Anda di halaman 1dari 13

Bentuk Penerapan Ajaran Astangga Yoga dalam Mewujudkan Tujuan Hidup

Manusia dan Tujuan Agama Hindu

Dalam Bhagawadgita bab III sloka 34 disebutkan indriyasye ndriyasya rthe, raga
dvesau vyavasthitau, tayor na vasam agacchet tau hy asya paripanthinau yang
artinya cinta dan benci dikendalikan oleh rasa keinginan pada suatu objek
keinginan itu sendiri, karenanya janganlah ada yang menyerah kepada keduanya
sebab keduanya itu merupakan penghalang belaka. Musuh manusia yang paling
uatama adalah musuh yang munculnya dari dalam diri seseorang itu sendiri, seperti
yang dijelaskan dalam Bhagawadgita bab III Sloka 37 kama esa krodha esa
rajoguna samudbhavah, mahasano mahapapma viddhy enam iha vairinam artinya
adalah itu adalah nafsu, itu adalah amarah yang lahir dari sifat rajaguna keduanya
memusnahkan, penuh dosa, ketahuilah ini adalah musuh yang disini. Sehingga dari
uraian uraian sloka itu dapat diketahui bahwa untuk dapat menyadari pentingnya
kesadaran diri, diperlukan pengendalian diri terlebih dahulu, dan selalu
menggunakan akal pikiran yang sehat dalam segala tindak tanduk perbuatan ini,
karena menjadi manusia itu adalah yang terbaik dari makhluk ciptaan lainnya.

1 | Agama HinduP a g e

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ada banyak jalan untuk mencapai kebenaran tertinggi. Jalan yang berbeda-beda itu tampakanya
memiliki tujuan yang sama yaitu sebuah penyatuan tertinggi antara Atman dengan Brahman.
Kita lahir berulang kali untuk meningkatakan perkembangan evolusi jiwa. Dan masing-masing
dari kita berada pada tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Karena itu tiap orang disiapkan
untuk tingkat pengetahuan spiritual yanag berbeda pula. Semua jalan rohani yang ada di dunia
ini penting karena ada orang-orang yang membutuhkan ajarannya. Penganut suatu jalan rohani
dapat saja tidak memiliki pemahaman lengkap tentang sabda Tuhan dan tidak akan pernah
selama masih berada dalam jalan rohani tersebut. Jalan rohani itu merupakan sebuah batu
loncatan untuk pengetahuan yang lebih lanjut. Setiap jalan rohani memenuhi kebutuhan rohani
yang mungkin tidak dapat dipenuhi oleh jalan rohani yang lain. Tidak satupun jalan rohani yang
memenuhi kebutuhan semua orang di segala tingkat. Saat satu individu masih tingkat
pemahamannya tentang Tuhan dan perkembangan dalam dirinya, dia mungkin merasa tidak
terpenuhi oleh pengajaran jalan rohani sebelumnya dan mencari jalan rohani yang lain untuk
mengisi kekosongannya. Bila hal itu terjadi, maka orang tersebut telah meraih tingkat
pemahaman yang lain dan akan merindukan kebenaran serta pengetahuan yang lebih luas, dan
kemungkinan lain untuk tumbuh.
Dengan demikian kita tidak berhak untuk mencerca jalan rohani yang lain. Semua berharga dan
penting di mata-Nya. Ada pemenuhan sabda Tuhan, akan tetapi kebanyakan oaring tidak
meperolehnya di sini untuk bisa meraih kebenaran, kita perlu mendengarkan roh dan melepas
ego kita. Dan Yoga sebagai salah satu jalan yang bersifat universal adalah salah satu jalan rohani
dengan tahapan-tahapan yang disesuaikan dengan kemapuan spiritual seseorang.
1.2 Sejarah Yoga
Sejak lebih dari 5000 tahun yang lalu, yoga telah diketahui sebagai salah satu alternatif
pengobatan melalui pernafasan. Awal mula munculnya yoga diprakarsai oleh Maharsi Patanji,
dan menjadi ajaran yang diikuti banyak kalangan umat Hindu. Cittavrttinirodha adalah kata yang
dianggap dapat mengartikan yoga yang sesungguhnya. Artinya sendiri adalah penghentian gerak
pikiran. Ajaran yoga ini ditulis Maharsi lewat sastra yoga sutra, yang terbagi menjadi empat dan
memuat 194 sutra. Bagian-bagian pada sastra, yaitu Samadhipada (bagian pertama), Sadhapada
(bagian kedua), Vidhutipada (bagian ketiga), dan Kailvalyapada (bagian keempat).
Ajaran Yoga ternyata juga termuat dalam sastra Hindu. Beberapa sastra Hindu tersebut adalah
Upanisad, Bhagavad Gita, Yogasutra, dan Hatta Yoga. Kemudian, ajaran yoga mengalami
pengklasifikasian, yang terdapat pada sastra Hindu, Bhagavad gita. Klasifikasi tersebut adalah,

2 | Agama HinduP a g e

1. Hatha Yoga, yaitu yoga yang dilakukan dengan pose fisik (Asana), teknik pernafasan
(Pranayana) disertai dengan meditasi. Ketiga poin ini dilakukan untuk membuat pikiran
menjadi tenang dan tubuh sehat penuh vitalitas.
2. Bhakti Yoga, yaitu yoga yang memfokuskan diri untuk menuju hati. Jika seorang yogi
berhasil menerapkannya, maka dia akan dapat melihat kelebihan orang lain dan cara
untuk menghadapi sesuatu. Keberhasilan yoga ini juga membuat yogis menjadi lebih
welas asih dan menerima segala yang ada di sekitarnya, karena dalam yoga ini diajarkan
untuk mencintai alam dan beriman kepada Tuhan.
3. Raja Yoga, yaitu yoga yang menitikberatkan pada teknik meditasi dan kontemplasi. Yoga
ini nantinya akan mengarah pada cara penguasaan diri sekaligus menghargai diri sendiri
dan sekitarnya. Raja yoga merupakan dasar dari yoga sutra.
4. Jnana Yoga, yaitu yoga yang menerapkan metode untuk meraih kebijaksanaan dan
pengetahuan. Teknik ini cenderung untuk menggabungkan antara kepandaian dan
kebijaksanaan, sehingga nantinya mengdapatkan hidup yang dapat menerima semua
filosofi dan agama.
5. Karma Yoga, yaitu yoga ini mempercayai adanya reinkarnasi. Di sini Anda akan dibuat
untuk menjadi tidak egois, karena yakin bahwa perilaku Anda saat ini akan berpengaruh
pada kehidupan yang akan datang.
6. Tantra Yoga. Untuk yoga ini sedikit berbeda dengan yoga yang lain, bahkan ada yang
menganggapnya mirip dengan ilmu sihir. Teknik pada yoga ini terdiri atas kebenaran
(kebenaran) dan hal-hal yang mistik (mantra). Tujuan dari teknik ini supaya dapat
menghargai pelajaran dan pengalaman hidup.
Dalam masyarakat Indonesia, yoga sudah dikenal luas oleh berbagai kalangan. Kekawin Arjuna
Wiwaha 11.1 menyebutkan kata Yoga dengan sangat jelas; Sasi wimba heneng ghata mesi
banu Ndanasing, suci nirmala mesi wulan Iwa mangkana rakwa kiteng kadadin Ring angambeki
Yoga kiteng sakala, Bagaikan bulan di dalam tempayan berisi air. Di dalam air yang suci jernih
tampaklah bulan. Sebagai itulah Dikau (Tuhan) dalam tiap mahluk. Kepada orang yang
melakukan Yoga Engkau menampakkan diri. Jadi pada dasarnya semua aliran kepercayaan yang
menjadikan Yoga atau Meditasi sebagai pegangan utamanya pada dasarnya adalah pengikut
ajaran Veda.
1.3 Rmusan Masalah
1

Bagaimana pengertian Yoga?

2.

Bagaimanakah konsep Astangga Yoga?

3.

Bagaimana aplikasi Astangga Yoga dalam mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan
agama hindu?

3 | Agama HinduP a g e

1.4 Tujuan Penulisan


1.

Untuk mengetahui tentang pengertian Yoga

2.

Untuk mengetahui konsep Astangga Yoga

3.

Untuk mengetahui aplikasi Astangga Yoga dalam mewujidkan tujuan hidup manusia dan
tujuan agama hindu?

BAB II

PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Yoga

Yoga secara harfiah berasal dari suku kata yuj yang memiliki arti menyatukan atau
menghubungkan diri dengan Tuhan. Kemudian Patanjali memberikan definisi tentang yoga yaitu
mengendalikan gerak-gerak pikiran. Ada dua hal yang penting sebagai seorang praktisi yoga
adalah melatih secara terus menerus sekaligus tidak terikat dengan hal-hal duniawi. Secara
spiritual Yoga merupakan suatu proses di mana identitas jiwa individual dan jiwa Hyang Agung
disadari oleh seorang yogi, Yogi adalah orang yang menjalani yoga, orang yang telah mencapai
persatuan dengan Hyang Agung.
Jiwa manusia dibawa kepada kesadaran akan hubungan yang dekat dengan sumber realitas
(Hyang Widhi). Seperti setitik air yang bersatu dengan air di samudra. Yoga adalah ketenangan
hati, ketentraman, keahlian dalam bertingkah laku, Segala sesuatu yang terbaik dan tertinggi
yang dapat dicapai dalam hidup ini adalah Yoga juga, Yoga mencakup seluruh aplikasi yang
inklusif dan universal yang mengantar kepada pengembangan / pembangunan seluruh badan,
pikiran dan jiwa.
Yoga pada dasarnya adalah sebuah cara atau jalan hidup. Bukan sesuatu yang keluar dari
kehidupan, bukan pula menjauhkan diri dari aktifitas, melainkan merupakan performa yang
efisien dengan semangat hidup yang benar. Yoga bukan pula melarikan diri dari rumah dan
kebiasaan hidup manusia, melainkan merupakan suatu proses pembentukan sikap untuk hidup di
rumah (keluarga) maupun hidup bermasyarakat dengan suatu pengertian baru, Yoga bukan
memalingkan dari kehidupan, Dia merupakan spiritual dari hidup.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Yoga sebagai sebuah cara atau jalan untuk mengendalikan pikiran
yang terobyektifkan serta kecendrungan alami pikiran dan mengatur segala kegelisahankegelisahan pikiran agar tetap tak terpengaruh sehingga bisa mencapai penyatuan antara
kesadaran unit dan kesadaran kosmik.

4 | Agama HinduP a g e

2.2

Konsep Astangga Yoga

Dalam menjalankan yoga ada tahap-tahap yang harus ditempuh yang disebut dengan Astangga
Yoga. Astangga Yoga artinya delapan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan
yoga. Adapun bagian-bagian dari Astangga Yoga yaitu Yama (pengendalian), Nyama (peraturanperaturan), Asana (sikap tubuh), Pranayama (latihan pernafasan), Pratyahara (menarik semua
indrinya kedalam), Dharana (telah memutuskan untuk memusatkan diri dengan Tuhan), Dhyana
(mulai meditasi dan merenungkan diri serta nama Tuhan), dan Samadhi (telah mendekatkan diri,
menyatu atau kesendirian yang sempurna atau merialisasikan diri).
1. Panca Yama Brata
Panca yama Brata adalah lima pengendalian diri tingkat jasmani yang harus dilakukan tanpa
kecuali. Gagal melakukan pantangan dasar ini maka seseorang tidak akan pernah bisa mencapai
tingkatan berikutnya. Penjabaran kelima Yama Bratha ini diuraikan dengan jelas dalam Patanjali
Yoga Sutra II.35 39.
1. Ahimsa atau tanpa kekerasan. Jangan melukai mahluk lain manapun dalam pikiran,
perbuatan atau perkataan. (Patanjali Yoga Sutra II.35)
2. Satya atau kejujuran/kebenaran dalam pikiran, perkataan dan perbuatan, atau pantangan
akan kecurangan, penipuan dan kepalsuan. (Patanjali Yoga Sutra II.36)
3. Astya atau pantang menginginkan segala sesuatu yang bukan miliknya sendiri. Atau
dengan kata lain pantang melakukan pencurian baik hanya dalam pikiran, perkataan apa
lagi dalam perbuatan. (Patanjali Yoga Sutra II.37)
4. Brahmacarya atau berpantang kenikmatan seksual. (Patanjali Yoga Sutra II.38)
5. Aparigraha atau pantang akan kemewahan; seorang praktisi Yoga (Yogin) harus hidup
sederhana. (Patanjali Yoga Sutra II.38)
2. Panca Niyama Bratha
Panca Nyama Brata adalah lima penengendalian diri tingkat rohani dan sebagai penyokong dari
pantangan dasar sebelumnya diuraikan dalam Patanjali Yoga Sutra II.40-45.
1. Sauca, kebersihan lahir batin. Lambat laun seseorang yang menekuni prinsip ini akan
mulai mengesampingkan kontak fisik dengan badan orang lain dan membunuh nafsu
yang mengakibatkan kekotoran dari kontak fisik tersebut (Patanjali Yoga Sutra II.40).
Sauca juga menganjurkan kebajikan Sattvasuddi atau pembersihan kecerdasan untuk
membedakan (1) saumanasya atau keriangan hati, (2) ekagrata atau pemusatan pikiran,
(3) indriajaya atau pengawsan nafsu-nafsu, (4) atmadarsana atau realisasi diri (Patanjali
Yoga Sutra II.41).

5 | Agama HinduP a g e

2. Santosa atau kepuasan. Hal ini dapat membawa praktisi Yoga kedalam kesenangan yang
tidak terkatakan. Dikatakan dalam kepuasan terdapat tingkat kesenangan transendental
(Patanjali Yoga Sutra II.42).
3. Tapa atau mengekang. Melalui pantangan tubuh dan pikiran akan menjadi kuat dan
terbebas dari noda dalam aspek spiritual (Patanjali Yoga Sutra II.43).
4. Svadhyaya atau mempelajari kitab-kitab suci, melakukan japa (pengulangan pengucapan
nama-nama suci Tuhan) dan penilaian diri sehingga memudahkan tercapainya
istadevata-samprayogah, persatuan dengan apa yang dicita-citakannya (Patanjali Yoga
Sutra II.44).
5. Isvarapranidhana atau penyerahan dan pengabdian kepada Tuhan yang akan
mengantarkan seseorang kepada tingkatan samadhi (Patanjali Yoga Sutra II.45).
Kebalikan dari sepuluh kebaikan yang harus diwujudkan (Yama dan Niyama) disebut sebagai
vitarka, yaitu kesalahan-kesalahan yang harus dengan teliti dijauhkan dan dihilangkan, yaitu:
1.

Himsa atau kekerasan dan tidak sabar sebagai lawan ahimsa

2.

Asatya atau kepalsuan sebagai lawan dari satya

3.

Steya atau keserakahan sebagai lawan dari asteya

4.

Vyabhicara atau kenikmatan seksual sebagai lawan dari brahmacarya

5.

Asauca atau kekotoran sebagai lawan dari sauca

6.

Asantosa atau ketidakpuasan sebagai lawan dari santosa

7.

Vilasa atau kemewahan sebagai lawan tapa

8.

Pramada atau kealpaan sebagai lawan svadhyaya

9.

Prakrti-pranidhana atau keterikatan pada prakrti sebagai lawan dari isvarapranidhana

Dengan menempuh jalan kebaikan bukan berarti seseorang dengan sendirinya dilindungi
terhadap kesalahan yang bertentangan. Jangan menyakiti orang lain belum tentu berarti
perlakukan orang lain dengan baik. Kita harus melakukan keduanya, tidak menyakiti orang lain
dan sekaligus melakukan keramah-tamahan.
3. Asana
Asana adalah sikap duduk pada waktu melaksanakan yoga. Buku Yogasutra tidak mengharuskan
sikap duduk tertentu, tetapi menyerahkan sepenuhnya kepada siswa sikap duduk yang paling
disenangi dan relax, asalkan dapat menguatkan konsentrasi dan pikiran dan tidak terganggu
6 | Agama HinduP a g e

karena badan merasakan sakit akibat sikap duduk yang dipaksakan. Selain itu sikap duduk yang
dipilih agar dapat berlangsung lama, serta mampu mengendalikan sistim saraf sehingga terhindar
dari goncangan-goncangan pikiran. Sikap duduk yang relaks antara lain : silasana (bersila) bagi
laki-laki dan bajrasana (metimpuh-bhs. Bali, menduduki tumit) bagi wanita, dengan punggung
yang lurus dan tangan berada diatas kedua paha, telapak tangan menghadap keatas. Di bawah ini
adalah macam-macam gerakan Asana meburut Gheranda Samhita.

GERAKAN MENURUT GHERANDA SAMHITA


No Nama Asana
Sikap / Pose
1 Siddhasan
Sikap Duduk Yang Lurus
2

Padmasan

Bhadrasan

Muktasan

Vajrasan
Svastikasan

6
7
8
9
10
11

Singhasan
Gomukhasan
Virasan
Dhanurasan
Mritasan

12 Guptasan
13 Matsyasan
14 Pascimottanasan

Manfaat
Untuk Mendapatkan Keberhasilan
Menghilangkan Segala Macam
Sikap Duduk Teratai
Penyakit
Menghilangkan Segala Macam
Duduk Diatas Tumit Yang Terbalik
Penyakit
Duduk Diatas Kaki Yang Kiri Untuk Keberhasilan
Kemudian Taruh Diatas
Duduk Diatas Kedua Telapak Kaki Untuk Pencernaan
Duduk Dengan Kaki Dilipat Untuk Keberhasilan
Dibawah Dan Yang Lainnya Di atas
Duduk Seperti Sikap Singa
Untuk Menghilangkan Penyakit
Duduk Seperti Wajah Sapi
Mengatasi Penyakit Jantung
Sikap Seorang Pemberani
Menumbuhkan Sikap Pemberani
Postur Seperti Busur
Melenturkan Tulang Belakang
Postur Badan Seperti Mayat
Untuk Tensi Darah Rendah
Kedua Kaki Sembunyi Dibawah
Untuk Melenturkan Kedua Kaki
paha
Sikap seperti Ikan
Untuk Menghilangkan Penyakit
Sikap duduk Dengan kedua Kaki
Untuk Penyakit Pencernaan
Lurus
7 | Agama HinduP a g e

15
16
17
18
19
20

Matsyendrasan
Goraksasan
Utkatasan
Sankatasan
Mayurasan
Kukutasan

21 Kurmasan
22 Uttan Kurmasan
23
24
25
26
27
28
29

Sikap Ikan Terbalik


Duduk Diatas Kedua Kaki
Duduk Diatas Tumit Kaki
Melipat Kedua Kaki
Sikap Merak
Sikap Ayam
Sikap Kura-kura
Sikap Kura-kura II

Uttan Mandukasan Sikap Kodok


Vriksasan
Sikap Pohon
Mandukasan
Sikap Kodok II
Garudasan
Sikap Garuda
Vrisasan
Sikap Sapi Jantan
Salabhasan
Sikap Kalajengking
Makarasan
Sikap Buaya

30 Ustrasan
31 Bhujangasan
32 Yogasan

Sikap Unta
Sikap Ular
Sikap Duduk Nyaman Dan Stabil

Untuk Penyakit Pencernaan


Untuk Keberhasilan
Untuk Kesehatan Seluruh Tubuh
Melenturkan Kedua Kaki
Menguatkan Pencernaan
Untuk Kedua Tangan Dan Penyakit
Wasir
Untuk Memanjangkan Nafas
Untuk
Nafas,Kesehatan
dan
Penyakit Perut
Untuk Kekuatan Badan
Untuk Kesetabilan Dua
Untuk Pernafasan
Untuk Prostat
Untuk Hernia
Segala Jenis Penyakit Perut
Untuk Menghilangkan Stress Dan
Sangat Bagus Untuk Leher
Untuk Leher Yang Kaku
Mengeluarkan Racun Dari Badan
Untuk Memberikan Rasa Nyaman
Dan Stabil Pada Saat Meditasi

4.pranayama
Pranayama adalah pengaturan nafas keluar masuk paru-paru melalui lubang hidung dengan
tujuan menyebarkan prana (energi) keseluruh tubuh. Pada saat manusia menarik nafas
mengeluarkan suara So, dan saat mengeluarkan nafas berbunyi Ham. Dalam bahasa Sansekerta
So berarti energi kosmik, dan Ham berarti diri sendiri (saya). Ini berarti setiap detik manusia
mengingat diri dan energi kosmik.. Pranayama terdiri dari : Puraka yaitu memasukkan nafas,
Kumbhaka yaitu menahan nafas, dan Recaka yaitu mengeluarkan nafas. Puraka, kumbhaka dan
recaka dilaksanakan pelan-pelan bertahap masing-masing dalam tujuh detik. Hitungan tujuh
detik ini dimaksudkan untuk menguatkan kedudukan ketujuh cakra yang ada dalam tubuh
manusia yaitu : muladhara yang terletak di pangkal tulang punggung diantara dubur dan
kemaluan, svadishthana yang terletak diatas kemaluan, manipura yang terletak di pusar, anahata
yang terletak di jantung, vishuddha yang terletak di leher, ajna yang terletak ditengah-tengah
kedua mata, dan sahasrara yang terletak diubun-ubun.
5. Pratyahara
Adalah penguasaan panca indria oleh pikiran sehingga apapun yang diterima panca indria
melalui syaraf ke otak tidak mempengaruhi pikiran. Panca indria adalah : pendengaran,
penglihatan, penciuman, rasa lidah dan rasa kulit. Pada umumnya indria menimbulkan nafsu
8 | Agama HinduP a g e

kenikmatan setelah mempengaruhi pikiran. Yoga bertujuan memutuskan mata rantai olah pikiran
dari rangsangan syaraf ke keinginan (nafsu), sehingga citta menjadi murni dan bebas dari
goncangan-goncangan. Jadi yoga tidak bertujuan mematikan kemampuan indria. Untuk jelasnya
mari kita kutip pernyatan dari Maharsi Patanjali sebagai berikut : Sva viyasa asamprayoga,
cittayasa svarupa anukara, iva indriyanam pratyaharah, tatah parana vasyata indriyanam.
Artinya : Pratyahara terdiri dari pelepasan alat-alat indria dan nafsunya masing-masing, serta
menyesuaikan alat-alat indria dengan bentuk citta (budi) yang murni. Makna yang lebih luas
sebagai berikut : Pratyahara hendaknya dimohonkan kepada Hyang Widhi dengan konsentrasi
yang penuh agar mata rantai olah pikiran ke nafsu terputus.
6. Dharana
Dharana artinya mengendalikan pikiran agar terpusat pada suatu objek konsentrasi. Objek itu
dapat berada dalam tubuh kita sendiri, misalnya selaning lelata (sela-sela alis) yang dalam
keyakinan Sivaism disebut sebagai Trinetra atau mata ketiga Siwa. Dapat pula pada
tungtunging panon atau ujung (puncak) hidung sebagai objek pandang terdekat dari mata. Para
Sulinggih (Pendeta) di Bali banyak yang menggunakan ubun-ubun (sahasrara) sebagai objek
karena disaat ngili atma di ubun-ubun dibayangkan adanya padma berdaun seribu dengan
mahkotanya berupa atman yang bersinar spatika yaitu berkilau bagaikan mutiara. Objek lain
diluar tubuh manusia misalnya bintang, bulan, matahari, dan gunung. Penggunaan bintang
sebagai objek akan membantu para yogin menguatkan pendirian dan keyakinan pada ajaran
Dharma, jika bulan yang digunakan membawa kearah kedamaian bathin, matahari untuk
kekuatan phisik, dan gunung untuk kesejahteraan. Objek diluar badan yang lain misalnya patung
dan gambar dari Dewa-Dewi, Guru Spiritual. yang bermanfaat bagi terserapnya vibrasi kesucian
dari objek yang ditokohkan itu. Kemampuan melaksanakan Dharana dengan baik akan
memudahkan mencapai Dhyana dan Samadhi.
7. Dhyana.
Dhyana adalah suatu keadaan dimana arus pikiran tertuju tanpa putus-putus pada objek yang
disebutkan dalam Dharana itu, tanpa tergoyahkan oleh objek atau gangguan atau godaan lain
baik yang nyata maupun yang tidak nyata. Gangguan atau godaan yang nyata dirasakan oleh
Panca Indria baik melalui pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah maupun rasa kulit.
Ganguan atau godan yang tidak nyata adalah dari pikiran sendiri yang menyimpang dari sasaran
objek Dharana. Tujuan Dhyana adalah aliran pikiran yang terus menerus kepada Hyang Widhi
melalui objek Dharana, lebih jelasnya Yogasutra Maharsi Patanjali menyatakan : Tatra
pradyaya ekatana dhyanam Artinya : Arus buddhi (pikiran) yang tiada putus-putusnya menuju
tujuan (Hyang Widhi). Kaitan antara Pranayama, Pratyahara dan Dhyana sangat kuat, dinyatakan
oleh Maharsi Yajanawalkya sebagai berikut : Pranayamair dahed dosan, dharanbhisca
kilbisan, pratyaharasca sansargan, dhyanena asvan gunan : Artinya : Dengan pranayama
terbuanglah kotoran badan dan kotoran buddhi, dengan pratyahara terbuanglah kotoran ikatan
(pada objek keduniawian), dan dengan dhyana dihilangkanlah segala apa (hambatan) yang
berada diantara manusia dan Hyang Widhi.
8. Samadhi

9 | Agama HinduP a g e

Samadhi adalah tingkatan tertinggi dari Astangga-yoga, yang dibagi dalam dua keadaan yaitu : 1)
Samprajnatta-samadhi atau Sabija-samadhi, adalah keadaan dimana yogin masih mempunyai
kesadaran, dan 2) Asamprajnata-samadhi atau Nirbija-samadhi, adalah keadaan dimana yogin
sudah tidak sadar akan diri dan lingkungannya, karena bathinnya penuh diresapi oleh
kebahagiaan tiada tara, diresapi oleh cinta kasih Hyang Widhi. Baik dalam keadaan Sabijasamadhi maupun Nirbija-samadhi, seorang yogin merasa sangat berbahagia, sangat puas, tidak
cemas, tidak merasa memiliki apapun, tidak mempunyai keinginan, pikiran yang tidak tercela,
bebas dari catur kalpana (yaitu : tahu, diketahui, mengetahui, Pengetahuan), tidak lalai, tidak
ada ke-aku-an, tenang, tentram dan damai. Samadhi adalah pintu gerbang menuju Moksa,
karena unsur-unsur Moksa sudah dirasakan oleh seorang yogin. Samadhi yang dapat
dipertahankan terus-menerus keberadaannya, akan sangat memudahkan pencapaian Moksa.
Katha Upanisad II.3.1. : Yada pancavatisthante, jnanani manasa saha, buddhis ca na vicestati,
tam ahuh paramam gatim, Artinya : Bilamana Panca Indria dan pikiran berhenti dari
kegiatannya dan buddhi sendiri kokoh dalam kesucian, inilah keadaan manusia yang tertinggi.
2.3 Aplikasi Astangga Yoga dengan Kekinian. Serta untuk mewujudkan tujuan agama
hindu
Masa muda adalah saat yang paling tepat untuk berlatih yoga. Ini adalah sifat yang pertama dan
yang utama untuk seorang siswa Yoga. Siswa yoga harus kuat dan memiliki vitalitas yang besar.
Mereka yang mempunyai pikiran tenang yang percaya pada kata-kata gurunya, ia yang
bersahaja, jujur, menginginkan kebebasan dari samsara, adalah orang-orang yang cocok untuk
disiplin yoga bagi mereka yang sudah menghapus keakuan, kesombongan, ketamakan dan yang
memiliki tempramen tenang adalah orang yang sesuai menjadi sang abadi atau sudah dekat
dengan MOKSA. Dalam kehidupan sehari-hari aplikasi Astangga Yoga di di jaman Kali Yuga
ini tentu banyak mengalami penyimpangan-penyimpangan. Banyak orang yang tahu tentang
ajaran Astangga Yoga ini, akan tetapi hanya sedikit orang yang mau mengamalkan ajaran ini.
Untuk lebih jelasnya marilah kita membahas lebih rinci bagaimana aplikasi daripada ajaran
Astangga Yoga ini.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan

1. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Yoga sebagai sebuah cara atau jalan
untuk mengendalikan pikiran yang terobyektifkan serta kecendrungan alami pikiran dan
mengatur segala kegelisahan-kegelisahan pikiran agar tetap tak terpengaruh sehingga bisa
mencapai penyatuan kesadaran jadi oleh sebab itu ini berarti dengan kita melakukan yoga
10 | Agama HinduP a g e

astangga dan dapat mengetahuinya dengan dalam maka niscaya kita bisa mencapai tujuan
humat Hindu.
2. Astangga yoga merupakan tahapan-tahapan yang harus dijalankan bagi seseorang yang
ingin meningkatkan kualitas spiritual. Astangga Yoga berarti delapan tahapan yang harus
dilaksanakan dalam beryoga. Bagian-bagian dari Astangga Yoga yaitu Yama
(pengendalian), Nyama (peraturan-peraturan), Asana (sikap tubuh), Pranayama (latihan
pernafasan), Prathyahara (menarik semua indrinya kedalam), Dharana (telah
memutuskan untuk memusatkan diri dengan Tuhan), DHYANA (mulai meditasi dan
merenungkan diri serta nama Tuhan), dan Samadhi (telah mendekatkan diri, menyatu
atau kesendirian yang sempurna atau merialisasikan diri).
3. Aplikasi dari ajaran Astangga Yoga di jaman Kali Yuga ini masih sangat minim. Hal itu
disebabkan karena jaman globalisasi membuat pola pikir seseorang untuk benar-benar
berniat mengamalkan ajaran ini masih cukup rendah. Jika kita telusuri apa yang disebut
Yoga oleh orang-orang moden sangat jauh berbeda dari sistem Yoga aslinya. Saat ini
orang-orang hanya fokus mempraktekkan tingkatan Raja Yoga yang ketiga dan yang
keempat, yaitu Asana (sikap duduk) dan Pranayama (teknik pernapasan) dan semata-mata
hanya untuk alasan kesehatan, umur panjang bahkan meningkatkan nafsu birahai semata.
Walaupun secara material bermanfaat, namun mereka tidak memahami tujuan utama dari
sistem Yoga itu sendiri.
4. Pada dasarnya Yoga berarti penghubungan atau pengaitan jiva individual dengan Yang
Maha Kuasa, dengan kata lain tujuan utama dari sistem Yoga adalah untuk
menghubungkan diri kita yang rendah dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, bukan sematamata hanya untuk kepentingan kesehatan dan hal-hal material lainnya. Dengan demikian
syarat utama yang dimiliki oleh seorang calon praktisi Yoga adalah kepercayaan akan
adanya Tuhan. Seorang yang atheis tidak bisa mengikuti sistem ini. Kalaupun dia
mengikutinya, dia hanya akan mentok sampai pada tingkatan asana dan pranayama yang
tujuannya hanya sebatas kesehatan fisik. Disamping itu, seorang praktisi Yoga juga harus
memiliki dasar moral dan disiplin tinggi. Meskipun dikatakan bahwa selama kita ada
dalam tubuh manusia, tidak perduli berapa umur kita, jenis kelamin dan kondisi fisik,
11 | Agama HinduP a g e

namun tanpa dasar moral yang baik dipastikan seseorang tidak akan pernah bisa menapak
sistem Yoga. Karena itulah dua tingkatan pertama Raja Yoga adalah Yama dan Nyama
Bratha. Seseorang yang masih memelihara sifat kejam, suka mabuk dan kejahatankejahatannya otomatis akan gugur dengan sendirinya.
3.2

Saran-Saran

Sebagai generasi muda Hindu yang menuntut pendidikan formal di perguruan tinggi
bernafaskan Hindu sudah semestinya kita menjadi pioneer dalam melaksanakan Astangga
Yoga tersebut. Karena ajaran yang universal ini apabila dijalankan dengan penuh
ketulusan hati kita pasti akan sampai pada cita-cita yang diharapkan yaitu manunggaling
dengan Kawula Gusti. Memahami yoga lebih dalam lagi akan membantu meluruskan
persepsi seseorang yang kurang akan informasi tentang Yoga yang telah mengundang
persepsi keliru dan tidak sedikit di kalangan awam. Yoga sering dikacaukan dengan Tapa,
bahkan dengan sesuatu yang berbau takhayul. Atau memandangnya dari sudut pandang
kegaiban dan kanuragan saja. Jadi ini menjadi momen baik bagi kita untuk lebih
memahami yoga lagi.

12 | Agama HinduP a g e

DAFTAR PUSTAKA
Ariasa Giri, I Made . 2006, Yoga Asanas, Pranayama, dan Meditasi . Denpasar: IHDN
Denpasar
Somvir, Dr. 2006. Sehat Dengan Yoga dan Ayur weda. Paramita Surabaya
Swami Satya Prakas Saraswati, Patanjali Raja Yoga, Paramita Surabaya. 1996
Yudhiantara Kadek, 2006. Menyikapi Rahasia Yoga. Surabaya: Paramitha
http://Astangga Yoga.ucla.edu/portal/ucla/how-to-build-a-bigger-brain-91273.aspx
http://Yoga.com/showthread.phpt=32027
http://Sejarah Yoga.com/Hindu.phpt-681988

13 | Agama HinduP a g e

Anda mungkin juga menyukai