Anda di halaman 1dari 5

Sebagai kajian yang banyak membahas Manusia, Alam dan Tuhan, filsafat terus berkembang

sehingga menjadi bidang studi yang sangat luas. Dalam perkembangannya, kajian filsafat yang
sangat luas tersebut perlu untuk dibedakan atau dikelompokkan menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil atau lebih sempit.

1. Berdasarkan Bidang Kajian

Pembagian filsafat ke dalam bidang-bidang yang lebih spesifik menghasilkan banyak bidang-bidang
kajian dalam filsafat, hanya lima bidang pokok yang wajib dipelajari. Kelima bidang tersebut antara
lain: Metafisika, Epistemologi, Logika, Etika dan Sejarah Filsafat.

1. Metafisika

Cabang filsafat ini merupakan kajian filsafat yang menmbahas prinsip-prinsip paling Universal
yang berkaitan dengan Manusia, Alam dan Tuhan. Metafisika juga membahas tentang sesuatu di luar
kebiasaan atau beyond nature, maupun hal-hal mendasar di luar pengalaman manusia (immediate
experience).

Metafisika merupakan istilah yang awalnya digunakan sebagai judul sebuah kompilasi tulisan-
tulisan Aristoteles, yang terdokumentasi melalui tradisi Andronicus dari Rhodes pada abad pertama
Masehi . Judul Ta meta ta physika digunakan karena kompilasi datang setelah (meta ) tulisan fisik
dalam klasifikasi karya Aristoteles. Posisi ini bagaimanapun, memiliki dasar filosofis dalam subjek -
materi, karena Aristoteles bertujuan untuk menyelidiki sesuatu di luar benda-benda fisik, dan
berusaha untuk memberikan alasan yang dapat dipercayai secara naluriah. Oleh karena itu j cabang
filsafat metafisika umumnya mengacu pada studi tentang item yang paling dasar atau fitur realitas
(ontologi) atau untuk mempelajari konsep yang paling dasar yang digunakan dalam dunia nyata.

Metafisika terutama berkaitan dengan entitas yang tidak masuk akal atau dengan hal-hal di luar
lingkup metode ilmiah. Aristoteles sendiri disebut semacam ini penyelidikan sebagai filsafat pertama
atau sophia (kebijaksanaan), yaitu ilmu penyebab utama berupa prinsip-prinsip (dalil). Kadang-
kadang Aristoteles menyatakan bahwa metafisika adalah ilmu yang menjadiqua (hanya untuk
menjadi) . Kadang-kadang, ia mengidentifikasi dengan teologi karena itu berkaitan dengan jenis
khusus ini, yaitu Tuhan, Zat yang keberadaannya sulit di dibayangkan akal begitu saja . Filsuf abad
pertengahan yang disebut aspek-aspek metafisika masing metaphysica generalis (metafisika umum)
dan metaphysica specialis (metafisika khusus atau tertentu ) .

Dalam tradisi rasionalis, metafisika dipandang sebagai kajian yang dilakukan oleh akal murni ke
dalam realitas yang mendasari apa yang ada di luar persepsi, meskipun tokoh-tokoh metafisika
besar, seperti: Plato, Descartes, Spinoza, Leibniz, dan Hegel, tidak menyetujui kemungkinan realitas
tersebut.

Christian Wolff membagi metafisika menjadi empat bagian:

a. Ontologi, membahas tentang teori umum keberadaan atau eksistensi,;

b. Teori rasional, membahas tentang Tuhan;

c. Psikologi rasional, membahas tentang jiwa; dan

d. Kosmologi rasional (tentang dunia).


2. Epistomologi

Epistemologi umumnya membicarakan sumber-sumber, karakteristik, dan kebenaran dari suatu


pengetahuan. Epistemologi yang juga disebut sebagai teori pengetahuan berkaitan erat dengan
metafisika.

Epistemologi sebagai sumber-sumber, karakteristik, dan kebenaran pengetahuan meliputi:

 Origin atau problem asal pengetahuan


 Sumber-sumber dari pengetahuan
 Sumber pengetahuan yang benar, dan bagaimana dapat diketahui suatu pengetahuan benar
atau tidak
 Apa yang ditampilkan pengetahuan (appearanceI)
 Karakteristik pengetahuan
 Apakah sesuatu yang ada di luar akal itu ada, dan bagaimana mengetahuinya
 Usaha pencarian kebenaran (verification)
 Kebenaran dari suatu pengetahuan
 Cara membedakan sesuatu yang benar dari yang salah

3. Logika

Bidang filsafat yang mempelajari segenap asas, aturan , dan tatacara yang betul (correct
reasoning) disebut sebagai logika. Awal dari logika adalah pengetahuan rasional yang disebut
sebagai episteme. Logika, oleh Aristoteles disebut sebagai analitika, yang kemudian berkembang di
Abad Pertengahan yang kemudian dikenal sebagai logika tradisional. Logika tradisional itulah yang
kemudian dikembangkan oleh George Boole sebagai logika modern.

Saat ini logika bukan lagi sekedar suatu vabang filsafat. Logika telah berkembang sebagai bagian
dari kajian teknik dan ilmiah, yang dibedakan menjadi: logika perlambang, logika kewajiban, logika
ganda-nilai, logika instituisionik, dan lain-lain

4. Etika

Etika dalam bahasa Yunani: êthikos, secara harfiah berarti sesuatu yang berkaitan dengan etos
etos (adat, kebiasaan sosial). Cicero menggunakan terminologi moral untuk menerjemahkan êthikos,
yang secara harfiah berarti sesuatu yang berkaitan dengan adat istiadat (karakter, cara, kebiasaan,
dan kebiasaan). Oleh karena itu, secara etimologi etika dan moral memiliki arti hal yang sama,
mengacu pada peraturan sosial yang tertanam dalam tradisi budaya dan sejarah yang mengatur
karakter dan perilaku orang. Masyarakat yang berbeda memiliki nilai-nilai moral sama, sementara
masyarakat yang sama dapat memiliki nilai-nilai moral yang berbeda. Tujuan utama dari semua etika
atau moral adalah untuk melestarikan keharmonisan sosial.

Etika atau moralitas merujuk pada suatu cabang filsafat yang mempelajari peraturan-peraturan
sosial , untuk menjawab pertanyaan " Bagaimana seharusnya seseorang hidup ? " Atau " Bagaimana
seharusnya orang bertindak ? " Dalam penggunaan ini , etika juga disebut teori etika, dan moralitas
disebut filsafat moral atau teori moral. Penelitian ini dapat dibagi lagi menjadi meta-etika, yaitu studi
tentang bahasa moral dan ketentuan moral yang tengah seperti hak, tugas, kewajiban, kebajikan,
nilai, dan kebebasan, etika normatif, pembentukan prinsip-prinsip moral dan aturan yang harus
diikuti; serta etika-terapan, yaitu penerapan aturan-aturan moral untuk memecahkan masalah
praktis yang timbul di berbagai bidang sosial.
Mulai dari pertengahan abad kedua puluh, telah ada kecenderungan untuk membedakan etika
dari moralitas. Moralitas (teori moral) hanya terbatas pada lingkup teori etika modern seperti
utilitarianisme dan deontologi, yang mencoba untuk tidak hanya untuk memasukkan aturan yang
beragam menjadi sistem yang koheren, tetapi juga untuk mengatur kaidah universal tertentu
berlaku untuk semua masyarakat. Hal ini terkait erat dengan penekanan tugas atau kewajiban,
permintaan yang ketat tanggung jawab, dan kepedulian yang berimbang untuk barang non-
instrumental lain.

Sebagai cabang filsafat yang membicarakan ‘tindakan manusia’, etika atau filsafat perilaku
selalu melihat perilaku manusia berdasarkan penekanan ‘baik’ dan ‘buruk’. Dalam kajiannya, etika
berkaitan dengan ‘tindakan atau perilaku’ dan penilaian ‘baik-buruk’. Jika kajian dilakukan terhadap
suatu permasalahan yang berkaitan dengan ‘tindakan atau perilaku’ maka etika disebut sebagai
filsafat praktis. Jika kajian dilakukan terhadap suatu permasalahan yang berkaitan dengan penilaian
‘baik-buruk’ maka etika disebut filsafat normatif.

5. Sejarah Filsafat

Dalam Sejarah Filsafat terdapat pandangan bahwa sifat dari suatu hal dapat dipahami hanya
dengan menelusuri posisi serta peran penting dalam konteks perkembangan sejarah. Sejarah
perkembangan filsafat dipandang sebagai sesuatu secara obyektif yang penggunaannya diatur oleh
aturan-aturan tersendiri. Bagi Hegel, proses ini tujuannya adalah mengembangkan diri baik dari jiwa
maupun diri secara mutlak. Pandangan ini juga dimiliki oleh filsuf Vico dan Croce. Bagi Marx proses
ini adalah murni bersifat obyektif dan independenbagi kepentingan manusia. Pendekatan historis
atau sejarah berbeda dari pendekatan naturalistik.

Sebagai salah satu bidang filsafat, sejarah filsafat merupakan laporan dari peristiwa-peristiwa
yang berkaitan dengan pemikiran-pemikiran filsafat. Dalam bidang ini dikaji berbagai pemikiran
filsafat, dimulai dari masa filsuf pra-Yunani sampai pada masa filsafat modern sekarang ini. Hasil dari
kajian ini akan memberikan pemahaman terhadap berbagai pemikiran filsafat yang dihasilkan
berbagai filsuf dari dahulu sampai sekarang. Dengan pemikiran-pemikiran tersebut, dapat diketahui
bagaimana filsafat dapat mengubah dunia.

2. Pembagian Filsafat dalam Empat Bidang induk

Pengelompokkan filsafat menjadi empat bidang induk antara lain:

1. Filsafat Pengetahuan (knowledge of something)

Bidang filsafat ini meliputi kajian yang membahas ‘pencitraan sesuatu’ (images of something);
‘pengetahuan tentang sesuatu’ (knowledge of something); atau ‘pemikiran tentang sesuatu’. Dengan
bidang filsafat ini, filsuf dapat menghasilkan pengetahuan tentang realitas dari suatu fenomena.
Beberapa cabang yang termasuk bidang ini antara lain:

A. Epistemologi

B. Logika

C. Kritik ilmu
2. Filsafat Kenyataan (being of something)

Merupakan bidang filsafat yang membahas tentang kehakikian sesuatu atau ‘menjadi sesuatu’ dan
apa yang dimaksud ‘menjadi sesuatu’. Contoh: kehakikian menjadi manusia dan apa yang dimaksud
menjadi manusia. Bidang filsafat ini terdiri dari beberapa cabang, di antaranya:

• Metafisika umum (ontologi)

• Metafisika khusus, yang terdiri dari:

a. Teologi metafisik
b. Antropologi
c. Kosmologi

3. Filsafat Tindakan (behavior)

Merupakan bidang filsafat yang membahas tentang bagaimana seharusnya seseorang berprilaku
berkaitan dengan realitas yang ada atau berdasarkan dari apa yang kita pikirkan. Bidang filsafat ini
meliputi cabang-cabang:

a. Etika
b. Estetika

4. Sejarah Filsafat

3. Pembagian Filsafat yang berkaitan dengan kurikulum akademis yang diajarkan

Dalam materi yang diajarkan di perguruan tunggi, filsafat dibedakan menjadi:

a. Metafisika: bidang filsafat yang membahas tentang ‘keberadaan sesuatu’


b. Epistemologi: bidang filsafat yang membahas teori-teori yang ada dalam ilmu pengetahuan
c. Metodologi: bidang filsafat yang membahas metode dalam mendapatkan pengetahuan
d. Logika: bidang filsafat yang membahas teori tentang menyimpulkan sesuatu
e. Etika: bidang filsafat yang membahas tentang nilai-nilai moral
f. Estetika: bidang filsafat yang membahas tentang keindahan
g. Sejarah filsafat: bidang filsafat yang membahas perkembangan hasil-hasil pemikiran filsuf
berdasarkan urutan waktu.

4. Berdasarkan Struktur Pengetahuan

Berdasarkan struktur pengetahuan yang berkembang saat ini, filsafat dibedakan menjadi:

1. Filsafat sistematis, yang meliputi:

• Metafisika

• Epistemologi

• Metodologi

• Logika

• Etika
• Estetika

2. Filsafat khusus, yang meliputi:

• Filsafat seni

• Filsafat kebudayaan

• Filsafat pendidikan

• Filsafat sejarah

• Filsafat bahasa

• Filsafat hukum

• Filsafat budi

• Filsafat politik

• Filsafat agama

• Filsafat kehidupan sosial

• Filsafat nilai

3. Filsafat keilmuan, yang meliputi:

• Filsafat matematika

• Filsafat ilmu-ilmu fisik

• Filsafat biologi

• Filsafat linguistik (bahasa)

• Filsafat psikologi

• Filsafat ilmu-ilmu sosial

Anda mungkin juga menyukai