Anda di halaman 1dari 26

RASIONAL PENERAPAN TERAPI KOMPLEMENTER

DITINJAU DARI PROSES PERJALANAN TERAPINYA


MAKALAH
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas mata kuliah
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer

Oleh kelompok 2
1. Fajar Gimnastiar (221212119)
2. Fany Melia Yusra (221212120)
3. Keysha Rifa Maharani (221212127)
4. M Fuad Permana Mayel (221212129)
5. Nadia Fariza (221212134)
6. Niken Raisa Madani (221212138)
7. Nurul Azizah Febriana (221212140)
8. Nova Rizanni (221212139)
9. Sinta Fitriani (22121215)
10. Siva Hamza Humaira (221212152)
11. Suci Marshanda Putri 221212153)
12. Al Thorik Maeza (221212163)

Kelas: 1D

Dosen Pengampu
Ns. Nurleny, M.Kep
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Rasional penerapan terapi
komplementer ditinjau dari proses perjalanan terapinya” dengan tepat waktu.
Maka dari itu makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang teks akademik dan nonakademik
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Nurleny, M.Kep selaku Dosen pengampu
bahasa Indonesia. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalaah ini.

Padang , 01 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Rasional Penerapan Terapi Komplementer 3

2.2 Tinjauan Penerapan Terapi Komplementer 6

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN 21

3.2 SARAN 21

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Terapi komplementer akhirakhir ini menjadi sorotan banyak negara. Pengobatan


komplementer atau alternatif menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan di
Amerika Serikat dan negara lainnya. Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu
pilihan pengobatan masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien
bertanya tentang terapi komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan seperti dokter
ataupun perawat. Masyarakat mengajak dialog perawat untuk penggunaan terapi
alternative. Perawat mempunyai peluang terlibat dalam terapi ini, tetapi memerlukan
dukungan hasil-hasil penelitian (evidence-based practice). Pada dasarnya terapi
komplementer telah didukung berbagai teori, seperti teori Nightingale, Roger, Leininger,
dan teori lainnya. Terapi komplementer dapat digunakan di berbagai level pencegahan.
Perawat dapat berperan sesuai kebutuhan klien (Widyastuti, 2008). Pengobatan
komplementer dan alternatif pada saat ini menjadi populer pada anak dengan kanker.
Dimana penggunaan herbal merupakan metode yang paling banyak digunakan.
Penggunaan pengobatan komplementer dapat memberikan perspektif yang berbeda pada
setiap orang tua (Hermalinda dkk, 2015).
Terapi komplementer adalah terapi untuk mengobati gejala penyakit yang bukan
merupakan bagian dari pengobatan standar dokter. Terapi ini biasanya pasien jalani
bersamaan dengan pengobatan dokter sebagai pengobatan tambahan, pelengkap, atau
pendukung. Penggabungan terapi ini dengan pengobatan dokter dikenal dengan istilah
pengobatan intergratif. meskipun sama-sama bertujuan untuk meringankan gejala tertentu
suatu penyakit, pengobatan komplementer tidak boleh Anda gunakan sebagai pengganti
pengobatan medis dokter yang melipAuti operasi pembedahan, kemoterapi, atau perawatan
hormonal. Memangnya, kenapa
Pengobatan komplementer menurut pengamatan ahli kesehatan masih memiliki
berbagai kekurangan. Salah satunya adalah keterbatasan keterampilan praktisi yang
menjalankan pengobatan. Sebagian besar praktisi tidak memiliki spesialisasi yang
umumnya dokter miliki.
Hal ini membuat mereka lebih terbatas dalam menafsirkan suatu kondisi yang dialami
pasien. Di samping itu, efektivitas pengobatan juga belum sepenuhnya terbukti ampuh dan
aman karena minimnya penelitian yang mendukung.

1
1.2 Rumusan Masalah
a) Rasional Penerapan Terapi Komplementer
b) Tinjauan Proses Perjalanan Terapinya

1.3 Tujuan Penulisan


a) Mengetahui Rasional Penerapan Terapi Komplementer
b) Menegetahui Tinjauan Perjalanan Terapinya

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Rasional Penerapan Terapi Komplementer


A. Defenisi Terapi Komplementer
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan penyakit.
Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan. Pengobatan
komplementer dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat
rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia. Standar
praktek pengobatan komplementer telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam sistem pengobatan
dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak menjadi bagian dari
pengobatan konvensional.
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah
pengobatan non- konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk
Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan
pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah
dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Tapi di
Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer. Terapi
komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada
Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan Medis
yang Konvensional. Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun
2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan non-
konvensional. Di Indonesia sendiri, kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk
pengobatan komplementer ini, bisa diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan – iklan terapi non
– konvensional di berbagai media
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan
modern. Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan
pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan. Terapi komplementer juga ada yang
menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang
mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk
mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi.

3
Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah domain
luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan, modalitas, praktik dan
ditandai dengan teori dan keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem pelayanan kesehatan yang
umum di masyarakat atau budaya yang ada (Complementary and alternative medicine/CAM
Research Methodology Conference, 1997 dalam Snyder & Lindquis, 2002). Terapi
komplementer dan alternatif termasuk didalamnya seluruh praktik dan ide yang didefinisikan
oleh pengguna sebagai pencegahan atau pengobatan penyakit atau promosi kesehatan dan
kesejahteraan.
Definisi tersebut menunjukkan terapi komplemeter sebagai pengembangan terapi
tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan
individu dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut
ada yang telah lulus uji klinis sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai
dengan prinsip keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio,
psiko, sosial, dan spiritual).
B. Peran Keperawatan Dalam Terapi Komplementer

 Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan


(Didukung oleh teori keperawatan berdasarkan Teori Orem (1971). Tujuan keperawatan
adalah untuk merawat dan membantu klien mencapai perawatan diri secara total.
Nightingale (1860) Tujuan keperawatan untuk pasilitasi proses penyebuhan tubuh dengan
memanipulasi lingkungan klien. Rogers (1970) Untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan,mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien
yang sakit dan tidak
 mampu dengan pendekatan humanistic keperawatan).
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat
ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncakan dan dilaksanakan tindakan yang
tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana
sampai dengan kompleks.
 Peran Sebagai Advokat (Pembela) Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagia informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan berkaitan dengan
terapi komplementer yang diberikan kepada pasiennya, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan
sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk
menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
 Peran edukator

4
Didukung oleh Teori Peplau (1952).Tujuan keperawatan untuk mengembangkan interaksi
antara perawat dan klien. King (1971), tujuan keperawatan untuk memanfaatkan
komunikasi dalam membantu klien mencapai kembali adaptasi secara positif terhadap
lingkungan. Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan mengenai terapi komplementer, gejala penyakit bahkan tindakan
yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan
pendidikan kesehatan.

C. Klarifikasi Terapi Komplementer


1. Mind-body therapy : intervensi dengan teknik untuk memfasilitasi kapasitas
berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi berpikir yang mempengaruhi
fisik dan fungsi tubuh (imagery, yogo, terapi musik, berdoa, journaling,
biofeedback, humor, tai chi, dan hypnoterapy).
2. Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang
mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis (cundarismo, homeopathy,
nautraphaty).
3. Terapi biologis yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilya misalnya
herbal, dan makanan.
4. Terapi manipulatif dan sistem tubuh (didasari oleh manupulasi dan pergerakan
tubuh misalnya kiropraksi, macam-macam pijat, rolfiing, terapi cahaya dan
warna, serta hidroterapi.
5. Terapi energi : terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau
mendapatkan energi dari luat tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan,
reiki, external qi gong magnet) terapi ini kombinasi antar energi dan
bioelektromagnetik.

D. Hubungan Klarifikasi dengan Terapi Komplementer


Terapi energi adalah terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau
mendapatkan energi dari luat tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan, reiki,
external qi gong magnet) terapi ini kombinasi antar energi dan bioelektromagnetik.
Ceragem batu giok akan menghasilkan sinar inframerah ketika dipanaskan. Sinar
inframerah akan menstimulasi panas sampai pada jaringan sub cutan yang mengakibatkan
vasolidasi pembuluh darah meningkat, serta meningkatkan metabolisme.

E.Tujuan Terapi Komplementer


Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem – sistem
tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan
dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan
untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan
memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan yang
tepat. (Prasetyaningati,2019).
5
6
2.2 Tinjauan Penerapan Terapi Komplementer
F. Jenis – jenis Terapi Komplementer
Terapi komplementer yang direkomendasikan untuk perawat adalah : masase, terapi musik, diet,
teknik relaksasi, vitamin dan produk herbal Di Amerika terapi komplementer kedokteran dibagi
empat jenis terapi : Chiropractic, Teknik Relaksasi (termasuk bagian dari Hypnomedis), Terapi
Masase dan Akupunktur.Menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer
dikategorikan menjadi 5, yaitu :
-Biological Based Practice : herbal, vitamin, dan suplemen lain
-Mind-body techniques : meditasi, hypnomedis
-Manipulative and body-based practice : pijat, refleksi
-Energy therapies : terapi medan magnet
-Ancient medical systems : obat tradisional chinese, aryuvedic, akupuntur
Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu
sebagai berikut :
1. Akupunktur medic yaitu metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat
dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri).
Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai
komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang
banyak berperan pada sistem tubuh.
2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah
ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer
normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama
terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat
tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal
terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar
yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap
keamanan maupun efektifitasnya.

Berdasarkan Permenkes RI Nomor : 1109/Menkes/Per/2007 adalah :

7
1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) : Hipnoterapi, mediasi,
penyembuhan spiritual, doa dan yoga
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati,
aromaterapi, ayurveda
3. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu, osteopati, pijat urut
4. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro nutrient, mikro nutrient
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik
G.Penerapan Terapi Komplementer
1. Pengobatan Meditasi

Meditasi dipercaya menjadi salah satu metode mengelola stres yang efektif dan efisien. Dengan
duduk diam dan melatih pernapasan, meditasi adalah sarana relaksasi yang melatih pikiran untuk
melepaskan segala beban yang ada dan segala kecemasan yang membebat tubuh. Meditasi
merupakan metode kuno yang sudah lahir ribuan tahun yang lalu. Awalnya meditasi digunakan
untuk melatih kepekaan, melatih fokus dan memunculkan kepedulian kepada sesama atau kasih
sayang.  Kemudian pakar menemukan, bahwa meditasi juga bisa digunakan sebagai cara
mengobati dan melepaskan beban tubuh dan pikiran.

Asal mula Pengobatan Meditasi


Jika ingin menilik sejarah meditasi yang sesungguhnya, kita harus kembali ke masa 1.500
Sebelum Masehi. Meditasi terikat erat dengan kebudayaan agama kuno di Mesir dan China,
seperti Yahudi, Hindu, Sikh, juga Budha.  Meditasi akhirnya berkembang, dari jalur agama dan
kepercayaan, masuk ke jalur pengobatan. Seperti Ayurveda di India, juga metode pengobatan
kuno di China dan Jepang. Seperti dicukil dari Time, meditasi kemudian menyebar ke Eropa dan
seluruh kawasan Asia melalui jalur sutera di sekitar abad ke-5 dan 6 sebelum Masehi. Di masing-
masing daerah, meditasi berkembang menyesuaikan diri dengan kebudayan-kebudayaan lokal
yang ada.  Kini meditasi dipraktikkan ke dalam berbagai jenis terapi. Masuk juga ke dunia
kebugaran, dan menjadi menu utama di dalam kelas-kelas yoga.
Meditasi terus berkembang. Namun baru dipelajari secara resmi dan serius mengenai manfaatnya
di bidang kesehatan, di sekitar tahun 1960. Seorang peneliti asal India, B.K Anand, menemukan

8
bahwa orang yang bermeditasi bisa masuk ke dalam fase trans yang dalam sehingga ia tak
bereaksi ketika suhu panas disentuhkan ke lengannya. Penelitian di tahun 1967 menyimpulkan
juga bahwa orang yang tengah bermeditasi menggunakan 17 persen oksigen lebih sedikit
daripada orang yang sadar dan beraktivitas, serta memiliki detak jantung yang lebih tenang dan
teratur.
Berbagai penelitian terus dilakukan terhadap meditasi. Dan sampai pada satu kesimpulan yang
mirip. Bahwa teknik duduk diam mengatur napas dan memusatkan pikiran selama bermenit-
menit ini bisa digunakan untuk melepas stres, mengurangi kecemasan, dan membuat seseorang
lebihtenangdanbahagia.

Manfaat Pengobatan Meditasi


Meditasi merupakan aktivitas yang telah dilakukan selama ribuan tahun di berbagai negara,
seperti Cina dan India. Berbagai riset sejauh ini juga telah membuktikan bahwa meditasi dapat
memberikan banyak manfaat untuk mendukung produktivitas sehari-hari dan kesehatan mental
maupun fisik, seperti:
 Mencegah dan meringankan stres, depresi, dan kecemasan
 Mengatur emosi dan melatih pikiran positif
 Mengurangi rasa nyeri
 Mencegah tekanan darah tinggi dan menjaga tekanan darah tetap normal
 Membuat tidur menjadi lebih nyenyak dan membantu mengatasi insomnia
 Meningkatkan konsentrasi, daya ingat, dan mencegah pikun
 Memperkuat daya tahan tubuh
Meditasi juga bisa bisa dilakukan sebagai salah satu cara untuk membantu mengatasi masalah
adiksi atau kecanduan, seperti kecanduan nikotin, obat-obatan, atau minuman keras, atau kondisi
medis tertentu, seperti irritable bowel syndrome dan gangguan tidur.

Contoh kasus pengobatan dengan menggunakan meditasi


N (laki-laki) merupakan salah satu fresh graduated salah satu SMA di Jawa Tengah. N adalah
seorang marketing di salah satu perusahaan farmasi yang berada di pulau Dewata. Sejak awal
bekerja N sangat tertekan karena perusahaan menuntut untuk cepat beradaptasi dengan sistem

9
perusahaan.  Meskipun N bekerja dengan sangat rajin setiap harinya, ia tetap berusaha untuk
bekerja secara profesional karena ia menyadari bahwa kontrak kerjanya masih panjang.
Akhir-akhir ini N merasa  pusing dan lebih mudah marah. Hal ini disebabkan oleh pekerjaan
yang menumpuk dan terus bertambah. Satu pekerjaan belum sampai N selesaikan, tetapi sudah
bertambah lagi tugas yang diberikan oleh atasan. Akan tetapi N tidak terlalu
mempermmasalahkan tugas yang menumpuk dan terus bertambah, karena N menyadari hal
tersebut adalah tugas yang harusnya ia kerjakan.
Pada suatu hari atasan N marah kepada N karena N salah memasukkan data. Atasa N sangat
marah padanya. Hal ini membuat N semakin stres dan malas untuk bekerja. Pernah sesekali N
berkeinginan untuk  keluar dari pekerjaan tersebut. Ketika  bekerja,  N mulai paranoid dengan
peristiwa yang akan terjadi di kantor, N khawatir akan terjadi sesuatu saat ia bertemu
dengan  atasannya, sehingga N sering menghindar. Tekanan yang terus berlanjut membuat N
mengalami perubahan perilaku, yaitu N lebih sering marah dengan rekan kerjanya, sulit
berkonsentrasi, dan emosi  tidak stabil, kehilangan nafsu makan dan sulit tidur.
N mulai tidak masuk kerja karena sakit, setelah periksa ke dokter ternyata tekanan darah N
meningkat ( Hipertensi).  Setelah N memriksakan diri ke dokter, N dinyatakan terkena hipertensi.
Karena itulah N sering pusing, marah- marah dan emosinya tidak terkontrol. N mengikut saran
dokter untuk rawat jalan, akan tetapi hipertensinya masih sering kambuh.

2. Pengobatan Chiropratic
Terapi chiropractic adalah prosedur yang dilakukan oleh ahli terapi yang sudah menjalani
pelatihan khusus atau chiropractor. Tujuan dari terapi ini adalah untuk mengembalikan
kemampuan sendi agar bergerak seperti sedia kala.
Untuk mencapai tujuan tersebut, terapi ini dilakukan dengan memberikan tekanan terhadap sendi
yang terdampak dan mengalami cedera. Cedera ini biasanya terjadi karena mengangkat benda-
benda berat atau duduk terlalu lama dengan postur tubuh yang kurang baik. Alhasil, muncul rasa
sakit, otot nyeri atau kaku, hingga masalah tulang belakang.

Asalmula Pengobatan Chiropratic


Daniel David Palmer adalah orang pertama yang membuka praktik chiropractic pada tahun 1895
di negara bagian Iowa, AS. Awalnya, dia membuka praktik penyembuhan magnetik pada tahun

10
1886. Terapi chiropractic pertama dilakukan pada Harvey Lillard yang saat mendatangi Palmer
mengatakan bahwa saat berkerja di kantornya pada beberapa tahun sebelumnya, Lillard
merasakan tulang punggungnya berderak dan setelah itu telinganya menjadi hampir tuli. Setelah
diperiksa, Palmer menemukan benjolan di punggung Lillard yang mengindikasikan adanya
kesalahan pada tulang belakang dan menyimpulkan ini yang mungkin jadi penyebab ketulian.
Setelah pembengkokan tulang belakang diperbaiki, Lillard menyatakan ia bisa mendengar roda
gerobak kuda dari dalam kantor Palmer.
Namun, cerita ini mungkin berlebihan karena putri Lillard mengatakan bahwa koreksi yang
terjadi merupakan kecelakaan saat Palmer memukul punggung Lillard dengan buku.
Namun apapun cerita sebenarnya, Palmer terus membantu orang dengan mengoreksi kesalahan
pada tulang belakang setelah berhasil menangani Lillard.
Setelah beberapa lama, dengan bantuan pasien sekaligus seorang teman bernama Pdt Samuel
Gulma, Palmer menamakan terapinya ini sebagai chiropractic yang diambil dari bahasa Yunani
‘cheiros praktikos’ yang berarti “dilakukan dengan tangan”.
Palmer menggambarkan chiropractic sangat mirip dengan osteopathy. Ia menggambarkan tubuh
manusia sebagai suatu mesin yang dapat dimanipulasi untuk menghasilkan obat alami untuk
menyembuhkan penyakit. Selain Palmer, seorang dokter bernama Solon Langworthy mempunyai
sumbangan besar terhadap perkembangan chiropractic. Langworthy berusahan menambahkan
landasan sains untuk chiropractic dengan membuka sekolah chiropractic pada tahun 1903.
Langworthy menggabungkan chiropractic dengan penyembuhan alami, yang berkembang
menjadi penyembuhan naturopati dan osteopathy. Langworthy berusaha menjelaskan secara
ilmiah hubungan antara posisi tulang belakang yang tidak tepat dan kelainan syaraf dengan
berbagai keluhan kesehatan seperti nyeri punggung dan lainnya.
Pada awalnya chiropractic tidak diakui sebagai sebuah metode pengobatan resmi. Akibatnya,
Palmer pernah ditangkap karena melakukan praktik tanpa ijin. Akibatnya ia harus menyerahkan
pengelolaan chiropractic pada anaknya BJ Palmer pada tahun 1906. BJ Palmer lantas
memformalkan chiropractic dan memperbaiki kurikulum sehingga pada tahun 1920 terdaftar
sekitar 1.000 siswa yang belajar di sekolahnya. Dalam 30 tahun pertama, hanya terdapat 12.000
chiropractors (ahli chiropractic) berijin dan sekitar 15.000 lainnya tanpa lisensi.
Pada tahun 1930, Universal Chiropractic Association dan American Chiropractic Association
bergabung untuk kemudian membentuk Nasional Chiropractic Association (NCA). NCA antara

11
lain bertugas membakukan pendidikan Chiropractic. Pada tahun 1960, chiropractic difokuskan
hanya untuk menangani muskuloskeletal dan manipulasi tulang belakang untuk membantu
pasien. Pada penelitian tahun 1970, berbagai penelitian dimulai untuk menguji teori chiropractic.
Pada tahun 1978, Journal of Manipulative and Physiological Therapeutics didirikan, dan tahun
1981 jurnal itu dimasukkan ke dalam indeks National Library of Medicine. Kelahiran
chiropractic sebagai sebuah sains dimulai pada tahun 1983 setelah jurnal tersebut mendapat
pengakuan secara luas.

Manfaat Pengobatan Chiropratic


Terapi yang juga bisa Anda sebut sebagai manipulasi tulang belakang ini bisa dilakukan
langsung dengan tangan kosong atau dengan bantuan alat kecil.
Menurut Better Health Channel, tak hanya masalah tulang belakang, ahli terapi biasanya
melakukan chiropractic untuk mengatasi berbagai gangguan muskuloskeletal lainnya, seperti:
 Sakit punggung.
 Leher terasa sakit.
 Sakit kepala.
 Whiplash.
 Keseleo.
 Cedera otot akibat aktivitas sehari-hari.
 Arthritis, seperti osteoarthritis.
 Keterbatasan gerak pada punggung, bahu, leher, atau kaki.

Contoh pengobatan chiropratic


Soal Kepopuleran Video “Kretek Abal-abal”, Ini Kata Dokter Ortopedi
Video yang memperlihatkan proses terapi chiropractic belakangan ini tengah populer di
YouTube dan digandrungi oleh jutaan penonton. Warganet Indonesia menjuluki praktik terapi ini
dengan istilah “kretek abal-abal”, merujuk pada suara yang dihasilkan saat terapis melakukan
terapi pada pasien. Salah satu kanal YouTube yang populer karena mengunggah video “kretek
abal-abal” adalah channel Beemz Aryo milik presenter Bima Aryo yang saat ini memiliki 1,12
juta subscriber.

12
Dalam beberapa video yang ia unggah, Bima memperlihatkan kemampuannya melakukan
“kretek abal-abal” ke sejumlah artis, seperti Verrel Bramasta, Nikita Mirzani, Ayu Ting Ting,
hingga Atta Halilintar. Video-video tersebut banyak disaksikan oleh warganet, misalnya video
“kretek abal-abal” Nikita Mirzani yang hingga Sabtu (6/11/2021) telah mendapat 3,7 juta views.
Klarifikasi kretek abal-abal
Diberitakan Kompas.com, 1 Oktober 2021, Bima Aryo memberikan klarifikasi terkait
kepopuleran video “kretek abal-abal” di kanal YouTube miliknya.“Aku harus luruskan, aku
adalah ‘kretek abal-abal’. Chiropractic itu lebih ke istilah kedokterannya, artinya metode untuk
memanipulasi tulang. Cuma itu lebih digunakan di kedokteran,” kata Bima Aryo.Ia mengaku
mempelajari chiropractic secara otodidak, setelah merasakan langsung manfaat dari terapi
tersebut. Bima mengatakan, ia pernah mengalami kelumpuhan dari leher hingga kaki akibat
kecelakaan. Salah satu tindakan pemulihannya adalah chiropractic. Karena penasaran dan
merasakan manfaat yang signifikan, Bima pun mempelajarinya.
Beberapa tahun kemudian, Bima membuat kanal YouTube Beemz Aryo dan konten “Kretek
Abal-abal”. “Satu tim aku kretekin semua dan ternyata dapat 3 juta views. ‘Wah bagus nih’,
akhirnya kita lebih sering membuat itu sampai akhirnya semakin viral. Baru tahun ini aku ambil
kursus,” jelas Bimo Aryo.
Penjelasan dokter ortopedi
Istilah “kretek abal-abal” dalam dunia kedokteran dikenal sebagai chiropractic, yakni manipulasi
terhadap tulang belakang dengan cara terapi manual. Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi
di RSUD Sidoarjo Larona Hydravianto mengatakan, pengobatan yang berkaitan dengan keluhan
dan penyakit pada sistem muskuloskeletal (penyakit tulang, sendi, dan otot) memang sedang
marak. “Khususnya problem tulang belakang (spine) yang dilakukan oleh chiropractor,” kata
Larona, saat dihubungi Kompas.com baru-baru ini.

Menurut Larona, chiropractor biasanya melakukan pengobatan pada keluhan-keluhan


tersebut dengan melakukan manipulasi terhadap tulang belakang menggunakan cara terapi
manual. “Namun yang perlu diketahui adalah bahwa chiropractor ini biasanya tidak
mendapatkan pelatihan/training yang memadai di bidang kedokteran, sehingga efektivitas
pengobatan yang dilakukannya pun juga dipertanyakan,” katanya lagi.
Chiropractic disebutkan tidak efektif

13
Larona mengatakan, banyak studi klinis yang sudah dilakukan untuk menilai efektivitas terapi
chiropractic terhadap keluhan-keluhan terkait tulang, sendi, dan otot. “Dan studi-studi tersebut
menemukan bahwa manipulasi chiropractic ini tidak efektif untuk memperbaiki kondisi patologis
pada tulang belakang (spine)” kata dia.
Tak hanya itu, ia menyebutkan bahwa terapi chiropractic juga mengundang kekhawatiran,
terutama dari segi faktor keamanan manipulasi tulang belakang yang dilakukan. “Ada ditemukan
banyak kejadian efek samping yang tidak diinginkan dari manipulasi tulang belakang ini. Mulai
dari efek ringan, sedang sampai fatal,” ujar Larona.
Menurut Larona, tidak ada bukti kuat yang mengatakan bahwa terapi chiropractic efektif
untuk mengatasi atau mengobati keluhan-keluhan pada sistem muskoskeletal.“Oleh karena itu
saya tidak menyarankan untuk melakukan chiropraksi (manipulasi tulang belakang) di rumah.
Karena kalau sampai salah memperlakukan tulang belakang kita, akibatnya bisa
membahayakan,” imbuhnya.
Chiropractic dikenal sebagai pelengkap pengobatan
Terpisah, Profesor bidang ortopedi dan traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Achmad Fauzi Kamal mengatakan, chiropractic di negara-negara Barat dikenal sebagai
complimentary treatment atau pelengkap pengobatan.
“Itu merupakan pengobatan alternatif (tradisional), untuk membantu mengurangi keluhan otot
dan sendi dengan manipulasi tulang belakang,” kata Achmad kepada Kompas.com, belum lama
ini. Kendati saat ini sedang populer, Achmad mengingatkan masyarakat agar tidak latah menjajal
“kretek abal-abal” untuk mengatasi keluhan yang mereka alami.

Menurut Achmad, keluhan pada tulang belakang perlu dipastikan terlebih dulu penyebabnya
melalui serangkaian metode diagnosis, seperti pemeriksaan laboratorium, scan x-ray, atau bisa
juga scan MRI. “Pastikan dahulu masalahnya, agar lebih sesuai pengobatannnya. Jadi ke
pengobatan utama dahulu, baru dipertimbangkan ke pengobatan complimentary (pelengkap),”
katanya lagi. Ia mengatakan, ada beberapa kelainan pada tulang belakang yang tidak bisa
disembuhkan atau diobati dengan metode chiropractic.
“Skoliosis struktural enggak bisa diperbaiki kecuali oleh pembedahan. Infeksi, misalnya
TBC tulang belakang harus dengan obat dan dengan pembedahan bila banyak nanah dan disertai

14
kerusakan tulang belakang,” kata Achmad. “Lepasnya tulang belakang karena kecelakaan atau
degenerasi (spondilolistesis) juga enggak bisa dengan chiropractic,” imbuhnya.

3. Pengobatan Hipnoterapi 
Istilah "hipnosis" berasal dari bahasa Yunani Hypnos, yang berarti "tidur."
Hypnotherapists menggunakan metode hipnosis ini untuk membawa para klien masuk ke dalam
kondisi relaksasi yang mendalam dan merubah kondisi kesadaran atau juga dikenal sebagai
kondisi trans. Seseorang yang sedang dalam kondisi sangat terfokus akan sangat responsif sekali
terhadap ide atau sugesti yang ada, tapi ini bukan berarti bahwa hipnosis dapat mengontrol
pikiran seseorang dan melakukan instruksi dengan kehendak bebas. Sebaliknya, hipnosis
sebenarnya dapat mengajarkan orang bagaimana caranya agar mereka mampu menguasai kondisi
kesadarannya sendiri. Dengan demikian mereka akan mampu mengontrol fungsi tubuh mereka
dan melakukan proses penyembuhan diri.

Asal mula Pengobatan Hipnoterapi


Kondisi hipnosis ini telah digunakan oleh seorang dukun dan orang-orang pada jaman
kuno untuk melakukan. Metode hipnoterapi telah digunakan oleh Mesir sejak ribuan tahun yang
lalu yang di aplikasikan dalam ritual, upacara keagamaan dan membantu menyembuhkan segala
macam penyakit.
Tapi hipnosis seperti yang kita kenal saat ini, pertama kali dikaitkan dengan pekerjaan seorang
dokter Australia yang bernama Franz Anton Mesmer. Pada tahun 1700-an, Mesmer percaya
bahwa segala macam penyakit itu disebabkan oleh cairan magnetik yang ada di dalam tubuh
yang berada diluar keseimbangan seseorang pada ukuran normalnya. Dia menggunakan magnet
dan teknik hipnosis untuk mengobati klien-kliennya dalam menangani masalah apa pun. Tetapi
komunitas medis tidak meyakini penelitian yang di lakukan oleh mesmer ini. Mesmer dituduh
melakukan penipuan, dan teknik yang di lakukan di anggap tidak ilmiah.
Hypnotherapy kembali populer di pertengahan tahun 1900-an. Karena Milton H. Erickson yaitu
seorang psikiater, pada tahun (1901 - 1980) telah sukses menggunakan metode hipnosis ini

15
dalam melakukan praktek uji cobanya. Pada tahun 1958, kedua American Medical Association
dan American Psychological Association mengakui bahwa hipnoterapi di gunakan sebagai
prosedur medis yang valid. Sejak tahun 1995, National Institutes of Health (NIH) telah
merekomendasikan bahwa hipnoterapi bisa digunakan sebagai pengobatan untuk nyeri kronis.

Pro-kontra Pengobatan Hipnoterapi


- Pro. Hipnoterapi sudah banyak digunakan untuk mengatasi kondisi medis tertentu, seperti
membantu upaya berhenti merokok, nyeri kronis, gangguan kecemasan, irritable bowel
syndrome (IBS), masalah konsentrasi, hingga kebiasaan menggeretak gigi. Hipnoterapi dianggap
sebagai pilihan pengobatan yang aman karena hanya sedikit menimbulkan efek samping.
- Kontra. Jika dilakukan sembarangan dan tanpa anjuran psikolog atau psikiater, hipnoterapi bisa
menimbulkan efek samping berbahaya. Antara lain menciptakan memori yang salah
(konfabulasi), rasa takut, kecemasan, dan amarah berlebihan. Kondisi ini semakin berbahaya jika
seseorang tidak bisa mengatasi efek samping tersebut, sehingga memicu munculnya keinginan
bunuh diri. Sebaiknya hipnoterapi dilakukan sebagai terapi tambahan dan bukan menjadi satu-
satunya pilihan pengobatan depresi.

Contoh pengobatan Hipnoterapi


Bapak Andi, 45 tahun, datang kepada saya untuk menghilangkan ketakutannya terhadap
ketinggian. Selama ini Bapak Andi merasa tersiksa pada saat pergi ke mal, ke tempat-tempat
yang tinggi atau ketika menerima undangan pernikahan di hotel.Begitu melihat undangan di
mana pesta pernikahan bertempat di lantai 2 atau lebih tinggi, langsung timbul rasa gelisah dan
takut. Rasa gelisah, cemas dan ketakutan yang hebat tiba-tiba saja muncul tanpa sebab yang
jelas.Bapak Andi mengenal saya dari seorang sahabat saya. Ketika sedang ngobrol bersama Pak
Andi dan teman-temannya yang lain, secara tidak sengaja mendengar bahwa Pak Andi yang
terlihat tegar, kuat dan sigap tersebut, mempunyai “nyali yang kecil terhadap ketinggian”.
Bahkan untuk naik ke lantai 2 pun, baru mendengar saja, sudah ada rasa kegelisahan dan
ketakutan yang hebat. Teman saya menyarankan Pak Andi untuk menemui saya, guna dilakukan
penyembuhan dengan menggunakan metode hipnoterapi.Pada saat terapi, saya menemukan
beberapa kejadian di dalam PBS Pak Andi yang ternyata takut ketinggian. Pada tahun 2007 Pak
Andi pernah mengalami gelisah dan ketakutan hebat ketika naik pesawat. Ini dirasakan ketika

16
mulai naik di anak tangga ke-2 menuju badan pesawat. Setelah pintu pesawat ditutup, Pak Andi
minta turun kembali, beliau membatalkan untuk naik pesawat, karena beliau merasakan rasa
takut yang hebat. Akhirnya Pak Andi batal naik pesawat terbang.Kejadian lain di sebuah mal di
daerah Tangerang ketika hendak membeli ponsel, harus menaiki tangga escalator, karena toko-
toko ponsel ada di lantai 2. Tiba-tiba tanpa alasan jelas, timbul rasa takut dan gelisah yang hebat.
Pada saat itu Pak Andi langsung berpegangan ke badan temannya. Sesampai di lantai 2, sewaktu
berjalan di lantai 2 Pak Andi merasakan lantai bergoyang dan takut bila tiba-tiba gedung runtuh.
Saya tidak puas dengan temuan tersebut, saya lakukan lagi penelusuran yang dalam. Ketika Pak
Andi sedang menghadiri pesta ulang tahun mertuanya di lantai 2 sebuah restoran di Jakarta Barat
beberapa tahun yang lalu. Baru mendengar bahwa pesta diadakan di lantai 2, timbul ketakutan
dan kegelisahan yang hebat. Untuk mencapai lantai 2 Pak Andi dibantu oleh temannya dan
hanya “duduk manis” di kursi selama acara berlangsung, karena bila Pak Andi berjalan di lantai
tersebut, beliau akan merasakan lantai bergoyang.Seringkali untuk meminimalisasi rasa
bergoyangnya lantai tersebut Pak Andi mengangkat satu kakinya, dan dia merasakan lantai yang
diinjaknya kurang/ tidak bergoyang lagi. Pak Andi mengatakannya pada saya bahwa dia berdiri
dengan posisi “kaki bangau”.Saya lakukan lagi penelusuran yang lebih dalam ke PBS Pak Andi.
Bertemu dengan saat pertama kali Pak Andi mengalami ketakutan terhadap ketinggian. Pada saat
itu Pak Andi menderita vertigo, berobat ke seorang dokter ahli saraf (neurology) di sebuah
rumah sakit besar di daerah Karawaci.Ternyata pada saat kedatangan berikutnya diinformasikan
bahwa dokter pindah praktik di lantai 6. Pak Andi yang vertigo harus naik lift, menjelang naik
lift, mulai timbul ketakutan. Lantai terasa bergoyang. Uhm … ini rupanya akar masalahnya!
Dengan teknik yang saya pelajari saya lakukan edukasi dan perubahan terhadap PBS Pak Andi.
Saya lakukan pengujian hasil terapi dengan beberapa event ketinggian terhadap PBS Pak Andi.
Pak Andi merasa nyaman. Saya minta membayangkan peristiwa-peristiwa yang berkaitan
dengan Pak Andi dan ketinggian dan hasilnya tidak ada masalah. Dulu, jangankan melakukan
atau membayangkan, menerima undangan, begitu terbaca tempat pesta berada di lantai 2 atau
lantai yang lebih tinggi, langsung timbul kegelisahan dan ketakutan.Untuk lebih meyakinkan,
pasca terapi saya minta beliau untuk naik tangga ke lantai 2 rumah saya.Bravo ! Pak Andi bisa
melakukannya dengan mudah, tanpa ada rasa gelisah atau takut dan dengan santai Pak Andi
berjalan di lantai 2 tanpa merasakan ada goyangan pada lantai.Langsung saya tes lagi, saya
tunjuk tangga besi berulir di rumah saya yang menuju ke lantai 3 menuju jemuran. Dengan

17
tenang Pak Andi melakukannya dan berjalan-jalan di lantai 3 melihat ke bawah.Saya tanyakan
kepada Pak Andi, “Bagaimana Pak Andi? Apa yang dirasakan?”. Pak Andi menjawab, “Biasa
saja, dok!”.Pak Andi berkata kepada teman yang mengantarkan, bahwa biasanya membayangkan
saja sudah gelisah dan takut, sekarang biasa-biasa saja, malah tadi sudah jalan-jalan dan
lantainya tidak goyang.Saya berpesan kepada Pak Andi, bahwa beliau tidak perlu minum obat
penenang (Xanax) lagi untuk menghilangkan kegelisahannya.Kebahagiaan Pak Andi,
kebahagiaan saya juga
4. Pengobatan Akupuntur
Akupuntur adalah praktik pengobatan tradisional dari Tiongkok yang menggunakan jarum
tipis untuk dimasukkan pada titik-titik tertentu di tubuh. Praktik pengobatan ini berfokus untuk
menyeimbangkan aliran energi atau kekuatan hidup. Energi tersebut dikenal
sebagai chi atau qi yang diyakini mengalir melalui 14 saluran (meridian) dalam tubuh. 
Titik akupunktur dipercaya dapat merangsang sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan
pelepasan bahan kimia ke otot, sumsum tulang belakang, dan otak. Perubahan biokimia ini
diduga dapat meningkatkan kemampuan penyembuhan alami tubuh dan meningkatkan
kesejahteraan fisik dan emosional. 

Titik Akupunktur
Praktisi akupuntur mempercayai bahwa aliran energi seseorang akan kembali seimbang, jika
jarum-jarum tipis dimasukkan pada titik tertentu sepanjang meridian tersebut. Titik
akupunktur dipetakan ke dalam 14 saluran meridian utama, yang memiliki nomor dan arti titik
akupuntur tertentu, yaitu:
 Paru-paru (1). 
 Usus besar (20).
 Perut (45).
 Limpa (21).
 Jantung (9).
 Usus halus (19).
 Kandung kemih (67).
 Ginjal (27).
 Perikardium (9).

18
 Triple energizer, yakni organ yang diakui dalam pengobatan Tiongkok, tetapi tidak
dalam pengobatan Barat (23).
  Kantung empedu (44).
 Hati (14).
 Governing Vessel (28, juga dikenal sebagai lautan Yang). 
 Conception Vessel (24, juga dikenal sebagai lautan Yin).

Manfaat Akupuntur
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa akupunktur adalah pengobatan yang efektif untuk
mengobati beberapa kondisi kesehatan berikut:
 Mual yang disebabkan oleh anestesi bedah dan kemoterapi kanker. 
 Sakit gigi setelah operasi. 
 Kecanduan zat tertentu. 
 Sakit kepala seperti migrain. 
 Kram menstruasi. 
 Fibromyalgia. 
 Nyeri miofasial. 
 Osteoarthritis atau pengapuran sendi. 
 Nyeri punggung bawah. 
 Carpal Tunnel syndrome. 
 Asma. 
 Dipercaya dapat membantu proses pemulihan penyakit stroke.
Menariknya lagi, praktik pengobatan ini juga dipercaya dapat meredakan beberapa gangguan
emosional atau psikologis. Misalnya seperti kecemasan, depresi, insomnia, hingga neurosis. 
Akupunktur   telah   terbukti   secara  ilmiah  efektif   mengatasi  nyeri. Misalnya, nyeri wajah
pada neuralgia trigeminal,  nyeri punggung  bawah, nyeri leher, nyeri haid, nyeri pasca-infeksi
herpes, maupun nyeri kronik pada kasus keganasan. Mekanisme kerja akupunktur dalam
mengatasi nyeri adalah melalui  penglepasan berbagai senyawa kimiawi  dalam tubuh  di  tingkat
lokal yang selanjutnya akan menstimulasi penglepasan neurotransmiter di tingkat segmental di
medula spinalis dan sistem saraf pusat di otak untuk mengeluarkan zat opioid  endogen, yaitu

19
beta endorfin  yang merupakan senyawa kimiawi yang diproduksi oleh tubuh sendiri dan
berperan penting dalam mengurangi rasa nyeri.

Asal mula Pengobatan Akupuntur


Negara Jerman, Denmark, Swedia, Cina, dan Australia telah memanfaatkan akupunktur untuk
mengoptimalkan program IVF (In Vitro Fertilization). Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan angka kehamilannya meningkat secara signifikan pada program IVF yang
menyertakan akupunktur dibandingkan dengan yang tidak menyertakan akupunktur.
Pada tahun 1963 Menteri Kesehatan RI, Prof. Satrio menginstruksikan RSCM sebagai pelaksana
proyek pilot penelitian dan pengembangan ilmu akupunktur. Berkaitan dengan itu didatangkan
tim pengajar dari RRC, dipimpin oleh Prof. Dr. Huang Xianming yang memberikan ilmu
akupunktur kepada para dokter dari berbagai Bagian di FKUI/RSCM (Penyakit Dalam,
Kesehatan Anak, Saraf, Bagian THT, dll.). Selanjutnya pelayanan spesialis akupunktur medik di
RSCM dilaksanakan oleh Sub bagian Akupunktur Penyakit Dalam FKUI/RSCM, yang kemudian
berkembang menjadi Departemen Medik Akupunktur hingga saat ini.
Akupunktur sangat sederhana pelaksanaannya, ekonomis, serta tidak memerlukan alat-alat
yang rumit. Akupunktur analgesi juga aman, dengan efek samping minimal. Akupunktur dapat
dilakukan pada bayi sangat muda (usia 2 hari) sampai orang tua berusia 90 tahun. Dari
pengalaman pada 90.210 kasus di Shanghai pada tahun 1973 dilaporkan tidak ada satupun
kematian karena akupunktur analgesi.
Sejak tahun 1967 Depkes secara rutin mengirimkan dokter-dokter pasca wajib kerja sarjana,
dokter-dokter TNI, Pertamina, serta instansi pemerintah dan swasta lainnya untuk mengikuti
pendidikan spesialisasi akupunktur di RS Dr.Cipto Mangunkusumo.
Akupunktur sebagai penanggulangan nyeri telah lama digunakan dan penggunaannya sebagai
analgesi pada pembedahan merupakan suatu perkembangan baru, yang dilakukan untutk pertama
kali pada tahun 1958 di Cina. Pada saat ini pembedahan dengan akupunktur analgesi telah
diterapkan di berbagai negara di dunia. Di Amerika Serikat akupunktur analgesi digunakan untuk
pertama kali pada tahun 1972 oleh Lui, lalu man dan Chen. Di Rumah Sakit Dr.Cipto
mangunkusumo, akupunktur analgesi pertama kali dilakukan pada tahun 1980 oleh dr.Husniah
R.Th. Akib dan dr.Biran Afandi,SpOG.

20
Dengan evidence yang ada, akupunktur kemudian berintegrasi ke dalam ilmu kedokteran sebagai
ilmu kedokteran medik, yang di luar negeri dikenal sebagai medical acupuncture. Bentuk
akupunktur seperti inilah yang diajarkan pada pendidikan Dokter Spesialis Akupunktur Medik di
RSCM.
Pada tahun 1989 WHO telah menerapkan silabus pendidikan akupunktur untuk dokter dan
pedoman penelitian akupunktur. Selanjutnya pada tahun 1991 WHO mengintegrasikan Ilmu
Akupunktur ke dalam Ilmu Kedokteran Konvensional. Pada tahun 2002 WHO
merekomendasikan semua negara anggotanya untuk mengintegrasikan akupunktur ke dalam
Sistem Kesehatan Nasional masing-masing negara dengan mengembangkan dan
mengimplementasikan kebijakan serta memperhatikan dengan cara memperluan pengetahuan
dan memberi pedoman safety, efficacy, quality standard pengaturan dan jaminan kualitas.
Pada tahun 1996 berdasarkan Permenkes No.1186/Menkes/Per/XI/1996 ditetapkan pemanfaatan
akupunktur pada sarana pelayanan kesehatan formal baik pemerintah maupun swasta. Majelis
Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI) IDI pada tahun 2006 mengesahkan Kolegium
Akupunktur Indonesia. Pada tahun yang sama pula Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)
mengeluarkan Surat tanda Registrasi (STR) bagi Dokter Spesialis Akupunktur Kedokteran
lulusan RSCM dengan Sp.Ak. Pada tahun 2008 standar pendidikan dan standar kompetensi
Dokter Spesialis Akupunktur Medik Indonesia telah disahkan oleh Konsil kedokteran Indonesia
berdasarkan Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia No.46/KKI/KEP/IV/2008. Pada tahun
2009 Perhimpunan Dokter Spesialis Akupunktur Medik Indonesia telah dikukuhkan oleh
Muktamar Dokter Indonesia XXVII di Palembang sebagai Organisasi Profesi dibawah IDI.

21
22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terapi komplemeter sebagai pengembangan terapi tradisional dan ada yang
diintegrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek
biologis, psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut ada yang telah
lulus uji klinis sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai dengan prinsip
keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko, sosial, dan
spiritual).
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan
modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern 
pengobatan ini berkembang di abad ke-19 di Eropa.
Teknik pengobatannya menggunakan metode modern dan tradisional, yang bisa mencakup
perubahan gaya hidup, pengurangan stres, psikoterapi dan konseling, penggunaan obat herbal
dan suplemen, termasuk homeopati.
Seiring berkembangan nya zaman terapi komplementer mempunyai ragam terapi yang dapat
menyembuhkan beragam penyakit juga.

3.2 Saran
Setelah belajar dan mengetahui kita bisa menerapkan dan malakukannya pada kehidupan
sehari hari.

23

Anda mungkin juga menyukai