Disusun Oleh:
NAMA : TIARA PRATIWI
NIM : P032014401039
PRODI : D3 KEPERAWATAN II A
B. PEMBAHASAN
1. Defenisi Terapi Komplementer
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung pengobatan medis konvensional atau
sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang
konvensional. ( mis: akupunktur medik, terapi herbal medik dan lain-lain).
Nama Lain terapi komplementer: pengobatan holistik : terapi yang
mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan
individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan
fungsi (Smith et al., 2004).
Jadi, terapi komplementer dan alternatif merupakan seluruh praktik
dan ide yang didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan atau
pengobatan penyakit atau promosi kesehatan dan kesejahteraan.
2. Komplementer Dan Keperawatan
Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk yang holistik
(bio, psiko, sosial, dan spiritual). Dalam teori keperawatan dijelaskan
bahwa dasar bagi perawat dalam mengembangkan terapi komplementer
misalnya teori transkultural yang dalam praktiknya mengaitkan ilmu
fisiologi, anatomi, patofisiologi, dan lain-lain. Terapi komplementer
meningkatkan kesempatan perawat dalam menunjukkan caring pada klien
(Snyder & Lindquis, 2002). Adapun peran perawat dalam terapi
komplementer diantaranya :
a) Konselor : konsultasi
b) Pendidik kesehatan
c) Peneliti
d) Koordinator
b) Aromaterapi
Aromaterapi (minyak esensial) berkhasiat mengatasi infeksi bakteri
dan jamur (Buckle, 2003). Adapun tanaman yang dapat digunakan
dalam dalam terapi komplementer aroma terapi, diantaranya:
Minyak lemon thyme mampu membunuh bakteri
streptokokus, stafilokokus dan tuberkulosis (Smith et al.,
2004).
Tanaman lavender : mengontrol minyak kulit
Teh : membersihkan jerawat (Key, 2008).
Lemon thyme (Thymus x citriodorus) : rempah yang bisa
mengusir nyamuk, rempah ini berasal dari mesir, berbau
hampir seperti kemangi karena memiliki aroma wangi
lemon yang menyenangkan dan dapat digunakan dalam
memasak.
d) Hipnoterapi
Hipnoterapi berfungsi meningkatkan suplai oksigen,
perubahan vaskular dan termal, mempengaruhi aktivitas
gastrointestinal, dan mengurangi kecemasan (Fontaine, 2005).
4. Klasifikasi Terapi Komplementer
Klasifikasi terapi komplementer menurut National Center for
Complementary/Alternative Medicine (NCCAM), diantaranya:
a) Mind-body therapy : intervensi dengan berbagai teknik untuk
memfasilitasi kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan
fungsi tubuh misalnya perumpamaan (imagery), yoga, terapi musik,
berdoa, biofeedback (mengendalikan proses tubuh tertentu), humor,
tai chi (latihan tubuh dan pikiran), dan terapi seni)
b) Pengobatan tradisional Cina, Ayurvedia, pengobatan asli Amerika,
homeopathy, naturopathy.
c) Terapi biologis, yaitu natural dan praktik biologis misalnya herbal,
makanan
d) Terapi manipulatif dan sistem tubuh : manipulasi dan pergerakan
tubuh misalnya pijat, terapi cahaya dan warna, serta hidroterapi.
e) Terapi energi : fokusnya berasal dari energi dalam tubuh (biofields)
atau mendatangkan energi dari luar tubuh misalnya pengobatan
sentuhan, reiki & magnet.