SUCI WULANDARI

NIM : P032014401047 / 2B

DOSEN PENGAMPU: IDAYANTI,S.Pd,M.Kes

PROGRAM STUDI DIPLOMMA III KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES RIAU

2020/2021
TERAPI KOMPLEMENTER

A. Regulasi tentang terapi Komplementer


UU Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang keperawatan
a. Pasal 30 ayat 2 butir m : Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi
Asuhan Keperawatan di bidang upaya kesehatan masyarakat, Perawat
berwenang: melakukan penatalaksanaan Keperawatan komplementer
dan alternatif.
b. Pasal 21 ayat 1 butir m : Melakukan penatalaksanaan keperawatan
komplementer dan alternative

B. Definisi
1. Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung pengobatan medis konvensional atau
sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang
konvensional.  ( mis: akupunktur medik, terapi herbal medik dll)
2. Terapi komplementer dan alternatif : seluruh praktik dan ide yang
didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan atau pengobatan
penyakit atau promosi kesehatan dan kesejahteraan.
3. Terapi komplemeter ad. terapi tradisional dan ada yang diintegrasikan
dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan individu dari
aspek biologis, psikologis, dan spiritual.
4. Teori keperawatan : dasar bagi perawat dalam mengembangkan terapi
komplementer misalnya teori transkultural yang dalam praktiknya
mengaitkan ilmu fisiologi, anatomi, patofisiologi, dan lain-lain
5. Florence Nightingale : menekankan pentingnya mengembangkan
lingkungan untuk penyembuhan dan pentingnya terapi seperti musik
dalam proses penyembuhan.
6. Terapi komplementer : meningkatkan kesempatan perawat dalam
menunjukkan caring pada klien (Snyder & Lindquis, 2002).

C. Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer


Peran perawat tentang terapi komplementer :
a. Konselor : konsultasi
b. Pendidik kesehatan : Mhs
c. Peneliti
d. Koordinator
e. Sebagai advokat : perawat berperan memenuhi permintaan kebutuhan
perawatan komplementer yang mungkin diberikan termasuk perawatan
alternatif (Smith et al.,2004).
f. Pemberi pelayanan langsung : pelayanan kesehatan yang melakukan
integrasi terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002).

D. Hasil penelitian terapi komplementer


1. Terapi sentuhan : meningkatkan relaksasi, menurunkan nyeri, mengurangi
kecemasan, mempercepat penyembuhan luka, dan memberi kontribusi
positif pada perubahan psikoimunologik (Hitchcock et al., 1999).
2. Terapi pijat (massage) pada bayi yang lahir kurang bulan : meningkatkan
berat badan, memperpendek hari rawat, dan meningkatkan respons.
3. Terapi pijat pada anak autis : meningkatkan perhatian dan belajar. Terapi
pijat untuk meningkatkan pola makan, meningkatkan citra tubuh, dan
menurunkan kecemasan pada anak susah makan (Stanhope, 2004).
4. Aromaterapi
Aromaterapi (minyak esensial) : berkhasiat mengatasi infeksi bakteri
dan jamur (Buckle, 2003).Minyak lemon thyme mampu membunuh bakteri
streptokokus, stafilokokus dan tuberkulosis (Smith et al., 2004).Tanaman
lavender : mengontrol minyak kulit.Teh : membersihkan jerawat (Key,
2008).
5. Hipnoterapi
Meningkatkan suplai oksigen, perubahan vaskular dan termal,
mempengaruhi aktivitas gastrointestinal, dan mengurangi kecemasan
(Fontaine, 2005).
6. Dr. Carl menemukan : penderita kanker lebih cepat sembuh dan berkurang
rasa nyerinya dengan meditasi dan imagery (Smith et al., 2004). Visual
imagery,Auditory imagery,Olfactory imagery ,Gustatory imagery,Tactile
imagery

E. Alasan Masyarakat menggunakan Terapi Komplementer


1. Meningkatkan kesehatan secara lebih menyeluruh
2. Lebih murah
3. Biaya membeli obat berkurang 200-300 dolar dalam beberapa bulan
setelah menggunakan terapi komplementer.
4. Pengobatan konvensional tidak menyembuhkan penyakitnya
5. Kedokteran modern: unpersonal dan high cost medicine
6. Kedokteran modern : belum mampu secara meyakinkan manangani
masalah penyakit degeneratif seperti masalah penuaan , kanker, diabetes,
hipertensi.

F. Adanya dikotomi penyakit ke dalam dua jenis


1. Penyakit  yang dapat disembuhkan oleh dokter
2. Penyakit yang hanya dapat disembuhkan oleh pengobatan tradisional

G. Manfaat umum dari pengobatan alternatif – tradisional


1. Mengurangi stress dan kecemasan akibat ketidakpastian penyakit
2. Biaya yang rendah
3. Menyenangkan, penguatan dan keterlibatan langsung pasien dalam
penanganan penyakitnya
4. Fungsi kontrol bila ada penyimpangan
5. Mengurangi trauma akibat perubahan kultural 
6. Mempromosikan identitas kebudayaan

H. Macam-macam Terapi Komplementer menurut National Center for


Complementary/Alternative Medicine (NCCAM)
1. Mind-body therapy
Intervensi dengan berbagai teknik untuk memfasilitasi kapasitas
berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi tubuh misalnya
perumpamaan (imagery), yoga, terapi musik, berdoa, biofeedback, humor,
tai chi, dan terapi seni)
a. Biofeedback adalah teknik yang melatih orang untuk
meningkatkan kesehatan mereka dengan mengendalikan proses
tubuh tertentu yang biasanya terjadi tanpa sengaja, seperti detak
jantung, tekanan darah
b. Tai Chi : seni bela diri tradisional Cina & merupakan latihan tubuh
dan pikiran  Pergerakan tubuh dipadukan dengan konsentrasi
pikiran, penyeimbangan berat badan, relaksasi serta kontrol nafas
2. Pengobatan tradisional Cina, Ayurvedia, pengobatan asli Amerika,
homeopathy, naturopathy.
3. Terapi biologis, yaitu natural dan praktik biologis misalnya herbal,
makanan
4. Terapi manipulatif dan sistem tubuh : manipulasi dan pergerakan tubuh
misalnya pijat, terapi cahaya dan warna, serta hidroterapi.
5. Terapi energi : fokusnya berasal dari energi dalam tubuh (biofields) atau
mendatangkan energi dari luar tubuh misalnya pengobatan sentuhan, reiki
& magnet

I. Klasifikasi lain menurut Smith et al (2004) :


1. Gaya hidup (pengobatan holistik, nutrisi)
2. Botanikal (herbal, aromaterapi);
3. Manipulatif (akupresur & akupunktur, refleksi, massage)
4. Mind-body (meditasi, guided imagery, biofeedback, color healing,
hipnoterapi).
5. Terapi sentuhan : meningkatkan relaksasi, mengubah persepsi nyeri,
menurunkan kecemasan, mempercepat penyembuhan, dan meningkatkan
kenyamanan dalam proses kematian (Hitchcock et al., 1999)

Anda mungkin juga menyukai