Anda di halaman 1dari 7

TERAPI KOMPLEMENTER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Dengan Dosen


Pengampu Ibu:
Idayanti, SPd, M.Kes

Disusun Oleh:
NAMA : TIARA PRATIWI
NIM : P032014401039
PRODI : D3 KEPERAWATAN II A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
D3 KEPERAWATAN
2021/2022
A. PENDAHULUAN
Pengobatan komplementer /alternatif merupakan bagian penting dalam
pelayanan kesehatan di AS (Snyder & Lindquis, 2002). Hal ini terbukti
dengan adanya penelitian yang dilakukan smith (2004) yang menyatakan
sebanyak 627 juta jiwa warga AS menggunakan terapi alternatif sedangkan
386 juta jiwa lainnya mengunjungi praktik konvensional, dengan presentase
pengguna terapi pada tahun 1991 sebanyak 31% dan meningkat pada tahun
1997 menjadi 42% pengguna. Selain itu di negara Cina sebanyak 64% 
penderita kanker stadium lanjut menggunakan terapi alternatif.
Di Indonesia sendiri, mengenai terapi komplementer sudah tertuang
dalam UURI No. 38 TH. 2014 Pasal 30 ayat 2 butir m yang berbunyi “Dalam
menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di bidang upaya
kesehatan masyarakat, Perawat berwenang: melakukan penatalaksanaan
Keperawatan komplementer dan alternatif.” Menurut Survey Sosial Ekonomi
Nasional sebanyak 40% masyarakat Indonesia menggunakan terapi
komplemen.

B. PEMBAHASAN
1. Defenisi Terapi Komplementer
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung pengobatan medis konvensional atau
sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang
konvensional.  ( mis: akupunktur medik, terapi herbal medik dan lain-lain).
Nama Lain terapi komplementer: pengobatan holistik : terapi yang
mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan
individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan
fungsi (Smith et al., 2004).
Jadi, terapi komplementer dan alternatif merupakan seluruh praktik
dan ide yang didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan atau
pengobatan penyakit atau promosi kesehatan dan kesejahteraan.
2. Komplementer Dan Keperawatan
Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk yang holistik
(bio, psiko, sosial, dan spiritual). Dalam teori keperawatan dijelaskan
bahwa dasar bagi perawat dalam mengembangkan terapi komplementer
misalnya teori transkultural yang dalam praktiknya mengaitkan ilmu
fisiologi, anatomi, patofisiologi, dan lain-lain. Terapi komplementer
meningkatkan kesempatan perawat dalam menunjukkan caring pada klien
(Snyder & Lindquis, 2002). Adapun peran perawat dalam terapi
komplementer diantaranya :
a) Konselor : konsultasi
b) Pendidik kesehatan
c) Peneliti
d) Koordinator

Peran perawat lainnya yaitu :


a) Sebagai advokat : perawat berperan memenuhi permintaan kebutuhan
perawatan komplementer yang mungkin diberikan termasuk
perawatan alternatif (Smith et al.,2004).
b) Pemberi pelayanan langsung : pelayanan kesehatan yang melakukan
integrasi terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002).

3. Hasil Penelitian Terapi Komplementer


a) Terapi Sentuhan (Pijat)
Terapi sentuhan meningkatkan relaksasi, menurunkan nyeri,
mengurangi kecemasan, mempercepat penyembuhan luka, dan
memberi kontribusi positif pada perubahan psikoimunologik
(Hitchcock et al., 1999). Contoh penerapan terapi sentuhan yaitu :
 Terapi pijat (massage) pada bayi yang lahir kurang bulan yang
bertujuan meningkatkan berat badan, memperpendek hari
rawat, dan meningkatkan respons.
 Terapi pijat pada anak autis yang bertujuan meningkatkan
perhatian dan belajar.
 Terapi pijat yang bertujuan meningkatkan pola makan,
meningkatkan citra tubuh, dan menurunkan kecemasan pada
anak susah makan (Stanhope, 2004).

b) Aromaterapi
Aromaterapi (minyak esensial) berkhasiat mengatasi infeksi bakteri
dan jamur (Buckle, 2003). Adapun tanaman yang dapat digunakan
dalam dalam terapi komplementer aroma terapi, diantaranya:
 Minyak lemon thyme mampu membunuh bakteri
streptokokus, stafilokokus dan tuberkulosis (Smith et al.,
2004).
 Tanaman lavender : mengontrol minyak kulit
 Teh : membersihkan jerawat (Key, 2008).
 Lemon thyme (Thymus x citriodorus) : rempah yang bisa
mengusir nyamuk, rempah ini berasal dari mesir, berbau
hampir seperti kemangi karena memiliki aroma wangi
lemon yang menyenangkan dan dapat digunakan dalam
memasak.

c) Meditasi Dan Imagery


Dr. Carl menemukan : penderita kanker lebih cepat sembuh
dan berkurang rasa nyerinya dengan meditasi dan imagery (Smith
et al., 2004). Klasifikasi Meditasi Dan Imagery diantaranya :
 Visual imagery
 Auditory imagery
 Olfactory imagery
 Gustatory imagery
 Tactile imagery

d) Hipnoterapi
Hipnoterapi berfungsi meningkatkan suplai oksigen,
perubahan vaskular dan termal, mempengaruhi aktivitas
gastrointestinal, dan mengurangi kecemasan (Fontaine, 2005).
4. Klasifikasi Terapi Komplementer
Klasifikasi terapi komplementer menurut National Center for
Complementary/Alternative Medicine (NCCAM), diantaranya:
a) Mind-body therapy : intervensi dengan berbagai teknik untuk
memfasilitasi kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan
fungsi tubuh misalnya perumpamaan (imagery), yoga, terapi musik,
berdoa, biofeedback (mengendalikan proses tubuh tertentu), humor,
tai chi (latihan tubuh dan pikiran), dan terapi seni)
b) Pengobatan tradisional Cina, Ayurvedia, pengobatan asli Amerika,
homeopathy, naturopathy.
c) Terapi biologis, yaitu natural dan praktik biologis misalnya herbal,
makanan
d) Terapi manipulatif dan sistem tubuh : manipulasi dan pergerakan
tubuh misalnya pijat, terapi cahaya dan warna, serta hidroterapi.
e) Terapi energi : fokusnya berasal dari energi dalam tubuh (biofields)
atau mendatangkan energi dari luar tubuh misalnya pengobatan
sentuhan, reiki & magnet.

Klasifikasi lain menurut Smith et al (2004) :


a) Gaya hidup (pengobatan holistik, nutrisi)
b) Botanikal (herbal, aromaterapi);
c) Manipulatif (akupresur & akupunktur, refleksi, massage)
d) Mind-body (meditasi, guided imagery, biofeedback, color healing,
hipnoterapi).

5. Alasan Masyarakat Menggunakan Terapi Komplementer


Adapun alasan umum masyarakat menggunakan terapi
komplementer adalah sebagai berikut:
a) Meningkatkan kesehatan secara lebih menyeluruh
b) Lebih murah
c) Biaya membeli obat berkurang 200-300 dolar dalam beberapa bulan
setelah menggunakan terapi komplementer (Nezabudkin, 2007).
d) Pengobatan konvensional tidak menyembuhkan penyakitnya 
mendengar keberhasilan penyembuhan alternatif dari  orang yang baru
dikenal , keluarga, dan  teman yang sudah mengalami kesembuhan
e) Kedokteran modern : belum mampu secara meyakinkan manangani
masalah penyakit degeneratif seperti masalah penuaan , kanker,
diabetes, hipertensi  berkurangnya kepercayaan dan minat
masyarakat .
f) Kekurangan fasilitas pelayanan kesehatan formal yang terjangkau oleh
masyarakat 
g) Pengobatan komplementer : memenuhi harapan dan kebutuhan
masyarakat
h) Stereotypes di masyarakat : pengobatan alternatif – tradisional bersifat
holistik dan pengobatan modern hanya melihat penyakitnya saja
i) Adanya dikotomi penyakit ke dalam dua jenis :
 Penyakit  yang dapat disembuhkan oleh dokter
 Penyakit yang hanya dapat disembuhkan oleh pengobatan
tradisional
j) Adanya manfaat umum dari pengobatan alternatif – tradisional :
 mengurangi stress dan kecemasan akibat ketidakpastian
penyakit
 biaya yang rendah
 Menyenangkan, penguatan dan keterlibatan langsung pasien
dalam penanganan penyakitnya
 Fungsi kontrol bila ada penyimpangan
 Mengurangi trauma akibat perubahan kultural 
 Mempromosikan identitas kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai