Anda di halaman 1dari 9

NEUROPSIKOLOGI

Anggota kelompok:
1. Pratita Cantika Ariyanto (20090000140)
2. Tribuana Dea Sari (20090000154)
3. Aliza Fitra Zulfiana (20090000160)
4. Pricillia Ester (20090000164)
5. Dewi Zarra Julianingrum (20090000178)
Pengertian neuropsikologi

Neuropsikologi merupakan suatu bidang


multidisiplin atau interdisiplin antara neurologi
dan psikologi. Phares (1992) mengemukakan
bahwa neuropsikologi dianggap sebagai salah
satu di antara kekhususan psikologi klinis.
Pengertian neuropsikologi
Pada dasarnya neuropsikologis adalah studi mengenai hubungan antara fungsi
otak (dan syaraf) itu dengan prilaku, yang meliputi pemahaman, asesmen, dan
penangananprilaku yang secara langsung berhubungan dengan fungsi otak.
Neuropsikologi juga berfokus pada proses kognitif superior dari korteks
serebral. Misalnya: perhatian, memori, bahasa, fungsi visuospatial, dll.
Sedangkan neuropsikologi klinis menurut Lezak (1995) adalah ilmu terapan
yang mempelajari ekspresi perilaku dari disfungsi otak.
Fungsi
neuropsikologi
Menurut Trull (2005), terdapat 4 peranan atau
fungsi neuropsikologi di antara-nya:
01
Membantu neuropsikologis atau dokter lainnya untuk
memberikan keterangan diagnosis yang khas menyangkut
persyarafan dan gangguan-gangguannya. Misalnya,
seorang pasien memperlihatkan adanya gejala-gejala
terganggu, tetapi diprakirakan bisa berbasis neurologis
maupun gangguan emosional.
02
Neuropsikolog dapat membuat prognosis
untuk penyembuhan.

Melibatkan diri dalam proses penyembuhan dan

03 rehabilitasi. Tes neuropsikologis bisa menentukan lokasi


gangguan dalam otak yang dapat membantu
mempercepat pertumbuhan.
04
Neuropsikolog dapat diminta untuk mengevaluasi pasien
gangguan mental untuk membantu meramalkan kondisi
penyakit, misalnya taraf kekurangan sisi kognitif, maupun
merancang strategi penanganan bersangkutan dengan
kekuatan dan kelemahan pasien.
Tujuan pempelajari neuropsikologi
Neuropsikologi klinis adalah salah satu bidang aplikasi
terluas dan paling umum dalam disiplin ini.Tujuannya adalah
untuk menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari
penelitian untuk mendiagnosis orang dengan masalah otak
dan mengembangkan rencana intervensi yang
memungkinkan mereka untuk merehabilitasi.
Contoh kasus neuropsikologi
Kasus Yuyun pada tahun 2016 yang diperkosa sekelompok pelajar SMP yang dalam keadaan mabuk merupakan salah
satu contoh kasus yang berhubungan dengan neuropsikologis. Efek dari alcohol yang ditenggak, Ahli Neuropsikologi
atau psikologi syaraf, Ihsan Gumilang, mengungkapkan pandangannya soal kekerasan seksual disertai
pembunuhan terhadap seorang siswi SMP bernama Yuyun (14). Menurut Ihsan, perbuatan keji ke-14 pelaku itu
bukan disebabkan faktor minuman keras semata. Menurutnya justru, otak ke-14 pemuda tersebut sebelumnya
sudah kerap diisi konten-konten porno (pornografi). Ihsan menambahkan, bila dilakukan pendekatan melalui
ilmu neuropsikologi, struktur otak di bagian pusat memiliki respon dengan merekam hal-hal yang sifatnya
kriminal, pornografi, maupun materi lain. Menurutnya, bila otak merespon salah konten tersebut, maka otak
akan semakin merangsang badan untuk melampiaskannya. Dia mengibaratkan itu seperti teori "bom waktu".
Dikatakan Ihsan lagi, bila memang ke-14 pelaku pembunuh Yuyun hanya mengonsumsi miras dan merespon
kekerasan saja, besar peluang pelaku tidak akan sampai menghabisi korban. Menurutnya, itu karena pelaku
kerap mengonsumsi konten pornografi, yang kemudian ditambah dengan faktor minuman keras, sehingga
terjadilah peristiwa yang menimpa korban Yuyun. "Untuk self control, otak belakang tidak aktif lantaran
alkohol menekan otak di bagian dahi. Otak nggak bisa dikontrol. Dengan otak tengah yang kerap memotret
konten pornografi, maka terjadilah kasus Yuyun ini," tandas Ihsan.

Anda mungkin juga menyukai