Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawatan kesehatan China secara tradisional diberikan oleh petugas medis


dan profesi keperawatan tidak benar-benar ada. Perawat modern berevolusi setelah
kedatangan misionaris Barat di akhir abad ke-19. Sepanjang abad ke-20,
perkembangan keperawatan sangat dipengaruhi oleh iklim politik, terutama selama
Revolusi Kebudayaan 1966-1976, ketika sebagian besar sekolah perawat tutup.
Sekarang ada lebih dari 1,2 juta perawat China, dengan sekitar 98,6 perawat per
100.000 penduduk. Pendidikan dan pelatihan sangat dipengaruhi oleh model medis,
dengan mayoritas perawat China berpendidikan dalam program sekunder 2 sampai 4
tahun lamanya. Aspek penting dari praktik keperawatan tercermin dalam pemahaman
budaya Cina tentang kesehatan. Bagi orang Tionghoa, penyakit terjadi bila ada
ketidakharmonisan antara pasien dan lingkungannya. Dengan demikian, komponen
besar pengobatan tradisional Tiongkok berfokus pada pemulihan keseimbangan
keseluruhan ini, dan bukan sekadar mengobati gejala. Isu masa depan untuk
keperawatan China mencakup peningkatan semua program pendidikan perawat ke
tingkat sarjana, memperluas basis penelitian ilmiah dan meningkatkan hubungan
internasional.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi homecare ?


2. Apa definisi konsep complementer dan alternatif terapi ?
3. Apa saja tipe terapi alternatif dan komplementer ?
4. Bagaimana terapi latihan fisik di Cina ?
5. Bagaimana peran perawat homecare dalam terapi komplementer ?
6. Apa perbedaan terapi akupuntur di Cina dengan Jepang ?

1
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi homecare


2. Untuk mengetahui definisi konsep komplementer dan alternatif terapi
3. Untuk mengetahui tipe terapi alternatif dan komplementer
4. Untuk mengetahui terapi latihan fisik di Cina
5. Untuk mengetahui peran perawat homecare dalam terapi komplementer
6. Untuk mengetahui perbedaan terapi akupuntur di Cina dengan Jepang

D. Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas makalah ini,maka materi-materi yang tertera pada
makalah ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika
penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang rumusan masalah,tujuan dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori berupa definisi,konsep terapi komplementer,tipe terapi


alternatif komplementer,terapi latihan fisik di cina,peran perawat homecare dalam
terapi komplementer, perbedaan terapi akupuntur di Cina dengan Jepang yang diambil
dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan makalah ini.

BAB III KESIMPULAN

Bab ini berupa kesimpulan yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem
berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi Home care

Home care adalah diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal
pasien yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan
kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat
dari penyakit ( Depkes, 2002 ). Menurut American of Nurses Association (ANA)
tahun 1992 pelayanan kesehatan di rumah ( home care ) adalah perpaduan
perawatan kesehatan masyarakat dan keterampilan teknis yang terpilih dari
perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi,
perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal bedah. Berdasarkan
definisi di atas, dapat disimpulkan perawatan kesehatan di rumah seperti beberapa
hal, Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan
memandirikan klien dan keluarganya. Pelayanan kesehatan diberikan di tempat
tinggal klien dengan melibatkan klien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut
berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan.
Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal,
asuhan keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan
dewasa, dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa
dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.
Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :
Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio-
psiko- sosio- spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan
observasi, dan wawancara langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat
perencanaan, dan melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan
ketrampilan tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang
menyimpang, baik tindakan-tindakan keperawatan atau tindakan-tindakan
pelimpahan wewenang (terapi medis), memberikan penyuluhan dan konseling
kesehatan dan melakukan evaluasi.
Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien,
dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat
untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan kepertawatan yang

3
diberikan. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan
secara berkelompok.

B. Konsep komplementer dan alternatif terapi

Terapi non-konvensional merupakan salah satu dari terapi medis alternatif


atau komplementer. Terapi komplementer (complementary therapies) adalah
semua terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang
direkomendasikan oleh penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu (Perry,
Potter, 2009). Definisi CAM yang disepakati adalah suatu bentuk penyembuhan
yang bersumber pada berbagai sistim, modalitas dan praktek kesehatan, yang
didukung oleh teori dan kepercayaan. Termasuk didalamnya latihan atau usaha
untuk menyembuhkan diri sendiri. CAM digunakan untuk mencegah dan
menyembuhkan penyakit atau juga untuk meningkatkan taraf kesehatan.
Walaupun demikian ada perbedaan antara alternatif dan komplementer.Terapi
alternatif adalah terapi di luar terapi konvensional. Sementara komplementer
berarti pelengkap bagi terapi konvensional yang ada dan telah terbukti
bermanfaat.Terapi alternatif (alternative therapies) meliputi intervensi yang sama
dengan terapi komplementer, tetapi sering kali menjadi pengobatan primer yang
mengganti pelayanan medis alopatik. Kedua terapi alternatif dan komplementer
bervariasi derajatnya di mana mereka cocok dengan pengobatan alopatik

C. Tipe terapi alternatif dan komplementer

1) Sistem medis alternatif-dibangun di antara sistem teori dan praktik yang


lengkap
a. Akupuntur : suatu metode tradisional china yang menghasilkan analgesia
atau perubahan fungsi sistem tubuh dengan cara memasukan jarum tipis di
sepanjang rangkaian garis atau jalur yang disebut meridian. Manipulasi
jarum langsung pada meridian energi akan mempengaruhi organ internal
dalam dengan pengalihan qi (shi).
b. Ayurveda : sistem pengobatan tradisional hindu yang digunakan di India
sejak abad pertama AD. Suatu kombinasi obat seperti herbal, obat
pencahar, dan minyak gosok untuk mengobati penyakit.

4
c. Pengobatan Homeopatik : sistem pengobatan medis didasari pada teori
bahwa penyakit tertentu dapat diobati dengan memberikan dosis kecil
substansi yang pada individu sehat akan menghasilkan gejala seperti
penyakit. Substansi yang dianjurkan tersebut adalah obat yang dibuat dari
tumbuh-tumbuhan alami, hewan, atau substansi mineral.
d. Praktik Amerika Latin : sistem medis curanderismo, di mana memasukan
suatu model humonal untuk mengklasifikasikan makanan, aktifitas, obat-
obatan, dan penyakit serta rangkaian penyakit masyarakat.
e. Praktik Amerika Asli : terapi termasuk keringat dan pembersihan, obat-
obatan herbal, dukun sihir (dukun membuat hubungan dengan roh untuk
menanyakan petunjuk dalam memberikan pengobatan kepada individu).
f. Pengobatan Naturopatik : sistem terapeutik didasarkan pada makanan
alami, cahaya, kehangatan, pijatan, air segar, olahraga teratur, dan
menghindari pengobatan. Mengenali kemampuan penyembuhan alami
tubuh. Pengobatan menggabungkan terapi tradisional alami dengan ilmu
pengetahuan diagnostik terkini termasuk pengobatan botanikal (tumbuh-
tumbuhan).
g. Pengobatan tradisional China (Asian) : kumpulan teknik dan metode
sitematik termasuk akupuntur, pengobatan herbal, pijatan, akupresur,
muxibistion (menggunakan panas dari herbal yang dibakar).
2) Terapi secara Biologis-Menggunakan Substansi dari Alam, seperti Herbal,
Makanan, dan Vitamin
a. Obat-obatan tradisional herbal China : lebih dari 50.000 jenis tabaman
obat, banyak yang telah diteliti secara luas. Herbal dipertimbangkan
sebagai tulang belakang pengobatan.
b. Herbal Ayuveda : sistem herbal tradisional Hindu yang telah digunakan
lebih dari 2000 tahun.
.

D. Terapi latihan fisik di Cina


5
Pengobatan tradisional china (Traditional Chinese Medicina) terdiri dari
beberapa modalitas, termasuk herbal, akupuntur, moxibustion, diet, olahraga, dan
meditasi. TCM sudah berusia ribuan tahun dan berakar dari Taoisme. Ada
beberapa konsep utama yang merupakan pengobatan China. Konsep yang paling
adalah Yin-Yang yang menggambarkajn fenomena berlawanan yang saling
melengkapi dan berada dalam keseimbangan yang dinamis. Qi (di baca Chi)
didefinisikan sebagai energi vital dari tubuh manusia. Penyakit diklasifikasikan
dalam tiga kategori utama, yaitu : penyebab eksternal, penyebab internal, dan
bukan penyebab internal maupun eksternal (Perry, Potter, 2009 ). elemen, yaitu
terdiri atas : bumi, logam, air, kayu, dan api. Berbagai fenomena kesehatan
disususn menurutfase tersebut dan saling berhubungan satu sama lain. Berikut
jenis-jenis pengobatan tradisional China, yaitu :
a) Akupuntur : akupuntur merupakan metode stimulasi titik tertentu
(akupoin) pada tubuh dengan memasukan jarum khusus untuk
memodifikasi persepsi rasa nyeri. Menormalkan fungsi fisiologis, serta
mengobati atau mencegah penyakit. Akupuntur mengatur atau meluruskan
kembali aliran qi. Menurut pengobatan tradisional China, jarum akupuntur
melepskan obstruksi energi dan membangun kembali aliran qi melalui
meridian, selanjutnya menstimulasi dan mengaktifkan mekanisme
penyembuhan diri oleh tubuh. Penggunaan arus listrik lemah dan kuat
meningkatkan efek dari jarum tersebut (Fontaine, 2005).
Akupuntur merupakan modalitas pengobatan primer yang digunakan
oleh praktisi pengobatan China. Masalah terbanyak yang dapat diobati
dengan akupuntur meliputi nyeri punggung bagian bawah, nyeri pada otot
wajah, sakit kepala ringan dan migrain, linu panggul, nyeri bahu,
osteoarthritis, salah urat pada leher, dan keseleo musculoskeletal (Rakel
dan Faass, 2006).
Akupuntur merupakan terapi yang aman jika praktisi telah menjalani
pelatihan yang sesuai dan menggunakan jarum yang steril. Meskipun telah
ditemukan komplikasi, tetapi masih jarang terjadi jika praktisi
melakukan langkah-langkah yang benar untuk menjamin keamanan alat
dan klien komplikasi meliputi infeksi karena sterilisasi jarum yang tidak
adekuat atau jarum yang ditinggalkan dalam tempat untuk waktu yang

6
lama, jarum yang patah, kebocoran organ internal, perdarahan, pingsan,
kejang, keguguran, dan perasaan mengantuk pascapengobatan (Fontaine,
2005).
b) Terapi Herbal : peneliti memperkirakan sekitar 25.000 jenis tumbuhan
digunakan secara medis di seluruh dunia. Ini merupakan bentuk
pengobatan lama yang diketahui untuk manusia, dan bukti arkeologi
mengatakan bahw a Belanda menggunakan obat herbal sejak 60.000 tahun
yang lalu (Fontaine, 2005).
The Federal Food, Drug, and Cosmetic Art mengharuskan semua
obat dibuktikan keamanan dan efektifitasnya sebelum dijual ke
masyarakat. Karena pengobatan herbal tidak menjalani penelitian dengan
teliti yang sama secara farmasi, mayoritas tidak menerima persetujuan
untuk menggunakannya sebagai obat dan tidak diatur oleh The Food and
Drug Admistration (FDA). Substansi herbal pengobatan China berasal dari
tanaman, hewan, atau mineral. Sedangkan pengobatan Barat menggunakan
herbal yang dipersiapkan secara primer dari materi tanaman. Sejumlah
herbal aman dan efektif untuk berbagai kondisi, sebagai contoh : susu dari
tanaman liar efektif untuk mengobati sejumlah gangguan hati dan kendung
kemih (Perry, Potter, 2009).
Meskipun pengobatan herbal memberikan efek yang berguna bagi
berbagai kondisi, sejumlah masalah timbul. Ketika pengobatan herbal
dikembangkan, konsentrasi bahan-bahan aktif beragam bentuknya.
Kontaminasi dengan herbal atau bahan kimia lain, termasuk pestisida dan
logam berat juga terjadi. Beberapa herbal juga mengandung produk yang
sangat toksik dan dapat menyebabkan kanker (Fontaine, 2005).

E. Peran perawat home care dalam terapi komplementer

7
Perawat memiliki potensi untuk menjadi partisipan utama dalam jenis filosofi
pelayanan kesehatan ini. Banyak perawat sudah mempraktikkan manfaat
sentuhan. Pahami terapi medis alternatif atau komplementer untuk membuat
rekomendasi yang tepat kepada penyelenggaraan pelayanan primer alopatik
tentang terapi mana yang bermanfaat bagi klien. Selain itu, berikan nasihat kepada
klien tentang kapan waktu yang tepat untuk mencari terapi konvensional atau
terapi medis alternatif dan komplementer.
Perawat bekerja sangat dekat dengan klien mereka dan berada dalam posisi
mengenali titik pandang budaya spiritual klien. Perawat biasanya dapat
menentukan terapi medis alternatif atau komplementer mana yang lebih sesuai
dengan kepercayaan dan menawarkan rekomendasi yang sesuai (Potter, Perry,
2009).

F. Perbedaan terapi akupuntur di Cina dengan Jepang

Semua orang tau bahwa akupuntur itu asalnya dari negara Cina bukan Jepang,
dan semua orang Jepang juga mengakui bahwa akupuntur aslinya dari negara
Cina.
Pada zaman dahulu , ketika orang –orang Jepang menguasai daratan Cina ,
banyak sekali buku-buku ilmu pengetahuan di rampas, di beli orang Jepang dan
sebagian juga Kerajaan Cina sedang ingin memperluas kekuasaannya, para raja
mengutus orang – orang termasuk sinshe mengikuti perjalanan laut dan disanalah
orang – orang dan sinshe tersebut berdiam dan menetap di Jepang. Dengan
demikian pengobatan herbal dan akupuntur mulai menyebar di Jepang.
Setelah banyak buku yang di beli ataupun di rampas ketika Jepang menjelajah
daratan Cina, banyak yang mempelajari secara mendalam semua kitab- kitab
akupuntur klasik. Akhirnya mereka melakukan riset tersendiri terhadap ilmu
akupuntur ini. Walaupun para praktisi Jepang sebelum menganut aliran Jepang
mereka wajib mengikuti kelas akupuntur dasar yang basisnya adalah akupuntur
Cina, tetapi setelah lulus mereka mulai mencari asosiasi tersendiri dimana setelah
didalami, banyak sekali perbedaan pada akupuntur Cina dan Jepang, yang paling
jelas itu adalah perbedaan diagnosa, pemilihan titik dan ukuran jarum.
Perbedaan Terapi :

8
- Pada terapi TCM biasanya lebih mendiagnosa berdasarkan 4 cara diagnosa lalu
dilakukan penusukan dengan jarum + moksa + elektro yang sangat kuat
sehingga pasien merasakan nyilu, kesetrum dan tegang bahkan para praktisinya
akan mengatakan jika tidak mengalami sensasi ngilu, kesetrum itu bukan terapi
akupuntur namanya. Hal ini tentu akan membuat pasien yang takut akan jarum
bisa menjadi trauma. Bahkan membayangkannya saja bisa stres duluan.
- Tetapi pada terapi akupuntur Jepang lebih difokuskan secara lembut. Ketika
mendapati ketegangan otot, maka dengan cara lembut otot tersebut akan di
kendurkan ketegangannya. Caranya bisa menggunakan teknik Chisin (
penusukan jarum dangkal kurang lebih 2-3 mm ), moksa baik itu dengan cara
otake, palu manaka, dll dimana tanpa harus membuat pasien merasa tegang
ataupun stres. Hal ini tentu akan membuat terapi akupuntur menjadi terapi yang
menyenangkan dan aman.

Perbedaan Jarum :

- Jarum yang digunakan pada akupuntur Jepang sangatlah halus, biasanya


menggunakan jarum terhalus di ukuran 0,25 X 25 mm , maka di Jepang
menggunakan ukuran ketebalannya hampir 2x lipat dari jarum Jepang, dan
praktisi Cina sendiri tidak suka menggunakan jarum berukuran halus, minimal
itu 0,30X 25 mm.

Perbedaan Penusukan :

- Para praktisi Cina mempercayai ketika menusuk jarum, maka harus De Qi


( artinya Qi nya dapat ). Caranya dengan mengocok- kocok jarum, di putar-
putar sampai terasa nyilu, kesetrum , kebas dll. Semuanya itu dirasa sangat
tidak nyaman kalau perlu ditambahkan stimulator setruman listrik.

9
- Tetapi pada terapi akupuntur Jepang, kita tidak menusuk tetapi definisi De Qi
ini berbeda, karena pada kitab neijing tidak dijelaskan De Qi itu seperti apa.
Sehingga ketika diamati, ketika kita tusuk 1 jarum, lokasi keluhan yang kita
terapi bisa berkurang rasa sakitnya, inilah yang disebut Qi nya tepat sasaran
dan kita dapati, maka otomatis penusukan dangkal, tidak perlu di stimulasi
sampai kesakitan, tidak perlu trauma dengan jarum, tidak perlu kesetrum dan
titiknya sesuai dengan kondisi tubuh, otomatis pasien akan lebih nyaman dan
tidak perlu takut dengan jarum.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Terapi non-konvensional merupakan salah satu dari terapi medis alternatif


atau komplementer. Terapi komplementer (complementary therapies) adalah
semua terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang
direkomendasikan oleh penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu (Perry,
Potter, 2009). Definisi CAM yang disepakati adalah suatu bentuk penyembuhan
yang bersumber pada berbagai sistim, modalitas dan praktek kesehatan, yang
didukung oleh teori dan kepercayaan. Termasuk didalamnya latihan atau usaha
untuk menyembuhkan diri sendiri. CAM digunakan untuk mencegah dan
menyembuhkan penyakit atau juga untuk meningkatkan taraf kesehatan.
Terapi alternatif adalah terapi di luar terapi konvensional. Sementara
komplementer berarti pelengkap bagi terapi konvensional yang ada dan telah
terbukti bermanfaat. Terapi alternatif (alternative therapies) meliputi intervensi
yang sama dengan terapi komplementer, tetapi sering kali menjadi pengobatan
primer yang mengganti pelayanan medis alopatik. Kedua terapi alternatif dan
komplementer bervariasi derajatnya di mana mereka cocok dengan pengobatan
alopatik.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat bersifat membangun bagi
pembaca pada umumnya. Dan penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan
untuk menyempurnakan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/228737679_Nursing_in_China_Historical_d
evelopment_current_issues_and_future_challenges
http://monalisapearce.blogspot.co.id/2013/11/konsep-complementary-dan-
alternatif.html
https://gooleweblight.com/?lite_url=https://www.insanmedika.com/artikel/post/manfa
at-home-care-bagi-pasien&ei =cHxoz9kg

12

Anda mungkin juga menyukai