hakikat pikiran serta kaitan antara zat dan pikiran yang semuanya terangkum
dalam metafisika dan yang kedua politik: yakni kajian mengenai organisasi
sosial/pemerintahan yang ideal (Suriasumantri, 1994:32).
Berkaitan dengan sifat yang ada maka cabang filsafat yang pertama
adalah filsafat yang menjadikan yang ada secara umum sebagai objek
penyelidikannya (Mulkhan, 1994:36). Cabang filsafat selanjutnya adalah filsafat
yang menyelidiki yang ada secara khusus, dalam arti kekhususan sesuatu secara
umum. Begitulah seterusnya sifat-sifat khusus yang beragam dari yang ada
melahirkan berbagai cabang khusus dari filsafat. Karenanya, cabang-cabang
filsafat dapat dipahami dari kekhususan objeknya yang tersusun secara hierarkhis
dan secara fungsional. Secara hierarkhis karena sifat-sifat khusus dari sesuatu
yang ada tersusun sebagai suatu kesatuan sehingga membentuk yang ada itu
sendiri. Selanjutnya, kekhususan yang ada secara fungsional karena kekhususan
sesuatu dapat dilihat dari sudut fungsi dari sifat-sifat khusus yang ada tersebut.
Secara keseluruhan bagi struktur maupun fungsi merupakan kesatuan dari apa
yang disebut ada tersebut.
Berdasarkan pandangan teoretis di atas akan dapat dipahami mengenai
lahirnya cabang-cabang filsafat serta aliran-aliran pandangan di dalamnya.
Cabang-cabang serta aliran filsafat yang timbul tidak mengurangi arti yang ada
sebagai yang ada sebagaimana dirinya sendiri. Atas dasar kerangka hierarkhis
dan fungsional kekhususan objek filsafat di atas, dapat dikemukakan berbagai
cabang dan aliran dalam filsafat. Kemudian, dapatlah dipahami bahwa cabangcabang serta aliran filsafat akan berkembang sesuai dengan perkembangan
pemikiran dan kemampuan akal atau pikir manusia itu sendiri. Misalnya, dalam
buku Filsafat Ilmu Abas Hamami (1996:155-156) membagi filsafat ke dalam dua
kelompok bahasan, yaitu filsafat teoretis dan filsafat praktis. Kelompok pertama
mempertanyakan segala sesuatu yang ada, sedangkan kelompok kedua membahas
bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang ada tersebut. Jadi, filsafat teoretis
mempertanyakan dan berusaha mencari jawabannya tentang segala sesuatu,
misalnya manusia, alam, hakikat realitas sebagai keseluruhan, tentang
pengetahuan, tentang apa yang kita ketahui, tentang yang transenden, dan
sebagainya. Dalam hal ini filsafat teoretis pun mempunyai maksud dan berkaitan
dengan hal-hal yang bersifat praktis, karena pemahaman yang dicarinya untuk
menggerakkan kehidupan.
Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu etika umum dan etika khusus. Etika merupakan suatu pemikiran
kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika
berkaitan erat dengan berbagai masalah nilai karena etika pada pokoknya
membicarakan masalah-masalah predikat nilai susila dan tidak susila, baik dan
Sifat dasar etika adalah sifat kritis. Etika bertugas untuk mempersoalkan
norma yang dianggap berlaku. Diselidikinya apakah dasar suatu norma itu dan
apakah dasar itu membenarkan ketaatan yang dituntut oleh norma itu. Terhadap
norma yang de facto berlaku, etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya.
(Apakah berlaku de jure pula). Norma yang tidak dapat mempertahankan diri dari
pertanyaan kritis ini akan kehilangan haknya (Zubair, 1990:9-10).
Pemikiran kritis dari filsafat, menurut Abdul Munir Mulkhan, mempersoalkan
segenap kenyataan yang salah satu di antaranya merupakan objek persoalan ilmu.
Penelitian filsafat adalah penelitian terhadap segala ilmu dan kenyataan serta
proses mengetahui atau memperoleh ilmu. Bagian khusus yang menyelidiki
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan ilmu ini dikenal dengan epistemologi
atau filsafat ilmu atau bahkan ada yang menyebut dengan metodologi (Mulkhan,
1993:43).
Ilmu itu sendiri merupakan suatu pengetahuan yang mencoba menjelaskan
rahasia alam agar gejala alamiah tersebut tidak lagi merupakan misteri
(Saefuddin,dkk, 1987:15). Penjelasan ini akan memungkinkan kita untuk
meramalkan sesuatu yang akan terjadi, dan dengan demikian memungkinkan kita
untuk mengontrol gejala tersebut. Untuk itu, ilmu membatasi ruang jelajah
kegiatannya pada daerah pengalaman manusia. Artinya, objek penelaahan
keilmuan meliputi segenap gejala yang dapat ditangkap oleh pengalaman manusia
lewat pancainderanya.
Dalam kaitan ini, filsafat bukan saja mempunyai pertautan dengan segenap
ilmu akan tetapi bersangkut-paut dengan seluruh ilmu pengetahuan. Selain itu,
filsafat merupakan sumber informasi lengkap mengenai tumbuh-kembangnya
suatu pengetahuan yang bagaimanapun akan senantiasa bersumber pada filsafat.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa filsafat merupakan pendasar atau
penelaah ilmu, pengalaman dan karya manusia, atau pemberi arah, serta pemberi
kritik dan kontrol. Karena itu, apabila kita sepakat dengan suatu konsep bahwa
filsafat adalah induk segala ilmu pengetahuan, maka metode, objek, dan
sistematika filsafat mempunyai arti fungsional bagi setiap upaya pengembangan
ilmu-ilmu lain. Jadi, atas dasar konsep itu, setiap ilmu lain yang bersifat terapan,
termasuk etika, merupakan pengembangan metode dan sistematika disiplin
filsafat. Atau sebagai pengkhususan dari salah satu perhatian objek analisis
filsafat. (intansyefira05,2014)
KETERKAITAN HUMANIORA DENGAN MORAL DAN AGAMA
pengertian humaniora adalah ilmu-ilmu pengetahuan yang dianggap
bertujuan membuat manusia lebih manusiawi, dalam arti membuat manusia lebih
berbudaya.Eko Sujatmiko (2014,104)
dan menjadi berarti, maka dibutuhkan orang beragama. Bagi orang beragama,
kehidupan yang bernilai bukan berdasarkan kebaikan, melainkan berdasarkan
iman. Moral adalah jawaban manusia terhadap panggilan Tuhan untuk berbuat
baik dalam kaitannya dengan apa yang menjadi kewajibannya melalui praksis
hidup (Harjana, 94). Dengan kehidupan moral manusia mempersatukan diri
dengan Tuhan dan ikut serta dalam karya perbuatan baik Tuhan. Hal ini tentu
membutuhkan usaha. Bentuk usaha manusia adalah membuat nilai-nilai moral
menjadi pegangan hidup. Itulah sebabnya orang beragama juga diharapkan
menggunakan akal budi dan metode-metode etika. Tetapi karena manusia
makhluk terbatas maka agama dapat memberi jawaban terhadap persoalanpersoalan fundamental manusia yang tidak bisa dijawab dengan akal budi dan
usahanya. Bagi orang beragama, berbuat baik saja belum cukup, karena perbuatan
baik butuh landasan iman. MD Susilawati, M.Hum., Ch. Suryanti, M.Hum.,
Dhanu Koesbyanto. JA (2010,19)
Pengertian Etika, Moral
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata etika yaitu
ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti
yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat,
akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat
kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika
yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara
etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang
biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
Biasanya bila kita mengalami kesulitan untuk memahami arti sebuah kata maka
kita akan mencari arti kata tersebut dalam kamus. Tetapi ternyata tidak semua
kamus mencantumkan arti dari sebuah kata secara lengkap. Hal tersebut dapat kita
lihat dari perbandingan yang dilakukan oleh K. Bertens terhadap arti kata etika
yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama dengan Kamus Bahasa
Indonesia yang baru. Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama
(Poerwadarminta, sejak 1953 mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai
arti sebagai : ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Sedangkan
kata etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 mengutip dari Bertens 2000), mempunyai
arti :
1. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak);
2. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Agama memberi doktrin kebenaran yang tidak mungkin diubah oleh manusia.
Agama menganggapnya wahyu yang absolut, tetapi bisa ditafsirkan. Karena itu
ketika agama bersentuhan dengan etika, maka ajaran agama sebagai yang absolut
tidak mungkin diubah, tetapi dalam keabsolutannya etika mempunyai peran untuk
menjaga para penafsir untuk tidak menjadi bias. Dengan racionalitas etika maka
Hati nurani bersifat adipersonal merupakan bentuk hati nurani yang kita
sebagai individu hanya menjadi pendengar, serta terlihat aspek trasenden
yang melebihi pribadi kita.
Hati nurani bersifat mutlak merupakan bentuk sifat khas hati nurani yang
berlaku mutlak, atau posisi disaat hati nurani yang mendesak hati kita
untuk menaati bisikkannya seakan-akan menyadarkan kita terhadap
kewajiban atau mengingatkan kita kepada suatu hal yang harus atau tidak
boleh kita lakukan.
3.Bentuk Komunikasi Hati Nurani
Ada beberapa bentuk komunikasi yang biasanya digunakan oleh hati
nurani yaitu : berbicara dengan diri atau dialog batin, melalui perasaan, melalui
ide yang menginspirasi, melalui pergeseran pandangan,serta secara kebetulan.
Berbicara dengan diri atau dialog batin merupakan salah satu cara hati
nurani berkomunikasi, misalnya saat hening kita sering mendengar suara
hati dengan jelas.
Melalui perasaan misalnya saat kita akan melakukan sesuatu, sering kali
ada perasaan tertentu yang memberikan sinyal apakah kita bisa terus atau
berhenti, jika kita cukup tanggap kita akan merasakan bahwa perasaan ini
memberikan sinyal yang cukup keras dari suara hati nurani.
Melalui Ide yang menginspirasi misalnya tiada disangka-sangka muncul
suatu ide kreatif yang menginspirasi untuk melakukan sesuatu. Dan saat
melaksanakan ini ini pun masalah kita selesai jadi ide itu lah jawaban yang
kita butuhkan dan merupakan salah satu bentuk komunikasi hati nurani.
Melalui pergeseran presepsi misalnya rasa marah dan benci kita terhadap
seorang tiba-tiba berubah menjadi rasa kasihan atau pun sayang itu
merupakan proses berkembangnya diri kita yang berasal dari sabotase diri
yang sangat halus yang tidak kita sadari yaitu hati nurani.
Norma adalah kaidah atau aturan yang disepakati masyarakat dan memberi
pedoman bagi perilaku para anggotanya dalam mengejar suatu yang dianggap
baik atau di inginkan itu.
ada beberapa norma yang umumnya berlaku dalam kehidupan suatu masyarakat,
yaitu sebagai berikut.
1. Norma kesopanan adalah norma yang berpangkal pada aturan tingkah laku
yang diakui di masyarakat, seperti cara berpakaian, cara bersikap, dan
berbicara dalam bergaul. Norma ini bersifat relatif, berarti terdapat
perbedaan yang disesuaikan dengan tempat, lingkungan, dan waktu.
Contohnya, memakai pakaian yang minim bagi perempuan di tempat
umum adalah tidak sopan, tetapi di kolam renang diharuskan memakai
pakaian renang yang tentu saja minim.
2. Norma kesusilaan adalah norma yang didasarkan pada hati nurani atau
akhlak manusia. Norma ini bersifat universal, yang setiap orang di seluruh
dunia mengakui dan menganut norma ini. Akan tetapi, bentuk dan
perwujudannya mungkin berbeda. Contohnya, tindakan pembunuhan atau
perkosaan tentu banyak ditolak oleh masyarakat di manapun.
3. Norma agama adalah norma yang didasarkan pada ajaran atau akidah
suatu agama. Norma ini menuntut ketaatan mutlak setiap penganutnya.
Contohnya, rukun Islam dan rukun iman dalam agama Islam; menjalankan
sepuluh perintah Tuhan dalam agama Katholik dan Protestan; menjalankan
Dharma dalam agama Hindu.
4. Norma hukum adalah norma yang didasarkan pada perintah dan larangan
yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dengan ketentuan yang
sah dan terdapat penegak hukum sebagai pihak yang berwenang
menjatuhkan sanksi. Contohnya, seorang terdakwa yang melakukan
pembunuhan terencana divonis oleh hakim dengan dikenakan hukuman
minimal 15 tahun penjara.
5. Norma kebiasaan adalah norma yang didasarkan pada hasil perbuatan yang
dilakukan berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi suatu
kebiasaan. Contohnya, mudik di hari raya
Dari segi bahasa Norma berasal dari bahasa inggris yakni norm. Dalam
kamus oxford norm berarti usual or expected way of behaving yaitu norma
umum yang berisi bagaimana cara berprilaku.
Norma adalah patokan prilaku dalam satu kelompok tertentu, norma
memungkinkan sesorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana
tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain, norma juga merupakan
kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak prilaku seseorang.
Norma juga merupakan sesuatu yang mengikat dalam sebuah kelompok
masyarakat, yang pada keselanjutannya disebut norma sosial, karena
menjaga hubungan dalam bermasyarakat. Norma pada dasarnya adalah
bagian dari kebudayaan, karena awal dari sebuah budaya itu sendiri adalah
intraksi antara manusia pada kelompok tertentu yang nantinya akan
menghasilkan sesuatu yang disebut norma.
Norma terdiri dari beberapa macam/jenis, antara lain yaitu :
Norma Agama
Norma Kesusilaan
Norma Kesopanan
Norma Kebiasaan (Habit)
Norma Hukum
Penjelasan dan Pengertian Masing-Masing Jenis/Macam Norma Yang
Berlaku Dalam Masyarakat :
Norma Agama
Adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran aqidah suatu agama. Norma
ini bersifat mutlak yang mengharuskan ketaatan para penganutnya.
Apabila seseorang tidak memiliki iman dan keyakinan yang kuat, orang
tersebut cenderung melanggar norma-norma agama.
Norma Kesusilaan
Norma ini didasarkan pada hati nurani atau ahlak manusia. Melakukan
pelecehan seksual adalah salah satu dari pelanggaran dari norma kesusilan.
Norma Kesopanan
Adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di
masyrakat. Cara berpakaian dan bersikap adalah beberapa contoh dari
norma kesopanan.
Norma Kebiasaan (Habit)
Norma ini merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan.
Orang-orang yang tidak melakukan norma ini dianggap aneh oleh anggota
masyarakat yang lain. Kegiatan melakukan acara selamatan, kelahiran bayi
dan mudik atau pulang kampung adalah contoh dari norma ini.
Pengertian Hak
Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya
tergantung kepada kita sendiri.Contoh dari hak adalah:
1.
Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum;
2.
Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak;
3.
Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di
dalam pemerintahan;
4.
Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan
agama dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai;
5.
Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran;
6.
Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan
Indonesia atau nkri dari serangan musuh;dan
7.
Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat,
berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undangundang yang berlaku.
Pengertian Kewajiban
Kewajiban adalah sesuatu yg dilakukan dengan tanggung jawab.Contoh dari
kewajiban adalah:
1.
Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam
membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh;
2.
Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda);
3.
Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara,
hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaikbaiknya;
4.
Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala
hukum yang berlaku di wilayah negara Indonesia;dan
5.
Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk
membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang
lebih baik.
Sebagaimana yang telah diatur oleh UUD 1945 maka kita harus melaksankan hak
dan kewajiban kita sebagai warga negara dengan tertib,yang meliputi:
1.
Hak dan kewajiban dalam bidang politik;
2.
Hak dan kewajiban dalam bidang sosial budaya;
3.
Hak dan kewajiban dalam bidang hankam;dan
4.
Hak dan kewajiban dalam bidang ekonomi.
Hak dan kewajiban pasien
1.
Hak Positif
2.
Hak Negatif
Hak Negatif-Aktif
Hak Negatif-Pasif
Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah
dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan.
Pasal 58 ayat 1 dan 2
(1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat
kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya.
(2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi
tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan
kecacatan seseorang dalam keadaan darurat
1. .Berdasarkan UU no.44 tahun 2009 tentang Rumah sakit
Pasal 32
Setiap pasien mempunyai hak:
1. memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit;
b.
j. mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan;
k. memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
l.
Hak atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk datadata medisnya kecuali apabila ditentukan berbeda menurut peraturan yang
berlaku.
Hak untuk memperoleh informasi / penjelasan secara lengkap tentang
tindakan medik yang akan dilakukan terhadap dirinya.
Hak untuk memberikan persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan
oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
Hak untuk menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri
sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
Hak didampingi keluarga dan atau penasehatnya dalam berobat dan atau
masalah lainya (dalam keadaan kritis atau menjelang kematian).
Hak beribadat menurut agama dan kepercayaannya selama tidak
mengganggu ketertiban dan ketenangan umum/ pasien lainya.
Hak atas keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan di rumah
sakit.
Hak untuk mengajukan usul, saran, perbaikan atas pelayanan rumah sakit
terhadap dirinya.
Hak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
Hak transparansi biaya pengobatan/ tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap dirinya (memeriksa dan mendapatkan penjelasan pembayaran).
Hak akses / inzage kepada rekam medis/ hak atas kandungan ISI rekam
medis miliknya.
1. Berdasarkan Deklarasi Lisabon (Asosiasi Kedokteran Dunia 1981)
memilih dokter dengan bebas
diobati oleh seorang dokter yang bebas untuk membentuk pertimbangan
klinis dan etis tanpa campur tangan apapun dari luar
menerima atau menolak pengobatan setelah mendapat informasi yang
adekuat
mengharapkan dokternya menghormati sifat konfidensial dari segala halihwal medis dan pribadinya
meninggal dengan pantas
menerima atau menolak penghiburan spiritual dan moril
1. Berdasarkan Undang-Undang Praktik Kedokteran ( UUPK) pasal 52
2. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3);
2. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain ;
3. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis ;
4. Menolak tindakan medis; dan
5. Mendapatkan isi rekam medis.
1.
1.
yang dilakukan. Kita mengenal adanya istilah moral obligation. Moral obligation
adalah kesadaran untuk melakukan suatu perbuatan karena kita menyadari siapa
diri kita. Moral Obligation merupakan kemampuan untuk mengurangi resiko
walaupun resiko itu begantung pada berbagai faktor.
Moral obligation: Tugas yang diberikan, yang mana harus ditunjukkan, tp tdk
terikat secara resmi untuk melakukannya. Dibagi 2 macam:
1. Ditemukan dalam hak-hak yg alami. Obligasi ini bersifat toleransi yg tdk
dpt dipaksa hukum
2. Obligasi yg didukung oleh kesadaran yang baik atau berharga, kesadaran
yang cukup terhadap janji
Moral Otonomi: manusia melakukan kewajibannya karena adanya kesadaran, di
sini haruslah terdapat kerendahan hati. Kesadaran akan nilai dan makna dari
perbuatan yang dilakukannya (kesadaran nilai ego, ego tidak condong pada Id)
Moral Heteronom: memenuhi kewajiban merupakan pemaksaan dari tekanan.
Seseorang melakukan kewajibannya bukan karena dia memiliki kesadaran tetapi
lebih kaena dia mengalami suatu kondisi tertekan.
Moral memiliki empat ciri yaitu:
1. berkaitan dengan tanggung jawab karena nilai moral menentukan salah
atau benarnya perbuatan seseorang
2. berkaitan dengan hati nurani. Apabila seseorang melakukan sesuatu di luar
nilai moral maka akan ada suara dari hati nuraninya.
3. Bersifat mewajibkan karena nilai moral bersifat absolut dan tidak dapat
ditawar. Nilai moral berlaku bagi manusia sebagai manusia.
4. Bersifat formal karena harus dilakukan bersamaan nilai lain dan tidak
dapat berdiri sendiri.
Jenis-jenis moral:
1.- Otonomi moral, yaitu melakukan kewajiban karena sadar akan nilai dan makna
Heteronom moral, yaitu memenuhi suatu kewajiban karena ditekan oleh suatu
aturan
2.- moral agama
moral hukum
3. amoral belum dapat membedakan yang baik dan buruk
warga tidak tahu apa yang menjadi haknya dan bagaimana menuntut
haknya
kurangnya komunikasi antara dokter, pasien dan atasan.
Di Jepang untuk melakukan operasi kecilpun harus disertai tanda tangan pasien
dan atasan Rumah sakit.
Kepercayaan pasien seringkali membuat bingung dokter dalam mengambil
keputusan
Contoh kasus:
Seorang anak dari Saksi Yehova mengalami kecelakaan parah, kehilangan banyak
darah sehingga harus melakukan operasi secepatnya. Untuk melakukan operasi
haruslah dilakukan transfusi darah. Tetapi, orang tuanya menolak adanya transfusi
darah karena dianggap haram. Tetapi secara logis tidaklah mungkin melakukan
operasi tanpa transfusi darah. Akhirnya sang dokter melakukan operasi tetapi dia
juga melakukan transfusi darah yang tidak diketahui kedua orang tua dari anak
tersebut
Saksi terhadap petugas kesehatan jika lalai dalam mekalikan tugasnya diatur
dalam UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 190, yaitu:
(1) Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang
melakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang dengan
sengaja tidak memberikan pertolongan pertama terhadap pasien yang dalam
keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) atau Pasal
85 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda
paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
terjadinya kecacatan atau kematian, pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
dan/atau tenaga kesehatan tersebut dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
MENJADI MANUSIA YANG BAIK (ETIKA KEWAJIBAN DAN ETIKA
KUTAMAAN) (KEUTAMAAN DAN WATAK MORAL) (KEUTAMAAN
DAN ETHOS)
1.
A. ETIKA KEWAJIBAN DAN ETIKA KEUTAMAAN
Ada 2 pendekatan dalam penilaian etis
1.
1.
Memandang perbuatan dan mengatakan
(baik / buruk, adil / tidak adil, jujur / tidak jujur ).
1.
2.
Memandang keadaan perilaku itu sendiri.
(baik / buruk, adil / tidak adil, jujur / tidak jujur ).
Kita menunjuk / memandang bukan pada norma melainkan pada sifat watak atau
akhlak yang dimiliki orang itu.
ETIKA KEWAJIBAN
Prinsip atau moral yang berlaku untuk perbuatan kita dalam kehidupan seharihari dan tentukan prioritas mana yang baik dan buruk kelakuan kita.
Fokus perhatian pada doing manusia (what shoul I do ?) sya harus melakukan
apa ?
ETIKA KEUTAMAAN
_ Tidak memandang perbuatan tapi apakah kita sendiri orang baik atau buruk.
_ Fokus perhatian pada being manusia (what kind of person I be ?) saya harus
menjadi orang yang bagaimana ?
_ Etika keutamaan ini mulai ditinggalkan.
Kedua etika tersebut di atas tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling
membutuhkan dan melengkapi dan sangat tidak praktis seorang guru dalam
menjalankan tugasnya sepanjang hari harus mengukur perbuatan dengan melihat
prinsip-prinsip moral. Dan lebih efisien jika tingkah lakunya diarahkan pada
kesetiaan dan ketekunan kerja.
1.
B. KEUTAMAAN DAN WATAK MORAL
KEUTAMAAN
Kecenderungan tetap yang tidak bisa hilang tapi tidak mudah terjadi. Sifat watak
yang ditandai stabilitas (sifat watak yang berubah-ubah hari ini begini, besok
lain lagi bukan sifat keutamaan).
Keutamaan adalah sifat baik yang mendarah daging pada seseorang . contoh :
Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang
ada.
Aristoteles ( (384 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki
sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali.
Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
Cicero ( (106 43 SM ) : filsafat adalah sebagai ibu dari semua seni ( the
mother of all the arts ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni
kehidupan )
Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu
dari ilmu-ilmu, yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu
membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan
seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
Paul Nartorp (1854 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar
hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar
akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .
Imanuel Kant ( 1724 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi
pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat
persoalan.
Apakah yang dapat kita kerjakan? (jawabannya metafisika )
Apakah yang seharusnya kita kerjakan? (jawabannya Etika )
Sampai dimanakah harapan kita? (jawabannya Agama )
Apakah yang dinamakan manusia? (jawabannya Antropologi )
Notonegoro: Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya
yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.
Driyakarya : filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebabsebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya
sampai mengapa yang penghabisan .
Sidi Gazalba: Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk
kebenaran , tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal,
sistematik dan universal.
Harold H. Titus (1979 ): (1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan
terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat
adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang
dijunjung tinggi; (2) Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu
pandangan keseluruhan; (3) Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan
penjelasan tentang arti kata dan pengertian ( konsep ); Filsafat adalah kumpulan
masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh
para ahli filsafat.
Hasbullah Bakry: Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu
dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga
dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya
setelah mencapai pengetahuan itu.
Prof. Mr.Mumahamd Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga
manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya
kesungguhan.
Prof.Dr.Ismaun, M.Pd. : Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia
dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis,
Oleh sebab itu Francis bacon (dalam The Liang Gie, 1999) menyebut
filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (the great mother of the sciences).
Dengan mengambil sebuah rantai sebagai perbandingan, menjelaskan
bahwa fungsi filsafat ilmu pengetahuan alam adalah mengembangkan pengertian
tentang strategi dan taktik ilmu pengetahuan alam. Rantai tersebut sebelum tahun
1600, menghubungkan filsafat disatu pangkal dan ilmu pengetahuan alam di
ujung lain secara berkesinambungan. Sesudah tahun 1600, rantai itu putus. Ilmu
pengetahuan alam memisahkan diri dari filsafat. Ilmu pengetahuan alam
menempuh jalan praktis dalam menurunkan hukum-hukumnya. Menurut Frank,
fungsi filsafat ilmu pengetahuan alam adalah menjembatani putusnya rantai
tersebut dan menunjukkan bagaimana seseorang beranjak dari pandangan
common sense (pra-pengetahuan) ke prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan
alam. Filsafat ilmu pengetahuan alam bertanggung jawab untuk membentuk
kesatuan pandangan dunia yang di dalamnya ilmu pengetahuan alam, filsafat dan
kemanusian mempunyai hubungan erat. ( Frank, 1984)
Ilmu-ilmu alam secara fundamental dan struktural diarahkan pada
produksi pengetahuan teknis dan yang dapat digunakan. Ilmu pengetahuan alam
merupakan bentuk refleksif (relefxion form) dari proses belajar yang ada dalam
struktur tindakan instrumentasi, yaitu tindakan yang ditujukan untuk
mengendalikan kondisi eksternal manusia. Ilmu pengetahuan alam terkait dengan
kepentingan dalam meramal (memprediksi) dan mengendalikan proses alam.
Positivisme menyamakan rasionalitas dengan rasionalitas teknis dan ilmu
pengetahuan dengan ilmu pengetahuan alam. (Sastrapratedja, 1997)
Ciri khas pertama yang menandai ilmu alam ialah bahwa ilmu itu
melukiskan kenyataan menurut aspek-aspek yang mengizinkan registrasi inderawi
yang langsung. Hal kedua yang penting mengenai registrasi ini adalah bahwa
dalam keadaan ilmu alam sekarang ini registrasi itu tidak menyangkut
pengamatan terhadap benda-benda dan gejala-gejala alamiah, sebagaimana
spontan disajikan kepada kita. Yang diregistrasi dalam eksperimen adalah cara
benda-benda bereaksi atas campur tangan eksperimental kita. Eksperimentasi
yang aktif itu memungkinkan suatu analisis jauh lebih teliti terhadap banyak
faktor yang dalam pengamatan konkrit selalu terdapat bersama-sama. Tanpa
pengamatan eksperimental kita tidak akan tahu menahu tentang elektron-elektron
dan bagian-bagian elementer lainnya. (Van Melsen 1985),
Ilmu pengetahuan alam mulai berdiri sendiri sejak abad ke 17. Kemudian
pada tahun 1853, Auguste Comte mengadakan penggolongan ilmu pengetahuan.
Pada dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh Auguste
Comte (dalam Koento Wibisono, 1996), sejalan dengan sejarah ilmu pengetahuan
itu sendiri, yang menunjukkan bahwa gejala-gejala dalam ilmu pengetahuan yang
paling umum akan tampil terlebih dahulu. Dengan mempelajari gejala-gejala yang
paling sederhana dan paling umum secara lebih tenang dan rasional, kita akan
memperoleh landasan baru bagi ilmu-ilmu pengetahuan yang saling berkaitan
untuk dapat berkembang secara lebih cepat. Dalam penggolongan ilmu
pengetahuan tersebut, dimulai dari Matematika, Astronomi, Fisika, Ilmu Kimia,
Biologi dan Sosilogi. Ilmu Kimia diurutkan dalam urutan keempat. (Auguste
Comte, Koento Wibisono,1996)
Penggolongan tersebut didasarkan pada urutan tata jenjang, asas
ketergantungan dan ukuran kesederhanaan. Dalam urutan itu, setiap ilmu yang
terdahulu adalah lebih tua sejarahnya, secara logis lebih sederhana dan lebih luas
penerapannya daripada setiap ilmu yang dibelakangnya (The Liang Gie, 1999).
Pada pengelompokkan tersebut, meskipun tidak dijelaskan induk dari
setiap ilmu tetapi dalam kenyataannya sekarang bahwa fisika, kimia dan biologi
adalah bagian dari kelompok ilmu pengetahuan alam.
Ilmu kimia adalah suatu ilmu yang mempelajari perubahan materi serta
energi yang menyertai perubahan materi. Menurut ensiklopedi ilmu (dalam The
Liang Gie, 1999), ilmu kimia dapat digolongkan ke dalam beberapa sub-sub ilmu
yakni: kimia an organik, kimia organik, kimia analitis, kimia fisik serta kimia
nuklir.
Selanjutnya Auguste Comte (dalam Koento Wibisono, 1996) memberi
efinisi tentang ilmu kimia sebagai that it relates to the law of the phenomena
of composition and decomposition, which result from the molecular and specific
mutual action of different subtances, natural or artificial ( arti harafiahnya kirakira adalah ilmu yang berhubungan dengan hukum gejala komposisi dan
dekomposisi dari zat-zat yang terjadi secara alami maupun sintetik). Untuk itu
pendekatan yang dipergunakan dalam ilmu kimia tidak saja melalui pengamatan
(observasi) dan percobaan (eksperimen), melainkan juga dengan perbandingan
(komparasi).
Jika melihat dari sejarah perkembangan ilmu pengetahuan alam, pada
mulanya orang tetap mempertahankan penggunaan nama/istilah filsafat alam bagi
ilmu pengetahuan alam. Hal ini dapat dilihat dari judul karya utama dari pelopor
ahli kimia yaitu John Dalton: New Princiles of Chemical Philosophy.
Berdasarkan hal tersebut maka sangatlah beralasan bahwa ilmu
pengetahuan alam tidak terlepas dari hubungan dengan ilmu induknya yaitu
filsafat. Untuk itu diharapkan uraian ini dapat memberikan dasar bagi para ilmuan
IPA dalam merenungkan kembali sejarah perkembangan ilmu alam dan dalam
pengembangan ilmu IPA selanjutnya.
ILMU PENGETAHUAN SEBAGAI SKETSA UMUM PENGANTAR
UNTUK MEMAHAMI FILSAFAT ILMU
Menurut The Liang Gie (1999), filsafat ilmu adalah segenap pemikiran
reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut
landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan
manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang
eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan salingpengaruh antara filsafat dan ilmu.
Filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan.
Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu
itu berubah mengikuti perkembangan zaman dan keadaan tanpa meninggalkan
pengetahuan lama. Pengetahuan lama tersebut akan menjadi pijakan untuk
mencari pengetahuan baru. Hal ini senada dengan ungkapan dari Archie J.Bahm
(1980) bahwa ilmu pengetahuan (sebagai teori) adalah sesuatu yang selalu
berubah.
Dalam perkembangannya filsafat ilmu mengarahkan pandangannya pada
strategi pengembangan ilmu yang menyangkut etik dan heuristik. Bahkan sampai
pada dimensi kebudayaan untuk menangkap tidak saja kegunaan atau
kemanfaatan ilmu, tetapi juga arti maknanya bagi kehidupan manusia (Koento
Wibisono dkk., 1997).
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia.
Beberapa pendapat para ahli tentang ilmu pengetahuan :
Harold H. Titus mendefinisikan Ilmu (Science) diartikan sebagai
common science yang diatur dan diorganisasikan, mengadakan pendekatan
terhadap benda-benda atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan metodemetode observasi yang teliti dan kritis).
Dr. Mohammad Hatta mendefinisikan Tiap-tiap ilmu pengetahuan yang
teratur tentang pekerjaan kausal dalam satu golongan masalah yang sama
tabiatnya, baik menurut kedudukannya tampak dari luar maupun menurut
bangunannya dari dalam.
J. Habarer mendefinisikan Suatu hasil aktivitas manusia yang
merupakan kumpulan teori, metode dan praktek dan menjadi pranata dalam
masyarakat.
Louis Leahy mendefinisikan Pengetahuan merupakan suatu kekayaan dan
kesempurnaan. Seseorang yang tahu lebih banyak adalah lebih baik kalau
dibanding dengan yang tidak tahu apa-apa
The Liang Gie mendefinisikan Ilmu sebagai pengetahuan, artinya ilmu
adalah sesuatu kumpulan yang sistematis, atau sebagai kelompok pengetahuan
teratur mengenai pokok soal atau subject matter. Dengan kata lain bahwa
pengetahuan menunjuk pada sesuatu yang merupakan isi substantif yang
terkandung dalam ilmu.
Peranan filsafat dalam Ilmu pengetahuan
Semakin banyak manusia tahu, semakin banyak pula pertanyaan yang
timbul dalam dirinya. Manusia ingin tahu tentang asal dan tujuan hidup, tentang
dirinya sendiri, tentang nasibnya, tentang kebebasannya, dan berbagai hal lainnya.
Sikap seperi ini pada dasarnya sudah menghasilkan pengetahuan yang sangat luas,
yang secara metodis dan sistematis dapat dibagi atas banyak jenis ilmu.
Ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya membantu manusia dalam
mengorientasikan diri dalam dunia dan memecahkan berbagai persoalan hidup.
Berbeda dari binatang, manusia tidak dapat membiarkan insting mengatur
perilakunya. Untuk mengatasi masalah-masalah, manusia membutuhkan
kesadaran dalam memahami lingkungannya. Di sinilah ilmu-ilmu membantu
manusia mensistematisasikan apa yang diketahui manusia dan mengorganisasikan
proses pencariannya.
Pada abad modern ini, ilmu-ilmu pengetahuan telah merasuki setiap sudut
kehidupan manusia. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena ilmu-ilmu pengetahuan
banyak membantu manusia mengatasi berbagai masalah kehidupan. Prasetya T.
W. dalam artikelnya yang berjudul Anarkisme dalam Ilmu Pengetahuan Paul
Pengertian Fenomenologi
Fenomenologi adalah sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari
manusia sebagai sebuah fenomena.Ilmu fenomenologi dalam filsafat biasa
dihubungkan dengan Ilmu Hermeneutik, yaitu ilmu yang mempelajari arti
daripada fenomenologi.
Secara harfiah, fenomenologi fenomenalisme adalah aliran atau paham
yang menganggap bahwa fenomenalisme (gejala)
adalah sumber pengetahuan
dan kebenaran.Seorang fenomenalisme suku melihat suatu gejala tertentu dengan
ahli ilmu positif yang mengumpulkan data, mencari korelasi dan fungsi, serta
membuat hukum-hukum dan teori.
Manusia menumpukkan dirinya sebagai hal yang transenden (menonjolkan
hal yang bersifat kerohanian), sintesa (paduan) dan obyek dan subyek. Manusia
sebagai entriquman de (mengadapa dalam)
menjadi satu dengan alam itu.
Manusia mengkonstitusi alamnya untuk melihat suatu hal. Manusia harus
mengkonversikan mata, mengakomodasikan lensa, dan mengfiksasikan hal yang
ingindilihat.
Salah seorang tokoh fenomenologi adalah Endmund Husserl (1859-1938),
ia selalu berupaya ingin mendekati realitas tidak melalui argumen-argumen,
konsep-konsep, atau teori ilmu "zuruckzu den sachenseibst", kembali kepada
benda-benda itu sendiri merupakan inti dari pendekatan yang dipakai untuk
mendeskripsikan realitas menurut apa adanya.
Setiap obyek memiliki hakikat, dan
Itu berbicara kepada kita jika kita membuka diri kepada gejala-gejala yang kita
terima. Fenomenologi banyak diterapkan dalam epistemology, psikologi,
antropologi dan studi-studi keagamaaan (kajian atas Kitab Suci).
B.
FenomenologiPengetahuandanIlmuPengetahuan
Secara epistemology dalam gejala terbentuknya pengetahuan manusia itu,
yaitu antara kutub sipengenal dan kutub yang dikenal, atau antara subyek dan
obyek.
Walaupun secara tegas keduanya berbeda, akan tetapi untuk membentuk sebuah
pengetahuan keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dan keduanya wajib
ada karena merupakan suatu kesatuan asasi bagi terwujudnya pengetahuan
manusia.
Dalam hal ini pengetahuan dan ilmu pengetahuan, subyek adalah manusia
dengan akal budinya, sedangkan obyek adalah kenyataan yang diamati dan
dialami di alam semesta ini. Suatu kenyataan bahwa supaya ada pengetahuan,
subyek harus terarah kepada obyek, dan sebaliknya obyek harus terbuka dan
terarah kepada subyek.
Pengetahuan adalah peristiwa yang terjadi dalam diri manusia. Maka tanpa
ingin meremehkan peran penting dari obyek pengetahuan, manusia sebagai
subyek pengetahuan memegang peranan penting. Keterarahan manusia terhadap
obyek jadinya merupakan faktor yang sangat menentukan bagi munculnya
pengetahuan manusia.
Pengetahuan terwujud kalau manusia sendiri adalah bagian dari obyek.
Dari realitas alam semesta ini, berkat unsure jasmaniyah, manusia mampu
menangkap obyek yang ada di sekitarnya karena tubuh jasmani manusia adalah
bagian dari realitas alam semesta ini, serta dengan bantuan jiwa dan akal budinya,
manusia mampu mengangkat pengetahuan abstrak tentang berbagai obyek lain
serta bersifat temporal, konkrit, jasmani-inderawita diketingka abstrak dan karena
itu universal.
Pengetahuan manusia tidak hanya berkaitan dengan obyek konkrit, khusus
yang dikenalnya melalui pengamatan inderawinya, melainkan juga melalui itu
dimungkinkan untuk sampai pada pengetahuan abstrak tentang berbagai obyek
lain secara teoritis dapat dijangkau oleh aka lbu di manusia.
Pengetahuan manusia yang bersifat umum dan universal itulah
memungkinkan untuk dirumuskan dan dikomunikasikan dalam bahasa yang
bersifat umum dan universal untuk bisa dipahami oleh siapa saja dari waktu dan
tempat mana saja.
Berkat refleksi ini pula pengetahuan yang semula bersifat langsung dan
spontan, kemudian diatur dan dilakukan secara sistematis sedemikian rupa,
sehingga isinya dapat dipertanggungjawabkan, atau dapat pula dikritik dan dibela,
maka lahirlah apa yang kita kenal sebaga iIlmu Pengetahuan.
Jadi Ilmu Pengetahuan muncul karena apa yang sudah diketahui secara
spontan dan langsung tadi, disusun dan diatur secara sistematis dengan
menggunakan metode tertentu yang bersifat baku.