B. Epistemologi
Epistemologi juga berasal dari bahasa yunani yaitu episte yang artinya pengetahuan,
sedangkan logos adalah teori. Jadi, epistemologi adalah teori tentang pengetahuan. Objek telaah
epistemologi adalah mempertanyakan bagaimana sesuatu itu datang dan bagaimana
mengetahuinya, bagaimana membedakannya dengan yang lain. Jadi, bisa dibilang, epistemologi
adalah yang merumuskan atau membuktikan kebenaran yang sudah didapat dari kajian ontologi.
Sedangkan landasan dari epistemologi adalah proses apa yang memungkinkan mendapatkan
pengetahuan logika, etika, estetika, bagaimana cara dan prosedur memperoleh kebenaran ilmiah,
kebaikan moral, dan keindahan seni, serta apa definisinya.
Dalam epistemologi muncul beberapa aliran berpikir, yaitu :
1. Empirisme, yang berarti pengalaman (emperia), dimana pengetahuan manusia
diperoleh dari pengalaman inderawi.
2. Rasionalisme, tanpa menolak besarnya manfaat pengalaman indera dalam
kehidupan manusia, namun persepsi inderawi hanya digunakan untuk merangsang kerja akal.
Jadi, disinilah akal berada diatas pengalaman inderawi.
3. Positivisme, merupakan sintesis dari empirisme dan rasionalisme. Dengan
mengambil titik tolak dari empirisme, namun harus dipertajam dengan eksperimen, yang mampu
secara objektif menentukan validitas dan reabilitas pengetahuan.
4. Intuisionisme, intuisi tidak sama dengan perasaan, namun merupakan hasil evolusi
pemahaman yang tinggi yang hanya dimiliki manusia. Kemampuan ini yang dapat memahami
kebenaran yang utuh, yang tetap dan unik.
C. Aksiologi
Aksiologi juga berasal dari bahasa Yunani, yaitu aksi yang artinya nilai, sedangkan logos
adalah teori. Jadi, aksiologi adalah teori tentang nilai. Aspek nilai ini ada kaitannya dengan
kategori :
1. baik dan buruk
2. indah dan jelek
Kategori nilai yang nomor satu dibawah kajian filsafat tingkah laku atau disebut etika.
Sedangkan kategori nilai yang nomor dua merupakan objek kajian filsafat keindahan atau
estetika.
A. Etika
Etika disebut juga filsafat moral (moral philosophy), yang berasal dari kata ethos
(Yunani) yang berarti watak. Moral berasal dari kata mos atau mores (Latin) yang artinya
kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia istilah moral atau etika diartikan kesusilaan. Objek material
etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia, sedang objek formal etika adalah kebaikan
atau keburukan, bermoral atau tidak bermoral.
Moralitas manusia adalah objek kajian etika yang telah berusia sangat lama. Sejak masyarakat
manusia terbentuk, persoalan perilaku yang sesuai dengan moralitas telah menjadi bahasan.
Berkaitan dengan hal itu, kemudian muncul dua teori yang menjelaskan bagaimana suatu
perilaku itu dapat diukur secara etis. Teori yang dimaksud adalah deontologis dan teologis.
Deontologis
Teori Deontologis diilhami oleh pemikiran Immanuel Kant, yang terkesan kaku,
konservatif dan melestarikan status quo, yaitu menyatakan bahwa baik buruknya suatu perilaku
dinilai dari sudut tindakan itu sendiri, dan bukan akibatnya. Suatu perilaku baik apabila perilaku
itu sesuai norma-norma yang ada.
Teologis
Teori teologis lebih menekankan pada unsur hasil. Suatu perilaku baik jika buah dari
perilaku itu lebih banyak untung daripada ruginya, dimana untung dan rugi ini dilihat dari
indikator kepentingan manusia. Teori ini memunculkan dua pandangan, yaitu egoisme dan
utilitarianisme (utilisme). Tokoh yang mengajarkan adalah Jeremy Bentham (1742 – 1832), yang
kemudian diperbaiki oleh john Stuart Mill (1806 – 1873).
B. Estetika
Estetika disebut juga dengan filsafat keindahan (philosophy of beauty), yang berasal dari
kata aisthetika atau aisthesis (Yunani) yang artinya hal-hal yang dapat diserap dengan indera atau
serapan indera. Estetika membahas hal yang berkaitan dengan refleksi kritis terhadap nilai-nilai
atas sesuatu yang disebut indah atau tidak indah.
Dalam perjalanan filsafat dari era Yunani kuno hingga sekarang muncul persoalan tentang
estetika, yaitu: pertanyaan apa keindahan itu, keindahan yang bersifat objektif dan subjektif,
ukuran keindahan, peranan keindahan dalam kehidupan manusia dan hubungan keindahan
dengan kebenaran. Sehingga dari pertanyaan itu menjadi polemik menarik terutama jika
dikaitkan dengan agama dan nilai-nilai kesusilaan, kepatutan, dan hukum.
A. Pengertian Helenisme
.
Helenisme berasal dari kata Hellenizein (= berbahasa Yunani, dan juga menjadikan
Yunani) sebagai roh dan kebudayaan Yunani sepanjang roh dan kebudayaan itu memberikan ciri-
cirinya kepada para bangsa yang bukan Yunani disekitar lautan tengah, mengadakan perubahan-
perubahan dibidang kesusasteraan, agama, dan keadaan bangsa-bangsa itu.
Istilah Helenistik (berasal dari kata Ἕλλην Héllēn, istilah yang dipakai secara
tradisional oleh orang Yunani sendiri untuk menyebutkan nama etnik mereka) mula-mula dipakai
oleh ahli sejarah Jerman, Johann Gustav Droysen merujuk pada penyebaran peradaban Yunani
pada bangsa bukan Yunani yang ditaklukkan oleh Aleksander Agung. Menurut Droysen,
peradaban Helenistik adalah fusi/gabungan dari peradaban Yunani dengan peradaban Timur
Dekat. Pusat kebudayaan utama berkembang dari daratan Yunani ke Pergamon, Rhodes, Antioch
dan Aleksandria/Iskandariyah.
2. Ajarannya adalah bahwa iar merupakan unsur induk dari segala sesuatu.
3. Anaximander (abad 610-540 sebelum masehi)Ajarannya adalah bahwa udara sebagai unsur utama
di alam semesta.
4. Phytagoras (580-...), Ajaran yang terkenal adalah bahwa segala sesuatu terdiri dari bilangan-
bilangan yang merupakan unsur dasar yang utama bagi perkembangan matematika
5. Herakleitos (554-484sebelum masehi), Ajarannya menyatakan bahwa segala sesuatu itu adalah
abadi adanya dan tidak mengalami perubahan.
6. Parmaides (abad 515-440 sebelum masehi), Ajarannya menyatakan bahwa segala sesuatu itu
abadi adanya dan tidak mengalami perubahan.
7. Socrates (abad 470-400 sebelum masehi). Socrates sebenarnya tidak menghasilkan tulisan,
namun ia banyak menjelaskan berbagai macam pemikiran yunani.
Aris toteles mempunyai alur pemikiran filsafat yang sangat sistematis. Menurutnya setiap
benda terdiri dari dua unsur yang tidak terpisahkan yaitu materi (hyle) dan bentuk (morfe).
2. Mesopotamia, maupun wilayah Barat yang lebih jauh, bahasa Yunani menjadi
bahasa sastra dan kebudayaan, dan tetap demikian sampai saatnya ditaklukkan oleh dunia Islam.
3. Berdirinya kota Aleksandria sebagai keberhasilan paling gemilang pada abad ke-3
SM yang menjadi pusat perkembangan matematika dan tetap demikian hingga masa keruntuhan
Romawi.
A. Pengertian Metafisika
Pada bidang metafisika dibagi menjadi empat pokok kajian, antara lain :
Ontologi mempersoalkan sifat dan keadaan terakhir daripada kenyataan. Karena itu ia
disebut ilmu hakikat, hakikat yang bergantung pada pengetahuan. Ilmu alam atau
fisika memikirkan yang nyata, tanpa mempersoalkan hakikatnya. Ilmu hakikat justru
mempersoalkan hakikat itu, dengan memisahkan secara tajan subjek dan obyek.
Dalam agama, ontologi memikirkan tentang Tuhan.
2. Filsafat Ketuhanan
Apakah Tuhan itu ada atau tidak ada? Kaum agama mengatakan: Ada! Kaum
serba-zat mengingkarinya. Ada atau tidak ada-Nya itu juga difilsafatkan. Siapakah
Tuhan itu, dari mana asalnya, bagaimana akhirnya, berapa jumlahnya, bagaimana
sifat-Nya, bagaiman hubungan-Nya dengan alam, dengan manusia, betapa kekuasaan-
Nya, apa kemauan-Nya, apa maksud tujuan-Nya dengan ciptaan-Nya, apa hukum-
Nya, dan sebagainya. Apakah Tuhan itu beranak atau tidak? Apakah ia inkarnasi
(penjelmaan roh dalam wujud makhluk lain) dibumi? Bagaimana Dia mengatur alam?
Filsafat ketuhanan langsung mengenai inti agama, karena soal agama adalah soal
hubungan manusia dengan Tuhan.
Demikian luas bidang metafisika itu. Sepanjang sesuatu itu ada, dan ilmu tidak
atau belum mungkin membicarakannya, maka ia dapat didefinisikan. Yang ada itu
bukan saja berbentuk benda, tapi juga berbentuk hal atau kejadian. Maka pertanyaan
tentang yang ada itu dijawab dengan menyebut jumlah dan sifatnya.
3. Filsafat Manusia
Siapa manusia itu, dari mana asalnya? Ke mana akhirnya? Manusia itu makhluk
hidup. Apa itu hidup? Tanaman dan hewan juga hidup, apakah sama kehidupan
makhluk-makhluk hidup ini dengan kehidupan manusia? Kehidupan tanaman dan
hewan adalah kehidupan biologi dan naluri saja, sedangkan kehidupan manusia
adalah kehidupan budaya. Apa itu kebudayaan? Ia meliputi sosial, politik, ilmu dan
teknik, seni dan agama. Apa itu sosial, dijawab oleh filsafat sosial, ekonomi dijawab
oleh filsafat ekonomi, politik dijawab oleh filsafat politik, ilmu dijawab oleh filsafat
ilmu dan seterusnya. Bagaimana semestinya sosial, ekonomi, politik, kesenian itu?
Filsafat yang menggariskan.
1. Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap sebagai
awal dari uapaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos tersebut
kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan rasional
sehingga muncul mitos selektif dan rasional, seperti syair karya Homerus, Orpheus
dan lain-lain.
2. Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat yunani,
karya Homerous mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk pedoman hidup
orang-orang yunani yang didalamnya mengandung nilai-nilai edukatif.
Dengan adanya ketiga faktor tersebut, kedudukan mitos digeser oleh logos
(akal), sehingga setelah pergeseran tersebut filsafat lahir.Periode yunani kuno ini lazim
disebut periode filsafat alam. Dikatakan demikian, karena pada periode ini ditandai
dengan munculnya para ahli pikir alam, dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada
apa yang diamati sekitarnya.mereka membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam
yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos.
Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya
mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.Para pemikir filsafat
yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota perantauan Yunani yang terletak di
pesisir Asia Kecil. Mereka kagum terhadap alam yang oleh nuansa dan ritual dan
berusaha mencari jawaban tas apa ynag ada di belakang semua materi itu.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka bumi
ini, yaitu dilengkapi dengan seperangkat akal dan pikiran yang tidak dimiliki oleh
makhluk lain. Dengan akal dan pikiran ini manusia bisa memanfaatkannya dengan
sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin, yaitu manusia bisa berfikir tentang segala
sesuatu secara jauh dan mendalam, dengan menggunakan logikanya.Kemampuan berfikir
manusia ini dinamakan berfilsafat. Filsafat Yunani pra-Sokrates :filsafat alam mencari
penjelasan daripada alam, Khususnya terjadi segala-galanya dari prinsip pertama charce.
Masa awal filsafat Yunani Kuno ditandai dengan tercantumnya tiga nama filosof yang
berasal dari daerah Miletos, yaitu Thales, Anaximadros Dan Anaximenes. Selain ketiga
nama tersebut, juga terdapat beberapa nama dari daerah lain, yaitu Herakleitos dari
Ephesos, Phytagoras dari Italia Selatan, Permidides dan Elea, dan Demokritos dari
Abdera.
Adapun tokoh-tokoh pemikir dalam filsafat yunani kuno,adalah sebagai berikut :
Permasalahan filsafat adalah materi yang dibahas dalam filsafat satu demi satu dan
seluruhnya. Dan ini yang disebut dengan problematika filsafat, mengapa? karena dibahas
menurut susunan tertentu (sistematika filsafat) dan dibahas dalam filsafat sistematis.
Prof.Dr.Sutardjo A.Wiramihardja,Psi. memandang bahwa sistematika yang diajukan
Langeveld (1959) merupakan sistematika yang dinilai cukup lengkap tetapi tidak terlalu banyak
dan kompleks sehingga mudah dipahami. Menurut Langeveld, secara garis besarnya filsafat
terdiri atas tiga hal utama, yaitu : 1)Masalah tahu, mengetahui, dan pengetahuan; 2)Metafisika,
baik metafisika umum maupun metafisika khusus, dan 3)Nilai serta penilaian.
Berikut akan dibahas satu per satu.
b) Kebenaran Filosofis, ialah kebenaran hasil perenungan dan pemikiran refleksi ahli filsafat
yang disebut hakikat, meskipun bersifat subjektif dan relatif, namun mendalam karena
penghayatan eksistensial bukan hanya karena pengalaman dan pemikaran intelektual
semata. Inti filsafat adalah berpikir, sedangkan dasarnya adalah rasio.
c) Kebenaran Estetis, ialah kebenaran yang berdasarkan penilaian indah dan buruk, serta
cita rasa estetis. Artinya keindahan yang berdasarkan harmoni dalam pengertian luas yang
menimbulkan rasa senang, tenang dan nyaman.
c) Di masa kini masalah epistemologi menempati kedudukan penting penting dan banyak
ahli pikir berpendapat, bahwa pada tahap ilmu sekarang, teori pengetahuan tidak
mungkin terabaikan. Dalam fisika, perkembangan terakhir misalnya, ilmuwan-ilmuwan
terlibat sungguh-sungguh dalam masalah-masalah teori pengetahuan.
Salah satu masalah pengetahuanyang tertua adalah tentang sumber pengetahuan. Dalam
sejarah filsafat lazimnya dikatakan bahwa pengetahuan diperoleh melalui salah satu dari empat
jalan, yaitu:
c. Atau berasal dari indera-indera khusus, yaitu penglihatan, pendengaran, ciuman, rabaan
2. Metafisika
Metafisika bagi Aristoteles adalah dasar mendalam dari ada, bagi Plato ialah teori
tentang ide, bagi Hegel pengetahuan tentang yang mutlak, bagi Heidegger metafisika
adalah filsafat tentang kehidupan. Menurut Rhodius, filosof Roma, meta(bahasa Roma)
berarti setelah atau dibelakang. Jadi dalam susunan filosof Roma itu, karangan filsafat
pertama (prote philosophia) terletak setelah (meta) fisika.
Metafisika membicarakan sesuatu yang ada atau yang dianggap ada. Kalau fisika
membicarakan segala sesuatu yang dapat disentuh pancaindera, maka metafisika
memperkatakan sesuatu yang terjangkau olehnya. Metafisika adalah cabang filsafat yang
mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah
studi keberadaan atau realitas. Beberapa Tafsiran Metafisika Dalam menafsirkan hal ini,
manusia mempunyai beberapa pendapat mengenai tafsiran metafisika. Tafsiran yang
pertama yang dikemukakan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat hal-
hal gaib (supernatural) dan hal-hal tersebut bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa
dibandingkan dengan alam yang nyata. Pemikiran seperti ini disebut pemikiran
supernaturalisme. Dari sini lahir tafsiran-tafsiran cabang misalnya animisme.
Ada dua bagian penting dari metafisika, yaitu :
1) Metafisika Umum atau Ontologi. Ontologi mempersoalkan adanya segala sesuatu
yang ada. hal ini berbeda dengan metafisika khusus yang mempersoalkan hakikat
yang ada.
2) Metafisika Khusus. Metafisika khusus mempersoalkan hakikat segala sesuatu
yang ada. Secara umum, terdapat tiga kelompok atau hal yang berbeda menurut
Langeveld. Oleh karena itu Langeveld mengemukakan bahwa dalam
mempersoalkan hakikat segala sesuatu terdapat tiga bagian, yaitu:
a. Kosmologi adalah bagian metafisika khusus yang mempersoalkan hakikat
alam semesta termasuk segala isinya, kecuali manusia.
b. Antropologi adalah bagian metafisika khusus yang mempersoalkan
hakikat manusia.
c. Teologi adalah bagian metafisika khusus yang mempersoalkan hakikat
Tuhan. hal-hal yang dibicarakan didalamnya menyangkut kebaikan,
kesucian, kebenaran, keadilan dan sifat- sifat baik Tuhan lainnya.
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai
atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai.
Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu
sistem seperti politik, social dan agama. Sistem mempunyai rancangan bagaimana tatanan,
rancangan dan aturan sebagai satu bentuk pengendalian terhadap satu institusi dapat
terwujud.
Menurut Richard Bender : Suatu nilai adalah sebuah pengalaman yang memberikan suatu
pemuasan kebutuhan yang diakui bertalian dengan pemuasan kebutuhan yang diakui
bertalian, atau yang menyummbangkan pada pemuasan yang demikian. Dengan demikian
kehidupan yang bermanfaat ialah pencapaian dan sejumlah pengalaman nilai yang senantiasa
bertambah.
b. Menurut Wibisono dalam Surajiyo (2009), aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak
ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normative penelitian dan penggalian,
serta penerapan ilmu.
d. Langeveld memberikan pendapat bahwa aksiologi terdiri atas dua hal utama, yaitu
etika dan estetika. Etika merupakan bagian filsafat nilai dan penilaian yang
membicarakan perilaku orang, sedangkan estetika adalah bagian filsafat tentang nilai
dan penilaian yang memandang karya manusia dari sudut indah dan jelek.
1. Etika
Istilah etika berasal dari kata “ethos” (Yunani) yang berarti adat kebiasaan. Dalam
istilah lain, para ahli yang bergerak dalam bidang etika menyubutkan dengan moral,
berasal dari bahasa Yunani, juga berarti kebiasaan. Etika merupakan teori tentang nilai,
pembahasan secara teoritis tentang nilai, ilmu kesusilaan yang meuat dasar untuk berbuat
susila. Sedangkan moral pelaksanaannya dalam kehidupan.
Jadi, etika merupakan cabang filsafat yang membicarakan perbutan manusia. Cara
memandangnya dari sudut baik dan tidak baik, etika merupakan filsafat tentang perilaku
manusia.
2. Estetika
A. Pengertian Materialisme
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat
dikatakan benar-benar ada adalah materi. Materialisme berasal dari kata materi dan isme.
Jadi, materialisme mendasarkan sesuatu pada materi atau kebendaan semata. Para
pengikut paham materialism tidak mempercayai adanya hal-hal yang bersifat
nonmaterial, seperti setan, jin, malaikat, surga, neraka, bahkan tuhan. Mereka
beranggapan, bahwa materi ada terlebih dahulu, baru ada pemikiran. Jadi, benda
diletakkan di tempat primer, sedangkan pemikiran sekundernya. Misalnya, ketika seorang
materialis melihat bola (benda yang belum pernah dilihat), maka ia akan berpikir. Benda
apa itu? Kenapa berbentuk seperti itu? Apa guna benda itu? Bagaimana membuat benda
itu? Dari mana benda itu?, dan masih banyak lagi ertanyaan yang akan diutarakan. Jadi,
pemikiran atau otak manusia akan bekerja setelah melihat sebuah materi. Menurut Karl
Marx “bukan fikiran yang menentukan pergulan, melainkan keadaan pergaulan yang
menentukan fikiran”. Maksudnya, sifat atau karakter seseorang ditentukan dari
lingkungannya, dan “keadaan pergaulan” inilah yang menjadi materinya.
Istilah materialisme dapat didefinisikan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi yang berada sendiri
dan bergerak merupakan unsur-unsur yang membentuk alam.
2. Materialisme adalah doktrin alam semesta yang dapat ditafsirkan dengan sains fisik.
Materialisme adalah salah satu paham yang filsafat yang banyak dianut filosof barat.
Tokoh-tokoh materialisme, misalnya:
2. Demokritos (460-370 SM), berkeyakinan bahwa alam semesta tersusun atas atom-
atom kecil yang memiliki bentuk dan badan. Sifat-sifat yang dimiliki atom sama,
hanya mempunyai perbedaan bentuk.
6. Anaximanorus berpendapat bahwa unsur asal adalah apeiron (unsur yang tak
terbatas)
7. Horaklotus berpendapat bahwa unsur asal adalah api
1) Tidak ada sesuatu yang bersifat immaterial, seperti: roh, hantu, setan, jin, bahkan
tuhan
4) Bentuk barang suatu material dapat diubah, namun materi tidak dapat diciptakan
ataupun dimusnahkan
5) Tidak ada kehidupan yang kekal, semua gejala berubah khirnya melampaui eksistensi
dan kembali lagi ke dasar material.
C. Aliran-aliran Materalisme
1. Materialisme Mekanis
2. Materialisme Metafisik
3. Materialisme Dialektis
A. Realisme
Realisme beraasal dari kata real yang berarti yang actual atau yang ada,dimana kata
tersebut menunjukan pada benda-benda atau kejadian-kejadian yang sungguh-sungguh ,artinya
bukan hanya sekedar hayalan atau yang sekedar ada dalam pikiran.Real menunjukan suatu benda
yang benar-benar ada. Realitya adalah sifat benda yang real atau yang ada yakni bertentangan
dengan yang tampak.Dalam arti umum realisme berarti kepatuhan pada fakta,kepada apa yang
terjadi, jadi bukan kepada yang diharapkan atau yang diinginkan. Akan tetapi dalam filsafat, kata
realisme dipakai dalam arti yang lebih teknis.
Dalam arti filsafat yang sempit, realisme berarti anggapan bahwa obyek indera kita adalah real,
benda-benda ada, adanya itu terlepas dari kenyataan bahwa benda itu kita ketahui, atau kita
persepsikan atau ada hubungannya dengan pikiran kita. Bagi kelompok realis, alam itu, dan
satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalah: menjalin hubungan yang baik dengannya.
Kelompok realis berusaha untuk melakukan hal ini, bukan untuk menafsirkannya menurut
keinginan atau kepercayaan yang belum dicoba kebenarannya. Seorang realis bangsa Inggris,
John Macmurray mengatakan “Kita tidak bisa melpaskan diri dari fakta bahwa terdapat
perbedaan antara benda dan ide. Bagi common sense biasa, ide adalah ide tentang sesuatu benda,
suatu fikiran dalam akal kita yang menunjuk suatu benda. Dalam hal ini benda dalah realitas dan
ide adalah 'bagaimana benda itu nampak pada kita Oleh karena itu, maka fikiran kita harus
menyesuaikan diri dengan benda-benda”. . Realisme menegaskan bahwa sikap yang diterima
orang secara luas adalah benar, artinya, bahwa bidang aam atau obyek fisik itu ada, tak bersandar
kepada kita, dan bahwa pengalaman kita tidak mengubah watak benda yang kita rasakan.
Jenis-jenis Realisme
Realisme adalah suatu istilah yang meliputi bermacam-macam aliran filsafat yang
mempunyai dasar-dasar yang sama. Sedikitnya ada tiga aliran dalam realisme modern. Pertama,
kecenderungan kepada materialisme dalam bentuknya yang modern. Sebagai contoh,
materialisme mekanik adalah realisme tetapi juga materialisme. Kedua, kecenderungan terhadap
idealisme. Dasar eksistensi mungkin dianggap sebagai akal atau jiwa yang merupakan
keseluruhan organik. James B. Pratt dalam bukunya yang berjudul Personal Realism mengemuka
kan bahwa bentuk realisme semacam itu, yakni suatu bentuk yang sulit dibedakan dari beberapa
jenis realisme obyektif. Ketiga, terdapat kelompok realis yang menganggap bahwa realitas itu
pluralistik dan terdiri atas bermacam-macam jenis; jiwa dan materi hanya merupakan dua dari
beberapa jenis lainnya. Apa yang kadang-kadang dinamakan realisme Platonik atau konseptual
atau klasik adalah lebih dekat kepada idealisme modern daripada realisme modern.
Aristoteles adalah lebih realis, dalam arti modern, dari pada gurunya, Plato. Aristoteles
merupakan seorang filosuf pertama. Ia menciptakan cabang pengetahuan itu dengan
menganalisis problem-problem tertentu yang timbul dalam hubungannya dengan penjelasan
ilmiah. Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Stagira, sebuah kota Thrace. Ayahnya meninggal
tatkala ia masih muda. Ia diambil oleh Proxenus, dan orang ini memberikan pendidikan yang
istimewa kepadanya. Tatkala Aristoteles berumur 18 tahun, ia dikirim ke Athena dan dimasukkan
ke Akademia Plato.Ia mempunyai bakat mengatur cara berpikir serta merumuskan kaidah dan
jenis-jenisnya yang kemudian menjadi dasar berpikir dalam banyak bidang ilmu pengetahuan. Ia
tak pernah terjeblos dalam rawa-rawa mistik ataupun ekstrem. Ia senantiasa bersiteguh
mengutarakan pendapat-pendapat praktis. Di dalam dunia filsafat Aristoteles terkenal sebagai
bapak logika. Logikanya disebut logika tradisional karena nantinya berkembang dengan apa
yang disebut logika modern. Logika Aristoteles itu juga sering disebut logika formal. Aristoteles
juga mempelopori penyelidikan ihwal logika, memperkaya hampir setiap cabang falsafah, dan
memberi sumbangsih tak terkira besarnya terhadap ilmu pengetahuan. Yang paling penting dari
apa yang pernah dilakukan Aristoteles adalah pendekatan rasional yang senantiasa melandasi
karyanya. Tercermin dalam tulisan-tulisan Aristoteles bahwa setiap segi kehidupan manusia atau
masyarakat selalu terbuka untuk objek dan pemikiran. Filsafat Aristoteles berkembang ketika ia
memimpin Lyceum. Ia berhasil membuat sejumlah karya, termasuk enam karya tulisnya yang
membahas masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting.
Universal bagi aristoteles tidak pernah bisa mandiri. Yang universal ada dan bisa dikenali ketika
bersama didalam hal-hal konkret. Misalnya, kata cinta tak bisa dikenali begitu saja tanpa terkait
didalam benda-banda konkret; demikian pula dengan kata “manusia” tak akan dipahami jika ia
tak terkait dengan Jono, Husni,dll. Aristoteles adalah orang yang pertama kali membicarakan
substansi, ia menggunakan kata ousia (keadaan ). Ousia dimaksudkan Aristoteles sebagai barang
konkret yang ada, yang terdiri dari bahna dan bentuk. Kita dapat bertanya, apakah berjalan,
berada dalam keadaan sehat, dn duduk, masing-masingberada pada dirinya sendiri. Logika
Aristoteles juga berkenaan dengan definisi. Definisi adalah pengertian yang bisa kita berikan
pada suatu hal. Bagi Aristoteles pengertian tentang sesuatu tersusun dari genus proximum( ciri
khas, yang spesifik). Kita tak pernah bisa menyatakan bahwa kucing adalah kucing, kita dapat
mengenali kucing karena kita bisa menemukan bahwa ia adalah binatang erkaki empat yang
mengeong. Dengan cara ini ditemukanlah bahwa kucing yang kita bicarakan adalah kucing yag
konkret berbeda dengan anjing, kuda dan manusia.
Aristoteles memberikan satu titik acuan pada saat kita memikirkan perubahan. Yaitu bahwa dari
semua yang tampak berubah sebenarnya terdapat satu unsur yang tetap, substansi. Ia menjadi
tempat bergantungnya berbagai unsur dari sesuatu. Jiwa disebut sebagai substansi diri manuasia,
jika semua unsure dalam diri manusia bergantung pada jiwa. Isilah ini dihubungkan dengan
aksiden, yaitu kualitas suatu benda yang tanpa dirinya benda itu tetap ada. Kebanyakan kaum
realis menghormati sains dan menekankan hubungan yang erat antara sains dan filsafat. Tetapi
banyak di antara mereka yang bersifat kritis terhadap sains lama yang mengandung dualisme
atau mengingkari bidang nilai. Sebagai contoh, Alfred North Whitehead yang mencetuskan
'filsafat organisme'. Ia mengkritik pandangan sains yang tradisional yang memisahkan antara
materi dan kehidupan, badan dan akal, alam dan jiwa, substansi dan kualitas-kualitas.
Pendekatan semacam itu mengosongkan alam dari kualitas indra dan condong untuk
mengingkari nilai etika, estetika dan agama. Metodologi Newton menyebabkan sukses dalam
sains fisik akan tetapi menjadikan alam tanpa arti dan tanpa nilai; banyak orang yang
mengatakan bahwa nilai dan ideal adalah khayalan belaka dan tidak mempunyai dasar yang
obyektif. Sikap semacam itu adalah akibat abstraksi dan penekanan beberapa aspek realitas serta
menganggap sepi aspek-aspek lain. Whitehead menamakan proses abstraksi ini fallacy of
misplaced concretness. Hal ini terjadi jika seseorang memperhatikan suatu aspek dari benda dan
menganggapnya sebagai keseluruhan. Dengan cara ini, maka garis-garis yang arbitrair
(sewenang-wenang) digambarkan antara apa yang dianggap penting oleh penyelidik dan apa
yang ia ingin untuk mengusulkan sebagai tidak benar.
B. Realisme aristoteles
Realisme aristoteles berdasarkan pada prinsip bahwa ide-ide (bentuk) bisa ada tanpa
masalah,tapi tidak peduli bisa eksis tanpa bentuk.Aristoteles menyatakan bahwa setiap bagian
materi memiliki sifat universal dan khusus.Sebagian contoh,semua orang berbeda dalam sifat-
sifat mereka. Kita semua memiliki berbagai bentuk dan ukuran dan tidak ada dua yang sama.
Kami melakukan semua berbagi sesuatu yang universal yang disebut’’kemaniusiaan’’. Kualitas
universal ini tentunya nyata karena itu ada secara mandiri dan terlepas dari satu orang.
Aristoteles menyebut kualitas bentuk universal (gagasan atau esensi),yang merupakan aspek non
material dari setiap objek materi tinggal yang berhubungan dengan senua bend lain dari grup
tersebut.
Realisme merupakan aliran atau faham filsafat yang tua tapi masih dipertahankan sampai
sekarang. Tokoh utama dan utama aliran ini adalah Aristoteles yang hidup pada zaman yunani
kuno pada tahun (384-322 SM).
3. Relisme theistic dengan tokoh utama : Tomas Aquinas mencoba memehami dengam
mutlak sebagai supra natural.
1. Kita hidup dalam sebuah dunia yang didalamnya terdapat banyak hal :
manusia,hewan,tumbuhan,benda,dan sebagainya yang eksistensinya benar-benar nyata
dan ada dalam dirinya sendiri.
2. Objek-objek kenyataan itu berada tanpa memandang harapan dan keinginan manusia.
Pengetahuan yang diperoleh tentang objek hukumnya dan hubungannya satu sama lain
adalah petunjuk yang paling diandalkan untuk tindakan-tindakan manusia.
Aristoteles (384-322 SM) adalah murid dari plato,namun dalam pemikirannya ia mereaksi
terhadap filsafat gurunya,yaitu idialisme hasil pemikirannya disebut filsafat realisme (relisme
klasik). Cara berpikir Aristoteles berbeda dengan gurunya (plato) menekankan berpikir
rasional spekulatif,Aristoteles mengambil cara berpikir rasional empiris realistis,yang lebih
dekat dengan pada alam kehidupan manusia sehari-hari. Aristoteles hidup pada abad ke-4
sebelum masehi,namun dinyatakan sebagai pemikir abad pertengahan. Karya-karya
Aristoteles merupakan dasar berpikir abad pertengahan yang melahirkan renainsence.sikap
positive terhadap inkuiri merupakan ia mendapat sebutan sebagai bapak sains modern.
Kebajikan akan menghasilkan kebahagiaan dan kabaikan,bukan pernyataan pemikiran atau
peranungan pasif melainkan merupakan sikap kemauan yang baik dari manusia.
Menurut Aristoteles,manusia adalah makluk materi dan rohani sekaligus sebagai materi,ia
menyadari bahwa manusia dalam hidupnya berada pada kondisi alam materi dan sosial.
Sebagai makluk rohani manusia sadar ia akan menuju pada proses yang lebih tinggi yang
menuju pada manusia ideal (manusia sempurna).manusia sebagai hewan rasional memiliki
kesadaran intelektual dan spiritual,ia hidup pada alam materi sehingga akan menuju pada
drajat yang lebih tinggi,yaitu kehidupan yang abadi,alam super natural.
Maka jika dibandingkan dengan plato yang pandangan filsafatnya Aristoteles orentasinya
pada hal-hal yang kongkrit (empiris). Ia dikenal lebih luas karena pernah menjadi tutor (guru)
Alexsander. Seorang diplomat ulung dan jendral terkenal. Di Athena ia mendirikan sekolah
yang bernama lyceum. Dari sekolah itu banyak menghasilkan penelitian yang tidak hanya
dapat menjelaskan prinsip-prinsip sains. Tetapi juga politik,retolika dan lain
sebagainya.namun lama kelamaan posisi Aristoteles di Athena tidak aman,karna ia orang
asing lebih dari itu ia di isukan sebagai penyebar pengaruh yang bersifat subversive dan di
tuduh athies. Kemudian ia akhirnya meningalkan Athena dan pindak ke chalcis dan
meninggal disana pada tahun 322 SM. Hasil karyanya banyak sekali.akan tetapi sulit
menyusun karyanya itu secara sistematis.berbeda-beda cara orang membagi-bagikannya. Ada
yang membaginya atas delapan bagian,yang mengenai : logika,filsafat
alam,psikologi,biologi,metafisika,etika,politik dan ekonomi, dan akirnya retorika dan
peopika. Ada juga orang yang menguraikan perkembangan pemikiran Aristoteles sebagai
meliputi 3 tahap yaitu :
A. tahap diakademi,ketika ia masih setia pada gurunya (plato),termasuk ajaran plato tentang
idea
B. tahap ketika ia si assos,ketika ia berbalik dari pada plato,mengkritik ajaran plato tentang
ide-ide serta menentukan filsafatnya sendiri
Bila orang-orang sofis banyak yang menganggap manusia tidak akan mampu memperoleh
kebenaran,Aristoteles dengan metaphysics menyatakan bahwa manusia dapat mencapai
kebenaran.salah satu teori meta fisika Aristoteles yang penting pendapatnya yang menyatakan
bahwa mater dan form itu bersatu. Mater memberikan subtansi sesuatu, form memberikan
pembungkusnya.tiap objek terdiri atas mater dan form. Jadi ,ia telah mengatasi dualism plato
yang memisahkan mater dan form,bagi plato mater dan form berada sendiri-sendiri. Ia juga
berpendapat bahwa mater itu potensial dan form itu aktualitas
C. Pengertian Atomisme
Atomisme adalah teori filosofis dan ilmiah bahwa kenyataan dibentuk oleh bagian-bagian
elementer yang tak dapat dibagi yang disebut atom.dengan adanya eksistensi atom amaka akan
terdapat juga lawan atom,atau “ anti-atom” yaitu kekosongan. Democritus dari Abdera (469-
370 ) menamakannya atom,yang berasal dari “atomos” yang dalam bahasa yunani berarti “tidak
bisa di potong”. Atom, menurut Democritus,bagaikan blok-blok yang sangat kecil hingga tak
terlihat lagi,yang tidak bisa dibagi dan bersifat abadi. Democritus beranggapan bahwa ada tak
terhingga jenis atom di alam semesta,dimana masing-masing atom mempunyai sifat
tersendiri.”atom kayu”,sebagai contoh,akan berperilaku berbeda dengan “atom air”. Sifat-sifat
dari atom yang akan terasa oleh indera kita,sebagai warna,berat dan lain-lain. Perkembangan
sains telah mengidentifikasikan sejumlah jenis atom,missal ferum (besi) dan aurum (emas) dan
kombinasi atom-atom,missal air dari atom hydrogen dan atom.
Atomisme adalah filsafat alam yang berkembang di beberapa peradaban kuno. Di dalam
peradaban Barat, atomisme merujuk pada Leukippos dan muridnya, Democritus dari abad ke-5
SM. Pengikut atomisme ini mengajukan teori bahwa dunia alami terdiri dari dua benda yang
mendasar, saling berlawanan, dan tidak dapat dibagi atom dan kehampaan. Atom tidak dapat
diisi oleh sesuatupun, atom bergerak di kehampaan menuju klaster yang berbeda-beda (dan
klaster-klaster ini membentuk senyawa-senyawa penghambat). Atom adalah kenyataan bendawi
terkecil, satuan bangunan yang tidak dapat dimusnahkan.
Kata atomisme diturunkan dari kata sifat bahasa Yunani, atomos, yang arti harfiahnya adalah
tidak dapat dipenggal “a tomos” (tidak dapat dipenggal) tomos adalah sekawan dari kata kerja
bahasa Yunani temnein (memenggal)). Konsep atomisme terbentuk akibat kecelakaan sejarah,
yaitu fakta bahwa para kimiawan dan fisikawan sebelum abad ke-19 mengira bahwa partikel
tidak dapat dibagi, sehingga dikenali sebagai a-tom tak terpenggal dari tradisi kuno. Namun,
pada abad ke-20 diketahuilah bahwa atom ternyata terdiri dari entitas yang lebih kecil: elektron,
neutron, dan proton. Bahkan percobaan tahap lanjut menunjukkan bahwa proton dan neutron
terdiri dari beberapa kuark. Kuark yang dimaksud ini secara empirik belum terbukti memiliki
substruktur. Meskipun penamaan ini menjadi kurang relevan, ungkapan "kenyataan bendawi
yang tidak dapat dibagi" masih menjadi pedoman di dalam konsep atomisme.
1) Atomisme Logik
Doktrin atomisme logik Wittgenstein bersandar pada prinsip penguraian (elucidation priciple)
dimana realitas dunia dan bahasa diuraikan hingga kekomponen-komponen terkecil.
Wettgenstien menegaskan bahwa logiak itu bukan sebuah teori tetapi suatu refleksi tentang
dunia. Karena itu logika bersifat transendental dalam arti mendasari kenyataan dunia.
Wettgenstein menekankan bahwa logika mengisi dunia dan dunia adalah batas-batasnya. Jadi
dalam logika tidak dapat dikatakan bahwa ini ada didunia dan yang itu tidak ada.
Atomisme Logik adalah suatu faham atau ajaran yang berpandangan bahwa bahasa itu dapat
dipecah menjadi proposisi-proposisi atomik atau proposisi- proposisi elementer, melalui teknik
analisa logik atau analisa bahasa. Setiap proposisi atomik atau proposisi elementer itu tadi
mengacu pada atau mengungkapkan keperiadaan suatu fakta atomik yaitu bagian terkecil dari
realitas. Dengan pandangan yang demikian itu, kaum Atomisme Logik bermaksud menunjukkan
adanya hubungan yang mutlak antara bahasa dengan realitas. Dalam konsep atau paham
Atomisme Logis, terdapat tiga tokoh utama yang dijadikan sumber kepustakaan bagi para
peminat filsafat analitik. Yakni Ludwig Wittgenstein, Bertrand Russel, dan G.E. Moore.
2) Atomisme Mu’tazilah
Abu Huzail’ Allaf adalah filosof mu’tazilah yang pertama dalam dunia keilmuan islam yang
menelorkan qodhayah ini. Di dunia Islam atom disebut juz’u la yatajazza’atau sering dengan
istilah jauhar fard. Jauhar fard didefinisikan oleh Abu Huzail sebagai partikel automik yang
tejatuh, sehingga tak mempunyai sisi dan volume serta tak dapat disatukan atau dipisahkan.
Menurut dia segala sesuatu terbentuk dari jauhar fard, segala sesuatu dapat terpecah menjadi
partikel-partikel yang sederhana. Ketika partikel-partikel ini menyatu maka terciptalah sebuah
materi, sama halnya ketika mereka terpisah yang terjadi adalah kerusakan dan kehancuran materi
itu. Mu’tazilah berpandangan rasional liberal. Setiap benda mempunyai nature sendiri
menimbulkan efek tertentu dan tidak dapat menghasilkan efek lain. Api tidak bias menghasilkan
sesuatu kecuali panas, dan es tidak bias menghasilkan sesuatu kecuali dingin.
3) Atomisme Asy’Ariyah
Menurut Asy’Ariyah atom adalah partikel yang tak mampu lagi dipisahkan secara mutlak baik
secara real maupun hipotesis. Perkembangan sains bukan sekedar persoalan kapital melainkan
teologis. Persisnya evek pandngan dari teologi. Teologi merupakan bagian utama dari pandangan
dunia (word view) yang meluiskan kaitan antara sang pencipta dan yang dicipta. Teologi atau
ilmu kalam yang diajarkan di dunia islam termasuk di Indonesia adalah aliran Asy’ariyah atau
sering disebut sebagai aswaja.