Disusun Oleh :
NIM : P032014401037
KOTA PEKANBARU
TP. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah SWT yang telah penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis
tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta
salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
3.1. Kesimpulan.........................................................................................17
3.2. Saran...................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan masalah
1.2.1. Apa itu persepsi?
1.2.2. Apa itu motivasi?
1.2.3. Apa itu motivasi Belajar?
1.2.4. Jelaskan motivasi belajar siswa keperawatan pada masa pandemi?
1.2.5. Apa saja motivasi belajar siswa perawat pada masa pandemi?
1.2.6. Jelaskan masalah yang timbul pada pembelajaran daring?
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui dan memahami konsep persepsi.
1.3.2. Mengetahui dan memahami motivasi.
1.3.3. Mengetahui dan memahami motivasi belajar.
1.3.4. Mengetahui dan memahami presepsi mahasiswa keperawata
terhadap pembelajaran pada masa pandemi.
1.3.5. Mengetahui dan memahai motivasi belajar mahasiswa keperawatan
pada masa pandemi.
1.3.6. Mengetahui dan memahami masalah yang timbul pada
pembelajaran daring.
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi penulis
Untuk lebih memahami materi pembelajaran, pada mata
kuliah Bahasa Indonesia tentang Teknik Penulisan Karya Ilmiah.
1.4.2. Bagi pembaca
Memberikan wawasan tentang presepsi dan motivasi
mahasiswa dalam pembelajaran keperawatan pada masa pandemi.
Dan menambah pengetahuan di bidang keperawatan. Memberikan
wawasan tentang presepsi dan motivasi mahasiswa dalam
pembelajaran keperawatan pada masa pandemi. Dan menambah
pengetahuan di bidang keperawatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1. Konsep Persepsi
3
2.1.3. Faktor Yang Mempengaruhi
Kata motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “movere” yang berarti
menggerakkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa
motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau
tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi adalah
dorongan yang timbul dari diri seseorang yang menyebabkan terjadinya
perubahan untuk mencapai tujuan, kebutuhan dan keinginan. (Prima Yulianti
& Mellyna Eka Yan Fitri, 2017:243). Mc Donald (dalam Adhetya
Cahyani,2020: 126-138), mengemukan bahwa motivasi adalah suatu
perubahan energi yang terjadi pada individu yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi atau tindakan untuk mencapai sesuatu.
4
b. motivasi ekstrisik, yaitu bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang
tidak mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
a. Memberikan point/angka
Angka dalam hal ini adalah nilai Banyak peserta didik yang
beranggapan, belajar untuk mendapatkan angka atau nilai yang baik.
Oleh karena itu, langkah yang perlu dilakukan seorang guru adalah
bagaimana memberikan angka yang terkait dengan values yang
terkandung dalam setiap pengetahuan sehingga tidak hanya nilai
kognitif saja tetapi juga keterampilan afeksinya.
b. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu
demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan
menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk
suatu pekerjaan tersebut.
5
c. Saingan/kompetisi
Dapat digunakan untuk mendorong belajar siswa/mahasiswa .
Persaingan antar individual maupun kelompok dapat meningkatkan
prestasi siswa.
d. Ego
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa/mahasiswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja
keras dengan mempertahankan harga diri adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Penyelesaian tugas dengan baik
adalah simbol kebanggaan dan harga diri bagi siswa.
e. Memberi ulangan
Merupakan salah satu sarana motivasi. Tetapi dalam memberikan
ulangan jangan terlalu sering, karena siswa/mahasiswa dapat merasa
bosan.
f. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan,
akan mendorong siswa lebih giat belajar.
g. Pujian
Sebagai reinforcement yang positif, dengan pujian yang tepat akan
menciptakan suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah
belajar sekaligus akan membangkitkan harga diri.
h. Hukuman
sebagai reinforcement yang negatif. Jika hukuman diberikan secara
tepat akan bisa menjadi pembentuk motivasi diri.
i. Tujuan yang diakui
Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa
sangat berguna dan menguntungkan, yang akan timbul gairah untuk
terus belajar.
j. Minat
Minat adalam alat motivasi yang pokok. Karena proses belajar akan
berjalan lancar apabila disertai dengan minat.
6
2.3. Konsep Motivasi Belajar
7
c. Inisiatif
Peserta didik dituntut untuk memunculkan inisiatif atau ide baru yang
menunjang keberhasilan dan kesuksesan dalam menyelesaikan proses
pendidikan.
d. Optimis
Sikap gigih, tidak menyerah dalam mengejar tujuan dan percaya
bahwa tantangan selalu ada.
a. Faktor internal
1) Cita-cita dan aspirasi
Cita-cita merupakan satu faktor pendukung yang dapat memperkuat
semangat dalam belajar. Aspirasi dalah sebuah harapan atau
keinginan yang dimiliki oleh ondividu dan menjadi tujuan dari
perjuangan yang telah di mulai.
2) Kemampuan peserta didik
Segala potensi yang dimiliki baik itu dari dari segi intelektual
maupun spsikomotorik.
3) Kondisi peserta didik
Kondisi secara fisiologis juga turut mempengaruhi motivasi belajar
peserta didik. Seperti kesehatan dan panca indera. Ketika peserta
didik memiliki kesehatan dan panca inderanya dapat bekerja secara
maksimal, peserta didik telah memiliki peluang untuk mencapai
keberhasilan dalam proses pendidikannya.
4) Keadaan psikologis peserta didik yang mempengaruhi motivasi
belajar
Seperti bakat, intelejensi, sikap, persepsi, minat, unsur dinamis pada
pembelajaran.
b. Faktor eksternal
1) Kondisi lingkungan belajar, kondisi lingkungan belajar yang
kondusif akan mendukung dan memperkuat semangat belajar
peserta didik.
8
2) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, teman-teman di kelas dapat
mempengaruhi proses belajar.
3) Lingkungan sosial masyarakat, ketika peserta didik merasa diakui
keberadaanya dengan diikutsertakan dalam kegiatan masyarakat,
juga akan mempengaruhi semangatnya dalam belajar.
4) Lingkungan sosial keluarga, hubungan antar orangtua dan anak
yang harmonis dan saling menghargai juga akan mempengaruhi
motivasi anak dalam belajar.
5) Lingkungan non sosial, terbagi dua yaitu lingkungan alamiah dan
faktor instrumental. Lingkungan alamiah, artinya dukungan, kasih
sayang dan kebiasaan-kebiasaan keluarga yang baik akan turut
mempengaruhi motivasi belajar anak. Sedangkan faktor
instrumental seperti fasilitas atau sarana prasarana yang disediakan
oleh sekolah juga akan mempengaruhi semangat peserta didik
dalam belajar, (Adhetya Cahyani, 2020: 126-138).
9
dan kebingungan dalam mengerjakan tugas, dan hal yang lebih paranya adalah
selalu merasakan mengantuk.
Berbeda dengan media live zoom, media ini juga menjadi favorit
mahasiswa. Karena menurut mahasiswa media zoom lebih mudah untuk
memahami materi karena semua indra berfungsi untuk melihat grafis, visual dan
audio ceramah dari dosen langsung, lebih interaktif saat berdiskusi dan tanya
jawab karena disiarkan secara langsung. Saat berdiskusi dan tanya jawab dapat
melakukan tatap muka langsung walaupun via zoom, dan sama seperti kondisi
sebelum pandemi seperti dapat merasakan kehadiran teman yang banyak pada saat
perkuliahan dan memudahkan bukti kehadiran dan ketidakhadiran mahasiswa
(Suci Ferdiana, 2020: 7-10).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, M. Kes, didapatkan
persepsi mahasiswa keperawatan tentang pembelajaran daring selama masa
pandemi korona adalah pemahaman terhadap materi perkuliahan mengalami
kesulitan, pola belajar yang awalnya tatap muka berubah menjadi pola belajar
daring memerlukan adaptasi yang relatif sulit. Mahasiswa dituntut untuk mencoba
memahami materi yang sebelumnya belum diterima. Jika perkuliahan dilakukan
secara tatap muka, maka mahasiswa bisa langsung menyampaikan kepada dosen
apabila kurang jelas. Membaca materi yang diberikan dengan pemahaman sendiri
menimbulkan multi persepsi.
Pada masa Learning From Home menuntut mahasiswa untuk lebih kreatif,
karena pembelajaran, penugasan memerlukan penelusuran yang sifatnya daring.
Hanya sekitar sebagian mahasiswa yang kreatif. Untuk berpartisipasi secara
kreatif memerlukan fasilitas yang memadai seperti akses internet maupun alat
elektronik berupa smartphone atau laptop. Persepsi mahasiswa terhadap metode
dan strategi pembelajaran selama pembelajaran daring cukup sesuai. Metode dan
strategi pembelajaran harus menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Pada
materi yang cukup bisa diberikan dengan metode diskusi, relatif mudah diterima
mahasiswa. Tetapi materi yang bersifat praktikum lebih menbuthkan inovasi
dalam metode dan strategi penyampaian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Persepsi mahasiswa terhadap hubungan antara dosen dengan mahasiswa kurang
dekat. Kedekatan tersebut dapat terjalin melalui komunikasi intensif dua arah atau
10
daat juga komunikasi intensif melalui grup diluar perkuliahan untuk memperjelas
materi perkuliahan. Kedekatan ini termasuk rendah, karena mahasiswa terbiasa
melakukan komunikasi dengan tatap muka, sehingga pada saat pembelajaran
daring komunikasi jarang dilakukan sehingga mahasiswa mempersepsikan
kedekatan atara dosen dan mahasiswa kurang atau rendah.
Persepsi pelaksanaan tugas mahasiswa sulit dan lambat. Dalam
melaksanakan tugas mahasiswa memerlukan kompetensi pengetahuan dan
pemahaman tentang materi serta keterampilan dalam mengopersikan komputer.
Dalam pelaksanaan tugas banyak sekali melibatkan aplikasi untuk menyelesaikan
tugas, seperti Ms Word, aplikasi pembuatan e poster, vidio, vidio conference dan
lain-lain yang harus dikuasai secara mandiri, sedangkan pada pembelajaran nyata
mahasiswa bisa bekerja secara kelompok sehingga memungkinkan berbagi
informasi. Mahasiswa kurang aktif pada perkuliahan relatif besar. Mengingat
bahwa keperawatan adalah prodi bidang kesehatan . ketidakefektifan digambarkan
sebagai keengganan melakukan sesi diskusi, terlambat mengumpulkan tugas,
tidak mematuhi peraturan dosen, sampai membolos pada saat perkuliahan,
(Rahmawati & Evita Muslima Isnanda Putri, 2020: 20-22).
11
penyampaian kompetensi termasuk kriteria yang sangat baik, hal ini sangat
penting untuk menjadi cuan dalam kegiatan pembelajaran, dan mahasiswa sangat
memperhatikan kompetens dari setiap mata kuliah yang diajarkan. Memhami
intruksi dari dosen akan meningkatkan motivasi belajar. Konsentrasi terhadap
materi dan bahan ajar, menciptakan kriteria yang sangat bagus, dapat diartikan
bahwa mahasiswa memiliki konsentrasi dan fokus yang sangat baik pada kegiatan
pembelajaran, kemampuan dosen dalam menyiapkan materi dan bahan ajar
membantu mahasiswa memahami materi yang disampaikan.
Mengdengarkan dengan baik setiap penjelasan materi yang termasuk
kriteria yang baik, hal ini menunjukkan bahwa tidak selamanya proses kegiatan
secara online berjalan secara optimal. Memeperhatikan penyampaian dan
penjelasan, sangat baik. Mencatat materi yang disampaikan pada saat
pembelajaran, kegiatan mencatat poin penting dari setiap materi yang
disampaikan akan membantu mahasiswa dalam mencapai belajar yang baik.
Mematuhi peraturan yang diberikan pada saat pemebelajaran, sangat baik dapat
diartikan mampu memahami dan menjalankan setiap peraturan perkuliahan yang
telah disepakati bersama. Jadi, dosen dan mahasiswa mempunyai hibungan
pedagonis yang saling timbal balik, pada proses kegiatan pembelajaran ada
beberapa yang harus diperhatikan dalam meningkatkan konsentrasi belajar
mahasiswa.
Indikator yang kedua terkait dengan motivasi belajar mahasiswa adalah
rasa ingin tahu mahasiswa. Rasa ingin tahu merupaka modal awal yang sangat
penting dalam proses pemebelajaran. Hal yang menjadi aspek rasa ingin tahu
adalah, ketertarikan pada bahan dan materi yang disampaikan sangat bagus,
mengajukan pertanyaan terhadap materi yang disampaikan baik. Sehingga dapat
diartikan bahwa mahasiswa mampu memiliki keberanian dalam mengajukan
pertanyaan sehingga tercipta pembelajaran yang aktif dan tercipta pelbelajaran
dua arah.
Indikator yang ketiga berkaitan dengan semangat belajar, motivasi dan
semangat belajar mempunyai hubungan yang sangat penting pada kegiatan
pembelajaran, ini menunjukkan bahwa baik dosen dan mahasiswa harus
mengajukan semangat yang tinggi pada setiap pembelajaran. Aspek terkait dengan
12
semangat dalam menyampaikan ide dan pendapat pada sat pembelajaran terjadi
dengan baik, sehingga dapat diartikan bahwa mahasiswa berani dalam
menyampaikan pendapat ide dan pendapat meskipun dalam pembelajaran daring.
Indikator yang ke empat adalah kemandirian,kemandirian dalam belajar
menjadi hal yang juga penting dalam menggali setiap aspek yang akan dipelajari.
Aspek yang menjadi perhatian dalam kemandirian ialah mampu menjawab atau
mengerjakan dengan baik tugas yang diberikan dosen sangat baik.
Indikator yang kelima adalah terkait dengan kesiapan mahasiswa, aspek
yang diteliti adalah antusia mahasiswa dan siap dalam menjawab atau
mengerjakan tugas dengan baik. Kondisi pembelajaran daring pada masa pandemi
memiliki cukup keterbatasan. Hal ini, yang menjadikan beberapa dosen sering
memberi tugas kuliah, bahkan mahasiswa menganggap tugas yang diberikan pada
masa pandemi lebih banyak dibandingkan dengan perkuliahan normal pada saat
tatap muka.
Indikator yang keenam adalah terkait dengan antusias dan dorongan, sapek
yang diteliti ialah keinginan untuk mendapatkan nilai yang baik dari setiap tugas
memiliki kriteria yang sangat baiik, hal ini menunjukkan bahwa memiliki antusias
dan dorongan yang sangat kuat untuk mendapatkan nilai terbaik dari setiap tugas
yang diberikan setelah proses pembelajaran. Keinginan untuk mendapatkan nilai
terbaik haarus didorong dengan usaha dan kerja keras yang tinggi baik dalam
proses kegiatan pembelajaran maupun pada dari saat mengerjakan tugas
pembelajaran.
Indikator yang ketujuh terkait dengan pantang menyerah dalam belajar,
pantang menyerah menjadi kunci utama mahasiswa untuk mendapatkan nilai
terbaik, aspek yang diteliti adalah berdungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas
dengan sangat baik. Hal ini, menunjukan bahwa mahasiswa memiliki sika pantang
menyerah yang sangat baik dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas
yang diberikan dosen, hal ini didasari dari keinginan mahasiswa untuk
mendapatkan nilai terbaik, seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Indikator yang terakhir, yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa
pada masa pandemi adalah percaya diri, aspeknya adalah percaya diri dalam
mengerjakan tugas dengan baik, artinya mahasiwa sudah memiliki kemampuan
13
percaya diri yang baik dalam mengerjakat tugas yang diberikan dosen. Dijelaskan
bahwa mahasiswa memiliki kemampuan percaya diri yang baik dengan skor atau
hasil nilai dari tugas yang ditugaskan sudah dikerjakan. Keinginan untuk
mendapatkan nilai terbaik dari setiap pembelajaran nyatanya belum terlihat dari
kepercayaan diri mahasiswa, hal ini menunjukan beberapa mahasiswa masih
merasa kurang percaya diri terhadap tugas yang mereka kerjakan (Yani Fitriyani,
2020: 169-172 ).
Beda halnya dengan penelitian yang dilakukan Adhetya Cahyani, 2020.
Dengan menggunakan analisis dari Mann Whitney U, menunjukkan bahwa
motivasi belajar pada siswa yang mengikuti pembelajaran daring atau onlie di
tengah situasi virus Covid-19 ini menurun. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi menurunya motivaasi belajar pada masa pandemi , baik faktor
internal maupun eksternal. Bahwa faktor eksternal seperti kondisi lingkungan
belajar memberikan pengaruh terhadap menurunya motivasi belajar. Dengan
kondisi belajar yang kondusif dan mendukung, akan lebih semngat dalam belajar
sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Kondisi lingkungan belajar daring mengharuskann untuk belajar dirumah
masing-masing, guru tidak dapat mendampingi dan mendidik secara langsung,
sehingga guru tidak dapat melakukan tindakan seperti memberi hadiah, memuji,
menegur, menghukum, dan memberi nasehat. Padahal tindakan tersebut dapat
meningkatkan motivasi intristik siswa.
Berdasarkan data deskriptif siswa mengaku bahwa mengaku semangat
belajarnya menurun selama pembelajaran daring. Kondisi belajar dirumah berbeda
dengan kondisi belajar di ruang kelas. Di rumah, harus mampu belajar secra
mandiri dan menjaga kualitas belajarnya agar materi yang dipelajari dapat
dipahami dengan efektif.
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan turunya motivasi belajar siswa
adalah waktu yang tepat untuk belajar. Siswa mengaku sulit untuk menemukan
waktu yang tepat untuk belajar dirumah. Lingkungan sosial keluarga yang kurang
kondusif sehingga dapat menyebabkan tidak dapat fokus untuk belajar, sehingga
harus ada kerja sama dan dukungan orang tua agar siswa dapat tetap belajar
dengan tenang. Adanya motivasi belajar akan mendorong untuk lebih
14
bersemangat dalam belajar dan mengerjakan tugas yang diberika oleh guru supaya
menghasilkan hasi yang positif dan sesuai dengan yang diinginkan, (Adhetya
Cahyani, 2020: 126-138).
15
Perangkat pendukung teknologi tentu mahal. Banyak di daerah
indonesia yang gurunya masih dalam kondisi ekonominya
mengkhawatirkan. Kesejahteraan guru maupun peserta didik yang
membatasi mereka dari serba terbatas dalam menikmati sarana dan
prasarana teknologi informasi yang sangat diperlukan dengan musibah
Covid-19.
c. Akses internet yang terbatas
Jaringan internet di Indonesi belum tersebar secara merata di pelosok
negri. Tidak semua lembaga pendidikan dapat menikmati internet. Jika
ada, jaringan internet kondisinya masih belum mampu mengkonver
media daring.
d. Kurangya penyedian anggaran
Biaya juga masalah yang muncul pada saat pembelajaran daring,
karena aspek kesejahteraan guru dan peserta didik masih jauh dari
harapan. Ketika menggunakan kouta internet untuk memenuhi
kebutuhan pembelajaran daring. Ada dilema dalam pemanfaatan media
daring, ketika mentri pendidikan memberikan semangat produktivitas
harus melaju, namun disisi lain kecakapan dan kemampuan finansial
guru dan peserta didik belum melaju kearah yang sama. Negara pun
juga belum hadir secara menyeluruh dalam menfasilitasi keutuhan
yang dimaksud.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau
tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Pada masa pandemi
seperti ini, diharapkan mahasiswa tetap memiliki motivasi belajar yang tinngi,
walaupun banyak hal yang menyebabkan motivasi belajar tersebut menurun.
Meningkatkan motivasi belajar untuk tercapainya nilai yang bagus, dan sesuai
yang diinginkan.
Motivasi dan presepsi meliki ikatan yang tidak bisa dilepaskan satu sama lain,
keduanya saling mempengaruhi. Persepsi membentuk pandangan seseorang
terhadap orang lain, dunia dan segala isinya. Pada gilirannya, pandangan personal
ini memotivasi seseorang untuk berpendirian dan bertindak tertentu.
Masalah yang terjadi pada masa pandemi, ksususnya pada kendala jaringan
internet dapat diselesaikan. Supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai dan
mahasiswa mendapatkan nilai yang bagus dan bermutu. Diharapkan permasalahan
yang lain juga dapat diatasai, untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang
optimal.
17
3.2. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19
Kamila, A. (2020). PERAN PEREMPUAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN
DALAM KELUARGA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR ANAK DITENGAH PANDEMI COVID 19 . Jurnal
Konseling Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 2, 80-81.
20