Anda di halaman 1dari 4

Nama : Inge Putri Dimamesa

NPP : 31.0784
Kelas/absen : D1/10
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Pemerintahan

FILSAFAT ILMU PEMERINTAHAN

Pengertian

 Istilah filsafat berasal dari kata Yunani, filo-sofia. Kata filo sendiri
berasal dari kata filein, yg berarti cinta. Sofia berarti, kebijaksanaan.
Dalam bahasa Inggris. philosophy. Philos (cinta) atau philia
(persahabatan, tertarik kepada) dan sophos (hikmah, kebijaksanaan,
pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, intelegensia)
 Jadi secara etimologis filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan atau
kebenaran (love of wisdom).

Perkembangan Filsafat

 Menurut Aristoteles (342-322), filsafat berkembang pada tahap


pertama sebagai upaya mencapai pengetahuan sejati manusia. Namun
perkembangan selanjutnya ia meluas hingga aspek agama sebagai
upaya mencapai kebahagiaan atau ketenangan hidup manusia.

Filsafat

Adalah ilmu yang mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala


sesuatu yang ada dan mungkin ada

Pengertian lain

 Upaya spekulatif menyajikan suatu pandangansistematik dan lengkap


tentang seluruh realitas;
 Upaya untuk melukiskan hakekat realitas akhir dan dasar serta nyata;
 Upaya untuk menemukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan,
sumber, hakekat, keabsahan dan nilainya;
 Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-
pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan;
 Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu anda melihat apa yg
anda katakan untuk mengatakan apa yang anda lihat.

• FILSAFAT adalah
Proses berpikir mendalam dan cermat tentang suatu
masalah dan mencari solusi yang arif dan bijaksana untuk
pemecahannya.

PEMERINTAHAN adalah
Aktivitas dalam menuntun kehidupan bersama menuju
kebahagiaan yang sebesar-besarnya dunia dan akhirat
dengan tidak merugikan pihak manapun secara illegal.

Bagian Filsafat

 Ontologia, Methapysica Generalis


(apakah yg anda ketahui?)
 Teologia Natural
(sampai dimanakah pengharapan kita?
 Kosmologi
(apakah keteraturan itu?)
 Anthropologi Methapisica
(apakah yg dinamakan manusia?)
 Ethica
(apakah yang boleh kita kerjakan?)
 Logica

Klasifikasi

 Filsafat Umum (ontologia, metapisika generalis)


 Filsafat khusus (filsafat alam/kosmologi, filsafat manusia/antropologi
metapisika, filsafat tingkah laku/etika, dan filsafat budi/logika).
Ilmu sebagai Objek Filsafat Ilmu

 Pada dasarnya setiap ilmu memiliki dua objek, yaitu objek material dan
objek formal. Yang pertama merupakan sasaran penyeledikan seperti
tubuh manusia dalam dunia kedokteran. Yang kedua berkaitan dengan
metode untuk memahami objek tersebut, seperti pendekatan induktif
dan deduktif; Filsafat juga demikian, selain bersifat sistematis dan
radikal, objek materialnya adalah segala yang ada, baik tampak
(empiris) maupun tidak (metafika). Objek material td seringkali berada
dalam alam empirik, pikiran dan kemungkinan.

Hubungan Filsafat dan Ilmu

 Filsafat lebih luas dari ilmu, ilmu terbatas pd hal empirik, filsafat
mencakup empirik dan non empirik;
 Objek ilmu adalah objek empirik filsafat;
 Secara historis ilmu berasal dari kajian filsafat, karna awalnya
filsafatlah yg melakukan pembahasan;
 Will Durant mengibaratkan filsafat bagaikan pasukan marinir yg
merebut pantai untuk pendaratan pasukan infantri. Artinya filsafat
menyiapkan tempat berpijak bagi aktivtas ilmu.
 Setelah itu ilmu berkembang kedalam spesialisasinya masing-masing.

 Awalnya filsafat terbagi pada teori dan praktis. Filsafat pertama


meliputi metapisika, fisika, matematika dan logika. Sedangka filsafat
kedua meliputi ekonomi, politik, hukum dan etika.

Ilmu

 Pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem


menurut metode tertentu, yg dapat digunakan untuk menerangkan
gejala tertentu dibidang tersebut.
 Pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu
golongan masalah yg sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya
tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam (Hatta);
 Segala hal yang bersifat empiris, rasional, umum dan sistematik (Ralp
dan Ernest)
Tentang Ilmu

 Objek ilmu adalah yang ada, dan mungkin ada (realitas);


 Realitas konkrit, tetapi ilmu tdk berhenti pada hal yang konkrit;
 Memerlukan pembuktian atas pengalaman;
 Mencari sebab sedalam-dalamnya melalui penelitian;

Ciri Ilmu

 Sebagian dari pengetahuan yg bersifat koheren, empiris, sistematis,


terukur dan dibuktikan;
 Ilmu menandakan kesatuan ide yang mengacu ke objek yg sama dan
saling terkait;
 Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-
masing penalaran perorangan, dia memuat hipotesis dan teori yg belum
sepenuhnya dimantapkan;
 Bersifat terbuka bagi pencari ilmu lain;
 Bersifat metodologis dan ilmiah;
 Kesatuan suatu ilmu bersumber pada kesatuan objeknya.

Tujuan Filsafat Ilmu

 Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita


dapat memahami sumber, hakekat dan tujuan ilmu;
 Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu di
berbagai bidang sehingga kt mendapatkan gambaran tentang proses
ilmu kontemporer;
 Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami
studi di perguruan tinggi, terutama dalam memebdakan antara
persoalan ilmiah dan non ilmiah;
 Mendorong ilmuan agar konsisten mendalami dan mengembangkan
ilmu;
 Menautkan serta menguatkan antara ilmu dan agama sebagai satu
kesatuan yang tak saling bertentangan.

Anda mungkin juga menyukai