Anda di halaman 1dari 20

FILSAFAT SEBAGAI LANDASAN

ILMU PENGETAHUAN

Overview Filsafat, Ilmu dan Sains


Filsafat
• Arab  Falsafah
• Inggris  Philosophy
• Yunani  Philosophia
 Philien = Cinta;
 Shopis = Kebijaksanaan
Filsafat = Cinta Kebijaksanaan
KONSEP DASAR FILSAFAT
• Pengertian filsafat secara umum dapat dirumuskan pada tiga
pernyataan penting, yakni: filsafat dalam pengertian pandangan
hidup atau ideologi; cara berpikir; dan dalam pengertian
Ilmu/Sains;
• Filsafat dalam makna ideologi atau pandangan hidup 
contohnya: Komunisme, Liberalisme (Kebebasan), Hedonisme
(Berfoya-foya), dll.
• Berfilsafat adalah berpikir, namun tidak semua berpikir adalah
berfilsafat  Berpikir dalam arti berfilsafat adalah berpikir yang
konsepsional dengan ciri radikal, universal, konseptual, koheren,
konsisten, dan sistematik;
• Dalam makna ilmu, filsafat adalah salah satu jenis pengetahuan
atau cabang ilmu yang mengkaji segala objek sejauh yang dapat
dijangkau oleh akal fikiran (logis)
Definisi Filsafat dari Beberapa Filsuf dan
Ahli Filsafat
• Para filsuf pra-Socrates: Filsafat adalah ilmu
yang berupaya untuk memahami hakikat alam
dan realitas dengan mengandalkan akal budi
(rasio).
• Plato:
– Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha
meraih kebenaran yang asli dan murni;
– Filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab
dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu
yang ada.
• Aristoteles: Filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang senantiasa berupaya mencari prinsip-
prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas
yang ada.
• Rene Descartes: Filsafat adalah himpunan dari
segala pengetahuan yang pangkal
penyelidikannya adalah mengenai Tuhan,
alam, dan manusia.
• Wiliam James: Filsafat adalah suatu upaya
yang luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas
dan terang.
• F. Beerling:
Filsafat adalah mempertanyakan tentang seluruh
kenyataan atau tentang hakikat, asas, prinsip dari
kenyataan (realitas).
Filsafat adalah usaha untuk mencapai akar terdalam
kenyataan dunia wujud, juga akar terdalam
pengetahuan tentang diri sendiri.
• Louis O. Kattsoff: Filsafat merupakan suatu
analisis secara hati-hati terhadap penalaran-
penalaran mengenai suatu masalah, dan
penyusunan secara sengaja serta sistematis
suatu sudut pandang yang menjadi dasar suatu
tindakan.
Filsafat adalah suatu proses
berpikir yang mendalam secara
sistematis terhadap segala sesuatu
yang ada dan yang mungkin ada
Pembagian Filsafat
• Plato: membagi ke dalam 3 cabang;
 Dialektia (ide-ide atau pengertian umum),
 Fisika (dunia material), dan
 Etika (hal ikhwal baik atau buruk)
• Aristoteles: 4 cabang:
 Logika (ilmu yang dianggap mendahului filsafat),
 Filsafat Teoritis (ilmu fisika tentang dunia materi dan alam nyata, ilmu
matematika terkait hakikat segala sesuatu dalam kuantitasnya, ilmu
metafisika yang terkait hakikat segala sesuatu nonfisik),
 Filsafat Praktis (ilmu etika yang mengatur kesusilaan dan kebahagiaan
dalam hidup perseorangan dan ilmu ekonomi yang mengatur
kesusilaan dan kemakmuran di dalam Negara), dan
 Filsafat Poetika (ilmu kesenian).
• De Vos: 7 cabang: (1) Metafisika, (2) Logika, (3) Filsafat
Alam, (4) Filsafat Sejarah, (5) Etika, (6) Estetika, dan (7)
Antropologi.
• Albuerey Castell: 6 cabang: (1) Teologis, (2) Metafisika, (3)
Epistimologi, (4) Etika, (5) Politik, dan (6) Sejarah.
• Richard H. Popkin dan Dr. Avrum Astroll: 7 cabang: (1) Etika,
(2) Filsafat Politik, (3) Metafisika, (4) Filsafat Agama, (5)
Teori Pengetahuan, (6) Logika, dan (7) Filsafat Kontemporer.
• M. J. Langeveld: 3 lingkungan masalah:
 (1) Masalah Keadaan (Metafisika manusia, alam, dan seterusnya),
 (2) Masalah Pengetahuan (Teori kebenaran, teori pengetahuan,
dan logika),
 (3) Masalah Nilai (teori nilai etika, estetika yang bernilai
berdasaarkan religi).
Secara garis besar filsafat terbagi
atas 2 bagian:
1. Filsafat Umum  Cabang filsafat
metafisika, logika, etika, estetika,
dan epistimologi.
2. Filsafat Khusus  Cabang filsafat
agama, filsafat manusia, filsafat
hukum, filsafat politik, filsafat
sejarah, dan lain-lain.
5 Cabang Filsafat yang umum menjadi
kajian dan harus dipahami
1. Logika  asas-asas pemikiran yang lurus, tepat,
dan sehat  dapat menerapkan asas bernalar 
dapat menarik kesimpulan dengan tepat.
2. Epistemology  terjadinya pengetahuan, sumber
pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas,
sifat, metode, dan kesahihan pengetahuan 
dapat membedakan antara pengetahuan dengan
ilmu serta mengetahui dan menggunakan metode
yang tepat dalam memperoleh suatu ilmu serta
mengetahui kebenaran ilmu tersebut ditinjau dari
isinya.
3. Etika  tingkah laku atau perbuatan manusia dalam
hubungannya dengan baik-buruk  dapat membedakan
antara etika, norma, dan moral  dapat mengetahui dan
memahami tingkah laku apa yang baik menurut teori-teori
tertentu, dan sikap yang baik sesuai dengan kaidah-kaidah
etika.
4. Estetika  keindahan  dapat membedakan antara
estetiks filsafati dan estetika ilmiah, berbagai teori-teori
keindahan, pengertian seni, penggolongan seni, nilai seni,
aliran dalam seni, dan teori penciptaan dalam seni.
5. Metafisika  membicarakan tentang yang ada 
membicarakan sesuatu dibalik yang tampak  akan
mengenal Tuhan, dan mengetahui berbagai macam aliran
yang ada dalam metafisika: ontology (objek/benda),
kosmologi, dan antropologi.
Ilmu merupakan pengetahuan
tentang sesuatu sebagaimana
adanya  ilmu bukanlah sekedar
opini/dugaan semata, melainkan
sebuah pengetahuan yang telah
teruji kebenarannya
Sains
• Latin  Scire = Mengetahui
• Dalam arti bahasa  Sains = keadaan atau fakta
mengetahui dan sering diambil arti ilmu pengetahuan
(knowlege) yang dikontraskan dengan intuisi atau
kepercayaan”.
• Dalam perkembangannya Sains diartikan sebagai
“pengetahuan yang sistematis berdasarkan observasi
indrawi”  Sains hanya melakukan kajiannya pada alam
dan wilayah/dunia fisik  mensyaratkan observasi 
Sains dituntut untuk mampu berhubungan dengan benda-
benda fisik: kimia, biologi, astronomi, bahkan bidang-
bidang psikologi dan sosiologi.
Sains membatasi dirinya pada
bidang-bidang empiris positivistic
(dunia fisik dengan segala
kompleksitasnya), sedangkan ilmu
melampaui itu semua dengan
melibatkan pembahasannya pada
bidang non empiris, seperti
matematika dan metafisika
Filsafat dan ilmu  dua kata yang
saling terkait, baik secara
substansial maupun historis karena
kelahiran ilmu tidak lepas dari
peranan filsafat, sebaliknya
perkembangan ilmu memperkuat
keberadaan filsafat
Filsafat Ilmu
• Mendorong manusia untuk lebih kreatif dan
inovatif,
• Memberikan spirit bagi perkembangan dan
kemajuan ilmu dan sekaligus nilai-nilai moral
yang terkandung pada setiap ilmu baik pada
tataran ontologis (ilmu tentang yang ada),
epistemologis (teori ilmu pengetahuan/
pengetahuan sistematik tentang pengetahuan),
maupun aksiologi (teori nilai-nilai kebenaran)
Filsafat Sains
• Membahas dan mengevaluasi metode-metode
pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan
dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu
keseluruhan.
• Penelaahan tentang logika intelektual dari
teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan
antara percobaan dan teori, yakni tentang
metode ilmiah
Setiap jenis pengetahuan harus
mempunyai ciri-ciri yang spesifik
mengenai apa (ontologi),
bagaimana (epistemologi) dan
untuk apa (aksiologi) pengetahuan
tersebut disusun
Tugas Filsafat Ilmu
• Penalaran (reasoning) didefinisikan sebagai proses pencapaian
kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan.
• Dalam rangka mengembangkan kemampuan penalaran ilmiah,
maka harus dikembangkan kemampuan untuk menguasai
konsep yang mencirikan hakikat keilmuan dan mempergunakan
konsep tersebut untuk membedakan ilmu dengan cabang-
cabang pengetahuan lainnya.
• Filsafat Ilmu bertugas mendudukkan ragam pengetahuan dengan
segala ciri khasnya pada posisinya masing-masing  lebih
khusus memetakan ilmu pengetahuan dalam keseluruhan
pengetahuan manusia.
• Dengan demikian akan terbuka kemungkinan untuk menganalisis
kaitan ilmu dengan pengetahuan-pengetahuan yang lainnya
seperti filsafat, seni dan agama.

Anda mungkin juga menyukai