Anda di halaman 1dari 18

PERSEPSI DAN MOTIVASI MAHASISWA

KEPERWATAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dengan Dosen
Pengampu

Drs.H.Nursal Hakim, M.Pd

OLEH :

Tiara Pratiwi
( P032014401039 )

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN RIAU
PRODI D-III KEPERAWATAN
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Persepsi Dan Motivasi Mahasiswa Keperwatan Pada
Masa Pandemi Covid-19” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bahasa Indonesia yang diampu oleh Bapak Drs.H.Nursal Hakim, M.Pd.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang “Persepsi Dan Motivasi Mahasiswa Keperwatan Pada Masa Pandemi
Covid-19” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.H.Nursal Hakim, M.Pd
selaku dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 19 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2

1.3 Tujuan .................................................................................................... 2

1.4 Manfaat .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4

2.1 Konsep Persepsi ..................................................................................... 4

2.2 Gambaran Presepsi Mahasiswa Tentang Pembelajaran Keperawatan Pada


Masa Pandemi ........................................................................................ 7

2.3 Konsep Motivasi .................................................................................. 10

2.4 Gambaran Motivasi Belajar Tentang Keperawatan Saat Pandemi ......... 11

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 13

3.2 Saran .................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Covid-19 saat ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia. World


Health Organisation (WHO) telah menyatakan Covid-19 sebagai pandemi pada
11 Maret 2020. Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi semua sistem pendidikan
di seluruh jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai pergurun
tinggi. Proses pembelajaran peserta didik dalam kelas harus dirubah metodenya
dengan learning from home. Persepsi mahasiswa perlu diukur sebagai bahan
evaluasi untuk perbaikan kualitas pelaksanaan learning from home sehingga
tujuan pembelajaran bisa tercapai. (Rahmawat & Evita MuslimaIsnanda Putri,
2020 : 24)

Untuk mencapai pembelajaran yang efektif harus didasarkan pada


pemahaman tentang bagaimana mahasiswa belajar. Perkembangan teori belajar
dari perspektif konstruktivisme menyebutkan bahwa pengetahuan tidak pasif
diterima oleh invididu tetapi dibangun oleh individu. Individu akan belajar lebih
baik apabila mereka secara aktif mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman
mereka. Mahasiswa yang menyesuaikan diri dengan baik akan terlibat dalam
pembelajaran. Keterlibatan mahasiswa dalam konteks pendidikan merujuk pada
waktu, energi, dan sumber-sumber yang dicurahkan oleh mahasiswa untuk
kegiatan yang dirancang dalam meningkatkan pembelajaran apalagi pada sistem
pembelajaran daring ini. Mahasiswa membutuhkan energi yang mendorong agar
dapat terlibat aktif dalam proses belajar.

Peran presepsi mahasiswa mengenai pembelajaran dan motivasi akan


mendorong mahasiswa memiliki strategi yang sesuai untuk mengarahkan
belajarnya, memperoses informasi dengan mendalam yang kemudian
menghasilkan pencapaian belajar yang lebih baik (Suryani, Rossi Sanusi,
Tridjoko, & Hadiant ,2017: 193). Pertanyaan penting bagi mahasiswa adalah “

1
bagaimana presepsi mahasiswa tentang kegiatan pembelajaran dan motivasi apa
yang mendorong semangat para mahasiswa terutama dalam jurusan keperawatan
pada masa pandemi Covid-19 ini?” Institusi perlu mengidentifikasi bagaimana
cara mendorong mahasiswa agar mereka bisa mengatur proses belajar mereka
sendiri, mengevaluasi tingkat pengetahuan yang telah dicapai , dan melihat area
yang membutuhkan perbaikan termasuk menyediakan fasilitas belajar yang
mendukung mahasiswa.

Motivasi akan mengarahkan perilaku dan usaha mahasiswa yang terlihat


dari cara mahasiswa memilih suatu strategi belajar tertentu (surface approach atau
deep approach). Pemilihan strategi belajar tersebut kemudian mempengaruhi hasil
belajar yang didapatkan. Untuk itu, diperlukan adanya peran institusi dalam
menyediakan fasilitas belajar yang baik yang mendukung proses belajar
mahasiswa.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana persepsi mahasiswa tentang pembelajaran keperawatan


pada saat pandemi?

1.2.2 Bagaimana motivasi belajar mahasiswa keperawatan saat pandemi?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui persepsi mahasiswa tentang pembelajaran keperawatan


saat pandemi.

1.3.2 Mengetahui motivasi belajar mahasiswa tentang keperawatan saat


pandemi.

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat
dari pembahasan makalah adalah sebagai berikut.

1.4.1 Bagi pembaca yaitu dapat mengetahui mengenai persepsi


mahasiswa tentang pembelajaran keperawatan dan motivasi belajar
tentang keperawatan saat pandemi.

2
1.4.2 Bagi penulis yaitu untuk melatih kedisiplinan , pola pikir serta
kemampuan untuk belajar membuat makalah.

3
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Konsep Persepsi

2.1.1 Pengertian Persepsi

Mauidlotul Alifah dan Nana Rochana (2017:8) berpendapat bahwa


persepsi merupakan suatu tanggapan bagaimana seseorang melihat, mendengar,
merasakan, memberi, dan meraba yang dimulai dari suatu kesan terhadap
rangsangan. Persepsi yang baik akan memberikan dorongan bagi mahasiswa
dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Pembimbingan yang efektif dalam
pendidikan keperawatan dibutuhkan untuk memfasilitasi dan mempersiapkan
mahasiswa dengan baik, menentukan tujuan, metode pembelajaran dan metode
evaluasi.

Ambran Purba (2019:9) berpendapat bahwa persepsi merupakan suatu


proses yang dipelajari melalui interaksi dengan lingkungan sekitar.
Persepsisesorang timbul sejak kecil melalui interaksi dengan manusia lain. Dalam
pengertianpersepsitersebut terdapat dua unsurpenting,yakni interprestasi dan
pengorganisasian. Interprestasi merupakan upaya pemahaman dari individu
terhadap informasi yang diperolehnya,sedangkan perorganisasian adalah proses
mengelola informasi tertentu agar memiliki makna.

Persepsi Merupakan suatu proses penerimaan terhadap rangsangan hingga


dapat membantu aktivitas dalam diri seseorang itu sendiri. Proses internal
dimungkinkannya tindakan memilih, melihat , apa yang dirasakan, dan
menafsirkan dari luar tubuh seseorang, dan proses tersebut berpengaruh terhadap
perilaku diri individu ( Dhanang , 2019). Kamus besar psikologi, persepsi
diartikan sebagai suatu proses pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan
menggunakan indra-indra yang dimiliki sehingga ia menjadi sadar akan segala
sesuatu yang ada dilingkungannya.

Zuhri Ahfadh ( 2020:13 ) menyatakan bahwa persepsi adalah pengamatan


yang dilakukan seseorang dengan menggunakan panca indranya untuk memahami

4
suatu objek yang menjadi tujuan dari pengamatan agar mendapatkan informasi
yang akurat dan dapat beradaptasi di dalam lingkungannya dengan cara
memahami keadaan sekitar atau objek tertentu.

2.1.2 Proses Terjadinya Persepsi

Persepsi dapat dilakukan dengan cara menggunakan panca indra seseorang


yang sedang melakukan persepsi. Akan tetapi, bagaimana seseorang tersebut
memahami bahwa dirinya sedang melakukan persepsi atau tidak. Oleh karena itu,
Zuhri Ahfadh ( 2020:20 ) menyatakan bahwa ada beberapa langkah proses
terjadinya persepsi, yaitu:

 Proses fisik atau kealaman yaitu tanggapan tersebut dimulai dengan objek
yang menimbulkan stimulus dan akhirnya stimulus itu mengenai alat indra
atau reseptor.
 Proses fisiologis yaitu stimulus yang diterima oleh alat indra kemudian
dilanjutkan oleh syaraf motorik ke otak.
 Proses psikologis yaitu proses yang terjadi dalam otak sehingga seseorang
dapat menyadari apa yang terjadi di dalam otak, sehingga seseorang dapat
menyadari apa yang diterima dengan indra tersebut sebagai akibat dari
stimulus yang diterimanya.

2.1.3 Syarat Terjadinya Persepsi

Menurut Dhanang Budi Raharji (2019:8) persepsi merupakan pendahuluan


pada proses pengindraan yaitu dengan penerimaan stimulus oleh reseptor,
berikutnya diteruskan ke otak atau pusat saraf. Pengorganisasian dan
interpretasisebagai proses psikologis. Dimana pada akhirnya individu menyadari
tentang apa yangdilihat dan didengar. Adapun syarat-syarat terjadinya persepsi
adalah sebagai berikut:

 Ada objek untuk dipersepsikan;


 Ada perhatian sebagai langkah awal persiapan untuk mengolah persepsi
yang diterima;

5
 Ada alat indera penerimaan stimulus;
 Saraf sensoris lalu meneruskan ke otak untuk dimunculkan respon terkait
hal tersebut;

Menurut Dhanang Budi Raharji (2019:8), faktor yang berperanpenting


pada persepsi diantaranya yaitu:

a) Objek dipersepsikan Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat


indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang
mempersepsikan, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang
bersangkutan yang langsung mengenai saraf penerima yang bekerja
sebagai reseptor.
b) Alat indera, saraf, dan pusat susunan saraf alat indera atau reseptor
merupaka alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada
saraf sensoris sebagai alta untuk meneruskan stimulus yang diterima
reseptor ke pusat susunan saraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
c) PerhatianUntuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan
adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu
persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Saleh (2004:23), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi


adalah sebagai berikut:
a) Perhatian yang selektif dalam kehidupan manusia setiap saat akan
menerima banyak sekali rangsangan dari lingkungannya, meskipun
demikian seseorang tidak harus menghadapi semua rangsangan yang
diterimanya, untuk itu individu harus memusatkan perhatiannya pada
rangsangan-rangsang tertentu saja.
b) Ciri-ciri rangsang, rangsangan yang bergerak diantara yang diam akan
lebih menarik perhatian, demikian juga rangsang yang paling besar
diantaranya yang kecil yang latar belakangnya kontras dan intensitas
rangsangannya paling kuat yang akan menarik perhatian.

6
c) Pengalaman dahuluPengalaman terdahulu merupakan hal yang sangat
mempengaruhi bagaimana seseorag mempersepsikan sesuatu.
d) Sikap dan pendidikan (pengetahuan)Sikap adalah kecenderungan untuk
bertindak, berpersepsi, berfikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide,
situasi ataunilai. Sikap akan menentukan apakah seseorang akan pro atau
kontra terhadap sesuatu; menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan
diinginkan; mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus
dihindari. Sedangkan pendidikan (pengetahuan) yang dimiliki seseorang
dapat membentuk kepercayaan dari individu tersebut (Rahman, 2013:34).
e) Lingkungan Persepsi kita tentang sejauh mana lingkungan memuaskan
atau mengecewakan kita, akan mempengaruhi perilaku kita dalam
lingkungan itu (Rahman, 2013:34).

2.2 Gambaran Presepsi Mahasiswa Tentang Pembelajaran Keperawatan

Pada Masa Pandemi

Pengertian dari persepsi adalah suatu pandangan, gambaran atau anggapan


yang muncul pada seseorang terhadap suatu objek atau peristiwa yang telah
diamati melalui pengindraan. Maka persepsi mahasiswa adalah tanggapan
mahasiswa terhadap pengalaman yang didapat dan didahului oleh pengindraan
(Abidin et al., 2019). Sedangkan keperawatan memiliki arti, Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga, dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh siklus hidup manusia. Keperawatan juga dapat dipahami sebagai
pelayanan atau asuhan keperawatan profesional yang bersifat humanistik,
menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada
standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai
tuntunan utama.

7
Pada masa pandemi ini mahasiswa memiliki presepsi yang berbeda-beda
dalam menanggapi pembelajaran terutama pembelajaran keperawatan . Penelitian
Dwiharini Puspitaningsih dan Siti Rachma (2020:90) yang dilakukan pada
mahasiswa keperawatan menunjukkan bahwa mahasiswa dapat mengakses
perkuliahan daring dapat secara biasa oleh mahasiswa sebesar 73,2%, sedangkan
mahasiswa yang mengalami kesulitan sebesar 20,9%dan terdapat 5,9 %
mahasiswa yang sangat sulit untuk mengakses pembelajaran secara daring.
Kesulitan tersebut karena beberapa hal antara lain yang utama adalah kondisi
jaringan yang tidak stabil atau tidak memadai untuk melaksanakan pembelajaran
daring.

Berdasarkan penelitian Fitria Prabandari dan Sumarni (2020:9) terdapat


pengaruh antara persepsi pembelajaran daring (e-learning) yang di lakukan pada
masa pandemi ini terhadap kepuasan mahasiswa . Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa masih belum puas dengan metode
pembelajaran e-learning. Oleh karena itu, diharapkan dosen lebih variatif dalam
melakukan pembelajaran e-learning dan memperhatikan beban tugas mahasiswa
agar tetap seimbang sesuai kondisi dan kebutuhan pembelajaran.

Menurut Iskandar, Syarifah Masthura dan Cut Oktaviyana (2020:333)


faktor penting yang memengaruhi presepsi mahasiswa terhadap pembelajaran
daring adalah kuota yang terbatas, ini harus diantisipasi oleh mahasiswa maupun
istitusi. Institusi dapat menerapkan beberapa langkah strategis sepertihalnya
menyiapkan dan menyediakan aplikasi e-learning yang rendah kuota (tidak
memerlukankuota internet besar) dalam mengaksesnya.

Beberapa hambatan tentu akan ditemukan dalam proses pembelajaran


daring, sehingga mahasiswa pun pada umumnya harus mencari sendiri solusi akan
hambatan yang dihadapi. Berbagai hambatan yang ditemukan selama dalam
proses pembelajaran daring dapat berpengaruh terhadap kondisi psikis mahasiswa,
sehingga diperlukan adanya solusi atas berbagai hambatan tersebut, misalnya
kemampuan dalam pengelolaan stres yang dihadapi. Kondisi ini menjadi hal yang
menarik dikaji mengingat sistem pembelajaran daring ini pertama kali dilakukan
oleh seluruh mahasiswa secara serentak (Jamaluddin, dkk. 2020:23).

8
Penerapan belajar dari rumah tentunya berpengaruh terhadap kondisi para
mahasiswa dan dosen yang mengajar di pada semua institusi yang ada terutama
politeknik kesehatan. Walaupun era revolusi industri 4.0 pembelajaran daring
mampu memberikan layanan yang menarik dan efektif, tetap saja dalam
pelaksanaanya memiliki tantangan sendiri. Sebagai calon perawat bukan hanya
dituntut untuk ahli dalam merawat pasien di rumah sakit, komunitas maupun
diberbagai fasilitas kesehatan, tetapi dituntut juga dapat menggunakan sistem
pembelajaran daring ketika melakukan edukasi kesehatan pada pasien.

Menurut Isman (2020:45) Penggunaan pembelajaran moda daring dalam


pembelajaran akan berdampak positif baik terhadap institusi, dosen, maupun
mahasiswa. Manfaat tersebut akan memberi keuntungan kepada masing-masing
pihak, diantaranya :

 Institusi dapat mengatasi keterbatasan kelas apabila kelas perkuliahan


kurang sekiranya perkuliahan dilaksanakan secara tatap muka. Keluhan
selama ini bisa teratasi dengan adanya pembelajaran daring.
 Dosen dapat memanfaatkan waktu luang untuk melakukan penelitian
danpengabdian kepada masyarakat.Kurangnya para dosen
melakukanpenelitian dan pengabdian kepada masyarakat selama ini
disinyalir karena kurangnya waktu. Dengan banyaknyawaktu luang
keluhan waktu selama inidapat teratasi.
 Mahasiswa, terutama mahasiswa yang kuliah sambil bekerja sangat
terbantu sekali karena tidak perlu datang ke kampus untuk belajar cukup
melalui internet. Belajar melalui daring dapat dilakukan kapanpun dan di
mana saja. Di samping itu, juga dapat mengatasi keterbatasan biaya karena
pembelajaran daring lebih hemat biaya.

Presepsi yang di tunjukkan oleh mahasiswa berbeda-beda dalam


menanggapi pembelajaran terutama pembelajaran keperawatan pada masa
pandemi ini tergantung pada faktor- faktor yang memengaruhinya. Diantaranya
adalah :

 Jaringan atau ketersediaan kuota.

9
 Metode yang digunakan dosen saat mengajar.
 Pemahaman terhadap tipe media yang digunakan saat pembelajaran.

2.3 Konsep Motivasi

2.3.1 Pengertian Motivasi

Berdasarkan berbagai definisi tentang motivasi, disimpulkan motivasi


belajar mahasiswa adalah sebagai suatu keadaan dalam diri mahasiswa yang
mendorong dan mengarahkan perilakunya pada tujuan yang ingin dicapainya
dalam mengikuti pendidikan tinggi. Idealnya, tujuan mahasiswa dalam mengikuti
pendidikan tinggi adalah untuk menguasai bidang ilmu yang dipelajarinya.
Sehingga dalam mempelajari setiap bahan pembelajaran, mahasiswa terdorong
untuk menguasai bahan pembelajaran tersebut dengan baik, dan bukan hanya
untuk sekedar lulus meski dengan nilai yang sangat baik sekalipun.

2.3.2 Faktor- faktor Motivasi

Menurut Irmalia Susi Anggraini (2020: 103-113) faktor-faktor yang


memengaruhi motivasi adalah :
 Kehilangan harga diri, pengaruh dari hilangnya harga diri bagi orang
dewasa sangat besar. Tanpa harga diri, mahasiswa akan berlaku sangat
emosional dan pasti menurunkan motivasi belajarnya.
 Ketidaknyamanan fisik, fisik merupakan aspek fisiologis/penampakan
yang penting untuk meningkatkan motivasi belajar. Seorang mahasiswa
biasanya selalu memperhatikan penampilan fisiknya.
 Frustrasi ,Kendala, dan masalah hidup yang dihadapi oleh Mahasiswa
merupakan hal yang harus dijalani.
 Teguran yang tidak dimengerti Mahasiswa, tidak hanya manusia yang
mempunyai pemikiran dan pengalaman luas tapi juga prasangka yang
besar pula kesulitan dan dapat saja ia lupa atau sengaja untuk
menampilkan soal-soal ujian yang sulit atau belum diajarkanya karena
berbagai sebab.

10
 Materi terlalu sulit/mudah Materi pembelajaran dapat diukur dengan
menerapkan pratest dan pengidentifikasian sasaran mahasiswa.

2.4 Gambaran Motivasi Belajar Tentang Keperawatan Saat Pandemi

Motivasi merupakan konsep yang digunakan untuk menggambarkan


dorongan-dorongan yang timbul pada atau di dalam seseorang individu yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku. Motivasi akan mengarahkan perilaku
terhadap tujuan tertentu. Motivasi diri merupakan suatu pengertian yang
mencakup penggerak, keinginan, rangsangan, hasrat, pembangkit tenaga, alasan
dan dorongan dari dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu
(Sulfemi & Qodir, 2017: 34).

Motivasi pada individu sangat penting karena motivasi yang dimiliki akan
mempengaruhi perilaku seseorang termasuk dalam kegiatan belajarnya. Tinggi
rendah motivasi yang dimiliki seseorang mempengaruhi timbulnya keinginan
untuk belajar dan banyaknya materi yang akan dipelajari karena motivasi inilah
yang memberi kekuatan dan arah pada tingkah laku yang ditampilkan individu
(Atkinson, 1964 dalam Admin, 2019: 45).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sadikin & Hamidah (2020:35)


beberapa kendala yang dialami mahasiswa sehingga menyebabkan penurunan
motivasi dan merupakan tantangan dalam perkuliahan daring adalah lemahnya
pengawasan terhadap mahasiswa, kurang kuatnya sinyal di daerah pelosok, dan
mahalnya biaya kuota. Namun, metode perkuliahan daring juga memberikan
keuntungan lain yaitu meningkatkan kemandirian belajar, minat dan motivasi,
keberanian mengemukakan gagasan dan pertanyaan (Sadikin & Hamidah,
2020:234).

Beberapa penelitian lain juga menyebutkan bahwa motivasi mahasiswa


dalam melaksanakan metode perkuliahan daring sangat baik. Salah satu faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar adalah relevance. Relevance adalah persepsi
seseorang terhadap kepuasan kebutuhan personal dalam hubungannya dengan
instruksi atau jika keinginan atau tujuan diterima dan berkaitan dengan kegiatan

11
yang diinstruksikan. Dengan demikian, mahasiswaakan termotivasi untuk
melakukan pembelajaran daring jika kepuasan dirasakan karena kebutuhan
personalnya terpenuhi lewat instruksi atau tugas yang diberikan (Pramitasari, et
al., 2018).

Motivasi dianggap sebagai faktor penting untuk keberhasilan belajar


termasuk dalam lingkungan belajar daring, sehingga perlunya mempertimbangkan
kembali motivasi belajar di lingkungan belajar yang pemanfaatan teknologi,
dengan alasan tersebut maka penting bagi para peneliti dalam dunia pendidikan
untuk mengkaji secara mendalam tentang bagaimana motivasi mahasiswa pada
pembelajaran daring terlebih kegiatan pembelajarannya dilakukan selama masa
Pandemi Covid-19 dikaitkan dengan persepsi mahasiswa dalam melaksanakan
metode pembelajaran daring (Fitriyani, et al., 2020).

Motivasi, Kepercayaan, dan Action (MBA) adalah tiga faktor yang


mempengaruhi perilaku seseorang. Adanya motivasi dimulai dengan mimpi atau
keinginan dan biasanya disertai dengan antusiasme, apabila seseorang
bersemangat terhadap tujuannya dan merasakan kepercayaan yang kuat dalam
hati, maka sesorang tersebut akan berusaha untuk mencapainya. Dan tanpa
kepercayaan, seseorang juga mungkin tidak akan melakukan apa pun yang telah
ditetapkan untuk dilakukan. Sedangkan aksi adalah sebagai mitra dari motivasi
dan kepercayaan, tindakan akan menjadi akhir untuk mencapai sesuatu (Rahardja,
et al., 2019).

Berdasarkan penelitian-penelitian di atas dapat dipahami bahwasannya


motivasi belajar para mahasiswa dari berbagai institusi menurun drastis
khususnya bagi mahasiswa keperawatan. Hal ini dikarenakan banyaknya kendala
yang dialami oleh para mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan.
Contohnya adalah terhambatnya praktik klinik yang seharusnya dilakukan oleh
para mahasiswa keperawatan .Selain itu, kondisi jaringan yang tidak mendukung
turut menyumbang penurunan motivasi belajar mahasiswa keperawatan. Untuk itu
peran institusi dalam memfasilitasi serta memberikan dorongan secara mental
merupakan syarat penting dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Persepsi mahasiswa adalah tanggapan mahasiswa terhadap pengalaman


yang didapat dan didahului oleh pengindraan. Presepsi yang di tunjukkan oleh
mahasiswa dalam menanggapi pembelajaran keperawatan pada masa pandemi ini
berbeda-beda, tergantung pada faktor - faktor yang memengaruhinya, diantaranya
adalah jaringan atau ketersediaan kuota, metode yang digunakan dosen saat
mengajar, dan pemahaman terhadap tipe media yang digunakan saat
pembelajaran. Persepsi sangat mempengaruhi munculnya motivasi belajar di
dalam diri mahasiswa. Motivasi belajar mahasiswa adalah sebagai suatu keadaan
dalam diri mahasiswa yang mendorong dan mengarahkan perilakunya pada tujuan
yang ingin dicapainya dalam mengikuti pendidikan tinggi. Motivasi Merupakan
faktor penting untuk keberhasilan belajar terlebih kegiatan pembelajarannya
dilakukan selama masa Pandemi Covid-19 dengan melaksanakan metode
pembelajaran daring

3.2 Saran

Sebagai mahasiswa keperawatan hendaknya kita mampu menuhbuhkan


presepsi positif selama pelaksanaan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19
ini, agar menciptakan motivasi belajar yang dapat meningkatkan presetasi dalam
proses pembelajaran. Selain itu, perlunya peran institusi dalam memfasilitasi serta
memberikan dorongan secara mental kepada para mahasiswa.

13
DAFTAR PUSTAKA

Argaheni*, N. B. (2020). Sistematik review: Dampak Perkuliahan Daring Saat


Pandemi Covid-19 Terhadap Mahasiswa Indonesia. Jurnal ilmiah
kesehatan dan aplikasinya volume 8 , 99-109.

Dewi, E. U. (2020). Analisis Persepsi Mahasiswa Terhadap Preceptor Pada


Pembelajaran Metode Online Stase Keperawatan Gerontikdi Masa
Pandemi Covid-19. Jurnal Penelitian , 42-51.

Dewi, E. U. (2020). Pengaruh Kecemasan Saat Pembelajaran Daring Masa


Pandemi Covid-19 Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Stikes William
Surabaya. Jurnal Penelitian , 18-24.

Fitriyani, Y. (2020). Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring


Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Kependidikan Volume.6 No.2 , 165-
175.

Hamzah. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Stres


Akademik Pada Mahasiswa Stikes Graha Medika. indonesian Journal for
Health SciencesVol.4, No.2 , 59-67.

Jayanti. (2017). Hubungan Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Pengajaran


Dosen Dengan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Keperawatan Semester
Viiiprogram A Universitas Udayana. Jurnal Keperawatan , 1-7.

Khasanah, D. R. (2020). Pendidikan Dalam Masa Pandemi Covid-19. Jurnal


Sintesia volume 10 , 41-49.

Megawanty, P. (2020). Persepsi Peserta Didik Terhadap PJJ Padea Masa Pandemi
Covid-19. Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol.7 , 75-82.

Puspitaningsih, D. (2020). Persepsi Metode Pembelajaran Daring Dengan


Motivasi Mahasiswa Stikes Majapahit . Vol 12. No. 1 , 84-93.

14
Rahmawati. (2020). Learning From Home dalam Perspektif Persepsi Mahasiswa
Era Pandemi Covid-19. jurnal keperawatan , 17-25.

Suryani*, R. S. (2017). Persepsi Mahasiswa Mengenalingkungan Belajar Klinik


Dan Motivasi Belajar Pada Suatu Program Studi Ners. urnal Pendidikan
Kedokteran Indonesia Vol. 6 | No. 3 | , 185-194.

15

Anda mungkin juga menyukai