Anda di halaman 1dari 23

PRESEPSI DAN MOTIVASI YANG DIALAMI MAHASISWA

KEPERAWATAN PADA PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI


COVID-19

Disusn untuk memenuhi tugas perkuliahan Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

Nama : SUCI RAHMAYATI

NIM : P032014401037

Prodi : D3 Keperawatan Tingkat 1A

Dosen : Drs. H. Nursal Hakim, M. Pd

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU

KOTA PEKANBARU

TP. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi allah SWT yang telah penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis
tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta
salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT, atas limpahan


nikmatnya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ persepsi dan
motivasi pembelajaran keperawatan pada masa pandemi Covid-19”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia tentang Teknik
Penulisan Karya Ilmiah. Penulis berharap makalah ini dapat menjadi referensi
bagi mahasiswa lain untuk meningkatkan motivasi belajar di masa pandemi.

Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena


kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca
agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis mohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pasaman Barat, 20 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

1.1. Latar belakang....................................................................................1


1.2. Rumusan masalah...............................................................................2
1.3. Tujuan.................................................................................................2
1.4. Manfaat...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

2.1. Konsep Persepsi..................................................................................3


2.2. Konsep Motivasi.................................................................................4
2.3. Komsep Motivasi Belajar...................................................................7
2.4. Persepsi Mahasiswa Keperawatan Masa Pandemi.............................9
2.5. Motivasi Belajar Mahasiswa Keperawatan Masa Pandemi................11
2.6. Masalah Pembelajaran Pada Masa Pandemi.......................................15

BAB III PENUTUP.............................................................................................17

3.1. Kesimpulan.........................................................................................17
3.2. Saran...................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda 215
negara di dunia, memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan
khususnya perguruan tinggi, yang berdampak pada pembelajaran sehari-hari (Ali
Sadikin & Afreni Hamidah, 2020). Pembelajaran secara daring di anggap sebagai
solusi terbaik terhadap kegiatan belajar mengajar pada masa pandemi Covid-19.
Pembelajaran dalam jaringan (daring) adalah penerapan dari pendidikan jarak jauh
secara online. Pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan akses bagi peserta
didik untuk mendapatkan pembelajaran yang lebih bermutu. Karena pada saat
pembelajaran daring akan memberikan kesempatan pada peserta didik dapat
mengikuti pembelajran atau mata kuliah tertentu (Hutomo Atman Maulana &
Muhammad hamidi, 2020).
Sistem pembelajaran pada pendidikan keperawatan menyediakan proses
yang komperhensif dengan menggunakan bentuk metode pembelajaran di kelas,
laboratorium, dan lahan praktik di klinik (Apriyanti, 2017). Karena ada pandemi,
metode pembelajaran dilakukan secara daring. Tetapi dengan hal tersebut,
mahasiswa diharapkan tetap memiliki motivasi belajar yang tinggi dan memiliki
persepsi yang sesuai dengan kondisi sekarang. Motivasi pada individu sangat
penting pada masa pandemi ini, karena motivasi yang dimiliki akan
mempengaruhi perilaku seseorang termasuk kegiatan belajarnya. Tinngi
rendahnya motivasi yang dimiliki seseorang mempengaruhi timbul keinginan
untuk belajar dan banyak materi yang di pelajari, dan motivasi ini yang akan
memberi kekuatan dan tingkah laku yang dilakukan seseorang (Atkinson, 1964
dalam Dwiharini Puspitaningsih, 2020).
Dengan demikian diharapkan mahasiswa tetap meningkatkan motivasinya
supaya proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan terhindar dari kemalasan
yang akan berdampak pada nilai yang ingin didapatkan. Persepsi pembelajaran
keperawatan pada masa pandemi yang akan berdampak pada hasil belajar di
bidang keperawatan.

1
1.2. Rumusan masalah
1.2.1. Apa itu persepsi?
1.2.2. Apa itu motivasi?
1.2.3. Apa itu motivasi Belajar?
1.2.4. Jelaskan motivasi belajar siswa keperawatan pada masa pandemi?
1.2.5. Apa saja motivasi belajar siswa perawat pada masa pandemi?
1.2.6. Jelaskan masalah yang timbul pada pembelajaran daring?
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui dan memahami konsep persepsi.
1.3.2. Mengetahui dan memahami motivasi.
1.3.3. Mengetahui dan memahami motivasi belajar.
1.3.4. Mengetahui dan memahami presepsi mahasiswa keperawata
terhadap pembelajaran pada masa pandemi.
1.3.5. Mengetahui dan memahai motivasi belajar mahasiswa keperawatan
pada masa pandemi.
1.3.6. Mengetahui dan memahami masalah yang timbul pada
pembelajaran daring.
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi penulis
Untuk lebih memahami materi pembelajaran, pada mata
kuliah Bahasa Indonesia tentang Teknik Penulisan Karya Ilmiah.
1.4.2. Bagi pembaca
Memberikan wawasan tentang presepsi dan motivasi
mahasiswa dalam pembelajaran keperawatan pada masa pandemi.
Dan menambah pengetahuan di bidang keperawatan. Memberikan
wawasan tentang presepsi dan motivasi mahasiswa dalam
pembelajaran keperawatan pada masa pandemi. Dan menambah
pengetahuan di bidang keperawatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1. Konsep Persepsi

2.2.1. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah penafsiran yang diberikan oleh individu terhadap


stimulus yang diterimanya. Stimulus dapat berupa objek maupun peristiwa
yang diterima oleh indra manusia ataupun yang dirasakan oleh perasaan
(Adelia Alfama Zamista, 2020: 43). Persepsi adalah sebagai proses pemberian
makna, interpertasi, dari stimuli dan sensasi yang di terima individu, dan
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal masing-
masing individu (Hadi Suprapto Arifin , 2017:91-91). Persepsi adalah susuatu
yang menunjukkan aktivitas merasakan, menginterpertasikan dan memahami
objek, baik fisik maupun sosial (Kimbal young dalam Hadi Suprapto Arifin,
2017:91-92).

2.1.2. Proses Terbentuknya Persepsi

Menurut (Walgito, 1981) dalam (Hadi Suprapto Arifin 2017 91-92),


menyatakan bahwa terjadinya persepsi dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses


kealaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu
stimulus oleh alat indra manusia.
b. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses
fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima
oleh reseptor (alat indra) melalui saraf-saraf sensoris.
c. Tahap ketiga, merupakan tahapan yang dikenal dengan nama proses
psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yangg diterima reseptor.
d. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses
persepsi, yaitu berupa tanggapan dan perilaku.

3
2.1.3. Faktor Yang Mempengaruhi

Menurut Toha dalam (Hadi Suprapto Arifin, 2017:91-92) adalah sebagai


berikut :

a. Faktor internal : perasaan, sikap dan karakteristik individu,


prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar,
keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat,
dan motivasi.
b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang
diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran,
keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau
ketidak asingan suatu objek. (Toha dalam Hadi Suprapto Arifin,
2017).

2.2. Konsep Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi

Kata motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “movere” yang berarti
menggerakkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa
motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau
tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi adalah
dorongan yang timbul dari diri seseorang yang menyebabkan terjadinya
perubahan untuk mencapai tujuan, kebutuhan dan keinginan. (Prima Yulianti
& Mellyna Eka Yan Fitri, 2017:243). Mc Donald (dalam Adhetya
Cahyani,2020: 126-138), mengemukan bahwa motivasi adalah suatu
perubahan energi yang terjadi pada individu yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi atau tindakan untuk mencapai sesuatu.

2.2.2. Macam – Macam Motivasi

a. pertama, motivasi internal adalah motivasi yang muncul dari kesadaran


diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan
seremonial.

4
b. motivasi ekstrisik, yaitu bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang
tidak mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

2.2.3. Fungsi Motivasi

MenurutHamalik (dalam Aisyatin Kamila, 2020: 80-81) mengemukakan


fungsi motivasi adalah, sebagai berikut :

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan. Tanpa


motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya menggerakkan perbuatan
kearah pencapaian tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, berfungsi sebagai mesin, besar
kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya pekerjaan.

2.3.4. Bentuk Motivasi

Menurut Sardiman (dalam Aisyatin Kamila, 2020: 80-81),


mengemukakan bentuk dan bentuk dan cara menumbuhkan motivasi adalah
sebagai berikut :

a. Memberikan point/angka
Angka dalam hal ini adalah nilai Banyak peserta didik yang
beranggapan, belajar untuk mendapatkan angka atau nilai yang baik.
Oleh karena itu, langkah yang perlu dilakukan seorang guru adalah
bagaimana memberikan angka yang terkait dengan values yang
terkandung dalam setiap pengetahuan sehingga tidak hanya nilai
kognitif saja tetapi juga keterampilan afeksinya.
b. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu
demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan
menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk
suatu pekerjaan tersebut.

5
c. Saingan/kompetisi
Dapat digunakan untuk mendorong belajar siswa/mahasiswa .
Persaingan antar individual maupun kelompok dapat meningkatkan
prestasi siswa.
d. Ego
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa/mahasiswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja
keras dengan mempertahankan harga diri adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Penyelesaian tugas dengan baik
adalah simbol kebanggaan dan harga diri bagi siswa.
e. Memberi ulangan
Merupakan salah satu sarana motivasi. Tetapi dalam memberikan
ulangan jangan terlalu sering, karena siswa/mahasiswa dapat merasa
bosan.
f. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan,
akan mendorong siswa lebih giat belajar.
g. Pujian
Sebagai reinforcement yang positif, dengan pujian yang tepat akan
menciptakan suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah
belajar sekaligus akan membangkitkan harga diri.
h. Hukuman
sebagai reinforcement yang negatif. Jika hukuman diberikan secara
tepat akan bisa menjadi pembentuk motivasi diri.
i. Tujuan yang diakui
Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa
sangat berguna dan menguntungkan, yang akan timbul gairah untuk
terus belajar.
j. Minat
Minat adalam alat motivasi yang pokok. Karena proses belajar akan
berjalan lancar apabila disertai dengan minat.

6
2.3. Konsep Motivasi Belajar

2.3.1. Pengertian Motivasi

Motivasi belajar adalah kesedian mahasiswa atau pelajar dalam


mengeluarkan upaya yang tinggi untuk sesuatu perubahan tinggkah laku yang
baru sesuai pengalamannya sendiri dengan lingkungannya dan guna
memperoleh prestasi yang bagus. Motivasi belajar dapat dipengaruhi dari
dalam diri atau diluar diri mahasiswa. Mahasiswa yang kuliah karena
dorongan diri sendiri dan dorongan orang tua akan menghasilkan prestasi yang
berbeda. Apapun yang dilakukan mootivasi merupakan salah satu hal yang
utama yang harus diperhatikan agar memperoleh hasil sesuai harapan (Prima
Yulianti & Mellyna Eka Yan Fitri, 2017: 243).
Motivasi belajar adalah kekuatan pendorong dan pengarah yang
memungkinkan perbuatan belajar dijalankan dan dituntut ke arah tujuan yang
telah ditetapkan. Indikator motivasi belajar adalah adanya ketekunan dalam
belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan, adanya minat dalam belajar, mandiri
dalam belajar, dan adanya keinginan untuk berprestasi (Raka Ramadhon,
2017: 206-208).

2.3.2. Aspek Motivasi Belajar

Menurut Marilyn K. Gowing (dalam Adhetya Cahyani,2020:126-138),


ada empat poin aspek-aspek motivasi belajar, penjelasannya sebagai berikut :
a. Dorongan mencapai sesuatu
Mahasiswa terasa terdorong untuk berjuang demi mewujudkan
keinginan dan harapanya.
b. Komitmen
Komitmen adalah salah satu aspek yang cukup penting dalam proses
belajar. Dengan demikian komitmen yang tinggi, peserta didik
memiliki kesadaran untuk belajar, mampu mengerjakan tugas dan
mampu menyeimbangkan tugas.

7
c. Inisiatif
Peserta didik dituntut untuk memunculkan inisiatif atau ide baru yang
menunjang keberhasilan dan kesuksesan dalam menyelesaikan proses
pendidikan.
d. Optimis
Sikap gigih, tidak menyerah dalam mengejar tujuan dan percaya
bahwa tantangan selalu ada.

3.3.3. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

a. Faktor internal
1) Cita-cita dan aspirasi
Cita-cita merupakan satu faktor pendukung yang dapat memperkuat
semangat dalam belajar. Aspirasi dalah sebuah harapan atau
keinginan yang dimiliki oleh ondividu dan menjadi tujuan dari
perjuangan yang telah di mulai.
2) Kemampuan peserta didik
Segala potensi yang dimiliki baik itu dari dari segi intelektual
maupun spsikomotorik.
3) Kondisi peserta didik
Kondisi secara fisiologis juga turut mempengaruhi motivasi belajar
peserta didik. Seperti kesehatan dan panca indera. Ketika peserta
didik memiliki kesehatan dan panca inderanya dapat bekerja secara
maksimal, peserta didik telah memiliki peluang untuk mencapai
keberhasilan dalam proses pendidikannya.
4) Keadaan psikologis peserta didik yang mempengaruhi motivasi
belajar
Seperti bakat, intelejensi, sikap, persepsi, minat, unsur dinamis pada
pembelajaran.
b. Faktor eksternal
1) Kondisi lingkungan belajar, kondisi lingkungan belajar yang
kondusif akan mendukung dan memperkuat semangat belajar
peserta didik.

8
2) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, teman-teman di kelas dapat
mempengaruhi proses belajar.
3) Lingkungan sosial masyarakat, ketika peserta didik merasa diakui
keberadaanya dengan diikutsertakan dalam kegiatan masyarakat,
juga akan mempengaruhi semangatnya dalam belajar.
4) Lingkungan sosial keluarga, hubungan antar orangtua dan anak
yang harmonis dan saling menghargai juga akan mempengaruhi
motivasi anak dalam belajar.
5) Lingkungan non sosial, terbagi dua yaitu lingkungan alamiah dan
faktor instrumental. Lingkungan alamiah, artinya dukungan, kasih
sayang dan kebiasaan-kebiasaan keluarga yang baik akan turut
mempengaruhi motivasi belajar anak. Sedangkan faktor
instrumental seperti fasilitas atau sarana prasarana yang disediakan
oleh sekolah juga akan mempengaruhi semangat peserta didik
dalam belajar, (Adhetya Cahyani, 2020: 126-138).

2.4. Persepsi Mahasiswa Keperawatan Pada Pembelajaran di Masa Pandemi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Suci Ferdiana, media yang paling


disukai oleh mahasiswa adalah WhatsApp group dan Zoom. Mahasiswa sangat
senang menggunakan media chatting di Whatsapp group, dengan alasan
penggunaan media ini tidak banyak menghabiskan kuota, jaringan lebih stabil dan
dapat diakses dimana saja. Dapat mengulang pelajaran kembali dengan cara lebih
efektif dan efisien secara keseluruhan. Media ini mampu menfasilitasi komunikasi
antara dosen dan mahasiswa dengan memanfaatkan beberapa fitur dengan
menyebarkan informasi pembelajaran seperti chat group, foto, vidio, pesan suara,
dan dokumen. Media WhatsApp juga tidak disukai mahasiswa, karena banyaknya
chat yang masuk dari teman yang lain, sehingga pesan dosen akan tertumpuk,
tidak semua yang merespon, bahkan ada yang tidak membuka grup sama sekali
saat kuliah sedang berlangsung. Kemudian, sulit untuk memahami materi karena
tidak dijelaskan oleh dosen secara langsung. Belajar lebih disukai mendengar,
daripada membaca tulisan yang terkadang singkat, sering mengalami salah arti

9
dan kebingungan dalam mengerjakan tugas, dan hal yang lebih paranya adalah
selalu merasakan mengantuk.
Berbeda dengan media live zoom, media ini juga menjadi favorit
mahasiswa. Karena menurut mahasiswa media zoom lebih mudah untuk
memahami materi karena semua indra berfungsi untuk melihat grafis, visual dan
audio ceramah dari dosen langsung, lebih interaktif saat berdiskusi dan tanya
jawab karena disiarkan secara langsung. Saat berdiskusi dan tanya jawab dapat
melakukan tatap muka langsung walaupun via zoom, dan sama seperti kondisi
sebelum pandemi seperti dapat merasakan kehadiran teman yang banyak pada saat
perkuliahan dan memudahkan bukti kehadiran dan ketidakhadiran mahasiswa
(Suci Ferdiana, 2020: 7-10).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, M. Kes, didapatkan
persepsi mahasiswa keperawatan tentang pembelajaran daring selama masa
pandemi korona adalah pemahaman terhadap materi perkuliahan mengalami
kesulitan, pola belajar yang awalnya tatap muka berubah menjadi pola belajar
daring memerlukan adaptasi yang relatif sulit. Mahasiswa dituntut untuk mencoba
memahami materi yang sebelumnya belum diterima. Jika perkuliahan dilakukan
secara tatap muka, maka mahasiswa bisa langsung menyampaikan kepada dosen
apabila kurang jelas. Membaca materi yang diberikan dengan pemahaman sendiri
menimbulkan multi persepsi.
Pada masa Learning From Home menuntut mahasiswa untuk lebih kreatif,
karena pembelajaran, penugasan memerlukan penelusuran yang sifatnya daring.
Hanya sekitar sebagian mahasiswa yang kreatif. Untuk berpartisipasi secara
kreatif memerlukan fasilitas yang memadai seperti akses internet maupun alat
elektronik berupa smartphone atau laptop. Persepsi mahasiswa terhadap metode
dan strategi pembelajaran selama pembelajaran daring cukup sesuai. Metode dan
strategi pembelajaran harus menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Pada
materi yang cukup bisa diberikan dengan metode diskusi, relatif mudah diterima
mahasiswa. Tetapi materi yang bersifat praktikum lebih menbuthkan inovasi
dalam metode dan strategi penyampaian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Persepsi mahasiswa terhadap hubungan antara dosen dengan mahasiswa kurang
dekat. Kedekatan tersebut dapat terjalin melalui komunikasi intensif dua arah atau

10
daat juga komunikasi intensif melalui grup diluar perkuliahan untuk memperjelas
materi perkuliahan. Kedekatan ini termasuk rendah, karena mahasiswa terbiasa
melakukan komunikasi dengan tatap muka, sehingga pada saat pembelajaran
daring komunikasi jarang dilakukan sehingga mahasiswa mempersepsikan
kedekatan atara dosen dan mahasiswa kurang atau rendah.
Persepsi pelaksanaan tugas mahasiswa sulit dan lambat. Dalam
melaksanakan tugas mahasiswa memerlukan kompetensi pengetahuan dan
pemahaman tentang materi serta keterampilan dalam mengopersikan komputer.
Dalam pelaksanaan tugas banyak sekali melibatkan aplikasi untuk menyelesaikan
tugas, seperti Ms Word, aplikasi pembuatan e poster, vidio, vidio conference dan
lain-lain yang harus dikuasai secara mandiri, sedangkan pada pembelajaran nyata
mahasiswa bisa bekerja secara kelompok sehingga memungkinkan berbagi
informasi. Mahasiswa kurang aktif pada perkuliahan relatif besar. Mengingat
bahwa keperawatan adalah prodi bidang kesehatan . ketidakefektifan digambarkan
sebagai keengganan melakukan sesi diskusi, terlambat mengumpulkan tugas,
tidak mematuhi peraturan dosen, sampai membolos pada saat perkuliahan,
(Rahmawati & Evita Muslima Isnanda Putri, 2020: 20-22).

2.5. Motivasi Belajar Mahasiswa Keperawatan Pada Masa Pandemi

Motivasi belajar mahasiswa pada masa pandemi ada yang mengalami


penurunan dan peningkatan atau lebih baik. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan Yani Fitriyani, 2020. Motivasi belajar mahasiswa pada masa pandemi
menunjukkan sangat baik, bahwa mahasiswa memiliki motivasi yang sangat
tinggi terhadap pembelajaran pada masa pandemi. Masa pandemi tidak
menghalangi motivasi mahasiswa dalam melakukan kegiatan secara daring.
Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memiliki keinginan
untuk memperoleh nilai yang baik sehingga untuk mencapain tujuan dengan baik
dan jujur.motivasi belajar mahasiswa yang tinggi dapat dilihat dari indikator yang
utama yaitu, konsentrasi. Motivasi belajar mahasiswa pada masa pandemi terdiri
dari 8 indikator. Indikator yang pertama adalah kosentrasi, aspek yang
diperhatikan dalam melihat kosentrasi mahasiswa diantaranya, perhatian terhadap

11
penyampaian kompetensi termasuk kriteria yang sangat baik, hal ini sangat
penting untuk menjadi cuan dalam kegiatan pembelajaran, dan mahasiswa sangat
memperhatikan kompetens dari setiap mata kuliah yang diajarkan. Memhami
intruksi dari dosen akan meningkatkan motivasi belajar. Konsentrasi terhadap
materi dan bahan ajar, menciptakan kriteria yang sangat bagus, dapat diartikan
bahwa mahasiswa memiliki konsentrasi dan fokus yang sangat baik pada kegiatan
pembelajaran, kemampuan dosen dalam menyiapkan materi dan bahan ajar
membantu mahasiswa memahami materi yang disampaikan.
Mengdengarkan dengan baik setiap penjelasan materi yang termasuk
kriteria yang baik, hal ini menunjukkan bahwa tidak selamanya proses kegiatan
secara online berjalan secara optimal. Memeperhatikan penyampaian dan
penjelasan, sangat baik. Mencatat materi yang disampaikan pada saat
pembelajaran, kegiatan mencatat poin penting dari setiap materi yang
disampaikan akan membantu mahasiswa dalam mencapai belajar yang baik.
Mematuhi peraturan yang diberikan pada saat pemebelajaran, sangat baik dapat
diartikan mampu memahami dan menjalankan setiap peraturan perkuliahan yang
telah disepakati bersama. Jadi, dosen dan mahasiswa mempunyai hibungan
pedagonis yang saling timbal balik, pada proses kegiatan pembelajaran ada
beberapa yang harus diperhatikan dalam meningkatkan konsentrasi belajar
mahasiswa.
Indikator yang kedua terkait dengan motivasi belajar mahasiswa adalah
rasa ingin tahu mahasiswa. Rasa ingin tahu merupaka modal awal yang sangat
penting dalam proses pemebelajaran. Hal yang menjadi aspek rasa ingin tahu
adalah, ketertarikan pada bahan dan materi yang disampaikan sangat bagus,
mengajukan pertanyaan terhadap materi yang disampaikan baik. Sehingga dapat
diartikan bahwa mahasiswa mampu memiliki keberanian dalam mengajukan
pertanyaan sehingga tercipta pembelajaran yang aktif dan tercipta pelbelajaran
dua arah.
Indikator yang ketiga berkaitan dengan semangat belajar, motivasi dan
semangat belajar mempunyai hubungan yang sangat penting pada kegiatan
pembelajaran, ini menunjukkan bahwa baik dosen dan mahasiswa harus
mengajukan semangat yang tinggi pada setiap pembelajaran. Aspek terkait dengan

12
semangat dalam menyampaikan ide dan pendapat pada sat pembelajaran terjadi
dengan baik, sehingga dapat diartikan bahwa mahasiswa berani dalam
menyampaikan pendapat ide dan pendapat meskipun dalam pembelajaran daring.
Indikator yang ke empat adalah kemandirian,kemandirian dalam belajar
menjadi hal yang juga penting dalam menggali setiap aspek yang akan dipelajari.
Aspek yang menjadi perhatian dalam kemandirian ialah mampu menjawab atau
mengerjakan dengan baik tugas yang diberikan dosen sangat baik.
Indikator yang kelima adalah terkait dengan kesiapan mahasiswa, aspek
yang diteliti adalah antusia mahasiswa dan siap dalam menjawab atau
mengerjakan tugas dengan baik. Kondisi pembelajaran daring pada masa pandemi
memiliki cukup keterbatasan. Hal ini, yang menjadikan beberapa dosen sering
memberi tugas kuliah, bahkan mahasiswa menganggap tugas yang diberikan pada
masa pandemi lebih banyak dibandingkan dengan perkuliahan normal pada saat
tatap muka.
Indikator yang keenam adalah terkait dengan antusias dan dorongan, sapek
yang diteliti ialah keinginan untuk mendapatkan nilai yang baik dari setiap tugas
memiliki kriteria yang sangat baiik, hal ini menunjukkan bahwa memiliki antusias
dan dorongan yang sangat kuat untuk mendapatkan nilai terbaik dari setiap tugas
yang diberikan setelah proses pembelajaran. Keinginan untuk mendapatkan nilai
terbaik haarus didorong dengan usaha dan kerja keras yang tinggi baik dalam
proses kegiatan pembelajaran maupun pada dari saat mengerjakan tugas
pembelajaran.
Indikator yang ketujuh terkait dengan pantang menyerah dalam belajar,
pantang menyerah menjadi kunci utama mahasiswa untuk mendapatkan nilai
terbaik, aspek yang diteliti adalah berdungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas
dengan sangat baik. Hal ini, menunjukan bahwa mahasiswa memiliki sika pantang
menyerah yang sangat baik dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas
yang diberikan dosen, hal ini didasari dari keinginan mahasiswa untuk
mendapatkan nilai terbaik, seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Indikator yang terakhir, yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa
pada masa pandemi adalah percaya diri, aspeknya adalah percaya diri dalam
mengerjakan tugas dengan baik, artinya mahasiwa sudah memiliki kemampuan

13
percaya diri yang baik dalam mengerjakat tugas yang diberikan dosen. Dijelaskan
bahwa mahasiswa memiliki kemampuan percaya diri yang baik dengan skor atau
hasil nilai dari tugas yang ditugaskan sudah dikerjakan. Keinginan untuk
mendapatkan nilai terbaik dari setiap pembelajaran nyatanya belum terlihat dari
kepercayaan diri mahasiswa, hal ini menunjukan beberapa mahasiswa masih
merasa kurang percaya diri terhadap tugas yang mereka kerjakan (Yani Fitriyani,
2020: 169-172 ).
Beda halnya dengan penelitian yang dilakukan Adhetya Cahyani, 2020.
Dengan menggunakan analisis dari Mann Whitney U, menunjukkan bahwa
motivasi belajar pada siswa yang mengikuti pembelajaran daring atau onlie di
tengah situasi virus Covid-19 ini menurun. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi menurunya motivaasi belajar pada masa pandemi , baik faktor
internal maupun eksternal. Bahwa faktor eksternal seperti kondisi lingkungan
belajar memberikan pengaruh terhadap menurunya motivasi belajar. Dengan
kondisi belajar yang kondusif dan mendukung, akan lebih semngat dalam belajar
sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Kondisi lingkungan belajar daring mengharuskann untuk belajar dirumah
masing-masing, guru tidak dapat mendampingi dan mendidik secara langsung,
sehingga guru tidak dapat melakukan tindakan seperti memberi hadiah, memuji,
menegur, menghukum, dan memberi nasehat. Padahal tindakan tersebut dapat
meningkatkan motivasi intristik siswa.
Berdasarkan data deskriptif siswa mengaku bahwa mengaku semangat
belajarnya menurun selama pembelajaran daring. Kondisi belajar dirumah berbeda
dengan kondisi belajar di ruang kelas. Di rumah, harus mampu belajar secra
mandiri dan menjaga kualitas belajarnya agar materi yang dipelajari dapat
dipahami dengan efektif.
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan turunya motivasi belajar siswa
adalah waktu yang tepat untuk belajar. Siswa mengaku sulit untuk menemukan
waktu yang tepat untuk belajar dirumah. Lingkungan sosial keluarga yang kurang
kondusif sehingga dapat menyebabkan tidak dapat fokus untuk belajar, sehingga
harus ada kerja sama dan dukungan orang tua agar siswa dapat tetap belajar
dengan tenang. Adanya motivasi belajar akan mendorong untuk lebih

14
bersemangat dalam belajar dan mengerjakan tugas yang diberika oleh guru supaya
menghasilkan hasi yang positif dan sesuai dengan yang diinginkan, (Adhetya
Cahyani, 2020: 126-138).

2.6 Masalah Yang Muncul Pada Pembelajaran di Masa Pandemi

Kendala mahasiswa keperawatan pada saat melakukan perkuliahan dengan


sistem daring adalah, mayoritas menyebutkan sinyal internet/jaringan. Jaringan
yang tidak stabil merupakan hambatan dalam proses pembelajaran daring.
Keberadaan fasilitas jaringan merupakan hal utama yang dalam pembelajaran
sistem daring, karena berkaitan dengan kelancaran proses pembelajaran.
Keperadaan mahasiswa yang jauh dari pusat kota atau jauh dari jangkauan internet
tentu tidak dapat melakukan pembelajaran dengan lancar.
Tentunya faktor tersebut harus diantisipasi oleh semua pihak, termasuk
mahasiswa keperawatan itu sendiri dan instansi. Seperti halnya kuota yang
terbatas, ini harus diantisipasi oleh mahasiswa maupu instansi. Institusi dapat
menerapkan beberapa langkah strategis seperti halnya menyiapkan dan
menyediakan aplikasi e-learnig yang rendah kuota (tidak memerlukan kuota
internet besar) dalam mengaksesnya, (Iskandar, 2020: 328-329).
2.6.1. Masalah pada masa pandemi
Masalah yang muncul menghambat terlaksananya efektivitas pembelajaran
dengan metode daring, (Rizqon Halal Syah Aji, 2020: 397-398). Diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Keterbatasan penguasaan teknologi informasi oleh guru dan siswa/
dosen atau mahasiswa
Kondisi guru di Indonesi tidak seluruhnya paham penggunaan
teknologi, ini bisa di lihat dari guru yang lahir sebelum tahun 1980-an.
Kendala teknologi informasi membatasi mereka dalam menggunakan
media daring. Begitu juga dengan siswa/mahasiswa yang kondisinya
hampir sama dengan guru yang dimaksud dengan pemahaman
penggunaan teknologi.
b. Sarana dan prasarana yang kurang memadai

15
Perangkat pendukung teknologi tentu mahal. Banyak di daerah
indonesia yang gurunya masih dalam kondisi ekonominya
mengkhawatirkan. Kesejahteraan guru maupun peserta didik yang
membatasi mereka dari serba terbatas dalam menikmati sarana dan
prasarana teknologi informasi yang sangat diperlukan dengan musibah
Covid-19.
c. Akses internet yang terbatas
Jaringan internet di Indonesi belum tersebar secara merata di pelosok
negri. Tidak semua lembaga pendidikan dapat menikmati internet. Jika
ada, jaringan internet kondisinya masih belum mampu mengkonver
media daring.
d. Kurangya penyedian anggaran
Biaya juga masalah yang muncul pada saat pembelajaran daring,
karena aspek kesejahteraan guru dan peserta didik masih jauh dari
harapan. Ketika menggunakan kouta internet untuk memenuhi
kebutuhan pembelajaran daring. Ada dilema dalam pemanfaatan media
daring, ketika mentri pendidikan memberikan semangat produktivitas
harus melaju, namun disisi lain kecakapan dan kemampuan finansial
guru dan peserta didik belum melaju kearah yang sama. Negara pun
juga belum hadir secara menyeluruh dalam menfasilitasi keutuhan
yang dimaksud.

16
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Wabah Virus Corona Virus (Covid-19), berdampak lebih besar terhadap


lembaga pendidikian yang ada di Inonesia maupun negara lainya. Dengan adanya
kondisi seperti ini, metode pembelajaran yang awalnya melalui metode tatap
muka langsung dialihkan menjadi pembelajaran daring. Pemebelajaran daring
bertujuan untuk menciptakan akses peserta didik untuk mendapatkan
pembelajaran yang bermutu. Persepsi adalah penafsiran yang diberikan oleh
individu terhadap stimulus yang diterimanya. Pemebelajaran daring ini, banyak
menuai persetujuan dan tidak setujunya yang dikemukakan oleh mahasiswa.
Persepsi mahasiswa keperawatan pada masa pandemi ini adalah, perlunya inovasi
terhadap pembelajaran praktikum. Karena, pemebelajaran partikum lebih mudah
dipahami dengan metode tatap muka secara langsung.

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau
tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Pada masa pandemi
seperti ini, diharapkan mahasiswa tetap memiliki motivasi belajar yang tinngi,
walaupun banyak hal yang menyebabkan motivasi belajar tersebut menurun.
Meningkatkan motivasi belajar untuk tercapainya nilai yang bagus, dan sesuai
yang diinginkan.

Motivasi dan presepsi meliki ikatan yang tidak bisa dilepaskan satu sama lain,
keduanya saling mempengaruhi. Persepsi membentuk pandangan seseorang
terhadap orang lain, dunia dan segala isinya. Pada gilirannya, pandangan personal
ini memotivasi seseorang untuk berpendirian dan bertindak tertentu.

Masalah yang terjadi pada masa pandemi, ksususnya pada kendala jaringan
internet dapat diselesaikan. Supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai dan
mahasiswa mendapatkan nilai yang bagus dan bermutu. Diharapkan permasalahan
yang lain juga dapat diatasai, untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang
optimal.

17
3.2. Saran

Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar


dapat mengetahui dan memahami motivasi dan persepsi mahasiswa keperawatan
pada masa pandemi Covid-19. Dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia tentang Teknik Pembuatan Karya Ilmiah.

18
DAFTAR PUSTAKA

Aji, R. H. (2020). Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia :Sekolah,


Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. Jurnal Sosial & Budaya Syar-i ,
Vol. 7, No. 5, 397-398.

Ali Sadikin, A. H. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19 .


Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 6, No. 2, 215.

Apriyanti. (2017). PERSEPSI MAHASISWA KEPERAWATAN MENGENAI


PEMIMBINGAN KLINIK DI AKPER DHARMA WACANA METRO .
Wacana Kesehatan Vol. 2, No.2, 225.

Arifin, H. S. (2017). ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PERSEPSI MAHASISWA UNTIRTA TERHADAP KEBERADAAN
PERDA SYARIAH DI KOTA SERANG. Jurnal Penelitian Komunikasi
dan Opini Publik, Vol. 21, 91-92.

Cahyani, A. (2020). Motivasi Belajar Siswa SMA pada Pembelajaran Daring di


Masa Pandemi Covid-19 . Jurnal Pendidikan Islam Volume 3 No. 01, 126-
138.

Dwiharini Puspitaningsih, d. (2020). PERSEPSI METODE PEMBELAJARAN


DARING DENGAN MOTIVASI MAHASISWA STIKES MAJAPAHIT .
Medica Majapahit , 85-86.

Fitriyani, Y. (2020). Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring


Selama Pandemik Covid-19. Jurnal Kependidikan, 169-172.

Hutomo Atman Maulana, M. H. (2020). Persepsi Mahasiswa terhadap


Pembelajaran Daring. Jurnal Pendidikan, Vol. 8, 224-225.

Iskandar. (2020). PENERAPAN SISTEM PEMBELAJARAN DARING PADA


MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS ABULYATAMA .
Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vol. 4, No. 2, 328-329.

19
Kamila, A. (2020). PERAN PEREMPUAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN
DALAM KELUARGA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR ANAK DITENGAH PANDEMI COVID 19 . Jurnal
Konseling Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 2, 80-81.

Prima Yulianti, M. E. (2017). EVALUASI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA


TERHADAP PERILAKU BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR
MAHASISWA DI PERGURUAN TINGGI KOTA PADANG PROVINSI
SUMATERA BARAT. Jurnal Akuntansi, Ekonomi, dan Manajemen
Bisnis, Vol. 5, No. 2 , 243.

Rahmawati, E. M. (2020). Learning From HomedalamPerspektif Persepsi


Mahasiswa Era Pandemi Covid-19. Prosiding Seminar Nasional
Hardiknas, 20-22.

Ramadhon, R. (2017). PENGARUH BEASISWA TERHADAP MOTIVASI


BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS
SRIWIJAYA. JURNAL PROFIT, Vol.4, No. 2 , 206-208.

Suci Ferdina, d. (2020). Persepsi Mahasiswa tentang Penggunaan Media


Daringpada Program Studi S1 Ilmu Gizi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Surabayaselama Masa Pandemi Corona Virus Disease(COVID-19).
Indonesian Journal of Science Learning, Vol. 1, No. 1 , 7-10.

Zamista, A. A. (2020 ). STUDENT PERCEPTION CALCULUS DURING


ONLINE LEARNING. The Original Research Of Mathematics Vol. 5, No.
1, 43.

20

Anda mungkin juga menyukai