Anda di halaman 1dari 3

Pengantar hubungan antara Filsafat, Filsafat ilmu dan ilmu pengetahun

Agung Setiawan, M.Hum

Kesadaran manusia atas fungsi akal nya: dialektika believing – knowing – discourse

1. Knowledge : keyakinan yang bisa diterima secara rasional


2. Science: keyakinan yang bisa dijustifikasi dan diketahui secara universal
3. Kebenaran: keyakinan yang terus menerus diterima dan diulang (discourse)

A. HUBUNGAN MENDASAR FILSAFAT DENGAN ILMU PENGETAHUAN


1. Intellectual Vertigo
- Kesadaran (perangkat reason)
a. Believing (modus berada manusia, modus vivendi = eksistensi)
b. Knowing (modus mengada manusia, modus operandi = berfikir dan menciptakan
pengetahuan)
c. Konstruksi pengetahuan (relasi subjek – objek, relasi bukti – data, relasi pelaku – korban
ilmu pengetahuan)
- Art of questioning, sejarah manusia (kesadaran dan pengamatan nya) dalam menciptakan
keyakinan dan pengetahuan – sains itu sendiri (lih.ep1)
a. Apa yang anda maksud?
b. Adakah argumentasi tentang hal tersebut? Atau hanya spekulasi saja?
- Sebelum menjadi para ahli dan pakar pada bidang keilmuan masing-masing ada beberapa
hal yang dilakukan:
a. Menjadi seorang filsuf baik dari gaya berfikir maupun sikap ilmiah (pertanyaan dasar
dan fundamental yang diajukan (filsafat) justru yang akan dijawab (filsafat ilmu).
b. Komitmen untuk menghindari arogansi terkait paham pemikiran yang mereka anut dan
disiplin yang mereka geluti (netral)
c. Merevisi dan mengevaluasi konteks sosio-politik lingkungan masyarakat
- Ketika sains sudah menjadi discourse dan common sense, serta komunitas ilmiah sudah
menjadi institusi ilmiah, beberapa implikasi nya:
a. Muncul kembali tradisi believing terhadap ilmu pengetahuan yang baru yang akhirnya
menjadi mitos yang baru tanpa perlu kita pertanyakan lagi
b. Reduksi keilmuan dan munculnya tradisi instan dalam menjawab, lalu menghilangkan
dimensi kritis yaitu ‘mempertanyakan’
c. Akal menjadi stagnan karena hakekat akal adalah selalu harus dalam posisi dialektika
believing – knowing – discourse (filsafat diperlukan kembali untuk mengaktivasi dan
memberika kejutan pada kondisi akal dan hati yang hampir mati)
2. Sains itu hakikatnya adalah ruang abu-abu yang berada diantara tarik menarik antara
pertanyaan yang diakomodasi filsafat dan jawaban instan yang difasilitasi agama
(mempertanyakan bagaimana alam semesta ada (filsafat), menjelaskan bagaimana alam
semesta ada (sains), memahami kenapa alam semesta ada (agama))
3. Sains muncul karena perkembangan lebih lanjut untuk menjawab pertanyaan dari filsafat
(mother of science)
4. Pengetahuan selalu dimulai dalam kerangka dan sistematika filsafat:
Pengantar hubungan antara Filsafat, Filsafat ilmu dan ilmu pengetahun
Agung Setiawan, M.Hum

- Ontologi (versi aristotles dan christian wolff): hakikat, realitas, eksistensi, serta kategori
dasar keberadaan dan hubungan nya. Pembahasan tentang ADA (ideal/dunia immaterial)
melalui pengamatan ada (material/dunia fisik)
a. Metafisika
b. Kosmologi
c. Teologi
d. Psikologi
- Epistemologi (memeriksa pengetahuan sebelum menjadi ilmu pengetahuan melalui
penyelidikan terhadap sumber, struktur, keabsahan, dan batas-batas pengetahuan)
a. Logika
b. Metodologi
c. Filsafat ilmu (lih. Ep 2a-2c)
- Axiologi (memberikan komitmen akademis yang bijak setelah pengetahuan sudah menjadi
produk diskursus ilmu pengetahuan: kebaikan (bonum), kebenaran (veritas), dan keindahan
(pulcher))
a. Estetika
b. Etika
5. filsafat tidak lain adalah sebuah usaha refleksi. Sebuah usaha adalah sebuah proses, bukan
semata produk. Filsafat sebagai sebuah upaya adalah sebuah proses yang terus menerus
berlangsung, tak ada kata putus, berlangsung terus hingga kini. Proses itu berisi aktivitas-
aktivitas untuk memahami segala perwujudan kenyataan atau apa yang ada (being). Hasrat
filsafat adalah memahami apa yang ada dan mungkin ada.
- Kritis
a. Memilah dan memilih (mengevaluasi informasi)
b. Waspada terhadap kebekuan pikiran, kesesatan berfikir dan pembohongan
c. Selalu terbuka kemungkinan baru
- Radikal
a. Pemahaman yang mendalam
b. Mempertanyakan inti yang seharusnya
- Rasional
a. Bisa diobeservasi, diverifikasi, dijustifikasi
b. Bisa diklarifikasi dan dipertanggung jawabkan secara universal
c. Daya argumen dan penalaran
- Sistematis
a. Memahami dalam azas aturan yang ketat, runut dan bertahap
b. Sesuai langkah berfikir yang tepat untuk menguji validitas pengetahuan
6. Sains adalah produk filsafat (aktivitas evaluasi argumentasi)
- Argumentasi (reasoning)
a. Premis ke konklusi
b. Mendemonstrasikan bahwa sesuatu tersebut bernilai benar atau salah (that)
- Eksplanasi (observation)
a. Menunjukkan bahwa sesuatu itu berninali benar atau salah (how)
b. Validitas bukti dari argumentasi dalam bentuk konkret
- Produk sains: teori-aksioma-postulat-asumsi-hukum
Pengantar hubungan antara Filsafat, Filsafat ilmu dan ilmu pengetahun
Agung Setiawan, M.Hum

B. SKEMA PARADIGMA ILMU (lih ep3)


1. Sejarah Ilmu dan Landasan ilmu
- yunani klasik – kontemporer (C. Sejarah Pemikiran)
2. persoalan ilmu: ontologi – axiologi
3. konstruksi ilmu (thomas kuhn)
- problem – pra ilmu – normal science – krisis – anomali – revolusi – normal science baru –
krisis baru – dst (open ended)
4. asumsi dan masing-masing metodologi keilmuan (lih ep4a-ep4c)

C. SEJARAH PEMIKIRAN (lih. Ep5a-5b)


1. PEMIKIRAN YUNANI KLASIK
2. PEMIKIRAN ABAD PERTENGAHAN
3. PEMIKIRAN ABAD MODERN DAN RENAISANS
4. PEMIKIRAN ABAD KONTEMPORER

D. PAHAM PADA MASING-MASING PEMIKIRAN (PERIODIK) (lih. Ep6)

Anda mungkin juga menyukai