Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASHTANGGA YOGA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


PENDIDIKAN AGAMA HINDU

Disusun Oleh :
Nama: Levia Fenoariyusta Mardatari
Kelas : XII Keperawatan A

Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan Adi Husada Malang


Jalan Terusan Danau Sentani No. 97 Kota Malang
Email: smkkadihusada@yahoo.com
Website : www.smkkesadihusada.sch.id
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-NYA yang telah dilimpahkan kedapa saya, sehingga makalah tentang
“Ashtangga Yoga dalam Kehidupan Sehari-hari” ini dapat tersusun dengan mana
mestinya.

Makalah ini saya tulis dengan tujuan memenuhi tugas harian dari guru
pembimbing mata pelajaran Pendidika Agama Hindu. Selain itu, dari tugas ini
saya bisa memahami apa itu Ashtangga Yoga, bagian-bagian Ashtangga Yoga,
contoh-contohnya jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan semoga bisa
bermanfaat untuk para pembaca.

Saya juga tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada guru


pembimbing saya yang telah memberikan tugas untuk menyusun makalah ini
supaya saya bisa lebih memahami materi Ashtangga Yoga dan saya minta maaf
jika terdapat kekurangan dalam makalah ini.

Malang, 24 Januari 2020


Penyusun

Levia Fenoari M.

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
A. Pengertian Ashtangga Yoga...................................................................................4
B. Bagian – Bagian Ashtangga Yoga..........................................................................5
C. Manfaat atau Penerapan Ashtangga Yoga dalam Kehidupan Sehari – hari............7
BAB III PENUTUP.........................................................................................................10
A. Kesimpulan..........................................................................................................10
B. Penutup................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

2
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ashtangga Yoga berasal dari dua kata dalam bahasa Sansekerta,
Ashtangga berarti delapan tangga dan Yoga artinya menguhubungkan.
Namun, jika diartikan menjadi satu, maka Ashtangga Yoga adalah delapan
tangga atau delapan tahapan untuk pemurnian tubuh dan pikiran agar dapat
masuk lebih jauh ke dalam kesadaran yang lebih tinggi menuju realisasi
diri atau Samadhi.
Ashtangga Yoga sendiri memiliki beberapa bagian, yaitu Yama
Bratha, Nyama Bratha, Asana, Pranayama, Pratyahara, Dharana, Dhyana,
dan Samadhi. Dari delapan bagian Ashtangga Yoga, masing-masing
bagian memiliki manfaat tersendiri untuk kehidupan sehari-hari. Namun
tidak hanya manfaat, Ashtangga Yoga juga bisa diterapkan dalam
mencapai Moksha.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Ashtangga Yoga
2. Bagian – bagian Ashtangga Yoga
3. Manfaat atau penerapan perilaku Ashtangga Yoga dalam
kehidupan sehari –hari.

C. Tujuan
1. Mengetahaui apa itu pengertian Ashtangga Yoga.
2. Memahami secara rinci bagian – bagian dari Asthangga Yoga.
3. Mengetahui manfaat atau penerapan perilaku Ashtangga Yoga
dalam kehidupan sehari-hari.

3
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ashtangga Yoga


Ashtangga Yoga berasal dari dua kata bahasa Sansekerta, yaitu
Ashtangga dan Yoga. Ashtangga sendiri berarti delapan tangga sedangkan
Yoga berati menghubungkan. Namun jika diartikan secara bersama, maka
Ashtangga Yoga berarti delapan tangga atau delapan tahapan untuk
pemurnian tubuh dan pikiran agar dapat masuk lebih jauh ke dalam
kesadaran yang lebih tinggi menuju realisasi diri atau Samadhi.
Ashtangga Yoga pertama kali dirumuskan oleh seorang yogi
terkenal bernama Patanjali dalam kitab Yoga Sutra, yang merupakan
warisan berharga bagi para praktisi yogi masa kini. Pada awal
pembentukkannya, yoga masih merupakan suatu pengetahuan yang lebih
sistematis. Dalam kitab yang dituliskan dalam bahasa Sansekerta kira –
kira sekitar abad ke-2 SM ini, terdapat panduan mengenai tahap – tahap
pemurnian tubuh dan pikiran agar mendapatkan kesadaran yang lebih
tinggi.
Ajaran ini bisa juga merupakan jalan utama dari berbagai jalan
untuk kesehatan badan dan pikiran agar selalu dalam keadaan seimbang.
Keseimbangan kondisi rohani dan jasmani mengantarkan kita tidak mudah
untuk diserang oleh penyakit. Untuk menyatukan jiwa dan alam,
menyatukan ‘pikiran’ yang disebut juga ‘jiwa’ dengan ‘roh’ atau jiwan
mukti disebut Tuhan Yang Maha Esa, dapat diwujudkan dengan Yoga.
Bersatunya roh dengan sumbernya (Tuhan) disebut dengan ‘Moksha’.

4
B. Bagian – Bagian Ashtangga Yoga
Pada kitab Yoga Sutra dijelaskan bahwa dalam menjalankan yoga ada
tahapan – tahapan yang harus di tempuh yang disebut sebagai Ashtangga
Yoga. Berikut dijelaskan bagian – bagian dari Ashtangga Yoga beserta
pengertiannya :
1. Yama Bratha
Yama Bratha adalah pengendalian diri yang terdiri dari 5 (lima) aspek,
disebut dengan istilah Panca Yama Bratha. Panca Yama Bratha adalah
lima pengendalian diri tingkat jasmani yang harus dilakukan tanpa
kecuali. Berikut adalah kelima bagian dari Panca Yama Bratha :
a. Ahimsa atau tanpa kekerasan
b. Satya adalah kebenaran sejati, mengikuti nurani dan
menguatkan mental untuk selalu berkata, bepikir, dan berlaku
secara benar.
c. Astya adalah tidak mencuri, tidak menginginkan sesuatu yang
dimiliki oleh orang lain.
d. Brahmacarya adalah menjaga kesucian, hidup secara seimbang
dalam segala hal dan menjaga kemurnian tubuh, pikiran, dan
emosi.
e. Aparigraha adalah nonposesif, menjauhkan diri dari
membangga 0 banggakan diri dan harta, tetap hidup sederhana
dan tidak berlebiha.
2. Nyama Bratha
Nyama Bratha adalah disiplin diri, terdiri dari lima aspek yang
dinamakan Panca Nyama Bratha. Berikut bagian- bagiannya :
a. Saucha adalah kemurnian. Saucha berarti meningkatkan
kesucian tubuh dan pikiran atau kebersihan lahir batin.
b. Santosha atau kepuasan. Santosha adalah penuh kedamaian,
menjaga rasa damai dan rasa puas dalam diri.
c. Tapa atau mengekang. Tapa adalah ketekunan dan usaha keras.
d. Swadhyaya adalah menuntut ilmu.

5
e. Isvarapranidhana adalah menghormati Tuhan dan ajaran agama
yang ada.
3. Asana
Asana adalah sikap duduk pada waktu melaksanakan yoga. Asana
adalah sikap duduk yang tidak wajib, dalam artian bisa diterapkan atau
tidak. Tetapi sikap duduk ini merupakan sikap atau postur yoga yang
memiliki gerakan lembut dan sistematis.
4. Pranayama
Pranayama adalah pengaturan nafas keluar masuk paru – paru melalui
lubang hidung dengan tujuan menyebarkan prana atau energi ke dalam
tubuh. Pada saat manusia menarik nafas maka akan mengeluarkan
suara So, dna saat mengeluarkan nafas berbunyi Ham. Dalam bahasa
Sansekerta So berarti energi kosmik dan Ham berarti diri sendiri
(saya). Ini berarti setiap detik manusia mengingatkan diri dan energi
kosmik.
5. Pratyahara
Pratyahara adalah penguasaan panca indra oleh pikiran sehingga
apapun yang diterima panca indra melalui syaraf ke otak tidak
mempengaruhi pikiran.
6. Dharana
Dharana adalah konsentrasi, yakni tahap awal menuju Dhayana atau
meditasi. Dharana merupakan kelanjutan Pratyahara karena pikiran
menjadi lebih tajam. Dharana sendiri artinya mengendalikan pikiran
agar terpusat pada suatu objel konsentrasi.
7. Dhyana
Dhyana berarti meditasi, adalah perjalanan untuk lebih jauh masuk
dalam pikiran dan diri dan mulai meniadakan eksistensi tubuh. Dhyana
adalah suatu keadaan dimana arus pikiran tertuju tanpa putus – putsu
pada objek yang disebutkan dalam Dharana itu, tanpa tergoyahkan
oleh objek atau gangguan atau bahkan godaan lain baik yang nyata
maupun tidak.

6
8. Samadhi
Samadhi berarti tercapainya kesadaran tertinggi atau pencerahan.
Samadhi ini merupakan titik kulminasi union atau peleburan antara
atma (diri) dan Sang Brahman (Sang Pencipta).

C. Manfaat atau Penerapan Ashtangga Yoga dalam Kehidupan Sehari –


hari
Selain bagian – bagian Ashtangga Yoga diatas, ajaran ini juga memiliki
manfaat dan dapat diterapkan didalam kehidupan sehari – hari. Berikut
penerapan dari delapan bagian Ashtangga Yoga :
1. Yama Bratha
a. Ahimsa : tidak membunuh. Ahimsa dalam ajaran Ashtangga
Yoga berarti tidak diperbolehkan untuk membunuh siapapun
yang diciptakan oleh Sang Hyang Widhi.
b. Satya : dilarang berbohong. Semua manusia yang hidup
didunia ini dilarang untuk berbohong dalam bentuk apapun.
Ketika menerapkan ajaran Ashtangga Yoga, maka Satya atau
bagian lainnya tidak boleh dilakukan.
c. Asteya : pantang menginginkan sesuatu yang bukan
miliknya. Jika kita menginginkan sesuatu barang atau benda,
hendaknya kita memperoleh dengan cara berusaha tanpa
meminta atau bahkan merebutnya dari orang lain.
d. Brahmacarya : menjaga kesucian. Tidak melakukan
hubungan seksual dengan orang yang belum menjadi suami
atau istri sah kita saat menerapkan ajaran Ashtangga Yoga.
e. Aparigraha : Selama ajaran Ashtangga Yoga, tidak
diperbolehkan untuk menerima pemberian orang lain dalam
bentuk apapun.

7
2. Nyama Bratha
a. Saucha adalah kemurnian. Dalam ajaran ini saucha berarti
menjaga diri agar tetap suci. Contohnya menjaga dari hal hal
negatif yang biasa manusia hidup
b. Santosha atau kepuasan. Santosha berarti kita merasa damai
dan puas atas apa yang kita miliki saat ini tanpa memikirkan
bahwa hal itu kurang cukup bagi hidup kita.
c. Tapa atau mengekang. Tapa dalam penerapan dalam kehidupan
sehari – hari berarti mengekang atau membatasi diri dari
keserakahan. Selain itu, dalam ajaran tapa kita juga harus
menerapkan ketekunan dan usaha keras selama ingin mencapai
sesuatu.
d. Swadhyaya adalah menuntut ilmu. Dalam ajaran ini,
swadhayaya berarti menuntut ilmu kepada guru yang sudah
pernah menerapkan Ashtangga Yoga dalam kehidupan sehari –
harinya.
e. Isvarapranidhana adalah menghormati Tuhan dan ajaran agama
yang ada. Dengan cara melakukan persembahyangan dan tekun
untuk mempelajari dan menerapkan ajaran yang tertulis dalam
kitab suci.
3. Asana
Dalam ajaran Ashtangga Yoga, asana berarti sikap. Sikap yang
dimaksud adalah sikap kita saat melakukan yoga, baik itu duduk,
timpih, maupun berdiri. Di dalam kehidupan sehari – hari pun
sikap ini bisa kita terapkan. Contohnya adalah bagaimana cara kita
sikap duduk dan berdiri yang benar agar bisa bermafaat bagi tubuh.
4. Pranayama
Pranayama adalah proses bernafas dalam ajaran Ashtangga Yoga.
Tahap ini meliputi tiga langkah, yakni menarik nafas (puraka),
menahan nafas (kumbhaka), dan mengeluarkan nafas (recaka).
Tidak perlu penerapan khusus untuk bagian pranayama. Tetapi

8
yang diharapkan ketika kita paham langkah – langkah pranayama
maka bisa diterapkan saat kita mengalami berbagai masalah agar
bisa mengontrol suasana hati lewat nafas dan membuat badan kita
tenang.
5. Pratyahara
Ajaran ini berarti teknik pengendalian diri dari objek duniawi.
Contohnya adalah mengontrol diri kita agar terhindar dari
minuman keras dan tidak tertarik pada hal – hal negatif dan lain
sebagainya.
6. Dharana
Dharana adalah tingkatan keenam dalam ajaran Ashtangga Yoga.
Pada tahap ini manusia harus berusaha menyatukan pikiran dengan
sasaran yang diinginkan pada tingkatan rohani. Dalam artian
manusia harus fokus dengan apa yang diinginkan dan tidak goyah
meskipun di hasut melakukan hal yang berlawanan dari
keinginannya.
7. Dhyana
Dhyana adalah tahap selanjutnya dari Ashtangga Yoga. Tahap ini
manusia harus menfokuskan pikiran pada satu objek. Salah satu
contohnya adalah fokus terhadap Dewa Siwa. Intinya adalah
manusia sudah tidak tergoyahkan oleh hal – hal yang bersifat objek
atau manusiawi.
8. Samadhi
Tahap ini adalah tahap dimana penyatuan ada atman dan Brahman.
Tahap ini adalah tahap terakhir dari ajaran Ashtangga Yoga dan
hanya bisa dilakukan oleh orang – orang yang tela melakukan dan
latihan yogas ecara teratur dan penuh dengan kedisiplinan. Dengan
menerapkan atau melakukan samadhi di kehidupan sehari – hari,
maka diharapkan manusia bisa mengontrol apa saja yang
bertentangan dengan diri dan ajarannya.

9
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Ashtangga Yoga adalah delapan tangga atau delapan tahapan untuk
pemurnian tubuh dan pikiran agar dapat masuk lebih jauh ke dalam
kesadaran yang lebih tinggi menuju realisasi diri atau Samadhi. Adapun
bagian – bagiannya adalah Yama Bratha, Nyama Bratha, Asana,
Pranayama, Pratyahara, Dharana, Dhyana, dan Samadhi. Dari masing –
masing bagian ada manfaat tersendiri yang sudah dijabarkann di Bab II
Pembahasan.

B. Penutup
Saran saya setelah menulis makalah ini adalah saya berharap saya
atau pembaca bisa menerapkan kedelapan ajaran Ashtangga Yoga dalam
kehidupan sehari – hari seperti yang sudah tercantum. Selain itu, saya juga
berharap agar makalah yang saya buat ini bisa bermanfaat bagi kehidupan
saat ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asthangga Yoga dan Moksha Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti kelas XII
https://hindualukta.blogspot.com

11

Anda mungkin juga menyukai