Anda di halaman 1dari 48

PEMBAHASAN

1.1 Sistematika Filsafat


A. Ontologi
Ontologi berasal dari bahasa yunani yaitu onto yang artinya hakikat atau ada, sedangkan
logos adalah teori. Jadi, ontologi adalah teori yang membicarakan tentang hakikat (ada). Dalam
kaitannya dengan ilmu, landasan ontologi yaitu mempertanyakan tentang objek yang ditelaah
oleh ilmu, bagaimana wujud hakikinya, serta bagaimana hubungannya dengan daya tangkap
manusia yang berupa berpikir, merasa, dan meng-indera yang membuahkan pengetahuan. Objek
telaah ontologi tersebut adalah yang membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha
mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya.
Adanya segala sesuatu merupakan suatu segi dari kenyataan yang mengatasi semua perbedaan
antara benda-benda dan mahluk hidup, antara jenis-jenis dan individu-individu.
Dari pembahasannya memunculkan beberapa pandangan yang dikelompokkan dalam
beberapa aliran berpikir, yaitu :
1. Materialisme
Aliran ini mengatakan bahwa, hakikat dari segala sesuatu yang ada, itu adalah materi.
Suatu yang ada (yaitu materi) hanya mungkin lahir dari yang ada.
2. Idealisme (spiritualisme)
Aliran ini mengatakan bahwa, hakikat pengada (kenyataan) itu justru rohani (spiritual).
Rohani adalah dunia ide yang lebih hakiki dibanding materi. Aliran ini menjadi jawaban atas
kelemahan dari materialisme.
3. Dualisme
Aliran ini mempersatukan antara materi dan ide. Aliran ini berpendapat bahwa hakikat
pengada (kenyataan) dalam alam semesta ini terdiri dari dua sumber, yaitu materi dan rohani.
4. Agnotitisme
Aliran ini adalah pendapat dari filsuf yang mengambil sikap skeptis, yaitu sikap ragu atas
setiap jawaban yang mungkin benar dan yang mungkin pula tidak.

B. Epistemologi
Epistemologi juga berasal dari bahasa yunani yaitu episte yang artinya pengetahuan,
sedangkan logos adalah teori. Jadi, epistemologi adalah teori tentang pengetahuan. Objek telaah
epistemologi adalah mempertanyakan bagaimana sesuatu itu datang dan bagaimana
mengetahuinya, bagaimana membedakannya dengan yang lain. Jadi, bisa dibilang, epistemologi
adalah yang merumuskan atau membuktikan kebenaran yang sudah didapat dari kajian ontologi.
Sedangkan landasan dari epistemologi adalah proses apa yang memungkinkan mendapatkan
pengetahuan logika, etika, estetika, bagaimana cara dan prosedur memperoleh kebenaran ilmiah,
kebaikan moral, dan keindahan seni, serta apa definisinya.
Dalam epistemologi muncul beberapa aliran berpikir, yaitu :
1. Empirisme, yang berarti pengalaman (emperia), dimana pengetahuan manusia
diperoleh dari pengalaman inderawi.
2. Rasionalisme, tanpa menolak besarnya manfaat pengalaman indera dalam
kehidupan manusia, namun persepsi inderawi hanya digunakan untuk merangsang kerja akal.
Jadi, disinilah akal berada diatas pengalaman inderawi.
3. Positivisme, merupakan sintesis dari empirisme dan rasionalisme. Dengan
mengambil titik tolak dari empirisme, namun harus dipertajam dengan eksperimen, yang mampu
secara objektif menentukan validitas dan reabilitas pengetahuan.
4. Intuisionisme, intuisi tidak sama dengan perasaan, namun merupakan hasil evolusi
pemahaman yang tinggi yang hanya dimiliki manusia. Kemampuan ini yang dapat memahami
kebenaran yang utuh, yang tetap dan unik.

C. Aksiologi
Aksiologi juga berasal dari bahasa Yunani, yaitu aksi yang artinya nilai, sedangkan logos
adalah teori. Jadi, aksiologi adalah teori tentang nilai. Aspek nilai ini ada kaitannya dengan
kategori :
1. baik dan buruk
2. indah dan jelek
Kategori nilai yang nomor satu dibawah kajian filsafat tingkah laku atau disebut etika.
Sedangkan kategori nilai yang nomor dua merupakan objek kajian filsafat keindahan atau
estetika.
A. Etika
Etika disebut juga filsafat moral (moral philosophy), yang berasal dari kata ethos
(Yunani) yang berarti watak. Moral berasal dari kata mos atau mores (Latin) yang artinya
kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia istilah moral atau etika diartikan kesusilaan. Objek material
etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia, sedang objek formal etika adalah kebaikan
atau keburukan, bermoral atau tidak bermoral.
Moralitas manusia adalah objek kajian etika yang telah berusia sangat lama. Sejak masyarakat
manusia terbentuk, persoalan perilaku yang sesuai dengan moralitas telah menjadi bahasan.
Berkaitan dengan hal itu, kemudian muncul dua teori yang menjelaskan bagaimana suatu
perilaku itu dapat diukur secara etis. Teori yang dimaksud adalah deontologis dan teologis.
 Deontologis
Teori Deontologis diilhami oleh pemikiran Immanuel Kant, yang terkesan kaku,
konservatif dan melestarikan status quo, yaitu menyatakan bahwa baik buruknya suatu perilaku
dinilai dari sudut tindakan itu sendiri, dan bukan akibatnya. Suatu perilaku baik apabila perilaku
itu sesuai norma-norma yang ada.
 Teologis
Teori teologis lebih menekankan pada unsur hasil. Suatu perilaku baik jika buah dari
perilaku itu lebih banyak untung daripada ruginya, dimana untung dan rugi ini dilihat dari
indikator kepentingan manusia. Teori ini memunculkan dua pandangan, yaitu egoisme dan
utilitarianisme (utilisme). Tokoh yang mengajarkan adalah Jeremy Bentham (1742 – 1832), yang
kemudian diperbaiki oleh john Stuart Mill (1806 – 1873).
B. Estetika
Estetika disebut juga dengan filsafat keindahan (philosophy of beauty), yang berasal dari
kata aisthetika atau aisthesis (Yunani) yang artinya hal-hal yang dapat diserap dengan indera atau
serapan indera. Estetika membahas hal yang berkaitan dengan refleksi kritis terhadap nilai-nilai
atas sesuatu yang disebut indah atau tidak indah.
Dalam perjalanan filsafat dari era Yunani kuno hingga sekarang muncul persoalan tentang
estetika, yaitu: pertanyaan apa keindahan itu, keindahan yang bersifat objektif dan subjektif,
ukuran keindahan, peranan keindahan dalam kehidupan manusia dan hubungan keindahan
dengan kebenaran. Sehingga dari pertanyaan itu menjadi polemik menarik terutama jika
dikaitkan dengan agama dan nilai-nilai kesusilaan, kepatutan, dan hukum.

1.2 Cabang-cabang Filsafat


Para filsuf biasanya mempunyai pembagian yang berbeda-beda. Berikut ini adalah
beberapa cabang-cabang filsafat yang telah dibagi oleh para filsuf :
A. H. De Vos menggolongkan filsafat sebagai berikut:
 Metafisika
 Logika
 Ajaran tentang ilmu pengetahuan
 Filsafat alam
 Filsafat sejarah
 Etika
 Estetika, dan
 Antropologi
B. Prof. Albuerey Castell membagi masalah-masalah filsafat menjadi enam bagian,
yaitu:
 Masalah teologis
 Masalah metafisika
 Masalah epistemologi
 Masalah etika
 Masalah politik, dan
 Masalah sejarah
C. Dr. Richard H. Popkin dan Dr Avrum Astroll dalam buku mereka, Philosophy Made
Simple, membagi pembahasan mereka ke dalam tujuh bagian, yaitu:
 Section I Ethics
 Section II Political Philosophy
 Section III Metaphysics
 Section IV Philosophy of Religion
 Section V Theory of Knowledge
 Section VI Logics
 Section VII Contemporary Philosophy,
D. Dr. M. J. Langeveld mengatakan : Filsafat adalah ilmu Kesatuan yang terdiri atas
tiga lingkungan masalah :
 Lingkungan masalah keadaan (metafisika manusia, alam dan seterusnya)
 Lingkungan masalah pengetahuan (teori kebenaran, teori pengetahuan, logika)
 Lingkungan masalah nilai (teori nilai etika, estetika yangb ernilai berdasarkan religi)
E. Aristoteles, murid Plato, mengadakan pembagian secara kongkret dan sistematis
menjadi empat cabang, yaitu :
 Logika. Ilmu ini dianggap sebagai ilmu pendahuluan bagi filsafat
 Filsafat teoritis. Cabang ini mencakup :
a. Ilmu fisika yang mempersoalkan dunia materi dari alam nyata ini
b. Ilmu matematika yang mempersoalkan hakikat segala sesuatu dalam kuantitasnya
c. Ilmu metafisika yang mempersoalkan hakikat segala sesuatu. Inilah yang paling
utama dari filsafat
 Filsafat praktis. Cabang ini mencakup :
a. Ilmu etika. yang mengatur kesusilaan dan kebahagiaan dalam hidup perseorangan
b. Ilmu ekonomi, yang mengatur kesusilaan dan kemakmuran di dalam Negara
 Filsafat poetika (Kesenian)
Pembagian Aristoteles ini merupakan permulaan yang baik sekali bagi perkembangan
pelajaran filsafat sebagai suatu ilmu yang dapat dipelajari secara teratur. Ajaran Aristoteles
sendiri, terutama ilmu logika, hingga sekarang masih menjadi contoh-contoh filsafat klasik yang
dikagumi dan dipergunakan.

A. Pengertian Helenisme
.
Helenisme berasal dari kata Hellenizein (= berbahasa Yunani, dan juga menjadikan
Yunani) sebagai roh dan kebudayaan Yunani sepanjang roh dan kebudayaan itu memberikan ciri-
cirinya kepada para bangsa yang bukan Yunani disekitar lautan tengah, mengadakan perubahan-
perubahan dibidang kesusasteraan, agama, dan keadaan bangsa-bangsa itu.

Istilah Helenistik (berasal dari kata Ἕλλην Héllēn, istilah yang dipakai secara
tradisional oleh orang Yunani sendiri untuk menyebutkan nama etnik mereka) mula-mula dipakai
oleh ahli sejarah Jerman, Johann Gustav Droysen merujuk pada penyebaran peradaban Yunani
pada bangsa bukan Yunani yang ditaklukkan oleh Aleksander Agung. Menurut Droysen,
peradaban Helenistik adalah fusi/gabungan dari peradaban Yunani dengan peradaban Timur
Dekat. Pusat kebudayaan utama berkembang dari daratan Yunani ke Pergamon, Rhodes, Antioch
dan Aleksandria/Iskandariyah.

Helenis jika diartikan sebagai “kebudayaan Yunani” yang membaur dengan


kebudayaan lain atau dengan sengaja ditanamkan ke dalam sebuah kebudayaan daerah taklukan
maka dapat dikatakan Helenis sudah berkembang lebih dari empat abad sebelum Aleksander atau
sekitar abd 8SM, namun jika diterjemahkan secara khas maka Helenisme dapat dipersempit
cakupannya terbatas hanya pada masa Aleksander dan kebijakan-kebijakan pemerintahannya dan
segala yang berkaitan dengan kebudayaan dan filsafat dimasanya.
Helenisme ditandai dengan fakta bahwa perbatasan antara berbagai negara dan
kebudayaan menjadi hilang. Kebudayaan yang berbeda-beda yang ada pada jaman ini melebur
menjadi satu yang menampung gagasan-gagasan agama, politik, dan ilmu pengetahuan. Secara
umum, ditandai dengan keraguan agama, melarutnya kebudayaan, dan pesimisme.

 AWAL MULA HELENISME


Orang Yunani kuno menyebut diri mereka sendiri dengan Hellenes, segala sesuatu
yang dipandang sebagai milik budaya mereka disebut Hellenic. Adapun bentuk kebudayaan
Yunani Kuno yang berkembang sesudah masa Alexander the Great disebut Hellenistic, yang
artinya “seperti atau mirip, tetapi tidak sungguh-sungguh Yunani” (Cairns, 1985: 93).
Sedangkan paham untuk mengembangkan dan mempelajari kebudayaan Hellenistic yang
berkembang di India kemudian disebut dengan Hellenisme.
 PARA TOKOH HELLENISME

1. Thales (625-545 SM)

2. Ajarannya adalah bahwa iar merupakan unsur induk dari segala sesuatu.

3. Anaximander (abad 610-540 sebelum masehi)Ajarannya adalah bahwa udara sebagai unsur utama
di alam semesta.

4. Phytagoras (580-...), Ajaran yang terkenal adalah bahwa segala sesuatu terdiri dari bilangan-
bilangan yang merupakan unsur dasar yang utama bagi perkembangan matematika

5. Herakleitos (554-484sebelum masehi), Ajarannya menyatakan bahwa segala sesuatu itu adalah
abadi adanya dan tidak mengalami perubahan.

6. Parmaides (abad 515-440 sebelum masehi), Ajarannya menyatakan bahwa segala sesuatu itu
abadi adanya dan tidak mengalami perubahan.

7. Socrates (abad 470-400 sebelum masehi). Socrates sebenarnya tidak menghasilkan tulisan,
namun ia banyak menjelaskan berbagai macam pemikiran yunani.

8. Plato (abad 428-343 sebelum masehi)


Plato adalah seorang alim yang mengajarkan berbagai manusia dapat menjadi bahagia berkat
pengetahuan tentang hal-hal yang baik. Ajaran plato ini lebih merupakan perkawinan dari
pemikiran parmenides dan heraklitos, yang dalam dunia ide segala sesuau sifatnya abadi sedang
dalam dunia nyata tidak ada sesuatupun yang abadi karena semua itu selalu berubah.filsafat
plato lebih bersifat khayalan dari pada kenyataan

9. Aristoteles (abad 384-322)

Aris toteles mempunyai alur pemikiran filsafat yang sangat sistematis. Menurutnya setiap
benda terdiri dari dua unsur yang tidak terpisahkan yaitu materi (hyle) dan bentuk (morfe).

 Berakhirnya Masa Kejayaan Helenisme


Setelah kematian Aleksander, ada upaya untuk mempertahankan kesatuan imperiumnya.
Namun terjadi perang saudara dalam pemerintahan setelahnya yang kemudian terpecah menjadi
dua, yakni dinasti Ptolemeus dan Scleucid (sebutan bagi dinasti Seleucus) dimana keduanya tak
mampu melanjutkan upaya Aleksander untuk melakukan pembauran antara bangsa Yunani dan
Barbar, dan mereka mendirikan tirani militer yang pertama-tama dilandaskan pada kekuatan
pasukan Makedonia yang berada di pihaknya masing-masing, diperkuat oleh serdadu bayaran
dari Yunani.
Beberapa peninggalan yang dapat dilihat sesudah “keruntuhan” Helenisme diantaranya
adalah:

1. Sebelum timbulnya masa Helenisme, fikiran masyarakat Yunani hanya terbatas


pada cerita-cerita agama yang dibawa oleh para agamawan. Mereka hanya menelan mentah
semua yang diajarkan oleh pendeta itu tanpa memikirkan apakah itu benar atau tidak. Setelah
masuk pada masa Helenisme mulailah timbul pemikir/ filosof-filosof yang mempertanyakan hal
itu. Mereka lalu membagi hal yang bersifat ghaib dan yang bersifat rill. Namun sayangnya
mereka belum mampu mencapai tingkat yang lebih tinggi, yaitu “siapakah yang awal?

2. Mesopotamia, maupun wilayah Barat yang lebih jauh, bahasa Yunani menjadi
bahasa sastra dan kebudayaan, dan tetap demikian sampai saatnya ditaklukkan oleh dunia Islam.

3. Berdirinya kota Aleksandria sebagai keberhasilan paling gemilang pada abad ke-3
SM yang menjadi pusat perkembangan matematika dan tetap demikian hingga masa keruntuhan
Romawi.

4. Filsafat Yunani zaman Helenis telah mempengaruhi perumusan teologi Kristen,


dan bukan hanya filsafatnya tetapi juga kesusastraan, seni rupa dan arsitektur Helenisme, serta
telah memberikan inspirasi, semenjak Renaisans, bagi kebudayaan Barat Modern.

A. Pengertian Metafisika

Fisika ialah ilmu alam. Rhodius (filosof Roma), mengumpulkan karya-karya


Aristoteles dan menyusunnya. Karangan-karangan filsafat Aristoteles disusunnya setelah
karangan-karangan fisikanya. Meta (bahasa Italia) berarti setelah atau dibelakang. Jadi
dalam susunan filosof Roma itu, karangan filsafat pertama (prote philosophia) terletak
setelah (meta) fisika. Disebutlah karangan filsafat itu metafisika.
Metafisika bagi Aristoteles ialah dasar mendalam dari yang ada, bagi Plato ialah teori
tentang ide, bagi Hegel pengetahuan tentang yang mutlak, bagi Heidegger, filosof
eksistensialisme, metafisika ialah filsafat tentang hakikat kehidupan.
Metafisika membicarakan tentang segala sesuatu yang ada atau yang dianggap
ada. Dipersoalkannya hakikat segala yang ada itu, sebab dan tujuan gejala. Kalau fisika
membicarakan segala sesuatu yang dapat disentuh oleh pancaindera, adalah metafisika
memperkatakan sesuatu yang tak terjangkau olehnya. Tidak terjangkau ialah hakikat atau
esensi dari yang ada, apakah yang ada itu berbentuk benda atau peristiwa.1
Pada umumnya yang di maksud Metafisika ialah cabang filsafat yang mencoba
menjelajahi dunia rohani atau alam gaib yang—menurut Islam—harus diyakini
kebenarannya oleh setiap Muslim, seperti, Tuhan, akhirat, roh, alam barzah, malaikat,
surga, neraka dan sebagainya. Namun tentu saja, kepercayaan pada yang gaib tersebut
tidak bisa diajarkan secara dogmatis belaka, melainkan harus disampaikan melalui
argumen-argumen rasional yang rupanya telah menjadi tuntutan zaman, melalui analisis
logis dan sistematis.

B. Pokok Kajian Metafisika

Pada bidang metafisika dibagi menjadi empat pokok kajian, antara lain :

1. Filsafat Hakikat (Ontologi)

Ontologi mempersoalkan sifat dan keadaan terakhir daripada kenyataan. Karena itu ia
disebut ilmu hakikat, hakikat yang bergantung pada pengetahuan. Ilmu alam atau
fisika memikirkan yang nyata, tanpa mempersoalkan hakikatnya. Ilmu hakikat justru
mempersoalkan hakikat itu, dengan memisahkan secara tajan subjek dan obyek.
Dalam agama, ontologi memikirkan tentang Tuhan.

2. Filsafat Ketuhanan

Apakah Tuhan itu ada atau tidak ada? Kaum agama mengatakan: Ada! Kaum
serba-zat mengingkarinya. Ada atau tidak ada-Nya itu juga difilsafatkan. Siapakah
Tuhan itu, dari mana asalnya, bagaimana akhirnya, berapa jumlahnya, bagaimana
sifat-Nya, bagaiman hubungan-Nya dengan alam, dengan manusia, betapa kekuasaan-
Nya, apa kemauan-Nya, apa maksud tujuan-Nya dengan ciptaan-Nya, apa hukum-
Nya, dan sebagainya. Apakah Tuhan itu beranak atau tidak? Apakah ia inkarnasi
(penjelmaan roh dalam wujud makhluk lain) dibumi? Bagaimana Dia mengatur alam?
Filsafat ketuhanan langsung mengenai inti agama, karena soal agama adalah soal
hubungan manusia dengan Tuhan.
Demikian luas bidang metafisika itu. Sepanjang sesuatu itu ada, dan ilmu tidak
atau belum mungkin membicarakannya, maka ia dapat didefinisikan. Yang ada itu
bukan saja berbentuk benda, tapi juga berbentuk hal atau kejadian. Maka pertanyaan
tentang yang ada itu dijawab dengan menyebut jumlah dan sifatnya.

3. Filsafat Manusia
Siapa manusia itu, dari mana asalnya? Ke mana akhirnya? Manusia itu makhluk
hidup. Apa itu hidup? Tanaman dan hewan juga hidup, apakah sama kehidupan
makhluk-makhluk hidup ini dengan kehidupan manusia? Kehidupan tanaman dan
hewan adalah kehidupan biologi dan naluri saja, sedangkan kehidupan manusia
adalah kehidupan budaya. Apa itu kebudayaan? Ia meliputi sosial, politik, ilmu dan
teknik, seni dan agama. Apa itu sosial, dijawab oleh filsafat sosial, ekonomi dijawab
oleh filsafat ekonomi, politik dijawab oleh filsafat politik, ilmu dijawab oleh filsafat
ilmu dan seterusnya. Bagaimana semestinya sosial, ekonomi, politik, kesenian itu?
Filsafat yang menggariskan.

4. Filsafat Alam (Kosmologi)

Filsafat alam mempersoalkan tentang jagad raya


(universum), alam dan termasuk di dalamnya bagian-bagian alam itu. Alam itu adalah
materi. Maka inti masalah filsafat ini ialah materi.
Dari mana asal bumi kita? J.H. Jeans menjawabnya dengan teori pasang-nya.
Sekian milyar tahun yang lalu sebuah bintang beredar mendekati matahari. Daya tarik
bintang ini membentuk lidah gas pada matahari, seperti pula pasang naik terjadi di
permukaan bumi, karena daya tarik bulan. Lidah gas itu karena menjauh dari inti
panas matahari menjadi berkurang panasnya, menjadi berkeping-keping, lepas dari
induknya matahari, mendingin, terbentuklah planet-planet matahari, diantaranya bumi
kita ini. Demikian teori Jeans ini biasanya disebut orang teori ilmu, tapi
sesungguhnya tidak lain teori filsafat alam.

C. Sejarah Filsafat Yunani

Periode filsafat Yunani merupakan periode terpenting dalam sejarah peradaban


manusia. Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir mitosentris
yaitu pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam.
Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa
segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau
dongeng-dongeng. Artinya suatu kebenaran lewat akal pikir (logis) tidak berlaku, yang
berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber dari mitos (dongeng-dongeng).
Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yangmenentang adanya
mitos. Mereka menginginkan adanya pertanyaan tentang, misteri alam semesta ini,
jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai suatu
demitiologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan
meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi.upaya para ahli pikir untuk mengarahkan
kepada suatu kebebasan berfikir , ini kemudian banyak orang mencoba membuat suatu
konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni, maka timbullah peristiwa
ajaib The Greek Miracle yang artinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.3
Pelaku filsafat adalah akal dan musuhnya adalah hati. Pertentangan antara akal
dan hati itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat. Di dalam sejarah filsafat kelihatan akal
pernah menang, pernah kalah, hati pernah berjaya, juga pernah kalah, pernah juga kedua-
duanya sama sama-sama menang. Diantara keduanya , dalam sejarah, telah terjadi
pergugumulan berebut dominasi dalam mengendalikan kehidupan manusia. Yang
dimaksud dengan akal disini ialah akal logis yang bertempat di kepala, sedangkan hati
adalah rasa yang kira-kira bertempat di dalam dada.akal itulah yang menghasilkan
pengethauan logis yang disebut filsafat, sedangkan hati pada dasarnya menghasilkan
pengetahuan supralogis yang disebut pengetahuan mistik, iman termasuk disini. Ciri
umum filsafat yunani adalah rasionalisme yang dimana mencapai puncaknya pada orang-
orang sofis.
Dalam sejarah filsafat biasanay filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal
sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal
kepada pemikiran yunani. Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya
alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan
kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidka puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari
keterangan melalui budinya. Mereka menanyakan dan mencari jawabannya apakah
sebetulnya alam itu. Apakah intisarinya? Mungkin yang beraneka warna ynag ada dalam
alam ini dapat dipulangkan kepada yang satu. Mereka mencari inti alam, dengan istilah
mereka : mereka mencari arche alam (arche dalam bahasa yunani yang berarti mula,
asal).

D. Faktor-faktor Pendorong Lahirnya Filsafat Yunani Kuno


Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu :

1. Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap sebagai
awal dari uapaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos tersebut
kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan rasional
sehingga muncul mitos selektif dan rasional, seperti syair karya Homerus, Orpheus
dan lain-lain.

2. Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat yunani,
karya Homerous mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk pedoman hidup
orang-orang yunani yang didalamnya mengandung nilai-nilai edukatif.

3. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah


sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-ilmu tersebut
dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasrkan pada aspek praktis
saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.

Dengan adanya ketiga faktor tersebut, kedudukan mitos digeser oleh logos
(akal), sehingga setelah pergeseran tersebut filsafat lahir.Periode yunani kuno ini lazim
disebut periode filsafat alam. Dikatakan demikian, karena pada periode ini ditandai
dengan munculnya para ahli pikir alam, dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada
apa yang diamati sekitarnya.mereka membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam
yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos.
Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya
mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.Para pemikir filsafat
yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota perantauan Yunani yang terletak di
pesisir Asia Kecil. Mereka kagum terhadap alam yang oleh nuansa dan ritual dan
berusaha mencari jawaban tas apa ynag ada di belakang semua materi itu.

E. Tokoh-Tokoh Filsafat Yunani Kuno

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka bumi
ini, yaitu dilengkapi dengan seperangkat akal dan pikiran yang tidak dimiliki oleh
makhluk lain. Dengan akal dan pikiran ini manusia bisa memanfaatkannya dengan
sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin, yaitu manusia bisa berfikir tentang segala
sesuatu secara jauh dan mendalam, dengan menggunakan logikanya.Kemampuan berfikir
manusia ini dinamakan berfilsafat. Filsafat Yunani pra-Sokrates :filsafat alam mencari
penjelasan daripada alam, Khususnya terjadi segala-galanya dari prinsip pertama charce.
Masa awal filsafat Yunani Kuno ditandai dengan tercantumnya tiga nama filosof yang
berasal dari daerah Miletos, yaitu Thales, Anaximadros Dan Anaximenes. Selain ketiga
nama tersebut, juga terdapat beberapa nama dari daerah lain, yaitu Herakleitos dari
Ephesos, Phytagoras dari Italia Selatan, Permidides dan Elea, dan Demokritos dari
Abdera.
Adapun tokoh-tokoh pemikir dalam filsafat yunani kuno,adalah sebagai berikut :

1. Thales (625-545 SM)


Thales lahir di miletus digelari bapak filsafat karena dialah orang yang mula -
mula berfisafat (bijaksana). Ia adalah seorang politikus, ahli geometri dan pemikir
dipelabuhan miletus yang sangat ramai. Nama Thales muncul atas penuturan
sejarawanHerodatus pada abad ke-5 SM. Thales sebagai salah satu dari tujuh orang
yang bijaksana (Seven Wise Men of Greece). Aristoteles memberikan gelar The
Father of Filoshopy.juga menjadi penasihat teknis ke-21 kota lonia. Salah satu
jasanya yang besar adalah meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM. Ia tidak
tertarik pada mitos tetapi pada pengetahuan mengenai dunia dan bintang.
Gelar The Father of Filoshopy itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan
yang amat mendasar, yang jarang diperhatikan orang, juga orang jaman sekarang :
“what is the nature of the world stuff “?(mayer , 1950:18) “apa sebenarnya bahan
alam semesta ini” ? Ia sendiri menjawab air. Jawaban ini sebenarnya amat sederhana
dan belum tuntas. Belum tuntas karena dari apa air itu? thales mengambil air sebagai
alam semesta barang kali karena ia melihat nya sebagai sesuatu yang amat diperlukan
dalam kehidupan, dan menurut pendapatnya bumi ini terapung di atas air
(mayer,1950:18).
Thales berpendapat bahwa dasar pertama atau intisari alam ialah air. 4 Air
adalah pusat dan sumber segala yang ada atau pokok dari segala sesuatu. Air adalah
ausa prima dari segala yang ada yang jadi, tetapi juga akhir dari segala yang ada dan
yang jadi. Air adalah subtrat (bingkai) dan substransi (isi). Thales mengembangkan
filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar dan struktur
komposisi daria alam semesta. Sebagai ilmuwan pada masa itu ia mempelajari
magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Juga mengembangkan
astronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat, bahwa bulan bersinar
karena memantulkan cahaya matahari. Dengan demikian, Thales merupakan ahli
matematika yang pertama dan juga The Father of Deductive reasoning (bapak
penalaran deduktif).
Dalam sejarah Matematika, Thales dianggap sebagai pelopor geometri abstrak
yang didasarkan kepada petunjuk pengukur banjir, yang implementasinya dengan
membuktikan dalil-dalil geometri yang salah satunya : bahwa kedua sudut alas dari
suatu segitiga sama kaki adalah sama besarnya.Walaupun pandangan –pandangan
Thales benyak yang kurang jelas, akan tetapi pendapatnya merupakan percobaan
pertama yang masih sanagt sederhana dengan menggunakan rasio(akal pikiran).
Argumen Thales merupakan argumen yang bukan hanya rasional karena
dikemukakan melalui salah satu sumber pengetahuan yang kongkret, tapi juga
observatif.
2. Anaximandros (640-546 SM)
Anaximandros adalah murid dari thales. Anaximandros adalah orang pertama
yang mengarang suatu traktat dalam kesusastraan Yunani dan berjasa dalam bidang
astronomi, geografi,sehingga ia sebagai orang pertama yang membuat peta bumi.
Ia berhasil memimpin sekelompok orang yang membuat kota baru di Apollonia,
Yuanani.
Anaximandros mengatakan bahwa dasar pertama itu ialah zat yang tak tertentu
sifat-sifatnya, yang dinami to apeiron. Adapun anaximenes (590-528) mengatakan
bahwa intisari alam atau dasarnya pertama adalah udara.karena udaralah ynag
meliputi seluruh alam serta udara pulalah yang menjadikan dasar hidup bagi manusia
yang mat diperlukan oleh nafasnya.5
Anaximandros mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat
kekal dan ada dengan sendirinya (Mayer,1950:19). Anaximandros menagatakan itu
udara. Udara merupakan segala sumber kehidupan. Anaximandros mencari prinsip
terakhir yang dapat memberikan satu pengertian mengenai kejadian-kejadian dalam
alam semesta.
3. Pythagoras (± 572-497 SM)
Ilmu sejarah menghadapi banyak kesulitan dalam melukiskan kehidupan dan
ajaran Pythagoras. Pythagoras tidak menulis apa-apa dan begitu juga muridnya.
Dalam abad ke-5 data-data mengenai kehidupan Pythagoras sudah diselubungi
dengan berbagai legenda, sehingga kebenarannya masih dipertanyakan. Dengan
demikian, kita tidak sanggup menentukan unsur-unsur mana yang termasuk ajaran
Pythagoras dan muridnya.
Mengenai riwayat hidupnya , ia dilahirkan di pulau Samos, Lonia.tanggal dan
tahunnya tidak diketahui pasti. Ia juga tidak meninggalkan tulisan-tulisan sehingga
apa yang perlu diketahui Pythagoras diperlukan kesaksian-kesaksian. Menurut
Aristoxenos seorang murid Aristoteles, Pythagoras pindah ke kota kroton, Italia
Selatan karena tidak setuju dengan pemerintahan Polykrates yang bersifat tirani. Di
kota ini ia mendirikan sekolah agama, selama 20 tahun di kroton, kemudian pindah ke
Metapontion dan meninggal di kota ini. Tarekat yang didirikan Pythagoras bersifat
religius, bukan politik, seperti yang diperkirakan. Mereka menghormati dewa Apollo.
Kaum pythagorean tidak berfilsafat karena alasan-alasan ilmiyah saja, melainkan
mereka mempraktikkan filsafat sebagai a way of life.
Seiring berjalannya waktu, pengikut-pengikut Pythagoras berkembang menjadi
dua aliran. Pertama,aliran akusmatiko (akusma=apa yang telah didengar). Mereka
mengindahkan penyucian dengan menaati semua peraturan dengan
seksama. Kedua, aliranmathematikoi(matematis=ilmu pengetahuan). Mereka
mengutamakan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pasti.
Filsafah pemikiran pythagoras sangat matematis. Karena banyak diilhami oleh
rahasia angka-angka. Ia tidak memikirkan substansi yang yang menjadi alam. Ia
beranggapan bahwa dari segala sesuatu adalah angka. Segala sesuatu dalam alam raya
tidak tertentu dan tidak menentu, segala hal yang telah memiliki batas bentuk dan
angka akan menjadi tentu dan pasti.
Pemikirannya , substansi dari semua benda adalah bilangan dan segala gejala
alam merupakan pengungkapan inderawi dari perbandingan-perbandingan matematis.
Bilangan merupakan intisari dasar pokok dari sifat-sifat benda (Number rules the
universe = bilangan memerintah jagat raya).pemikirannya tentang bilangan, ia
mengemukakan bahwa setiap bilangan dasar dari 1 sampai 10 mempunyai kekuatan
dan arti sendiri-sendiri. Satu adalah asal mula segala sesuatu sepuluh, dan sepuluh
adalah bilangan sempurna. Bilangan gasal (ganjil) lebih sempurna daripada bilangan
genap dan identik dengan finite (terbatas). Salah seorang penganut Pythagoras
mengatakan bahwa tuhan adlah bilangan tujuh, jiwa itu bilangan enam, badan itu
bilangan empat. 6
Pythagoras juga ada sedikit memfilsafatkan manusia, ia mengemukakan
pendapat bahwa pada manusia adalah sesuatu yang bukan jasmani dan yang tak dapat
mati, yang masih terus ada , jika manusia sudah tak ada. Manusia menurut Pythagoras
mempunyai jiwa dan jiwa itu sekarang terhukum dan terkurung dalam badan. Maka
dari itu , manusia harus membersihkan diri untuk melepaskan dirinya dari kurungan
dan dengan demikian dapatlah ia masuk ke dalam kebahagiaan.
Pythagoras yang mengataka pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan
satu keseluruhan yang teratur, sesuatu yang harmonis seperti dalam musik. Sehingga
ia juga dikenal sebagai ahli ilmu pasti dan juga ahli musik. Dia berpendapat bahwa
keharmonisan dapt tercapai dengan menggabungkan hal-hal yang berlawanan,
seperti :
 Terbatas – tak terbatas
 Ganjil – genap
 Satu – banyak
 Laki-laki – perempuan
 Diam – gerak
 Dan lain-lain
menurut Pythagoras kearifan yang sesungguhnya hanya dimilki oleh Tuhan saja, oleh
karenanya ia tidak mau disebut sebagai seorang yang arif seperti Thales, akan tetapi
menyebut dirinya philosopos yaitu pencipta kearifan. Kemudian istilah inilah yang
digunakan menjadi philosofia yang terjemahan harfiah dalah cinta kearifan atau
kebjaksanaan sehingga sampai sekarang secara etimologis dan singkat sederhana
filsafat dapat diartikan sebagai cinta kearifan atau kebijaksanaan (Love of Wisdom).
4. Xenophanes (570 – ? SM)
Xenophanes lahir di Xolophon, Asia Kecil. Waktu berumur 25 tahun ia
mengembara ke Yunani. Ia lebih tepat dikatakan sebagi penyair dari pada ahli pikir
(filosof), hanya karena ia mempunyai daya nalar yang kritis yang mempelajari
pemikiran-pemikiran filsafat pada saat tu. Namanya menjdai terkenal arena untuk
pertama kalinya ia melontarkan anggapan bahwa adanya konflik antara pemikiran
filsafat (rasional)dengan mitos.
Pendapatnya yan termuat dalam kritik terhadap Homerus dan Herodotus, ia
membantah adanya antromorfosisme Tuhan-Tuhan, yaitu Tuhan diganbarkan sebagai
(seakan-akan) manusia. Karena manusia selalu memilki kecendrungan berfikir dan
lain-lainnya. Ia juga membantah bahwa Tuhan bersifat kekal dan tidak mempunyai
permulaan. Ia juga menolak anggapan bahwa Tuhan mempunyai jumlah yang banayk
dan menekankan atas keeasaan Tuhan. Kritik ini ditujukan kepada anggapan-
anggapan lama yang berdasarkan pada mitologi.7
5. Heraclitos (535 – 475 SM)
Heraclitos lahir di Epesus, sebuah kota perantauan di Asia Kecil dan
merupakan kawan dari Pythagoras dan Xenophanes, akan tetapi ia lebih tua. Ia
mendapat julukan si gelap karena untuk menulusuri gerak pemikirannya sangat sulit.
Hanya dengan melihat fragmen-fragmennya , ia mempunyai kesan hati yang tinggi
dan sombong , sehingga ia mudah mencela kebanyakan manusia untuk mengatakan
jahat dan bodoh, juga mencela orang –orang yang terkemuka di Yunani.
Pemikiran filsafatnya terkenal dengan filsafat menjdai. Ia mengemukakan
bahwa segala sesuatu (yang ada itu) sedang menjadi dan selalu berubah. Sehingga
ucapannya yang terkenal : Panta rhei kai uden menci yang artinya segala sesuatunya
mengalir bagaikan arus sungai dan tudak satu orangpun yang dapat masuk ke sungai
dua kali. Alsannya, karena air sungai yang pertama telah mengalir , berganti dengan
air yan berada di belakanganya. Demikian juga dengan segala yang ada, tidak ada
yang tetap, semuanya berubah. Akhirnya dikatakan bahwa hakikat dari segala sesuatu
adalah menjadi, maka filsafatnya dikatakan filsafat menjadi.8
Menurut Heraclitos alam semesta ini sealu dalm keadaan berubah , sesuatu
yang dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Itu berarti
kita hendak memahami kehidupan kosmos, kita meati menyadari bahwa kehidupan
kosmos itu dinamis. Kosmos itu tidak pernah berhenti (diam), ia selalu bergerak, dan
bergerak berarti berubah. Gerak itu menghasilkan perlawanan-perlawanan . itulah
sebabnya ia sampai pada kongkulasi bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini
bukanlah baha (stuff)-nya seperti yang dipertanyakan oleh para filosof yang pertama
itu, melainkan prosesnya (Warner, 1961:28). Penyataan “semua mengalir” berarti
semua berubah bukanlah pernayatan yang sederhana. Implikasi pernyataan tersebut
amat hebat. Dan tu mengandung pengertian bahwa kebenaran seallau berubah, tidak
tetap. Pengertian adil pada hari ini belum tentu masih benar besok. Hari ini 2 x 2 = 4
namun besok dapat juga bukan empat. Pandangan ini merupakan warna dasar flsafat
sofisme. Menurut pendapatnya, di alam arche terkandung sesuatu yang hidup (seperti
roh ) yang disebut sebagai logos ( akal atau semacam wahyu) . logos inilah yang
menguasai sekaligus mengendalikan keberadaan segala sesuatu. Hidup manusia akan
selamat sesuai dengan logos.
6. Parmenides (540-475 SM)
Parmenides lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia Selatan, Arena.
ia di lahirkan di Elea, maka penganutnya disebut kaum Elea. Kebesarannya sama
dengan kebesaran Heraclitos. Ia lah yang pertama kali memikirkan tentang hakikat
tentang ada (being).
Parmanides adalah salah seorang tokoh relativusme yang penting. Ia lahir pada
kira kira tahun 450 SM di Elea. Dikatakan sebagai logikawan pertama dalam sejarah
filsafat, bahkan dapat disebut filosof pertama dalam pengertian modern.9 Parmenides
mengakui adanya pengetahuan yang bersifat tidak tetap dan berubah- ubah,
pengetahuan indra dan pengetahuan budi, tetapi menurutnya pengetahuan yang
bersifat indra itu tidak dapat di percaya karena banyak orang yang tidak mempercayai
kebenaran setelah mengikuti indranya. Sebab itu yang merupakan realitas adalah
bukan yang berubah dan bergerak serta beralih dan bermacam – macam, melainkan
tetap. Realitas bukanlah menjadi, melainkan ada. Oleh karena itu, filsafatnya disebut
juga “filsafat ada” . Parmenides membuktikannya sebagai berikut:
a. Di luar ada tentu hanya tak ada. Tak ada ini juga bukan tentu realitas, juga tak
mungkin kita kenal dan kita ketahui. Hanya adalah yang dapat dipahami , bagi
Parmenides ada dan berfikir itu sama. Oleh karena itu ada itu tetap , tak mungkin
ia beralih, tak mungkin bergerak, tak mungkin ada permacamnya, yang ada hanya
satu saja ada.
b. Kalau ada itu satu maka ia tak berawal, sebab dari manakah kiranya ia harus
timbul. Bagi ada tak terdapat dahulu dan kemudian . Ada itu hanya ada belaka,
sekarang yang baka.
c. Ada itu tak mungkin terbagi-bagi, sebab sekiranya mungkin terbagi, maka
terdapatlah bermacam- macam ( lebih dari satu ) ada.
Sistemnya secara keseluruhan disandarkan pada dedukasi logis, tidak seperti
Heraclitos, misalnya, yang menggunakan metode intuisi. Ternyata plato amat
menghargai metode parmenides itu. Dan Plato lebih banyak mengambil dari
Parmenides dibandingkan dengan dari filosof yang lain pendahulunya. Pertentangan
antara heraclitus dan parmenides adalah antara ada dan tiada, nilai pengetahuan indra
dan pengetahuan budi merupakan soal yang maha penting bagi ahli pikir selanjutnya.
pengetahuan budi dan pengetahuan indra memang tidak mungkin dilalui belaka ,
keduanya harus diakui adanya.
Parmenides berpendapat bahwa hanya pegetahuan yang tetap dan umum yang
mengenai yang satu sajlaah (pengetahuan budi) yang dapat dipercaya. Pengetahuan
budi itulah yang dapat dipercayai, kalau ia benar maka sesuailah ia dengan realitas.
sebab itu yang merupakan realitas bukanlah yang berubah dan bergerak serta beralih
dan bermacam-macam, melainkan yang tetap. Realitas bukanlah yang menjadi
melainkan ada. Hal ini berbeda dengan pendapat Heraclitos yaitu bahwa realitas
adalah gerak dan perubahan.
Dalam The way of Truth Parmanides bertanya: Apa standar kebenaran dan apa
ukuran realitas? Bagaimana hal itu dapat dipahami? Ia menjawab : ukurannya ialah
logika yang konsisten. Contoh. Ada 3 cara berfikir tentang Tuhan : pertama ada,
kedua tidak ada, dan ketiga ada dan tidak ada. Yang benar ialah ada (1) tidak mungkin
meyakini yang tidak ada (2) sebagai ada karena ayng tidak ada pastilah tidak ada.
Yang (3) tidak mungkin karena tidak mungkin Tuhan itu ada dan sekaligus tidak ada.
Jadi, benar-tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika. Disinilah muncul masalah.
Bentuk ekstrem pernyataan itu adalah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia.
Yang ada (being) itu ada, yang ada tidak dapat hilang menjadi tidak ada, dan yang
tidak ada tidak mungkin muncul menjadi ada, yang tidak adalah tidak ada, sehingga
tidak dapat dipikirkan. Yang dapat dipikirkan adalah hanyalah yang ada saja
sedangkan yang tidak ada tidak dapat dipikirkan. Jadi, yang ada (being) itu satu,
umum, tetap dan tidak dapat dibagi-bagi. Karena membagi yang ada akan
menimbulkan atau melahirkan banyak ada, dan itu tidak mungkin.yang ada dijadikan
dan tidak dapat musnah.yang ada di segala tempat, oleh karenanya tidak ada ruangan
yang kosong , maka di luar yang ada masih ada sesuatu yang lain.
7. Zeno (± 490-430 SM)
Zeno lahir di Elea, dan murid dari Parmenides. Sebagai murid ia dengan gigih
mepertahankan ajaran gurunya dengan cara memberikan argumentasi secara baik
sehingga kemudian hari ia dianggap sebagai peletak dasar dialektika 10 Menurut
Aristoteles, Zeno lah yang menemukan dialektika yaitu suatu argumentasi yang
bertitik tolak dari suatu pengandaian ayau hipotesa, dan dari hipotesa tersebut ditarik
suatu kesimpulan. Dalam melawan penentang-penentangnya kesimpulan yang
diajukan oleh Zeno dari hipotesa yang diberikan adalah suatu kesimpulan yang
mustahil, sehingga terbukti bahwa hipotesa itu salah.
Sebagai contoh dalam mengemukakan hipotesis terhadap melawan gerak :
a. Anak panah yang dilepaskan dari busurnya sebagi hal yang tidak bergerak, karena
pada setiap saat panah tersebut berhenti di suatu tempat tertentu. Kemudian dari
tempat tersebut bergerak ke suatu tempat pemberhentian yang lain dan
seterusnya.. memang dikatakan anak panah tersebut meleset hingga sampai pada
yang dituju, artinya perjalanan anak panah tersebut sebenarnya merupakan
kumpulan pemberhentian-pemberhentian anak panah.
b. Achilles si jago lari yang termasyur dalam mitologi Yunanitdak dapat menang
melawan kura0kura, karena kura-kura berangat sebelum Achilles, sehingga
Achileslebih dahulu harus melewati atau mencapai titik dimana dimana kura-kura
berada pada saat ia berangkat.setelah Archles berada pada suatu titik, kura-kura
tersebut sudah lebih jauh lagi seterusnya sehingga jarak antara Achiles dan kura-
kura selalu berkurang akan tetapi idak pernah habis.
Argumentasi Zeno ini selama 20 abad lebih tidak dapat dipecahkan orang
secara logis. Baru dapat dipecahkan setelah para ahli matematika membuat pengertian
limit dari seri tak terhingga.
8. Empedocles (490-435 SM )
Empedocles Lahir di Akragos, Pulau Sicilia, ia sangat dipengaruhi oleh ajaran
kaum Ptagorean dan aliran keagamaan refisme. Ia pandai dalam bidang kedokteran,
penyair retorika, politik dan pemikir. Ia menulis karyanya dalam bentuk puisi , seperti
Parmenides. Dalam bukunya tentang alam dikatakan oleh Empedocles bahwa
sebenarnya tak ada menjadi dan hilang, ia mengikuti Parmenides. Adapun perbedaan
dalam seluruh keadaan itu tak lain adalah daripada campuran dan penggabungan
unsur-unsur (rizomata) : air. Udara. Api, dan atnah. Keempat unsur inilah yang
merupakan dasar terakhir dari segala sesuatu. Prosese penggabungan ini terpelihara
oleh dua kekuatan yang saling bertentangan, yaitu cinta dan benci. Karena cinta maka
pada mulanya keempt unsur tersebut tersusun dalam keseimbangan , adapun bencilah
yang mencerai beraikan keseimabangan yang semula itu. Cinta lalu mengambil
tindakan dan mengembalikan yang semula.tetapi dicerai beraikan lagi oleh benci.
Penegtahuan tidak lain daripada proses pergabungan : karena tergabung dengan tanah,
kita tahu akan tanah, tergabung dengan air kta tahu akan air.
Dengan demikian, dalam kejadian di alam semesta ini, unsur cinta dan benci
selalu menyertai. Juga, proses penggabungan dan penceraian tersebut berlaku untuk
melahirkan anak-anak makhluk hidup. Sedangakn manusia pun terdiri dari empat
unsur (api, udara, tanah dan air) juga mengenal akan empat unsur. Hal ini karena teori
pnegenalan yang dikemukakan oleh Empedocles bahwa yang sama mengenal yang
sama.
9. Anaxagoras (±499-20 SM )
Ia dilahirkan di kota Klazomenai, Lonia, kemudian menetap di Athena selama
30 tahun. Anaxagoras adalah ahli pikir yang pertama yang berdomisili di Athena ,
dimana dikemudia hari Athena inlah menjadi pusat utana perkembangan filsafat
yunani samapi abad ke 2 SM.
Pemikirannya, realitas bukanlah satu , akan tetapi terdiri dari banyak unsur dan
tidak dapat dibagi-bagi, yaitu atom. Atom ini sebagai bagian dari materi yang terkecil
dari materi sehingga tidak dapat terlihat dan jumlahnya tidak terhingga. Tentang
terbentuknya dunia (kosmos), atom-atom yang berbeda bentuknya saling terkait,
kemudian digerakkan oleh puting beliung. Semakin banyak atom yang bergerak akan
menimbulkan pusat gerak atom (atom yang padat).yang disebut realitas seluruhnya
adalah sebagai suatu campuran yang mengandung semua benih-benih . di dalam tiap
benda mengandung benih. Indera kita tidak dapat melihat semua benih yang ada di
dalamnya. Hanya bisa melihat benih yang dominan. Misalnya, kita melihat emas
( yang telihat emas, karena warna kuning yang dominan), walaupun benih-benih yang
lain seperti perak, besi, tembaga terdapat didalamnya.11
Pemikirannya tentang nus, bahwa apa yang dikemukakan oleh Empedocles
tentang cinta dan benci yang menyebabkan adanya penggabungan dan penceraian,
maka Anaxagros mengemukakan yang menyebabkan benih-benih menjadi kosmos
adalah nus, yang berarti roh atau rasio, tidak tercampur dengan benih-benih dan
terpisah dari semua benda. Oleh karena ajrannya tentang nus inilah Anaxagoras untuk
pertama kalinya dalam filsafat dikenal adanya perbedaan antara jasmani dan yang
rohani.

10. Democritos (460-370 SM)


Ia lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara. Karena ia berasal dari
keluarga yang kaya raya, maka dengan kekayaannya itu ia bepergian ke Mesir dan
negeri –negeri Timur lainnya. Dari karya-karyanya ia telah mewariskan sebanyak 70
karangan tentang bernacam-macam masalah seperti, kosmologi, matematika,
astronomi, logika, etika, teknik, mesin, puisi dan lain-lain. Sehingga ia dipandang
sebagai seorang sarjana yang menguasai banyak bidang.
Pemikirannya, bahwa realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur
dan jumlahnya tak terhingga. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian materi yang
sangat tidak dapt dibagi-bagi lagi. Unsur tersebut dikatakan sebagai atom yang
berasal dari satu dari yang lain karena ini tidak dijadikan dan tidak dapat
dimusnahkan, tidak berubah dan tidak berkualitas.
Menurut pendapatnya, atom-atom itu selalu bergerak, berarti harus ada ruang
yang kosong. Sebab satu atom hanya dapat bergerak dan menduduki satu tempat saja.
Sehingga Democratos berpendapat bahwa realitas itu ada dua, yaitu : atom itu sendiri
(yang patuh) dan ruang tempat atom bergerak (kosong).
Democritos pun membedakan adanya dua macam pengetahuan, yaitu
pengetahuan indera yang keliru dan pengetahuan budi yang sebenarnya.”ada dua
pengetahuan katanya, pengetahuan yang sebenarnya dan pengetahuan yang tidak
sebenarnya. Adapun yang tidak sebenanya adalah penglihatan, penciuman, rasa.12
11. Plato (427 – 347 SM)
Menurut Plato, tanpa melalui pengalaman (pengamatan), apabila manusia
sudah terlatih dalam hal intuisi, maka ia pasti sanggup menatap ke dunia idea dan
karenanya lalu memiliki sejumlah gagasan tentang semua hal, termasuk tentang
kebaikan, kebenaran, keadilan, dan sebagainya. Plato mengembangkan pendekatan
yang sifatnya rasional-deduktif sebagaimana mudah dijumpai dalam matematika.
Problem filsafati yang digarap oleh Plato adalah keterlemparan jiwa manusia kedalam
penjara dunia inderawi, yaitu tubuh. Itu persoalan ada ("being") dan mengada
(menjadi, "becoming"). Plato salah seorang murid Socrates yang hidup antara 427 –
347 SM.
Plato adalah salah satu dari filsuf besar Yunani yang hidup sekitar abad ke-4
SM yang gagasannya banyak dikembangkan oleh era filsafat maupun para pemikir
selanjutnya, termasuk gagasan-gagasan keagamaan dikemudian hari yang juga
menjadi perhatian Plato dibawah pengaruh Ofirisme Phytagoras. Sedikit banyak,
setelah masa filosofis, Plato mentransformaiskan pemikirannya ke wilayah relijius
dengan gagasannya tentang Idea dan Cinta atau Eros sebagai pendorong gerak untuk
mencari hakikat dari kehidupan. Dalam buku Mohammad Hatta, “Alam Pikiran
Yunani’, ia digambarkan sebagai orang paling bijak yang pernah dilahirkan sejak era
Phytagoras dan sebelum Aristoteles dilahirkan. Setidaknya demikianlah yang diyakin
oleh mereka yang mengenal benar pikiran Plato. Salah satunya yang kontroversial
dan mengundang pertanyaan banyak orang dan para arkeolog adalah hipotesis
metaforisnya tentang Atlantis sebagai Benua Yang Tenggelam, yang konon
digambarkan Plato sebagai suatu pulau atau anak benua “Nesos” atau “Continent”
dimana peradaban manusia masa kini berasal. Demikian tingginya peradaban manusia
Atlantis sampai-sampai kesombongan hinggap pada para penduduknya dan dalam
sekejap mata menurut taksiran para ahli purbakala yang berminat membuktikan
keberadaan Benua Atlantis, benua itu lenyap ditelan tsunami yang sekarang disebut
Atlantik. Jadi peristiwa lenyapnya Atlantis mirip dengan Gempa bawah Laut dan
Tsunami yang menimpa Serambi Mekah pada tanggal 26-12-2004 yang lalu.
12. Aristoteles
Aristoteles lahir di Stageira, Yunani Utara. Ketika umur 18 tahun dikirim ke
Athena untuk belajar ke Plato pada sekolah Akademi. Pada akhirnya Aristoteles
mendirikan sekolah yang diberi nama Peripatacici bermakna berjalan-
jalan. Sistem pengajaran yang diberikan sambil jalan-jalan di taman. Aristoteles
disebut dengan aliran realis, karena mendasarkan pemikirannya pada pengalaman
kemudian memberikan uraian mendasar mengenai data-data pengalaman. Karya
aristoteles dapat dibagi atas 8 bagian, mengenai logika, filsafat alam, psikologi,
biologi, metafisika, etika, politik dan ekonomi, retorika, dan poetika. Ia juga
mengembangkan ilmu tentang penalaran (logika), yang dalam hal ini disebutnya
dengan namaanalytika, yaitu ilmu penalaran yang berpangkal pada premis yang
benar, dan dialektika, yaitu ilmu penalaran yang berpangkal pikir pada hal-hal yang
bersifat tidak pasti (hipotesis).
Semua tulisan Aristoteles tentang ilmu tentang penalaran (Logika) itu ditulis
dalam 6 (enam) naskah yang masing-masingnya berjudul; Categories, On
Interpretation, Prior Analytics, Posterior Analytics, Topics, Sophistical Refitation.
13. Georgias
Georgias lahir tahun 427 SM. Pandangan filsafatnya: Semua realitas itu
sebenarnya tidak ada.
a. Akal tidak mampu meyakinkan kita tentang bahan alam semesta ini.
b. Sekalipun realitas dapat diketahui, tetapi tidak dapat diberitahukan kepada orang
lain.
Masa keemasan Yunani terjadi pada masa selanjutnya, yang ditandai sejumlah
nama besar, diantaranya adalah Perikles. Pada masa itu kota Athena menjadi pusat
penganut dari aliran filsafat. Pada masa itu, terdapat pula pemikiran sofistik yang
dianut oleh kaum sofis, yaitu kaum yang pandai berpidato yang tidak lagi menaruh
perhatian kepada alam, tetapi menjadikan manusia sebagai pusat perhatian studi.
Tokohnya adalah Protagoras.

Permasalahan filsafat adalah materi yang dibahas dalam filsafat satu demi satu dan
seluruhnya. Dan ini yang disebut dengan problematika filsafat, mengapa? karena dibahas
menurut susunan tertentu (sistematika filsafat) dan dibahas dalam filsafat sistematis.
Prof.Dr.Sutardjo A.Wiramihardja,Psi. memandang bahwa sistematika yang diajukan
Langeveld (1959) merupakan sistematika yang dinilai cukup lengkap tetapi tidak terlalu banyak
dan kompleks sehingga mudah dipahami. Menurut Langeveld, secara garis besarnya filsafat
terdiri atas tiga hal utama, yaitu : 1)Masalah tahu, mengetahui, dan pengetahuan; 2)Metafisika,
baik metafisika umum maupun metafisika khusus, dan 3)Nilai serta penilaian.
Berikut akan dibahas satu per satu.

1. Masalah Tahu, Mengetahui, dan Pengetahuan (Teori Pengetahuan)


Teori pengetahuan membicarakan segala sesuatu tentang pengetahuan. Apa itu
pengetahuan?dari mana asalnya? Apa sembernya? Untuk apa pengetahuan itu? Apa gunanya?
Berapa nilainya? Apa hakikatnya? Bagaimana membentuk pengetahuan yang baik dan benar?
Apa yang dapat diketahui manusia dan sampai kapan batasnya?
Masalah pengetahuan sudah lama dipersoalkan. Socrates, Plato, dan Aristoteles misalnya,
telah membahas panjang lebar masalah ini. John Locke 1, seorang filosof yang amat
berpengaruh setelah Renaisanse Eropa, menjadikan teori pengetahuan sebagai pangkal tolak
dan pusat diskusi filsafatnya. Ia memandang masalah-masalah epistemologi harus mendahului
masalah-masalah yang lain.
Sebagian pihak berpendapat, bahwa inti kegiatan mengetahui atau tahu adalah adanya
pemikiran mengenai hal tersebut, tanpa berpikir tentang sesuatu, tidak mungkin seseorang
mengetahui sesuatu, sedangkan pihak lain berpendapat bahwa mengetahui atau tahu,
berintikan pada sesuatu yang pernah dialaminya. Pengkajian tentang asal, berlakunya dan
hubungan pengetahuan dengan pengaaman manusia disebut epistemologi. Dalam masalah
tahu, mengetahui dan pengetahuan terdapat pula logika yang mengatur kelurusan berpikir.
1 John Locke (1632-1704): filosof Inggris, ahli pikir yang paling berpengaruh dalam abad 18, pendiri liran
empirisme
Logika adalah bagian filsafat yang memperbincangkan hakikat ketepatan, cara menyusun
pikiran yang dapat menggambarkan ketepatan berpengetahuan. Secara etimologis, logika
berasal dari bahasa Yunani, logos yang berarti "kata"atau"pikiran". Namun, pengertian
dasarnya sering disebut sebagai ilmu barekta-kata atau ilmu berpikir benar, bukan tepat
melainkan benar. Tepat belum tentu benar, sedangkan benar selalu mempunyai dasar yang
tepat. Pada awal kelahiran, logika manusia itu sangat sederhana dan digunakan untuk
mengahadapi hal-hal sederhana dengan hasil yang sederhana pula. Logika itu bersifat alami
atau disebut logika naturalis yang berdasarkan kodrat atau fitrahnya saja. Sedangkan logika
buatan atau hasil pengembangan yang disebut dengan logika artifisial.
Logika dibagi atas dua hal, yaitu :
a) Logika Formal, adalah wacana atau argumentasi yang membicarakan hakikat hukum-
hukum ketepatan susunan berpikir. Hal yang terpenting dalam logika ini adalah
masalah pengaturannya, rumusan atau hukum-hukum bagi ketepatan susunan
berpikir, isinya tidak dipermasalahkan juga masalah penggunaannya.
b) Logika Material, adalah wacana atau argumentasi mengenai hakikat penggunaan
ketepatan susunan berpikir terhadap bidang-bidang kegiatan berpikir tertentu. Logika
material ini disebut teori metodologi. Teori metodologi adalah wacana mengenai cara-
cara menyusun pikiran yang tepat untuk bidang masalah tertentu.
Jenis logika ada tiga, yaitu :
a) Logika Induktif, merupakan hasil penelitian atau teori mengenai prinsip-prinsip
kesimpulan dari berbagai kenyataan.
b) Logika Deduktif, merupakan hasil penelitian atau sistem mengenai prinsip-prinsip
kesimpulan yang mengarah pada penggunaan suatu prinsip.
c) Logika Dialektis. tidak pernah memberikan jawaban yang mutlak.
Epistemologi mempersoalkan kebenaran pengetahuan. Epistemologi pertama kali
dikemukakan oleh J.F.Farier dalam bukunya Institutes of Metaphysics (1854). Semenjak itu,
istilah itu banyak dipakai. Kata itu berasal dari kata Yunani episteme (pengetahuan) dan logos
(pembicaraan atau ilmu) Dalam hal ini, terdapat empat jenis kebenaran yang secara umum
dikenal orang, yaitu :
a) Kebenaran Religius, adalah kebenaran yang memenuhi atau dibagun berdasarkan kaidah-
kaidah agama atau keyakinan tertentu disebut juga kebenaran mutlak yang tidak dapat
dibantah lagi. Bentuk pemahamannya adalah dogmatis.

b) Kebenaran Filosofis, ialah kebenaran hasil perenungan dan pemikiran refleksi ahli filsafat
yang disebut hakikat, meskipun bersifat subjektif dan relatif, namun mendalam karena
penghayatan eksistensial bukan hanya karena pengalaman dan pemikaran intelektual
semata. Inti filsafat adalah berpikir, sedangkan dasarnya adalah rasio.

c) Kebenaran Estetis, ialah kebenaran yang berdasarkan penilaian indah dan buruk, serta
cita rasa estetis. Artinya keindahan yang berdasarkan harmoni dalam pengertian luas yang
menimbulkan rasa senang, tenang dan nyaman.

d) Kebenaran Ilmiah, yang ditandai oleh terpenuhinya syarat-syarat ilmiah, terutama


menyangkut adanya teori yang menunjang dan sesuai dengan bukti. Kebenaran teoritis
adalah kebenaran yang berdasarkan rasio, atau kebenaran rasional, berdasarkan teori-teori
yang menunjangnya.

Macam-macam pandangaan tentang teori pengetahuan:

a) Penganut-penganut serba-cita Jerman memandang bahwa epistemologi termasuk ke


dalam logika dan metafisika. Jadi, tidak terpisah dn tidak merupakan disiplin yang
mendahului

b) Pemikir-pemikir neo-Kantian mempertahankan pandangan bahwa pembahasan yang


kritis tentang pengetahuan merupakan dasar dari semua spekulasi

c) Di masa kini masalah epistemologi menempati kedudukan penting penting dan banyak
ahli pikir berpendapat, bahwa pada tahap ilmu sekarang, teori pengetahuan tidak
mungkin terabaikan. Dalam fisika, perkembangan terakhir misalnya, ilmuwan-ilmuwan
terlibat sungguh-sungguh dalam masalah-masalah teori pengetahuan.
Salah satu masalah pengetahuanyang tertua adalah tentang sumber pengetahuan. Dalam
sejarah filsafat lazimnya dikatakan bahwa pengetahuan diperoleh melalui salah satu dari empat
jalan, yaitu:

a. Pengetahuan itu kita bawa lahir bersama kita

b. Atau diperoleh dari budi

c. Atau berasal dari indera-indera khusus, yaitu penglihatan, pendengaran, ciuman, rabaan

d. Atau ia berasal dari penghayatan langsung atau ilham

2. Metafisika
Metafisika bagi Aristoteles adalah dasar mendalam dari ada, bagi Plato ialah teori
tentang ide, bagi Hegel pengetahuan tentang yang mutlak, bagi Heidegger metafisika
adalah filsafat tentang kehidupan. Menurut Rhodius, filosof Roma, meta(bahasa Roma)
berarti setelah atau dibelakang. Jadi dalam susunan filosof Roma itu, karangan filsafat
pertama (prote philosophia) terletak setelah (meta) fisika.
Metafisika membicarakan sesuatu yang ada atau yang dianggap ada. Kalau fisika
membicarakan segala sesuatu yang dapat disentuh pancaindera, maka metafisika
memperkatakan sesuatu yang terjangkau olehnya. Metafisika adalah cabang filsafat yang
mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah
studi keberadaan atau realitas. Beberapa Tafsiran Metafisika Dalam menafsirkan hal ini,
manusia mempunyai beberapa pendapat mengenai tafsiran metafisika. Tafsiran yang
pertama yang dikemukakan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat hal-
hal gaib (supernatural) dan hal-hal tersebut bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa
dibandingkan dengan alam yang nyata. Pemikiran seperti ini disebut pemikiran
supernaturalisme. Dari sini lahir tafsiran-tafsiran cabang misalnya animisme.
Ada dua bagian penting dari metafisika, yaitu :
1) Metafisika Umum atau Ontologi. Ontologi mempersoalkan adanya segala sesuatu
yang ada. hal ini berbeda dengan metafisika khusus yang mempersoalkan hakikat
yang ada.
2) Metafisika Khusus. Metafisika khusus mempersoalkan hakikat segala sesuatu
yang ada. Secara umum, terdapat tiga kelompok atau hal yang berbeda menurut
Langeveld. Oleh karena itu Langeveld mengemukakan bahwa dalam
mempersoalkan hakikat segala sesuatu terdapat tiga bagian, yaitu:
a. Kosmologi adalah bagian metafisika khusus yang mempersoalkan hakikat
alam semesta termasuk segala isinya, kecuali manusia.
b. Antropologi adalah bagian metafisika khusus yang mempersoalkan
hakikat manusia.
c. Teologi adalah bagian metafisika khusus yang mempersoalkan hakikat
Tuhan. hal-hal yang dibicarakan didalamnya menyangkut kebaikan,
kesucian, kebenaran, keadilan dan sifat- sifat baik Tuhan lainnya.

3. Teori Nilai (Aksiologi)

Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai
atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai.
Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu
sistem seperti politik, social dan agama. Sistem mempunyai rancangan bagaimana tatanan,
rancangan dan aturan sebagai satu bentuk pengendalian terhadap satu institusi dapat
terwujud.

Menurut Richard Bender : Suatu nilai adalah sebuah pengalaman yang memberikan suatu
pemuasan kebutuhan yang diakui bertalian dengan pemuasan kebutuhan yang diakui
bertalian, atau yang menyummbangkan pada pemuasan yang demikian. Dengan demikian
kehidupan yang bermanfaat ialah pencapaian dan sejumlah pengalaman nilai yang senantiasa
bertambah.

Berikut ini dijelaskan beberapa definisi aksiologi :


a. Menurut Suriasumantri aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan
dari pengetahuan yang di peroleh.

b. Menurut Wibisono dalam Surajiyo (2009), aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak
ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normative penelitian dan penggalian,
serta penerapan ilmu.

c. Scheleer dan Langeveld memberikan definisi tentang aksiologi sebagai berikut.


Scheleer mengontraskan aksiologi dengan praxeology, yaitu suatu teori dasar tentang
tindakan tetapi lebih sering dikontraskan dengan deontology, yaitu suatu teori
mengenai tindakan baik secara moral.

d. Langeveld memberikan pendapat bahwa aksiologi terdiri atas dua hal utama, yaitu
etika dan estetika. Etika merupakan bagian filsafat nilai dan penilaian yang
membicarakan perilaku orang, sedangkan estetika adalah bagian filsafat tentang nilai
dan penilaian yang memandang karya manusia dari sudut indah dan jelek.

e. Kattsoff mendefinisikan aksiologi sebagai ilmu pengetahuan yang menyelediki


hakekat nilai yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan

Aksiologi adalah bagian filsafat yang mempersoalkan penilaian, terutama berhubungan


dengan masalah atau teori umum formal mengenai nilai. Aksiologi yang kita kenal dalam dua
jenis, yaitu etika dan estetika.

1. Etika

Istilah etika berasal dari kata “ethos” (Yunani) yang berarti adat kebiasaan. Dalam
istilah lain, para ahli yang bergerak dalam bidang etika menyubutkan dengan moral,
berasal dari bahasa Yunani, juga berarti kebiasaan. Etika merupakan teori tentang nilai,
pembahasan secara teoritis tentang nilai, ilmu kesusilaan yang meuat dasar untuk berbuat
susila. Sedangkan moral pelaksanaannya dalam kehidupan.
Jadi, etika merupakan cabang filsafat yang membicarakan perbutan manusia. Cara
memandangnya dari sudut baik dan tidak baik, etika merupakan filsafat tentang perilaku
manusia.

Etika adalah bagian filsafat yang mempersoalkan penilaian atau perbuatan


manusia dari sudut baik dan jahat. Etika dalam bahasa Yunani, ethos yang artinya
kebiasaan, habit atau custom. Maksudnya hampir tidak ada orang yang tidak memiliki
kebiasaan baik atau buruk. Istilah yang lebih tepat adalah etika baik dan etika jahat.

2. Estetika

Estetika merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dengan


pengalaman-pengalaman kita yang berhubungan dengan seni. Hasil-hasil ciptaan seni
didasarkan atas prinsip-prinsip yang dapat dikelompokkan sebagai rekayasa, pola, bentuk
dsb. Estetika merupakan bagian filsafat yang mempersoalkan penilaian atas sesuatu dari
sudut indah dan jelek. Secara umum, estetika disebut sebagai kajian filsafati mengenai
apa yang membuat rasa senang. Tokoh paling terkenal dalam bidang ini ialah Alexander
Baumgarten (1714-1762) dalam disertasinya pada 1735 yang justru dianggap awal
diwacanakannya estetika.

A. Pengertian Materialisme

Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat
dikatakan benar-benar ada adalah materi. Materialisme berasal dari kata materi dan isme.
Jadi, materialisme mendasarkan sesuatu pada materi atau kebendaan semata. Para
pengikut paham materialism tidak mempercayai adanya hal-hal yang bersifat
nonmaterial, seperti setan, jin, malaikat, surga, neraka, bahkan tuhan. Mereka
beranggapan, bahwa materi ada terlebih dahulu, baru ada pemikiran. Jadi, benda
diletakkan di tempat primer, sedangkan pemikiran sekundernya. Misalnya, ketika seorang
materialis melihat bola (benda yang belum pernah dilihat), maka ia akan berpikir. Benda
apa itu? Kenapa berbentuk seperti itu? Apa guna benda itu? Bagaimana membuat benda
itu? Dari mana benda itu?, dan masih banyak lagi ertanyaan yang akan diutarakan. Jadi,
pemikiran atau otak manusia akan bekerja setelah melihat sebuah materi. Menurut Karl
Marx “bukan fikiran yang menentukan pergulan, melainkan keadaan pergaulan yang
menentukan fikiran”. Maksudnya, sifat atau karakter seseorang ditentukan dari
lingkungannya, dan “keadaan pergaulan” inilah yang menjadi materinya.
Istilah materialisme dapat didefinisikan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi yang berada sendiri
dan bergerak merupakan unsur-unsur yang membentuk alam.

2. Materialisme adalah doktrin alam semesta yang dapat ditafsirkan dengan sains fisik.

Materialisme adalah salah satu paham yang filsafat yang banyak dianut filosof barat.
Tokoh-tokoh materialisme, misalnya:

1. Epicuros. Merupakan tokoh yang pertama kali memperkenalkan materialisme.ia


merupakan salah satu filsuf terkenal pada masa filsafat kuno.

2. Demokritos (460-370 SM), berkeyakinan bahwa alam semesta tersusun atas atom-
atom kecil yang memiliki bentuk dan badan. Sifat-sifat yang dimiliki atom sama,
hanya mempunyai perbedaan bentuk.

3. Thomas Hobbes (1588-1679), berpendapat segala sesuatu yang terjadi


didunia merupakan gerak dari materi.

4. La Mattrie (1709-1751), Didalam bidang metafisika materialisme berpendapat bahwa


materi atau benda itu adalah substansi dari realitas, sedangkan dalam bidang etika
lebih mengutamakan kesejahteraan jasmani daripada kesejahteraan Rohani. Bahkan
materialisme yang ekstrim mengatakan bahwa dunia ini hanya terdiri dari benda-
benda material saja. Dua karangannya yang terkenal yaitu L’home machine (manusia
mesin) dan L’home plante (manusia tumbuhan)

5. Thales berpendapat bahwa unsur asal adalah air

6. Anaximanorus berpendapat bahwa unsur asal adalah apeiron (unsur yang tak
terbatas)
7. Horaklotus berpendapat bahwa unsur asal adalah api

Dalam pandangan materialisme, manusia akhirnya adalah benda(materi) seperti


kayu atau batu. Mereka memang tidak mngatakan manusia seperti batu, namun pada
akhirnya, manusia sama dengan benda seperti batu dank ay, karena manusia hanyalah
materi.
Meskipun sudah dianut banyak filosof, namun teori ini mendapat kecaman dri para
tokoh agama karena teori ini tidak mengkui adanya tuhan. Teori ini menempatkan materi
sebagai yang utama dan diatas segala-galanya. Lalu, dimana kesalahan materialisme?
Rene Le Senne, seorang existentialis, merumuskan kesalahan materialisme itu
secara singkat: kesalahan itu adalah detotalisasi. De artinya memungkiri, total artinya
seluruh. Maksudnya, Detotalisasi adalah memungkiri manusia sebagai keseluruhan.
Pandangan materialisme itu belum mencakup manusia secara keseluruhan. Pandangan
tentang manusia seperti pada materialisme itu akan membawa konsekuensi yang amat
penting. Lahirnya eksistensialisme merupakan salah satu dari konsekuensi itu.
Yang terpenting bagi manusia bukan akalnya, tetapi usahanya. Sebab pengetahuan
hanyalah alat agar usaha manusia berhasil. Kebahagiaan manusia dapat dicapai didunia
ini. oleh karena itu agama dan metafisika harus ditolak. Menurut dia, Agama timbul dari
sifat egoism manusia yang mendambakan kebahagiaan. Apa yang atidak ada pada
manusia tetapi didambakannya. Digambarkan sebagai kenyataan yang ada pada para
Dewa. Karena itu Dewa sebenarnya merupakan keinginan manusia. Bahwa ada banyak
Dewa yang bermacam-macam, itu disebabkan karena manusia memiliki bermacam-
macam keinginan.
Beberapa pandangan lain tentang materialisme:

1) Tidak ada sesuatu yang bersifat immaterial, seperti: roh, hantu, setan, jin, bahkan
tuhan

2) Semua kejadian mempunyai sebab dan penjelasn material

3) Materi dan penggerak aktifitasnya bersifat abadi

4) Bentuk barang suatu material dapat diubah, namun materi tidak dapat diciptakan
ataupun dimusnahkan
5) Tidak ada kehidupan yang kekal, semua gejala berubah khirnya melampaui eksistensi
dan kembali lagi ke dasar material.

B. Ciri-ciri Paham Materialisme

Ada 5 ideologi dasar dalam materialisme, yaitu:

 Segala sesuatu yang ada bersumber dari materi

 Tidak meyakini adanya alam ghaib

 Menjadikan panca indra sebagai alat satu-satunya untuk mencapai ilmu

 Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam dasar peletakkan hukum

 Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak

C. Aliran-aliran Materalisme

1. Materialisme Mekanis

Materialisme mekanis adalah aliran filsafat yang pandangannya materialis


sedangkan metodenya mekanis. Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu selal
dalam keadaan gerak dan berubah, geraknya secara mekanis, yaitu gerak yang
tetap atau berulang-ulang. Dalam arti sempit, materialism adalah teori yang
mengatakan bahwa semua bentuk dapat diterangkan menurut hukum yang
mengatur materi dan gerak. Cara berfikir yang representative dari pandangan
Yunani adalah cara yang terkandung dalam kata Phytagoras, Plato, dan
Aristoteles. Menurut pandangan ini, teraturnya dunia dan keberesannya
disebabkan oleh adanya akal. Filosof Yunani lainnya berpendapat bahwaalam ini
dapat dijelaskan hanya sebagi gerak. Atomisme kuantitatif dari Demokritos
mungkin merupakan penyajian pertama yang sistematik dari mekanisme. Aktifitas
psikis hanya merupakan gerak atom yang mudah bergerak. Epicuros dan penyair
Romawi, Lucterius telah mempopulerkan pandangan yang samam, sebelum
mekanisme dilipakan orang abad pertengahan. Dari abad ke-15 hingga abad ke-
20, materialisme menjadi sangat besar pengaruhnya dalam pemikiran barat
Karena perkembangan sains matematika serta metode eksperimen dalam ilmu
alam. Banyak orang yang beranggapan bahw dunia ini hanya terdiri dari kuantitas
fisik yang dapat diukur dengan matematika.

Menurut materialisme mekanik, akal dan aktivitas-aktivitasnya merupakan


bentuk-bentuk behavior (tindak-tanduk makhluk hidup). Oleh karena itu,
psikologi menjadi suatu penyelidikan tentang behavior, dan akibatnya, otak dan
kesadaran dijelaskan sebagai tindakan-tindakan otot, urat saraf atau kelenjar.
Proses tersebut kemudian dapat dijelaskan dengan fisika dan kimia. Akhirnya,
nilai dan ideal hanya menjadi cap subjektif bagi situasi dan hubungan-hubungan
fisik.

2. Materialisme Metafisik

Materialisme metafisik mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam


keadaan diam, tetap, atau statis selamanya. Seandainya materi itu berubah maka
perubahan tersebut terjadi karena faktor luar atau kekuatan dari luar. Selanjutnya,
materi itu dalam keadaan terpisah-pisah atau tidah mempunyai hubungan antara
satu sama lain.
Materialisme metafisik diwakili oleh Ludwig Feurbach. Materialisme
metafisik melihat segala sesuatu tidak secara keseluruhan, tidak dari saling
hubungannya, atau segala seuatu itu berdiri sendiri, dan segala sesuatu yang real
itu tidak bergerak, diam.
Pandangan ini mengidamkan seorang manusia suci yang penuh cinta
kasih. Feurbach berusaha memindahkan agama lama yang meneknkan hubungan
manusia dengn tuhan menjadi sebuah agama baru yaitu hubungan cinta antara
manusia. Kata Feurbach: “tuhan adalah bayangan manusia dalam cermin”,
Feurbach menentang teologi. Dalam filsafatnya atau “agama baru” nya, Feurbach
mengganti kedudukan tuhan dengan manusia. Pendeknya, manusia itu adalah
tuhan.
Materialisme metafisik menganggap kontradiksi sebagai hal yang yang
irasional, bukan sebagai hal yang nyata. Disinilah letak dari idealisme Feurbach.
Pandangannya bertolak dari materialisme namun metode penyelidikan yang
dipakai ialah metafisik.

3. Materialisme Dialektis

Materialisme dialektis adalah aliran filsafat yang bersandar pada matter


(benda) dan metodenya dialektis. Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu
mempunyai keterhubungan satu dengan lainnya, saling mempengaruhi, dan saling
bergantung satu dengan lainnya. Gerak materi itu adalah gerakan yang dialektis
yaitu pergerakan atau perubahan menuju bentuk yang lebih tinggi atau lebih maju
seperti spiral. Tokoh-tokoh pencetus filsafat ini adalah Karl Marx (1818-1883 M),
Friedrich Engels (1820-1895 M). Gerakan materi itu adalah gerak intern, yaitu
bergerak atau berubah karena dorongan dari faktor dalamnya (motive force-nya).
Yang disebut “diam” itu hanya tampaknya atau bentuknya, sebab hakikat dari
gejala yang tampaknya atau bentuknya “diam” itu isinya tetap gerak, jadi “diam”
itu juga suatu bentuk gerak.
Metode yang dipakai adalah dialektika Hegel, Marx mengakui bahwa
orang Yunani-lah yang pertama kali menemukan metode dialektika, tetapi Hegel-
lah yang mensistematiskan metode tersebut. Tetapi oleh Marx dijungkir balikkan
dengan bersandarkan materialisme. Marx dan temannya Engels mengambil
materialisme Feurbach dan membuang metodenya yang metafisis sebagai dasar
dari filsafatnya. Dan memakai dialektika sebagai metode dan membuang
pandangan idealis Hegel.Dialektika Hegel menentang dan menggulingkan metode
metafisis yang selama beabad-abad menguasai lapangan filsafat. Hegel
mengatakan “yang penting dalam filsafat adalah metode bukan kesimpulan-
kesimpulan mengenai ini dan itu”. Ia menunjukkan kelemahan-kelemahan
metafisika : Kaum metafisis memandang sesuatu bukan dari keseluruhannya,
tidak dari saling hubungannya, tetapi dipandangnya sebagai sesuatu yang berdiri
sendiri, sedangkan Hegel memandang dunia sebagai badan kesatuan, segala
sesuatu didalamnya terdapat saling hubungan organic.

FILSAFAT ALAM SEBAGAI SIKAP DEMITOLOGI


A. Sejarah Munculnya Filsafat Alam
Periode Yunani Kuno lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan demikian, karena
pada periode ini di tandai dengan munculnya para ahli pikir alam, dimana arah dan perhatian
pemikirannya kepada apa yang diamati di sekitarnya. Mereka membuat pernyataan-pernyataan
tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada
mitos. Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya mutlak, yang
berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.
Para pemikir filsafat Yunani yang terletak di pesisir Asia kecil. Mereka kagum terhadap
alam yang penuh nuansa dan ritue dan berusaha mencari jawaban atas apa yang ada di belakang
semua misteri itu.
Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan
penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidak puas akan
keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui poemikirannya. Mereka menanyakan
dan mencari jawaban: apakah sebetulnya alam ini. Apakah inti sarinya? Mungkin yang beraneka
warna dalam alam ini dapat dipulangkan kepada yang satu atau yang tidak banyak itu.
Filsafat Yunani muncul dari pengaruh mitologi, mistisme, matematika, dan persepsi yang
kental. Para Filsuf Yunani awal menemukan dirinya dalam kenyataan yang patut di tiru.
Kebudayaan mereka kaya akan kreatif, namun dikelilingi oleh orang – orang yang sportif dan
kompotitif.
Filosofi Grik yang pertama tidak lahir di Tanah Airnya sendiri, melainkan ditanah
perantauan di Asia Minor. Negeri Tanahnya tanah pegunungan; sepanjang daratan dilalui oleh
bukit barisan. Teluk yang banyak, yang jadi perhiasan pantainya, jauh pula menjorok ke dalam
negeri. Oleh karena itu tidak seberapa luas tanah yang tinggal tempat kediaman orang. Segala
tenpat kemudian itupun terpisah – pisah pula. Sebab itu banyak rakyat Grik yang terpaksa
merantau ketanah asing dan mendirikan negeri baru disana. Berangsur – angsir ,ereka menduduki
pulau – pulau yang berdekatan dengan laut Egia, dan mendiami daratan dipantai Asia Minor.
Rakyat Grik dahulu kala jadi tukang perantau karena keadaaan negerinya.
Mereka yang merantau itu makmur hidupnya. Mereka hidup dari perniagaan dan
pelayaran. Kemakmuran itu memberi kelonggaran bagi mereka untuk mengerjakan yang lain-
lain selain daripada mencari penghidupan. Waktu yang terluang dipergunakannya untuk
memperkuat kemuliaan hidup dengan seni dan buah pikiran.
Itulah sebabnya, maka literatur dan filosofi Yunani yang mula-mula lahir di daerah
perantauan itu. Yang sangat kesohor dan makmur di waktu itu ialah kota Miletos di Asia Minor.
Puncak kemakmurannya terdapat di abad yang ke enam sebelum Isa. Di sanalah pula tempat
kediaman filosof-filosof Grik yang pertama sebagai Thales, Anaximandros dan Anaximenes.
Mereka disebut filosof alam, sebab tujuan filosofi mereka ialah memikirkan soal alam besar. Dari
mana terjadinya alam, itulah yang terjadi soal bagi mereka.

B. Para Filosof Alam Beserta Pemikirannya


Berikut ini akan dijelaskan para filosof alam beserta pemikira-pemikiranya yang
berkenaan dengan alam semesta:
1. Thales ( 625 – 545 SM )
Nama Thales muncul atas penuturan sejarawan Herodotus pada abad ke-5 SM. Thales
sebagai salah satu dari tujuh orang bijaksana (Seven Wise Men of Greece), Aristoteles
memberikan gelar The Father Of Philosohy juga menjadi penasihat teknis ke-12 kota Ionia.
Salah satu jasanya yang besar adalah meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM.
Thales mengembangkan filsafat dalam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat
dasar, dan struktur komposisi alam semesta. Menurut pendapatnya, semua yang berasal dari air
sebagai materi dasar kosmis. Sebagai ilmuwan pada masa itu ia mempelajari magnetisme dan
listrik yang merupakan pokok soal fisika.
Ia juga mengembangkan astronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat
bahwa bulan bersinar karena memantulkan cahaya matahari, menghitung terjadinya gerhana
matahari, dan bahwa kedua sudut alas dari suatu segi tiga sama kaki sama besarnya. Dengan
demikian, Thales merupakan ahli matematika yang pertama dan juga sebagai the father of
deductive reasoning ( bapak penalaran deduktif ).
Sebagai seorang pesisir dapat ia melihat setiap hari, betapa air laut menjadi sumber
hidup. Dan di Mesir dilihatnaya dengan mata kepalanya, betapa nasib rakyat di sana bergantung
kepada air sungai Nil. Air sungai Nil itulah yang menyuburkan tanah sepanjang alirannya,
sehingga dapat di diami oleh manusia. Jika tak ada sungai Nil itu yang melimpahkan airnya
sewaktu – waktu ke darat, negeri Mesir kembali menjadi padang pasir.
Sebagai seorang saudagar pelayar Thales melihat pula kemegahan air laut, yang
menjadikan ia ta’jub. Sewaktu-waktu air laut itu menggulung dan menghanyutkan. Ia
memusnahkan serta menghidupkan. Disini dihapuskannya segala yang hidup.
Dari pendapat itu kita artikan bahwa apa yang di sebut sebagai arche (asas pertama dari
alam semesta) adalah air. Katanya, semua berasal dari air, dan semuanya kembali menjadi air.
Bahwa bumi terletak di atas air, dan bumi merupakan bahan yang muncul dari air dan terapung
di atasnya.

2. Anaximandros ( 610 – 547 )


Anaximandros adalah salah satu murid Thales. Anaximandros adalah seorang ahli
astronomi dan ilmu bumi. Ia mempunyai prinsip dasar alam memang tersebut bukanlah dari jenis
benda alam seperti air sebagaimana yang di katakan gurunya. Prinsip dasar alam haruslah dari
jenis yang tak terhitung dan tak terbatas yang oleh dia disebut apeiron.
Apeiron adalah zat yang tak terhingga dan tak terbatas dan tidak dapat dirupakan, tak ada
persamaannya dengan apapun. Segala yang kelihatan itu, yang dapat ditentukan rupanya dengan
panca indera kita. Adalah barang yang mempunyai akhir, yang berhingga. Oleh karena itu barang
asal, yang tidak berhingga, dan tiada berkeputusan, mustahil salah satu dari barang yang berakhir
itu.
Segala yang tampak dan terasa dibatasi oleh lawannya. Yang panas dibatasi oleh yang
dingin. Dimana bermula yang dingin, disana bermula yang panas. Yang cair dibatasi oleh yang
beku, yang terang oleh yang gelap. Dan bagaimana yang terbatas itu akan dapat memberikan
sifat kepada yang tidak berkeputusan.
Segala yang tampak dan terasa, segala yang dapat ditentukan rupanya dengan panca
indera kita, semuanya itu mempunyai akhir. Ia timbul (jadi), hidup, mati, dan lenyap. Segala
yang berakhir berada dalam kejadian senantiasa, yaitu dalam keadaan berpisah dari yang satu
kepada yang lain. Yang cair menjadi beku dan sebaliknya. Semuanya itu terjadi dari ada Apeiron
dan kembali pula kepada Apeiron.
Jika kita melihat sifat – sifat yang di berikan oleh Anaximandros tentang Apeiron yaitu
sebagai zat / sesuatu yang tak terhingga, tak terbatas, tak dapat di serupakan dengan alam, maka
barang kali yang di maksud dengan Apeiron adalah Tuhan.

3. Anaximenes ( 590 – 548 )


Anaximander mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada
dengan sendirinya. Anaximenes mengatakan itu udara. Udara merupakan sumber segala
kehidupan, demikian alasannya. Pembicaraan ketiga filosof ini saja telah memperlihatkan bahwa
di dalam filsafat dapat terdapat lebih dari satu kebenaran tentang satu persoalan. Sebabnya ialah
bukti kebenaran teori dalam filsafat terletak pada logis atau tidaknya argumen yang digunakan,
bukan terletak pada kongklusi. Persoaalan inilah yang akan dikembangkan dalam filsafat
sofisme.
Anaximenes mengatakan, bahwa intisari alam atau dasarnya pertama ialah udara, karena
udaralah yang meliputi seluruh alam serta udara pulalah yang menjadi dasar hidup bagi manusia
yang amat di perlukan oleh nafasnya.
Aniximenes yang mencari asal alam, belum memperhatikan benar soal jiwa dalam
penghidupan masyarakat. Kepentingan jiwa itu tampak olehnya dalam perhubungan alam besar
saja. Jiwa itu menyusun tubuh manusia jadi satu dan menjaga supaya tubuh itu jangan gugur dan
bercerai – berai. Juga alam besar itu ada karena udara. Udaralah yang jadi dasar hidupnya. Kalau
tak ada udara, gugurlah semuanya itu. Makro kosmos (alam) dan Mikro kosmos (manusia) pada
dasarnya satu rupa.
Menurut pendapat Anaximenes udara itu benda, materi. Tetapi walaupun dasar hidup
dipandangnya sebagai benda, ia membedakan juga yang hidup dengan yang mati. Badan mati,
karena menghembuskan jiwa itu keluar. Yang mati tidak berjiwa.

A. Realisme
Realisme beraasal dari kata real yang berarti yang actual atau yang ada,dimana kata
tersebut menunjukan pada benda-benda atau kejadian-kejadian yang sungguh-sungguh ,artinya
bukan hanya sekedar hayalan atau yang sekedar ada dalam pikiran.Real menunjukan suatu benda
yang benar-benar ada. Realitya adalah sifat benda yang real atau yang ada yakni bertentangan
dengan yang tampak.Dalam arti umum realisme berarti kepatuhan pada fakta,kepada apa yang
terjadi, jadi bukan kepada yang diharapkan atau yang diinginkan. Akan tetapi dalam filsafat, kata
realisme dipakai dalam arti yang lebih teknis.
Dalam arti filsafat yang sempit, realisme berarti anggapan bahwa obyek indera kita adalah real,
benda-benda ada, adanya itu terlepas dari kenyataan bahwa benda itu kita ketahui, atau kita
persepsikan atau ada hubungannya dengan pikiran kita. Bagi kelompok realis, alam itu, dan
satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalah: menjalin hubungan yang baik dengannya.
Kelompok realis berusaha untuk melakukan hal ini, bukan untuk menafsirkannya menurut
keinginan atau kepercayaan yang belum dicoba kebenarannya. Seorang realis bangsa Inggris,
John Macmurray mengatakan “Kita tidak bisa melpaskan diri dari fakta bahwa terdapat
perbedaan antara benda dan ide. Bagi common sense biasa, ide adalah ide tentang sesuatu benda,
suatu fikiran dalam akal kita yang menunjuk suatu benda. Dalam hal ini benda dalah realitas dan
ide adalah 'bagaimana benda itu nampak pada kita Oleh karena itu, maka fikiran kita harus
menyesuaikan diri dengan benda-benda”. . Realisme menegaskan bahwa sikap yang diterima
orang secara luas adalah benar, artinya, bahwa bidang aam atau obyek fisik itu ada, tak bersandar
kepada kita, dan bahwa pengalaman kita tidak mengubah watak benda yang kita rasakan.

Jenis-jenis Realisme
Realisme adalah suatu istilah yang meliputi bermacam-macam aliran filsafat yang
mempunyai dasar-dasar yang sama. Sedikitnya ada tiga aliran dalam realisme modern. Pertama,
kecenderungan kepada materialisme dalam bentuknya yang modern. Sebagai contoh,
materialisme mekanik adalah realisme tetapi juga materialisme. Kedua, kecenderungan terhadap
idealisme. Dasar eksistensi mungkin dianggap sebagai akal atau jiwa yang merupakan
keseluruhan organik. James B. Pratt dalam bukunya yang berjudul Personal Realism mengemuka
kan bahwa bentuk realisme semacam itu, yakni suatu bentuk yang sulit dibedakan dari beberapa
jenis realisme obyektif. Ketiga, terdapat kelompok realis yang menganggap bahwa realitas itu
pluralistik dan terdiri atas bermacam-macam jenis; jiwa dan materi hanya merupakan dua dari
beberapa jenis lainnya. Apa yang kadang-kadang dinamakan realisme Platonik atau konseptual
atau klasik adalah lebih dekat kepada idealisme modern daripada realisme modern.

Aristoteles adalah lebih realis, dalam arti modern, dari pada gurunya, Plato. Aristoteles
merupakan seorang filosuf pertama. Ia menciptakan cabang pengetahuan itu dengan
menganalisis problem-problem tertentu yang timbul dalam hubungannya dengan penjelasan
ilmiah. Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Stagira, sebuah kota Thrace. Ayahnya meninggal
tatkala ia masih muda. Ia diambil oleh Proxenus, dan orang ini memberikan pendidikan yang
istimewa kepadanya. Tatkala Aristoteles berumur 18 tahun, ia dikirim ke Athena dan dimasukkan
ke Akademia Plato.Ia mempunyai bakat mengatur cara berpikir serta merumuskan kaidah dan
jenis-jenisnya yang kemudian menjadi dasar berpikir dalam banyak bidang ilmu pengetahuan. Ia
tak pernah terjeblos dalam rawa-rawa mistik ataupun ekstrem. Ia senantiasa bersiteguh
mengutarakan pendapat-pendapat praktis. Di dalam dunia filsafat Aristoteles terkenal sebagai
bapak logika. Logikanya disebut logika tradisional karena nantinya berkembang dengan apa
yang disebut logika modern. Logika Aristoteles itu juga sering disebut logika formal. Aristoteles
juga mempelopori penyelidikan ihwal logika, memperkaya hampir setiap cabang falsafah, dan
memberi sumbangsih tak terkira besarnya terhadap ilmu pengetahuan. Yang paling penting dari
apa yang pernah dilakukan Aristoteles adalah pendekatan rasional yang senantiasa melandasi
karyanya. Tercermin dalam tulisan-tulisan Aristoteles bahwa setiap segi kehidupan manusia atau
masyarakat selalu terbuka untuk objek dan pemikiran. Filsafat Aristoteles berkembang ketika ia
memimpin Lyceum. Ia berhasil membuat sejumlah karya, termasuk enam karya tulisnya yang
membahas masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting.

Universal bagi aristoteles tidak pernah bisa mandiri. Yang universal ada dan bisa dikenali ketika
bersama didalam hal-hal konkret. Misalnya, kata cinta tak bisa dikenali begitu saja tanpa terkait
didalam benda-banda konkret; demikian pula dengan kata “manusia” tak akan dipahami jika ia
tak terkait dengan Jono, Husni,dll. Aristoteles adalah orang yang pertama kali membicarakan
substansi, ia menggunakan kata ousia (keadaan ). Ousia dimaksudkan Aristoteles sebagai barang
konkret yang ada, yang terdiri dari bahna dan bentuk. Kita dapat bertanya, apakah berjalan,
berada dalam keadaan sehat, dn duduk, masing-masingberada pada dirinya sendiri. Logika
Aristoteles juga berkenaan dengan definisi. Definisi adalah pengertian yang bisa kita berikan
pada suatu hal. Bagi Aristoteles pengertian tentang sesuatu tersusun dari genus proximum( ciri
khas, yang spesifik). Kita tak pernah bisa menyatakan bahwa kucing adalah kucing, kita dapat
mengenali kucing karena kita bisa menemukan bahwa ia adalah binatang erkaki empat yang
mengeong. Dengan cara ini ditemukanlah bahwa kucing yang kita bicarakan adalah kucing yag
konkret berbeda dengan anjing, kuda dan manusia.
Aristoteles memberikan satu titik acuan pada saat kita memikirkan perubahan. Yaitu bahwa dari
semua yang tampak berubah sebenarnya terdapat satu unsur yang tetap, substansi. Ia menjadi
tempat bergantungnya berbagai unsur dari sesuatu. Jiwa disebut sebagai substansi diri manuasia,
jika semua unsure dalam diri manusia bergantung pada jiwa. Isilah ini dihubungkan dengan
aksiden, yaitu kualitas suatu benda yang tanpa dirinya benda itu tetap ada. Kebanyakan kaum
realis menghormati sains dan menekankan hubungan yang erat antara sains dan filsafat. Tetapi
banyak di antara mereka yang bersifat kritis terhadap sains lama yang mengandung dualisme
atau mengingkari bidang nilai. Sebagai contoh, Alfred North Whitehead yang mencetuskan
'filsafat organisme'. Ia mengkritik pandangan sains yang tradisional yang memisahkan antara
materi dan kehidupan, badan dan akal, alam dan jiwa, substansi dan kualitas-kualitas.
Pendekatan semacam itu mengosongkan alam dari kualitas indra dan condong untuk
mengingkari nilai etika, estetika dan agama. Metodologi Newton menyebabkan sukses dalam
sains fisik akan tetapi menjadikan alam tanpa arti dan tanpa nilai; banyak orang yang
mengatakan bahwa nilai dan ideal adalah khayalan belaka dan tidak mempunyai dasar yang
obyektif. Sikap semacam itu adalah akibat abstraksi dan penekanan beberapa aspek realitas serta
menganggap sepi aspek-aspek lain. Whitehead menamakan proses abstraksi ini fallacy of
misplaced concretness. Hal ini terjadi jika seseorang memperhatikan suatu aspek dari benda dan
menganggapnya sebagai keseluruhan. Dengan cara ini, maka garis-garis yang arbitrair
(sewenang-wenang) digambarkan antara apa yang dianggap penting oleh penyelidik dan apa
yang ia ingin untuk mengusulkan sebagai tidak benar.

B. Realisme aristoteles
Realisme aristoteles berdasarkan pada prinsip bahwa ide-ide (bentuk) bisa ada tanpa
masalah,tapi tidak peduli bisa eksis tanpa bentuk.Aristoteles menyatakan bahwa setiap bagian
materi memiliki sifat universal dan khusus.Sebagian contoh,semua orang berbeda dalam sifat-
sifat mereka. Kita semua memiliki berbagai bentuk dan ukuran dan tidak ada dua yang sama.
Kami melakukan semua berbagi sesuatu yang universal yang disebut’’kemaniusiaan’’. Kualitas
universal ini tentunya nyata karena itu ada secara mandiri dan terlepas dari satu orang.
Aristoteles menyebut kualitas bentuk universal (gagasan atau esensi),yang merupakan aspek non
material dari setiap objek materi tinggal yang berhubungan dengan senua bend lain dari grup
tersebut.

Realisme merupakan aliran atau faham filsafat yang tua tapi masih dipertahankan sampai
sekarang. Tokoh utama dan utama aliran ini adalah Aristoteles yang hidup pada zaman yunani
kuno pada tahun (384-322 SM).

Ada beberapa ragam realisme,diantaranya adalah :

1. Relisme klasik dengan tokoh Aristoteles.


2. Relisme saintifik yang dianut oleh para sainstis sebagai basis untuk memahami
kenyataan terutama dalam bidang ilmu alam.

3. Relisme theistic dengan tokoh utama : Tomas Aquinas mencoba memehami dengam
mutlak sebagai supra natural.

Ajaran Pokok Realisme

1. Kita hidup dalam sebuah dunia yang didalamnya terdapat banyak hal :
manusia,hewan,tumbuhan,benda,dan sebagainya yang eksistensinya benar-benar nyata
dan ada dalam dirinya sendiri.

2. Objek-objek kenyataan itu berada tanpa memandang harapan dan keinginan manusia.

3. Manusia dapat mengunakan nalarnya untuk mengetahui objek ini.

Pengetahuan yang diperoleh tentang objek hukumnya dan hubungannya satu sama lain
adalah petunjuk yang paling diandalkan untuk tindakan-tindakan manusia.

Aristoteles (384-322 SM) adalah murid dari plato,namun dalam pemikirannya ia mereaksi
terhadap filsafat gurunya,yaitu idialisme hasil pemikirannya disebut filsafat realisme (relisme
klasik). Cara berpikir Aristoteles berbeda dengan gurunya (plato) menekankan berpikir
rasional spekulatif,Aristoteles mengambil cara berpikir rasional empiris realistis,yang lebih
dekat dengan pada alam kehidupan manusia sehari-hari. Aristoteles hidup pada abad ke-4
sebelum masehi,namun dinyatakan sebagai pemikir abad pertengahan. Karya-karya
Aristoteles merupakan dasar berpikir abad pertengahan yang melahirkan renainsence.sikap
positive terhadap inkuiri merupakan ia mendapat sebutan sebagai bapak sains modern.
Kebajikan akan menghasilkan kebahagiaan dan kabaikan,bukan pernyataan pemikiran atau
peranungan pasif melainkan merupakan sikap kemauan yang baik dari manusia.

Menurut Aristoteles,manusia adalah makluk materi dan rohani sekaligus sebagai materi,ia
menyadari bahwa manusia dalam hidupnya berada pada kondisi alam materi dan sosial.
Sebagai makluk rohani manusia sadar ia akan menuju pada proses yang lebih tinggi yang
menuju pada manusia ideal (manusia sempurna).manusia sebagai hewan rasional memiliki
kesadaran intelektual dan spiritual,ia hidup pada alam materi sehingga akan menuju pada
drajat yang lebih tinggi,yaitu kehidupan yang abadi,alam super natural.

Maka jika dibandingkan dengan plato yang pandangan filsafatnya Aristoteles orentasinya
pada hal-hal yang kongkrit (empiris). Ia dikenal lebih luas karena pernah menjadi tutor (guru)
Alexsander. Seorang diplomat ulung dan jendral terkenal. Di Athena ia mendirikan sekolah
yang bernama lyceum. Dari sekolah itu banyak menghasilkan penelitian yang tidak hanya
dapat menjelaskan prinsip-prinsip sains. Tetapi juga politik,retolika dan lain
sebagainya.namun lama kelamaan posisi Aristoteles di Athena tidak aman,karna ia orang
asing lebih dari itu ia di isukan sebagai penyebar pengaruh yang bersifat subversive dan di
tuduh athies. Kemudian ia akhirnya meningalkan Athena dan pindak ke chalcis dan
meninggal disana pada tahun 322 SM. Hasil karyanya banyak sekali.akan tetapi sulit
menyusun karyanya itu secara sistematis.berbeda-beda cara orang membagi-bagikannya. Ada
yang membaginya atas delapan bagian,yang mengenai : logika,filsafat
alam,psikologi,biologi,metafisika,etika,politik dan ekonomi, dan akirnya retorika dan
peopika. Ada juga orang yang menguraikan perkembangan pemikiran Aristoteles sebagai
meliputi 3 tahap yaitu :

A. tahap diakademi,ketika ia masih setia pada gurunya (plato),termasuk ajaran plato tentang
idea

B. tahap ketika ia si assos,ketika ia berbalik dari pada plato,mengkritik ajaran plato tentang
ide-ide serta menentukan filsafatnya sendiri

C. tahap ketika ia di sekolahnya Di Athena,waktu ia berbalik dari berspekulasi


kepenyelidikan empiris,mengindahkan yang kongkrit dan yang individual. Asal
pembagian ini tidak diterapkan secara konsekuen,kami kira dapat dipakai juga. Didalam
dunia filsafat,Aristoteles dikenal sebagai bapak logika. Logikanya disebut tradisional
karena nantinya berkembang apa yang disebut logika modern.logika Aristoteles itu yang
disebut logika formal.

Bila orang-orang sofis banyak yang menganggap manusia tidak akan mampu memperoleh
kebenaran,Aristoteles dengan metaphysics menyatakan bahwa manusia dapat mencapai
kebenaran.salah satu teori meta fisika Aristoteles yang penting pendapatnya yang menyatakan
bahwa mater dan form itu bersatu. Mater memberikan subtansi sesuatu, form memberikan
pembungkusnya.tiap objek terdiri atas mater dan form. Jadi ,ia telah mengatasi dualism plato
yang memisahkan mater dan form,bagi plato mater dan form berada sendiri-sendiri. Ia juga
berpendapat bahwa mater itu potensial dan form itu aktualitas

C. Pengertian Atomisme

Atomisme adalah teori filosofis dan ilmiah bahwa kenyataan dibentuk oleh bagian-bagian
elementer yang tak dapat dibagi yang disebut atom.dengan adanya eksistensi atom amaka akan
terdapat juga lawan atom,atau “ anti-atom” yaitu kekosongan. Democritus dari Abdera (469-
370 ) menamakannya atom,yang berasal dari “atomos” yang dalam bahasa yunani berarti “tidak
bisa di potong”. Atom, menurut Democritus,bagaikan blok-blok yang sangat kecil hingga tak
terlihat lagi,yang tidak bisa dibagi dan bersifat abadi. Democritus beranggapan bahwa ada tak
terhingga jenis atom di alam semesta,dimana masing-masing atom mempunyai sifat
tersendiri.”atom kayu”,sebagai contoh,akan berperilaku berbeda dengan “atom air”. Sifat-sifat
dari atom yang akan terasa oleh indera kita,sebagai warna,berat dan lain-lain. Perkembangan
sains telah mengidentifikasikan sejumlah jenis atom,missal ferum (besi) dan aurum (emas) dan
kombinasi atom-atom,missal air dari atom hydrogen dan atom.

Sejarah dan Pengertian Atomisme

Atomisme adalah filsafat alam yang berkembang di beberapa peradaban kuno. Di dalam
peradaban Barat, atomisme merujuk pada Leukippos dan muridnya, Democritus dari abad ke-5
SM. Pengikut atomisme ini mengajukan teori bahwa dunia alami terdiri dari dua benda yang
mendasar, saling berlawanan, dan tidak dapat dibagi atom dan kehampaan. Atom tidak dapat
diisi oleh sesuatupun, atom bergerak di kehampaan menuju klaster yang berbeda-beda (dan
klaster-klaster ini membentuk senyawa-senyawa penghambat). Atom adalah kenyataan bendawi
terkecil, satuan bangunan yang tidak dapat dimusnahkan.

Kata atomisme diturunkan dari kata sifat bahasa Yunani, atomos, yang arti harfiahnya adalah
tidak dapat dipenggal “a tomos” (tidak dapat dipenggal) tomos adalah sekawan dari kata kerja
bahasa Yunani temnein (memenggal)). Konsep atomisme terbentuk akibat kecelakaan sejarah,
yaitu fakta bahwa para kimiawan dan fisikawan sebelum abad ke-19 mengira bahwa partikel
tidak dapat dibagi, sehingga dikenali sebagai a-tom tak terpenggal dari tradisi kuno. Namun,
pada abad ke-20 diketahuilah bahwa atom ternyata terdiri dari entitas yang lebih kecil: elektron,
neutron, dan proton. Bahkan percobaan tahap lanjut menunjukkan bahwa proton dan neutron
terdiri dari beberapa kuark. Kuark yang dimaksud ini secara empirik belum terbukti memiliki
substruktur. Meskipun penamaan ini menjadi kurang relevan, ungkapan "kenyataan bendawi
yang tidak dapat dibagi" masih menjadi pedoman di dalam konsep atomisme.

Alliran atom terbagi menjadi tiga yaitu:

1) Atomisme Logik

Doktrin atomisme logik Wittgenstein bersandar pada prinsip penguraian (elucidation priciple)
dimana realitas dunia dan bahasa diuraikan hingga kekomponen-komponen terkecil.

Wettgenstien menegaskan bahwa logiak itu bukan sebuah teori tetapi suatu refleksi tentang
dunia. Karena itu logika bersifat transendental dalam arti mendasari kenyataan dunia.
Wettgenstein menekankan bahwa logika mengisi dunia dan dunia adalah batas-batasnya. Jadi
dalam logika tidak dapat dikatakan bahwa ini ada didunia dan yang itu tidak ada.

Atomisme Logik adalah suatu faham atau ajaran yang berpandangan bahwa bahasa itu dapat
dipecah menjadi proposisi-proposisi atomik atau proposisi- proposisi elementer, melalui teknik
analisa logik atau analisa bahasa. Setiap proposisi atomik atau proposisi elementer itu tadi
mengacu pada atau mengungkapkan keperiadaan suatu fakta atomik yaitu bagian terkecil dari
realitas. Dengan pandangan yang demikian itu, kaum Atomisme Logik bermaksud menunjukkan
adanya hubungan yang mutlak antara bahasa dengan realitas. Dalam konsep atau paham
Atomisme Logis, terdapat tiga tokoh utama yang dijadikan sumber kepustakaan bagi para
peminat filsafat analitik. Yakni Ludwig Wittgenstein, Bertrand Russel, dan G.E. Moore.

2) Atomisme Mu’tazilah

Abu Huzail’ Allaf adalah filosof mu’tazilah yang pertama dalam dunia keilmuan islam yang
menelorkan qodhayah ini. Di dunia Islam atom disebut juz’u la yatajazza’atau sering dengan
istilah jauhar fard. Jauhar fard didefinisikan oleh Abu Huzail sebagai partikel automik yang
tejatuh, sehingga tak mempunyai sisi dan volume serta tak dapat disatukan atau dipisahkan.
Menurut dia segala sesuatu terbentuk dari jauhar fard, segala sesuatu dapat terpecah menjadi
partikel-partikel yang sederhana. Ketika partikel-partikel ini menyatu maka terciptalah sebuah
materi, sama halnya ketika mereka terpisah yang terjadi adalah kerusakan dan kehancuran materi
itu. Mu’tazilah berpandangan rasional liberal. Setiap benda mempunyai nature sendiri
menimbulkan efek tertentu dan tidak dapat menghasilkan efek lain. Api tidak bias menghasilkan
sesuatu kecuali panas, dan es tidak bias menghasilkan sesuatu kecuali dingin.

3) Atomisme Asy’Ariyah

Menurut Asy’Ariyah atom adalah partikel yang tak mampu lagi dipisahkan secara mutlak baik
secara real maupun hipotesis. Perkembangan sains bukan sekedar persoalan kapital melainkan
teologis. Persisnya evek pandngan dari teologi. Teologi merupakan bagian utama dari pandangan
dunia (word view) yang meluiskan kaitan antara sang pencipta dan yang dicipta. Teologi atau
ilmu kalam yang diajarkan di dunia islam termasuk di Indonesia adalah aliran Asy’ariyah atau
sering disebut sebagai aswaja.

Anda mungkin juga menyukai