Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FILSAFAT ILMU

“FILSAFAT, SAINS DAN INOVASI TEKNOLOGI”

Oleh :

ALDI SAHITUA
(003609182019)

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah terbiasa memanfaatkan benda-benda disekeliling


kita.Pernahkah kita memikirkan bagaimana kita memberi sebutan sesuatu dengan istilah tertentu.
Dalam tradisi islam,kita juga mengenal banyak khazanah keilmuan.kaidah-kaidah ushuliyah di bidang
kalam,fiqh,bahkan kebahasaan.pernahkan kita memikirkan bagaimana rancang bangun ilmu- ilmu
tersebut.dalam sejarah pemikiran barat, para filsuf memikirkan realitas. maka seiring perkembangan
ilmu,selama ini temuan-temuan berharga mewarnai setiap penggal sejarah.
Seiring dengan maraknya kajian epistemologi,banyak para filsuf yang tertarik pada penyelidikan di
bidang fisika alam.di tangan mereka inilah,ilmu fisika alam untuk memisahkan dari filsafat alam.jika ilmu
alam merupakan tahapan baru dalam filsafat alam dalam membaca realitas alam maka filsafat ilmu sebenarnya
tahapan baru dari epistermologi.
Pola pikir saintifik yang digunakan ilmuwan fisika dalam melihat fenomena alam, secara serta merta
di terapakan dalam melihat fenomena sosial.namun sebagaimana kritik dari ilmuwan sosial hal itu
menimbulkan proses yang di sebut naturalisasi dinamika sosial masyarakat. Dalam makalah ini, akan dibahas
sekelumit tentang Signifikansi, Obyek, dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu.

A. Pengertian
Filsafat berasal dari kata Pilos (cinta), Sophos (kebijaksanaan), tahu dengan mendalam, hikmah.
Filsafat menurut terminologi: ingin tahu dengan mendalam (cinta pada kebijaksanaan) Menurut Ciceros (106-
43 SM), penulis Romawi orang yang pertama memakai kata-kata filsafat adalah Phytagoras (497 SM), sebagai
reaksi terhadap cendikiawan pada masanya yang menamakan dirinya ”Ahli pengetahuan”, Phytagoras
mengatakan bahwa pengetahuan dalam artinya yang lengkap tidak sesuai untuk manusia. tiap-tiap orang yang
mengalami kesukaran-kesukaran dalam memperolehnya dan meskipun menghabiskan seluruh umurnya, namun
ia tidak akan mencapai tepinya. Jadi pengetahuan adalah perkara yang kita cari dan kita ambil sebagian
darinya tanpa mencakup keseluruhannya. Oleh karena itu, maka kita bukan ahli pengetahuan, melainka n
pencari dan pencinta pengetahuan.
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan
Hikmah adalah perkara tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia dengan melalui alat-alat tertentu,
yaitu akal dan metode-metode berfikirnya. Allah berfirman : QS Albaqorah (2) :269 Allah memberika n
hikmah kepada orang yang dikehendaki-Nya dan siapa yang diberikan hikmah, Maka ia telah diberi
kebaikan yang banyak sekali Datangnya hikmah bukan dari penglihatan saja, tetapi juga dari penglihatan
dan hati, atau dengan kata-kata lain , dengan mata hati dan pikiran yang tertuju kepada alam yang ada
disekeling kita, banyak orang yang melihat tetapi tidak memperhatikan, karena itu Allah mengajak kita
untuk melihat dan berfikir: QS. Adz- Dzariyat (51) 20-21 Allah berfirman :” Pada bumi ada tanda-tanda
(kebesaran Tuhan ) bagi orang yang berfikir”.
Konon orang pertama yang menggunakan akal secara serius adalah Thales (Bapak filsafat) gelar ini
diterima karena ia mengajukan pertanyaan :”Apakah sebenarnya bahan alam semesta ini? Ia menjawab
”Air”.
Orang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai seseorang yang berpijak dibumi dan sedang
tengadah ke bintang-bintang, ia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan alam, Karakteristik
berfikit filsafat yang pertama adalah menyeluruh, yang kedua mendasar. Filsafat adalah ilmu yang berusaha
mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio belaka.

B. TINJAUAN FILSAFAT SECARA UMUM

a. Menurut Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tak terikat
tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan.

b. Menurut Plato( 427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada

c. Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Plato menyatakan filsafat menyelidiki sebab dan asas
segala benda.

d. Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu
yang maha agung dan usaha untuk mencapainya.
e. Al Farabi (wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina menyatakan filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya.

f. Immanuel kant (1724 – 1804) menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala
pengetahuan yang mencakup didalamnya 4 persoalan : yaitu (1) apakah yang dapat kita ketahui (dijawab
dengan Metafisika) ,(2) Apakah yang boleh kita kerjakan (dijawab dengan etika), (3) Sampai dimanakah
pengharapan kita (dijawab dengan agama) (4) Apakah yang dinamakan manusia (dijawab dengan
antropologi)

g. Harold H.Titus mengemukakan 4 pengertian filsafat. adalah :


1) satu sikap tentang hidup dan tentang alam semesta (Philosophy is an attitude toward life and the
universe)
2) Filsafat adalah satu metode pemikiran reflektif dan penyelidikan Akliah (Philosophy is a method of
reflective thinking and reasoned inquired)
3) Filsafat adalah satu perangkat masalah (Philosophy is a group of problems)
4) Filsafat ialah satu perangkat teori atau isi pikiran (Philosophy is a group of system of though).[6]

h. Al- Farabi mengatakan bahwa filsafat adalah mengetahui semua yang wujud karena ia wujud (al-ilm bil
maujudat bimahiya maujudah). Tujuan terpenting mempelajari filsafat adalah mengetahui tuhan, bahwa ia
esa, bahwa ia menjadi sebab yang aktif bagi semua yang ada , bahwa ia mengatur alam ini dengan
kemurahan, kebijaksanaan dan keadilan-Nya, Seorang filosof atau al-hakim adalah orang yang
mempunya i pengetahuan tentang zat yang ada dengan sendirinya (al-wajib lidzatihi), Wujud selain
Allah , yaitu mahluk adalah wujud yang tidak sempurna.

i. Ikwanushafa bagi golongan ini, filsafat itu bertingkat-tingkat, pertama cinta kepada ilmu, kemudian
mengetahui hakikat wujud-wujud, menurut kesanggupan manusia dan yang terakhir ialah berkata dan
berbuat sesuai ilmu mengenai lapangan filsafat diketahui ada 4 yaitu matematika, logika, fisika dan ilmu
ketuhanan. Sedang ilmu ketuhanan mempunyai bagian:1. mengenal Tuhan, 2 ilmu kerohanian yaitu
malaikat, 3. ilmu kejiwaan 4. Ilmu politik (politik kenabian, politik pemerintahan, politik umum, politik
khusus) 5. ilmu akherat.

j. Ibnusina Pembagian filsafat bagi Ibnu sina pada pokoknya tidak berbeda dengan pembagian yang
sebelumnya, filsafat teori dan filsafat amalan. Filsafat ketuhanan menurut Ibnu Sina adalah:
1. ilmu tentang turunnya wahyu dan mahluk- mahluk rohani yang membawa wahyu itu, dengan demikian
pula bagaimana cara wahyu itu disampaikan, dari sesuatu yang bersifat rohani kepada sesuatu yang
dapat dilihat dan didengar.
2. ilmu akherat (Ma’ad) antara lain memperkenalkan kepada kita bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi
badannya, maka rohnya yang abadi itu akan mengalami siksa dan kesenangan.

k. Al-Kindi Dikalangan kaum muslimin, orang yang pertama memberikan pengertian filsafat dan
lapangannya adalah Al-kindi, ia membagi filsafat 3 bagian :
1. Thibiyyat (ilmu fisika) sebagi sesuatu yang berbenda
2. Al-ilm-urriyadli (matematika) terdiri dari ilmu hitung , tehnik, astronomi, dan musik, berhubunga n
dengan benda tapi punya wujud sendiri, dan yang tertinggi adalah,
3. Ilm ur-Rububiyyah (ilmu ketuhanan)/ tidak berhubungan dengan benda sama sekali.
BAB 2
FILSAFAT ILMU DAN ETIKA REKAYASA

A. FILSAFAT ILMU
Filsafat ilmu Merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik
mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempunya i
ciri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan sosial
namun permasalah-permasalahan teknis yang khas, maka filsafat ilmu itu sering dibagi menjadi filsafat ilmu
alam dan filsafat ilmu sosial. Filsafat ilmu merupakan telaah secara filsafat yang ingin menjawab beberapa
pertanyaan mengenai hakekat ilmu seperti :

- Obyek mana yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud hakiki obyek? Apa hubungan obyek dengan
tangkapan manusia (berfikir, merasa, mengindera (yang membuahkan pengetahuan).
- Bagaimana proses yang memungkinkan ditimba pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaima na
prosedurnya? hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapat pengetahuan yang benar, Apa
yang disebut kebenaran itu sendiri? Apa kriterianya? Cara dan tehnik sarana yang membantu kita
mendapat pengetahuan yang berupa ilmu.
- Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaa
n tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan
piliha n-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara tehnik prosedural yang merupakan operasinal metode
ilmia h dengan norma-norma moral/ profesional.

Filsafat ilmu merupakan cabang ilmu filsafat yang hendak mengkaji ilmu dari sisi filsafat untuk
memberi jawaban terhadap sejumlah pertanyaan yang mencakup apa itu ilmu (Ontologi), Bagaimana ilmu
itu diperoleh (Epistemologi) dan untuk apa ilmu itu dilahirkan (Aksiologi). Filsafat ilmu mempersoalkan
dan mengkaji segala persoalan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, fisik, dan metafisik. Filsafat ilmu
memfokuskan pembahasan dalam metodologi ilmu pengetahuan . ilmu merupakan salah satu cara untuk
mengetahui bagaimana budi manusia bekerja. ilmu pengetahuan merupakan karya budi manusia bekerja ,
karya budi logis dan imajinatif sekaligus
Motivasi timbulnya filsafat diantaranya adalah:
1. Dongeng, tahayul (mite) ada yang kritis ingin tahu kebenaran mite itu (jaman awal Yunani)
2. Keindahan Makrokosmos, ingin tahu rahasia alam. Ketakjuban sikap lahir dalam bentuk bertanya
kebenaran atau pertanyaan menjadi serius dan penyelidikan yang (bukan sembarangan pertanyaan
sistematis filosof Ultimate Question : contoh Thales ” what is the nature of the world stuff?” (-) water is
the basic principle of the universe (+)
3. Penyebab timbulnya pertanyaan adalah kesangsian Sangsi (ragu): percaya, sangsi, tidak percaya pikiran
akan bekerja pikiran membentur-bentur menggelisahkan (problema).

Filsafat dapat dipelajari dengan 3 cara:


1. Metoda sistematis (isi filsafat) :
- Teori pengetahuan (isme-isme filsafat)
- Teori hakikat (aliran-aliran filsafat)
- Teori nilai
2. Metoda Historis:
- Tokoh dan periode filsafat (sejarah pemikiran)
- Periode, babakan sejafah filsafat: ancient philosofy, medieval philosophy, modern philosophy.
3. Metoda kritis: tingkat intensif, telah memiliki pengetahuan filsafat, pendekatan sistematis atau historis
memahami isi , mengajukan kritik, menentang dukungan dengan pendapat sendiri atau filosof lain.

B. ETIKA REKAYASA
Etika (Etimologi), berasal dari filosofi Yunani kuno adalah “Ethos” yang berarti watak kesusilaan/adat
kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari Bahasa
Latin yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan) dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.

Etika rekayasa yaitu : - Etika yaitu sikap prilaku, moral, dan sopan santun.
- Rekayasa yaitu merekayasa.
Sedangkan etika rekayasa dalam ilmu teknik sipil yaitu suatu sikap, prilaku ataumoral yang baik yang
harus diterapkan oleh setiap orang terutama dalam bidangilmu teknik karena ini menyangkut banyak pihak
dan dapat merugikan banyakpihak terutama dalam bidang perekayasaan atau perencanaan suatu
bangunanteknik sipil.

C. TIGA ASPEK PENTING DALAM FILSAFAT


Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik
mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai
ciri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu- ilmu alam dengan
ilmu-ilmu sosial, namun karena permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu
ini sering dibagi menjadi filsafat ilmu- ilmu alam atau ilmu- ilmu sosial. Pembagian ini lebih merupakan
pembatasan masing- masing bidang yang ditelaah, yakni ilmu- ilmu alam atau ilmu- ilmu sosial, dan tidak
mencirikan cabang filsafat yang bersifat otonom. Ilmu memang berbeda dari pengetahuan-pengetahuan
secara filsafat, namun tidak terdapat perbedaan yang prinsipil antara ilmu- ilmu alam dan ilmu- ilmu sosial,
di mana keduanya mempunyai ciri-ciri keilmuan yang sama.

Filsafat ilmu merupakan telaahan secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai
hakikat ilmu seperti: Objek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?
Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa dan
mengindera) yang membuahkan pengetahuan? Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita
mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara
atau sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? Untuk apa
pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut
dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral?
Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma -
norma moral atau profesional?.

Jika disimpulkan berbagai macam pertanyaan di atas maka yang pertama adalah persoalan-persoalan
yang berkaitan dengan masalah ontologis. Kedua, masuk dalam wilayah kajian epistemologis. Sedangkan
yang ketiga adalah problem aksiologis. Semua disiplin ilmu pasti mempunyai tiga landasan ini.

Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan sarana tersebut untuk mencapai
pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal pilihan landasan ontologik akan dengan sendirinya
mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita pilih. Akal (Verstand), akal budi
(Vernunft) pengalaman, atau komunikasi antara akal dan pengalaman, intuisi, merupakan sarana yang
dimaksud dalam epistemologik, sehingga dikenal adanya model-model epistemologik seperti: rasionalis me,
empirisme, kritisisme atau rasionalisme kritis, positivisme, fenomenologi dengan berbagai variasinya.
Ditunjukkan pula bagaimana kelebihan dan kelemahan sesuatu model epistemologik beserta tolok ukurnya
bagi pengetahuan (ilmiah) itu seped teori koherensi, korespondesi, pragmatis, dan teori intersubjektif. Cara
memperoleh pengetahuan logika dengan cara membentuk pengetahuan itu sendiri. Terdiri atas:
1. Empirisme (John Locke 1632-1704)
2. Rasionalisme (Rene Decartes 1596 – 1650)
3. Positivisme (August Compte, 1798 – 1857)
4. Intusionisme (Hendri Bergson, 1859 - 1941)
Hasilnya adalah: 1. sains, 2. Filsafat Logika, 3. Latihan rasa (intuisi)

Akslologi llmu meliputi nilal-nilal (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap
kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai
kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun fisik-material. Lebih dari itu nilai- nilai juga
ditunjukka n oleh aksiologi ini sebagai suatu conditio sine qua non yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita,
baik dalam melakukan penelitian maupun di dalam menerapkan ilmu. Terdiri dari:
1. Hedonisme: sesuatu dianggap baik jika mengandung kenikmatan bagimanusia (hedon)
2. Vitalisme: baik buruknya ditentukan oleh ada tidaknya kekuatan hidup yang dikandung obyek-obyek
yang dinilai, manusia yang kuat, ulet, cerdas adalah manusia yang baik
3. Utilitarisme: Yang baik adalah yang berguna, jumlah kenikmatan- jumlahpenderitaan = nilai perbuatan
4. Pragmatisme: Yang baik adalah yang berguna secara praktis dalam kehidupan, ukuran kebenaran suatu
teori ialah kegunaan praktis teori itu, bukan dilihat secara teoritis.
BAB 3
SAINS DAN INOVASI TEKNOLOGI

A. PENGERTIAN SAINS

Sains adalah berasal dari bahasa latin yaitu “scientia” yang artinya pengetahuan. Jadi definisi sains
ialah suatu cara untuk mempelajari berbagai aspek-aspek tertentu dari alam secara terorganisir, sistematik &
melalui berbagai metode saintifik yang terbakukan. Ruang lingkup sains terbatas pada berbagai hal yang
dapat dipahami oleh indera (penglihatan, sentuhan, pendengaran, rabaan & pengecapan) atau dapat dibilang
sains itu pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian.

Definisi sains seperti tadi diatas seringkali dikenal atau disebut dengan sains murni, untuk dapat
membedakannya dengan sains terapan, yang merupakan aplikasi dari sains yang ditujukan untuk memenuhi
berbagai kebutuhan manusia. Ilmu sains pada diklasifikasikan menjadi 2 (dua), diantaranya yaitu :

Natural sains / ilmu pengetahuan Alam.


Sosial sains / ilmu pengetahuan sosial.

Inilah tujuan dari sains

Apakah tujuan sains? Mungkin gambaran paling umum, bahwa tujuan dari sains yaitu untuk menghasilka n
model yang dapat berguna tentang realitas. Pada umumnya penyelidikan ilmiah menggunakan beberapa
bentuk metode ilmiah. Secara umum metode yang dipakai, yaitu:

Observasi
Hipotesis
Prediksi
Dan inilah contoh dari pembagian bidang sains

Lalu di bagian bawah ini ialah beberapa contoh dari sekian banyak pembagian berbagai bidang sains,
khususnya IPA atau natural sains, misalnya seperti:

Biologi (Biology) = Anatomi, biofisika, Fisiologi, genetika, Ekologi, taksonomi, virulogi, zoologi
dan lain-lain.
Kimia (Chemistry) = Kimia Analitik, Elektrokimia, Kimia organik, kimia anorganik, ilmu material,
kimia polimer, thermokimia dan lain-lain.
Fisika (Physics) = Astronomi, kinetika, fisika nuklir, dinamika, fisika material, mekanika quantum,
thermodinamika, optik dan lain-lain.
Ilmu Bumi (Earth Science) = Ilmu lingkungan, geologi, geodesi, hydrologi, paleontologi,
meteorologi, oceanografi dan lain-lain.

B. INOVASI TEKNOLOGI

Inovasi adalah penciptaan produk yang lebih baik atau lebih efektif, proses, layanan, teknologi, atau
gagasan yang diterima oleh pasar, pemerintah, dan masyarakat. Inovasi berbeda dengan penemuan dalam
inovasi mengacu pada penggunaan ide baru atau metode, sedangkan penemuan lebih mengacu langsung
pada penciptaan gagasan atau metode itu sendiri.
Pembaharuan atau inovasi merupakan proses memodifikasi obyek atau proyek yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja.
Inovasi berarti baru atau perpanjangan. Kata ini berasal dari kata Latin yaitu innovatio, dan mengacu
pada metode, ide atau objek yang dibuat dan mirip atau sama dengan yang sebelumnya. Saat ini, inovasi
adalah kata yang paling sering digunakan dalam konteks ide-ide dan penemuan serta eksploitasi ekonomi
terkait, dan inovasi adalah penemuan yang datang di pasar.
Menurut Freeman Inovasi adalah proses yang mencakup kegiatan teknis, desain, pengembanga n,
manajemen dan mengakibatkan komersialisasi baru (atau yang ditingkatkan) produk, atau penggunaa n
pertama dari baru (atau yang ditingkatkan) dalam proses.
Inovasi juga dapat didefinisikan sebagai melakukan lebih banyak dengan lebih sedikit sumber daya,
dengan memungkinkan efisiensi dalam proses, baik pengiriman produktif atau administratif atau keuangan
atau jasa, meningkatkan dan menjadi mesin daya saing. Inovasi menciptakan peningkatan daya saing ketika
dapat dianggap sebagai faktor kunci dalam pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat.
Inovasi kata berasal dari kata Latin innovatus, yang merupakan bentuk kata benda dari innovare
"untuk memperbarui atau berubah," yang berasal dari di-"menjadi" Novus-+ "baru". Difusi inovasi
penelitian ini pertama kali dimulai pada tahun 1903 oleh peneliti mani Gabriel Tarde, yang pertama kali
diplot kurva difusi berbentuk S. Tarde (1903) mendefinisikan proses inovasi-keputusan sebagai
serangkaian langkah yang meliputi:

1. pengetahuan dasar
2. Membentuk sikap
3. Sebuah keputusan untuk diambil atau ditolak
4. Penerapan dan penggunaan
5. Konfirmasi keputusan

C. STUDI KASUS DALAM BIDANG TEKNIK SIPIL

INOVASI BEKISTING KONVENSIONAL MENJADI BEKISTING FIBER GLASS

I. DITINJAU DARI SEGI EPISTIMOLOGI


Formwork atau bekisting merupakan cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama
beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Dikarenakan berfungsi sebagai cetakan
sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar apabila beton yang dituang telah mencapai k ekuatan
yang cukup.

Adapun fungsi bekisting adalah sebagai berikut :


Bekisting menentukan bentuk dari beton yang akan dibuat.
Bekisting harus dapat menyerap dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton dan
berbagai beban luar serta getaran.
Bekisting harus dapat dengan cara sederhana dipasang, dilepas, dan dipindahkan.

II. DITINJAU DARI SEGI ONTOLOGI

1. Bekisting Konvensional (Bekisting Tradisional). Bekisting konvesional adalah bekisting yang


menggunakan kayu ini dalam proses pengerjaannya dipasang dan dibongkar pada bagian struktur yang
akan dikerjakan. Pembongkaran bekisting dilakukan dengan melepas bagian-bagian bekisting satu per
satu setelah beton mencapai kekuatan yang cukup. Jadi bekisting tradisional ini pada umumnya hanya
dipakai untuk satu kali pekerjaan, namun jika material kayu masih memungkinan untuk dipakai maka
dapat digunakan kembali untuk bekisting pada elemen struktur yang lain. Namun bekesting ini tidak
dapat digunakan berulang kali karena bahan dari kayu sehingga mudah hancur maka dari itu bekesting
ini termasuk boros. Oleh karena itu memancing engineer untuk berfikir mencari material baru yang
bisa digunakan berulang kali sehingga bisa efisien dari segi pemanfaatan yang berulang.
Proses pembongkarannya pun lebih lama dan menggunakan tenaga yang cukup banyak.

2. Bekisting Fiberglass. Karena bekesting ini terbuat dari material fiber untuk pengganti kayu dan dibuat
melalui pabrikan sehingga material ini sangat kokoh karena mutu yang lebih baik dan lebih kuat serta
digunakan berulang-ulang dan lebih mudah dari segi pemasangan dan pembongkaran, serta tidak
memerlukan banyak tenaga untuk pemasangan dan pembongkarannya.

III. DITINJAU DARI SEGI AXIOLOGI

Ada 3 tujuan penting yang harus dipertimbangkan dalam membangun dan merancang bekisting, yaitu :
1. Kualitas
Bekisting harus didesain dan dibuat dengan kekakuan(stiffness) dan keakurasian sehingga bentuk, ukuran,
posisi, dan penyelesaian dari pengecoran dapat dilaksanakan sesuai dengan toleransi yang diinginkan.
2. Keselamatan
Bekisting harus didirikan dengan kekuatan yang cukup dan faktor keamanan yang memadai
sehingga sanggup menahan atau menyangga seluruh beban hidup dan mati tanpa mengalami
keruntuhan atau berbahaya bagi pekerja dan konstruksi beton.
3. Ekonomis
Bekisting harus dibuat secara efisien, meminimalisasi waktu dan biaya dalam proses pelaksanaan
dan jadwal demi keuntungan kontraktor dan owner (pemilik)

Terlihat bekisting fiber banyak keunggulan dibanding dengan bekisting kayu baik dari sisi mutu, biaya,
dan waktu. Bagi Owner dan Perencana, bekisting fiber akan menurunkan biaya proyek. Sedangkan bagi
kontraktor, bekisting fiber akan mempercepat pelaksanaan. Bagi pemerintah dan masyarakt luas, bekisting
fiber akan mengurangi penggunaan kayu secara signifikan sehingga sangat membantu dalam pelestarian
lingkungan.
Berikut ini adalah keunggulan bekisting fiber:
1. Bebas kelembaban dan tidak mengalami perubahan dimensi atau bentuk;

2. Pemasangan lebih mudah dan tanpa perlu minyak bekisting;

3. Mempercepat waktu pelaksanaan bekisting;


4. Tidak berkarat;
5. Tidak gampang rusak oleh air sehingga cocok untuk konstruksi bawah tanah dan lingkungan berair;

6. Efisien secara biaya;


7. Kualitas hasil yang lebih baik;

8. Gampang dipasang dan dilepas sehingga mengurangi biaya upah;


9. Daya tahan lama, dapat digunakan 40-70 kali. Ada produk yang dapat digunakan hingga 1000 kali;

10. Tahan panas;

11. Ringan, kuat dan kaku, bending modulus yang tinggi;


12. Ketahanan permukaan yang baik, tahan terhadap benturan dan abrasi;

13. Dapat dibor, dipaku, diketam, dan diproses seperti gergaji;


14. Stabilitas yang tinggi terhadap sinar ultraviolet, tidak rapuh dan gampang retak, gampang
untuk dibersihkan;
15. Tidak membutuhkan syarat khusus dalam penyimpanan karena sifatnya yang tahan cuaca;
16. Sampah sisa material bekisting fiber ini dapat diolah kembali seluruhnya dan sangat
ramah lingkungan
BAB 4
PENUTUP

1. Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu
sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin
melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
2. Filsafat ilmu Merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji
hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah).
3. Etika rekayasa dalam ilmu teknik sipil yaitu suatu sikap, prilaku ataumoral yang baik yang harus
diterapkan oleh setiap orang terutama dalam bidangilmu teknik karena ini menyangkut banyak pihak dan
dapat merugikan banyakpihak terutama dalam bidang perekayasaan atau perencanaan suatu bangunan
teknik sipil.
4. Epistemologi membahas bagaimana cara kita mendapatkan pengetahuan tentang obyek tertentu.
5. Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu.
6. Axiologi membahas nilai kegunaan pengetahuan.
7. Ditinjau dari ketiga aspek yaitu epistemologi, ontologi serta axiologi disimpulkan bahwa munculnya inovasi
baru dari bekisting konvensional menjadi bekisting fiber glass memberikan kemudahan kepada para pekerja
konstruksi dalam mencetak beton dengan menghadirkan material yang kuat, ekonomis yang bisa digunakan
berulang- ulang, mudah pemasangan serta tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi Ahmad, Pengantar filsafat islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1990.


Anshari, Endang Saifuddin, Ilmu Filsafat dan Agama. Jakarta: Bina Ilmu, 1981
Suriasumantri, Jujun S, Filsafat ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka sinar Harapan, 1993.
Anwar, Ali dkk, Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama Dan Filsafat, Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Suhartono, Suparlan, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2005.
Saefullah, Djadja, Pengantar Filsafat, Bandung: PT. Refika Aditama, 2007.
Bagus, Lorens (2002). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia.
Bakar, Osman (2008). Tauhid dan Sains. Bandung: Pustaka Hidayah.
Bakhtiar, Amsal (2004). Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Berten, K. (2006). Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius.
Fautanu, Idzam (2012). Filsafat Ilmu, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Referensi
Gazalba, Sidi (1978). Sistematika Filsafat, Pengantar Kepada Teori nilai. Jakarta: Bulan Bintang.
Idi, Abdullah dan Jalaluddin (2007). Filsafat Pendidika:Manusia, Filsafat dan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai