Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATA KULIAH GIZI DAN DIET

TENTANG KESEIMBANGAN NUTRISI

Dosen Pengampu : Yessi Alza, SST, M. Biomed

Oleh :

SUCI RAHMAYATI
P032014401037

D3 Keperawatan Tingkat 1A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU

PRODI D3 KEPERAWATAN

KOTA PEKANBARU

TP. 2020/2021
Resume atau Ringkasan Gizi dan Diet

A. Sistem Metabolisme Tubuh Terkait Reaksi Anabolisme dan Katabolisme


1. Pengertian Metabolisme
Metabolisme merupakan reaksi dalam sel yang dikatalisis oleh
enzim-enzim. Lebih jauh, metabolisme bukanlah suatu proses acak
malainkan sangat terintegrasi dan terkoordinasi. Metabolisme memiliki
empat fungsi spesifik, yaitu:
a. Untuk memperoleh energi kimia dari degradasi sari makanan yang
kaya energi dari lingkungan atau dari energi solar.
b. Untuk mengubah molekul nutrien menjadi prekusor unit
pembangun bagi makro molekul nutrien menjadi prekusor unit
pembangun makro molekul sel.
c. Untuk menggabungkan unit-unit pembangun ini menjadi protein,
asam nukleat, lipid, polisakarida, dan komponen sel lainnya.
d. Untuk membentuk dan mendegradasi biomolekul yang diperlukan
di dalam fungsi khusus sel, (Sri Wahjuni, 2013).
Metabolisme adalah proses kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup maupun di dalam sel (Kusnadi dalam Maria Yustiningsih,
2018:53). Metabolisme merupakan reaksi dalam sel yang dikatalisis oleh
enzim-enzim. Menurut Webster dan Lim metabolism adalah perubahan
atau semua transformasi kimiawi dan energi yang terjadi di dalam tubuh,
(Achmad Noerkhaerin Putra, 2015).

2. Kaitan Reaksi Anabolisme dan Katabolisme


Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia yang terjadi secara
serentak di seluruh tubuh, terdiri atas anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme adalah sintesis (pembentukan) molekul organik yang
menyerap (membutuhkan energi), sedangkan katabolisme adalah
pemecahan molekul organik yang menghasilkan energi, (Johan Harlan,
2018).
a. Katabolisme (penguraian)
Masing-masing nutrien untuk menghasilkan energi utama
(karbohidrat, lipid dan protein), berlangsung secara bertahap melalui
sejumlah reaksi enzimatik yang berurutan.
Terdapat tiga tahap utama katabolisme aerobik adalah sebagai
berikut :
1) Tahap 1, makromolekul sel dipecahkan menjadi unit-unit
pembangun utamanya. Jadi, polisakarida dipecah menjadi
heksosa atau pentosa; Lipid dipecah menjadi asam lemak,
gliserol, dan komponen lainnya, dan protein terhidrolisis
menjadi 20 komponen asam aminonya.
2) Pada tahap katabolisme II, berbagai produk yang terbentuk di
dalam tahap I dikumpulkan dan diubah menjadi sejumlah (lebih
kecil) molekul-molekul yang lebih sederhana. Jadi heksosa,
pentosa, dan gliserol dari tahap I diuraikan menjadi satu jenis
senyawa antara 3-karbon : piruvat, yang kemudian diubah
menjadi satu jenis 2-karbon yaitu gugus asctil dari asetil-
koenzim A. Dengan cara yang sama, asam lemak dan kerangka
karbon dari hampir semua asam amino juga dipecah
membentuk gugus asetilKoA Asctil-KoA merupakan produk
akhir yang bersifat umurn dari tahap II katabolisme.
3) Pada tahap III, gugusan asetil dari asetil KoA diberikan pada
siklus asam sitrat, vaitu, lintas aklur \ang beiMtat unrum yang
dilalui oleh nutrien pengjiasil energi, (Albert L.Lehninger,
dalah Sri Wahjuni, 2013).
b. Anabolisme
Anabolisme adalah sintesis (pembentukan) molekul organik yang
menyerap (membutuhkan energi), (Johan Harlan, 2018 ). Anabolisme
adalah proses sintesis senyawa kimia kecil menjadi besar atau
molekul yang lebih besar contohnya asam amino menjadi protein,
(Farah Diana, 2017).

B. Proses Pencernaan Zat Gizi Makro


1. Proses Pencernaan Karbohidrat
Didalam mulut amylum mengalami pencernaan yang dibantu oleh
enzim Ptyalin (yang terdapat didalam saliva), enzim ptyalin melepaskan
maltosa. Amilum yang sebelumnya tidak ada rasa (tawar) bertemu atau
bergabung dengan maltosa yang manis. Hal ini yang menyebabkan tepung
yang dikunyah lama-kelamaan akan menimbulkan rasa manis. Dan
didalam mulut juga makanan bercampur dengan air ludah yang terdapat
enzim amilase (berfungsi untuk menghidrolisis pati menjadi.
Kemudian bolus yang ditelan masuk kedalah gaster atau lambung,
disini proses pencernaan amilum dengan enzim ptyalin maih berlangsung
selama reaksi bolus belum cukup asam, yang terjadi pada lapisan tengah
bolus. Didalam lambung tidak ada cairan yang disekresi untuk membantu
pemecahan karbohidrat. Jika makanan hanya karbohidrat maka akan
sebentar dilambung sekitar dua jam, hal ini menyebabkan timbuk rasa
lapar. Protein tinggal lama di lambung, tetapi lemak yang paling lama,
karena hal ini rasa kenyang menjadi lebih lama. Pengosangan gaster
dibantu oleh spicter pylori, spincter ini diatur oleh keadaan reaksi (Ph)
dirongga doudenum atau gaster.
Bolus (atau gumpalan padat) berubah jadi Chymus (caitr) yang
terjadi di doudenum yang dibantu oleh sekresi pankreas yang
menghasilkan enzim anylopepsin. Enzim yang ada dicairan empedu
(diproduksi sel hati). Serta yang dibantu oleh lapisan doudenum terdiri
dari beberapa enzim sebagai berikut :
a. Sucrase : mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
b. Maltase : mengubah maltoa menjadi 2 molekul glukosa
c. Laktase : mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa
Glukosa, fruktosa dan galaktosa diserap diusus halus masu kecairan
lympa, kemudian diteruskan ke pembuluh darah kapiler yang dialirkan
melalui vena portae menuju hati. Karbohidrat yang tidak dicerna (selulosa,
galaktan, pentosan) diteruskan ke dalam colon. Dirubah atau dipecah
sebagian oleh mikroba yang terdapat di usus melalui proses fermentasi
yang menghasilkan energi yang dibutuhkan mikroba dan bahas sisa air dan
karbondioksida. Fermentasi yang meningkat mengahsilkan banyak gas
karbondioksida yang akan meghasilan kentut (flatus) dan sisa karbohidrat
yang masih ada dibuang melalui tinja, (Achmad Djaeni Sediaoetama,
2012).

2. Pencernaan Lemak
Lemak tidak mengalami proses pencernaan didalam mulut, arena
tidak ada enzim yang dapat memecahnya. Didalam gaster pencernaan
lemak dibantu oleh enzim lipase, tetapi diabaikan karena dalam jumlahnya
sedikit dan pH didalam gaster tidak cocok untuk aktivitas enzim lipase.
Selanjutnya terjadi didalam doudenum lemak dipecahkan oleh
enzim lipase yang bersal dari sekresi pankreas. Kemudia Triglycerida
dipecah menjadi campuran metabolit dan monotryglicerida serta asam
lema bebas. Asam lemak dengan rantai karbon panjang tida dapat larut
dalam air, tapi bisa membuatan ikatan kompleks dengan garam empedu
sehinggan dapat larut (emulsi). Sedangkan lemak rantai karbon pendek
dan intermediet lebih mudah larut dalam air, sehingga lebih mudah diserap
melalui dinding epithel saluran pencernaan.
Sekresi empedu dari hati tidak mengandung enzim untuk memecah
lemak, tetapi mengandung garah empedu yang dapat mengemulsi lemak
dan asam lemak hasil pencernaan menjadi butir halus sehingga dapat
menembus epithel usus sehingga bisa masuk edalam lymphe jaringan,
(Achmad Djaeni Sediaoetama, 2012).

Tabel Proses Pencernaan Lemak

No Saluran Cerna Proses Pencernaan


1. Mulut Menguyah, mencampur dengan air ludah dan
ditelan. Kelenjer ludah mengeluaran enzim
lipase lingual.
2. Esofagus Tidak ada pencernaan
3. Lambung Lipase lingual dalam jumlah terbatas
memulai hidrolisis trigliserida menjadi
gliserida dan asam lemak. Lemak susu lebih
banyak di hidrolisis. Lipase lambung
menghidrolisis lema dalam jumlah terbatas.
4. Usus halus  Bahan empedu mengemulsi lemak.
 Lipase bersal dari pankreas atau dinding
usus halus menghidrolisis lemak dalam
bentuk emulsi menjasi gliserida,
monogliserida, gliserol dan asam lemak.
 Fosfolipase berasal dari pankreas dari
pankreas menghidrolisis fosfolipid
menjadi asam lemak dan
lisofofogliserida.
 Kolestrol enterase berasal dari pankreas
menghidrolisis ester kolestrol.
3. Usus besar Sedikit lemak dan kolestrol yang terhambat
dalam serat makanan, dikeluaran melalui
fases.
Sumber : (Ari Yuniastuti, 2008)

3. Pencernaan Protein
Didalam mulut protein tidak mengalami proses pencernaan
(Karena Saliva tidak ada mengandung protase). Kemudian diteruskan
kedalam lambung dibantu oleh enzim pepsin dan HCL yang bekerja sama
untuk memecah protein makanan menjadi metabolite intermediet tingkat
polypeptida yaitu pepton, albumosa dan proteosa.
Kemudian proses selanjutnya masuk kedalam doudenum yang
sudah mengalami pencernaan parsial dicerna lebih lanjut oleh enzim
berasal dari cairan pankreas dan dinding usus halus. Pankreas
menghasilkan enzim proteolitik trypsine dan chemotrypsine, sedangkan
dinding usus halus menghasilkan enzim erepsi (yang merupakan campuran
dari sejumlah enzim oligopeptidase) berfungsi memecah oligopeptida.
Oleh erepsine, oligopeptida dipecah lebih lanjut menjadi asam amino, dan
cairan empedu tidak menghasilan enzim yang bisa memecahkan enzim,
(Achmad Djaeni Sediaoetama, 2012).

C. Hubungan Antara Zat Gizi Makro Dalam Menghasilkan ATP


Proses metabolisme energi di dalam tubuh adalah untuk menresintesis
molekul ATP dimana prosesnya akan dapat berjalan secara aerobik maupun
anearobik. Di dalam jaringan otot, hidrolisis 1 mol ATP akan menghasilkan
energi sebesar 31 kJ (7.3 kkal) serta akan menghasilkan produk lain berupa ADP
(adenosine diphospate) dan Pi (inorganik fosfat). Proses metabolisme energi
secara anaerobik dapat menghasilkan ATP dengan laju yang lebihcepat jika
dibandingkan dengan metabolisme energi secara aerobik.
Proses metabolisme energi secara aerobik juga dikatakan merupakan
proses yang bersih karena selain akan menghasilkan energi, proses tersebut hanya
akan menghasilkan produk samping berupa karbondioksida (CO) dan air (H O).
Hal ini berbeda dengan proses metabolisme secara anaerobik yang juga akan
menghasilkan produk samping berupa asam laktat yang apabila terakumulasi
dapat menghambat kontraksi otot dan menyebabkan rasa nyeri pada otot.
Proses metabolime energi dari glukosa darah atau juga glikogen otot akan
berawal dari karbohidrat yang dikonsumsi. Semua jenis karbohidrat yang
dkonsumsi oleh manusia baik itu jenis karbohidrat kompleks (nasi, kentang, roti,
singkong dsb) ataupun juga karbohidrat sederhana (glukosa, sukrosa, fruktosa)
akan terkonversi menjadi glukosa di dalam tubuh. Glukosa yang terbentuk ini
kemudian dapat tersimpan sebagai cadangan energi sebagai glikogen di dalam hati
dan otot serta dapat tersimpan di dalam aliran darah sebagai glukosa darah atau
dapat juga dibawa ke dalam sel-sel tubuh yang membutuhkan. Di dalam sel tubuh,
sebagai tahapan awal dari metabolisme energi secara aerobik, glukosa yang
berasal dari glukosa darah ataupun dari glikogen otot akan mengalami proses
glikolisis yang dapat menghasilkan molekul ATP serta menghasilkan asam
piruvat.
Di dalam proses ini, sebanyak 2 buah molekul ATP dapat dihasilkan
apabila sumber glukosa berasal dari glukosa darah dan sebanyak 3 buah molekul
ATP dapat dihasilkan apabila glukosa berasal dari glikogen otot. Setelah melalui
proses glikolisis, asam piruvat yang di hasilkan ini kemudian akan diubah menjadi
Asetil-KoA di dalam mitokondria. Proses perubahan dari asam piruvat menjadi
Asetil-KoA ini akan berjalan dengan ketersediaan oksigen serta akan
menghasilkan produk samping berupa NADH yang juga dapat menghasilkan 2-3
molekul ATP. Untuk memenuhi kebutuhan energi bagi sel-sel tubuh, Asetil-KoA
hasil konversi asam piruvat ini kemudian akan masuk ke dalam siklus asam-sitrat
untuk kemudian diubah menjadi karbon dioksida (CO ), ATP, NADH dan FADH
melalui tahapan reaksi yang kompleks, (AA Ningsih, 2019).
DAFTAR PUSTAKA

Diana, F. (2017). PENAMBAHAN ENZIIM BROMELIN UNTUK


MENINGKATKAN PEMANFAATAN PROTEIN PAKAN DAN
PERTUMBUHAN BENIH IKAN TAWES (Barbonymus gonionotus) .
Jurnal Perikanan Tropis , Vol. 4, No. 1 , 1.

Harlan, J. (2018). Biopsikologi. Gunadarma: Depok.

Ningsih, A. (2019). Retrieved 2021, from https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2191/3/
BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjg9e-
G9DuAhUGVH0KHbeHB5k4ChAWMAN6BAgIEAI&usg=AOvVaw1CI
nRuSPfqxyEpF7uWwAXY

Putra, A. N. (2015). METABOLISME BASAL PADA IKAN . Jurnal Perikanan


dan Kelautan Vol. 5 No. 2 , 57.

Sediaoetama, A. D. (2010). Ilmu gizi. Jakarta: DIAN RAKYAT.

Wahjuni, S. (2013). Metabolisme Biokimia. Bali: Udayana University Press .

Yuniastuti, A. (2008). Gizi dan Kesehatan. Yogyaarta: Graha Ilmu.

Yustiningsih, M. (2018). PEMODELAN DAN REKONSTRUKSI


METABOLISME: TINJAUAN DARI PERKEMBANGAN SISTEM
BIOLOGI. Jurnal Biologi and Pendidikan Biologi, Vol. 3, No. 1, 53.

Anda mungkin juga menyukai