Oleh :
Kelompok 1 XII IPA 4
Nama Kelompok :
1. Adi Mertayasa Putra ( 01 )
2. Gede Krisna Nandaputra ( 07 )
3. I Gusti Ngurah Agung Ary Utama ( 12 )
4. Ida Ayu Indira Pradnya ( 22 )
5. Ni Kadek Bella Olivia Dwi Putri ( 31 )
6. Putu Echa Apreal Sanjaya ( 40 )
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Ida Sang Hyang Widhi Wasa, kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Anugerah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah agama kami tentang Manfaat Astangga Yoga untuk Kesehatan
Jasamani dan Rohani.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
situs pendidikan di internet sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada tuhan dan pemilik situs pendidikan.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah agama tentang Manfaat Astangga Yoga ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
BAB I PENDAHULUAN 4
A. LATAR BELAKANG 5
B. RUMUSAN MASALAH 5
C. TUJUAN 5
BAB II PEMBAHASAN 4
A. PENGERTIAN YOGA 5
B. KONSEP ASTANGGA YOGA 5
C. MANFAAT ASTANGGA YOGA UNTUK KESEHATAN JASMANI 5
D. MANFAAT ASTANGAA YOGA UNTUK KESEHATAN ROHANI 5
E. PENTINGNYA MEMPELAJARI ASTANGGA YOGA 5
BAB III PENUTUP 4
A. KESIMPULAN 5
BAB I
PENDAHULUAN
Yoga memiliki delapan komponen yang dikenal dengan istilah Astangga Yoga. Delapan
komponen ini adalah : Yama, Nyama, Asana, Pranayana, Pratyahara, Dharana, Dhyana, dan
Samadhi. Delapan tahap ajaran yoga ini merupakan tangga untuk mengendalikan diri dan
sekaligus merupakan aspek etika dalam ajaran yoga. Ajaran Astangga Yoga merupakan
kewajiban yang harus dilakukan oleh para pengikut Raja Marga Yoga. Sebab dengan
mempelajari ajaran Astangga Yoga mereka dapat mewujudkan tujuan hidup. Raja yoga yaitu
jalan dengan cara melakukan pengedalian diri melalui tapa brata Yoga dan Samadhi
(Suhardana, 2010. 31-35). Raja marga merupakan bagian dari catur marga yaitu empat jalan
untuk mewujudkan kesejahteraan dan Kebahagiaan hidup manusia diantaranya Karma
Marga Yoga, Bhakti Marga Yoga, Jnana Marga Yoga, dan Raja Marga Yoga.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
A. PENGERTIAN YOGA
Yoga secara harafiah berasal dari suku kaya “yuj” yang memiliki arti menyatukan atau
menghubungkan diri dengan Tuhan. Kemudian Patanjali memberikan definisi tentang Yoga
yaitu mengendalikan gerak-gerak pikiran. Ada dua hal yang penting sebagai seorang
praktisi yoga adalah melatih secara terus menerut sekaligus tidak terikat dengan hal-hal
duniawi. Secara spiritual Yoga merupakan suatu proses dimana identitas jiwa individual dan
jiwa Hyang Agung disadari oleh seorang Yogi, Yogi adalah orang yang menjalani yoga,
orang yang telah mencapai persatuan dengan Hyang Agung.
Jiwa manusia dibawa kepada kesadaran akan hubungan yang dekat dengan sumber
realitas ( Hyang Widhi ). Seperti setitik air yang bersatu dengan air di samudra. Yoga adalah
ketenangan hati, ketentraman, keahlian dalam beringkah laku. Segala sesuatu yang terbaik
dan tertinggi yang dapat dicapai dalam hidup ini adalah Yoga juga, Yoga mencakup seluruh
aplikasi yang inklusif dan universal yang mengantar kepada pengembangan / pembangunan
seluruh badan, pikiran dan jiwa Yoga pada dasarnya adalah sebuah cara atau jalan hidup.
Bukan sesuatu yang keluar dari kehidupan, bukan pula menjauhkan diri dari aktifitas,
melainkan merupakan performa yang efisien dengan semangat hidup yang benar. Yoga
bukan pula melarikan diri dari rumah dan kebiasaan hidup manusia, melainkan merupakan
suatu proses pembentukan sikap untuk hidup di rumah ( keluarga ) maupun hidup
bermasyarakat dengan suatu pengertian baru.
Yoga bukan memalingkan dari kehidupan, Dia merupakan spiritual dari hidup. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Yoga sebagai sebuah cara atau jalan untuk mengendalikan pikiran yang
terobyektifkan serta kecendrungan alami pikiran dan mengatur segala kegelisahan-
kegelisahan pikiran agar tetap tak terpengaruh sehingga bisa mencapai penyatuan antara
kesadaran unit dan kesadaran kosmik.
A. KESIMPULAN