Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAN SEMESTER

MATA KULIAH FILSAFAT ILMU


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

NAMA: Nur Fauziah Azis


NIM: 230506502017
KELAS: A PBA-23

Jawaban:

1. berikut adalah uraian singkat tentang perkembangan filsafat ilmu dari zaman Yunani kuno
hingga zaman kontemporer:

Zaman Yunani Kuno (sekitar abad ke-6 SM hingga abad ke-4 SM)

Thales, Anaximander, Anaximenes: Para filsuf prasejarah pertama yang mencoba mencari
asal muasal alam semesta melalui elemen alamiah.
Pythagoras: Mengemukakan bahwa alam semesta dapat dijelaskan dengan angka dan
proporsi matematika.
Heraklitos dan Parmenides: Membahas sifat perubahan dan kekekalan dalam alam semesta.
Zaman Helenistik (sekitar abad ke-3 hingga ke-2 SM)

Aristoteles: Bapak filsafat ilmu modern. Mengembangkan metode ilmiah dan membedakan
antara ilmu alam dan metafisika.
Ptolemaios: Astronom Yunani yang merumuskan model geosentris alam semesta.
Zaman Abad Pertengahan (sekitar abad ke-5 hingga ke-15)

Agustinus dari Hippo dan Thomas Aquinas: Memadukan ajaran Kristen dengan filsafat
Yunani, mendukung penggunaan akal dalam teologi dan ilmu pengetahuan alam.
Roger Bacon: Memperjuangkan eksperimen dan observasi dalam ilmu alam.
Zaman Renaissance (abab ke-15 hingga ke-17)

Francis Bacon: Memperkenalkan metode ilmiah berbasis empiris.


Galileo Galilei: Menerapkan metode ilmiah dalam astronomi dan fisika. Mendukung
heliosentrisme.
Zaman Pencerahan (abab ke-17 hingga ke-18)

René Descartes: Membentuk dasar-dasar metode ilmiah modern dengan metode analitis
dan pemisahan antara pikiran dan materi.
Isaac Newton: Mendefinisikan hukum-hukum gerak dan gravitasi, memperluas pemahaman
ilmiah tentang alam semesta.
Zaman Modern Awal (abab ke-19)

Immanuel Kant: Menjelaskan batasan dan kemungkinan pengetahuan manusia melalui


kritisisme.
Charles Darwin: Mengembangkan teori evolusi, mengubah pandangan tentang asal muasal
spesies.
Zaman Kontemporer (abad ke-20 hingga sekarang)

Albert Einstein: Mengembangkan teori relativitas, mengubah pandangan kita tentang ruang
dan waktu.
Karl Popper: Memperkenalkan konsep falsifikasi sebagai dasar metode ilmiah.
Thomas Kuhn: Membahas paradigma dan revolusi ilmiah dalam "The Structure of Scientific
Revolutions".
Contoh perkembangan filsafat ilmu di zaman kontemporer termasuk fenomenologi,
hermeneutika, dan postmodernisme yang membahas perspektif subjektif dan interpretatif
dalam ilmu pengetahuan. Teori-teori seperti relativitas, kuantum, dan teori kompleksitas
juga mempengaruhi cara kita memahami alam semesta.
2.dalam setiap ilmu pengetahuan terdapat konsep objek formal dan objek material:

Objek Formal:

Definisi: Ini adalah aspek abstrak atau konseptual dari objek yang dipelajari dalam ilmu
pengetahuan. Objek formal membicarakan tentang karakteristik, sifat, dan prinsip yang
mendefinisikan suatu entitas.
Contoh: Dalam ilmu biologi, objek formal dari studi bisa berupa definisi dan karakteristik
tentang kehidupan, organisme, dan sistem ekologi.
Objek Material:

Fakta atau Fenomena: Ini adalah aspek konkret atau fisik dari objek yang dipelajari dalam
ilmu pengetahuan. Objek material adalah kenyataan empiris yang dapat diamati atau
diukur.
Contoh: Dalam ilmu fisika, objek material mungkin mencakup benda fisik seperti planet,
partikel subatom, atau fenomena seperti gerak dan medan.
Jadi, secara umum, objek formal membicarakan tentang konsep dan definisi abstrak,
sedangkan objek material adalah fakta empiris atau fenomena yang dapat diamati atau
diukur.
3. Dengan mempelajari filsafat diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap ilmiahnya.
Mahasiswa sebagai insan kampus diharapkan untuk bersikap kritis terhadap berbagai
macam teori yang dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari sumbersumber lainnya.
Mahasiswa sebagai masyarakat akademik perlu mempelajari filsafat ilmu karena alasan
berikut:

-Pemahaman Dasar: Filsafat ilmu membantu mahasiswa memahami dasar-dasar pemikiran


dan metode di balik disiplin ilmu tertentu. Ini membantu mereka memahami bagaimana
pengetahuan diciptakan, diverifikasi, dan digunakan dalam berbagai bidang.

-Pemikiran Kritis: Studi filsafat ilmu melatih mahasiswa dalam berpikir kritis. Mereka belajar
untuk mengajukan pertanyaan yang mendalam tentang validitas, kebenaran, dan
metodologi di balik pengetahuan ilmiah.

-Refleksi Epistemologi: Filsafat ilmu memungkinkan mahasiswa untuk merenungkan aspek


epistemologi, yaitu bagaimana kita tahu apa yang kita tahu. Ini membantu mereka
mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang sumber, batasan, dan tingkat
kepastian pengetahuan.

-Memahami Sejarah Ilmu: Melalui filsafat ilmu, mahasiswa dapat memahami perkembangan
sejarah ilmu pengetahuan dan bagaimana teori dan konsep telah berkembang dari waktu ke
waktu.

-Pemecahan Masalah: Pemahaman tentang filsafat ilmu dapat membantu mahasiswa dalam
pemecahan masalah di berbagai disiplin ilmu. Mereka dapat menerapkan pemikiran kritis
mereka untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, dan mengembangkan
solusi yang lebih baik.
jadi, studi filsafat ilmu memberikan dasar yang kuat bagi mahasiswa dalam menjalani
pendidikan akademik yang lebih mendalam dan kritis di berbagai bidang ilmu.

4. Prinsip dasar secara berfikir dalam filsafat yang harus di kembangkan sebagai masyarakat
akademik yaitu;
1.Kritis dan Analitis : Berpikir kritis dan analitis adalah prinsip dasar dalam filsafat. Ini
melibatkan kemampuan untuk menyebarkan argumen dan ide secara kritis, dan untuk
memecah masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk dijelaskan secara terpisah.
2.Reflektif : Filsafat juga melibatkan refleksi pada diri sendiri dan pemikiran kita sendiri. Ini
melibatkan kemampuan untuk menilai keyakinan dan nilai-nilai kita sendiri, dan untuk
mempertimbangkan pemaknaan dari pandangan kita.
3Kreatif : Filsafat melibatkan kemampuan untuk berpikir secara kreatif dan
mengembangkan ide-ide baru. Ini melibatkan kemampuan untuk berpikir di luar kotak dan
untuk menerima asumsi yang mencakup pemikiran kita.
4.Interdisipliner : Filsafat melibatkan penggabungan ide-ide dari berbagai disiplin ilmu. Ini
melibatkan kemampuan untuk mempertimbangkan perspektif dari berbagai bidang, dan
untuk mengintegrasikan ide-ide dari berbagai disiplin ilmu.
5.Logis : Filsafat melibatkan kemampuan untuk berpikir secara logis dan mengembangkan
argumen yang kuat. Ini melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi premis dan
kesimpulan, dan untuk mempertanyakan apakah kesimpulan tersebut benar atau tidak.
6.Skeptis : Filsafat menyangkut sikap skeptis terhadap keyakinan dan ide-ide yang diterima
secara umum. Ini melibatkan kemampuan untuk menyimpulkan asumsi yang mendasari
keyakinan kita, dan untuk mencari bukti yang mendukung atau menentang keyakinan
tersebut.

Dalam cara berpikir filsafat, masyarakat akademik harus memperhatikan prinsip-prinsip


dasar ini dan menggunakannya sebagai panduan dalam mempertimbangkan
mengembangkan masalah-masalah filosofis.

5. Filsafat ilmu memainkan peran penting dalam berpikir ilmiah dengan cara berikut:

Pengembangan Konsep Dasar: Filsafat ilmu membantu mengembangkan konsep-konsep


dasar seperti kebenaran, pengetahuan, bukti, dan metode ilmiah. Ini membantu para
ilmuwan memahami dasar-dasar disiplin ilmiah mereka dan mengklarifikasi asumsi-asumsi
yang mendasari penelitian mereka.
Evaluasi Metode Penelitian: Filsafat ilmu membantu ilmuwan dalam mengevaluasi metode
penelitian yang mereka gunakan. Ini melibatkan pertanyaan tentang apakah metode yang
digunakan adalah yang paling efektif untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang
ada.

Etika Penelitian: Filsafat ilmu membahas isu-isu etika dalam penelitian, seperti perlakuan
terhadap subjek penelitian, penggunaan data, dan pertanggungjawaban ilmuwan terhadap
masyarakat.

Refleksi Epistemologis: Filsafat ilmu mendorong refleksi epistemologis, yaitu pertimbangan


tentang sumber-sumber pengetahuan dan batasan-batasan dalam ilmu. Ini membantu
ilmuwan memahami apa yang bisa dan tidak bisa diketahui melalui metode ilmiah.

Kritik Ilmiah: Filsafat ilmu memberikan alat-alat kritis untuk mengevaluasi dan merinci
argumen ilmiah. Ini membantu mencegah kesalahan dan kebingungan dalam penalaran
ilmiah.

Dengan berkontribusi pada aspek-aspek ini, filsafat ilmu memainkan peran penting dalam
mengembangkan pemahaman yang lebih dalam dan lebih kritis tentang ilmu pengetahuan,
yang pada gilirannya meningkatkan kualitas dan integritas penelitian ilmiah.

6. Persamaan:
Pengetahuan, ilmu pengetahuan, filsafat, dan filsafat ilmu memiliki tujuan yang sama, yaitu
untuk memahami dunia dan realitas yang ada di sekitar kita.
Keempat konsep tersebut juga menggunakan metode berpikir yang sama, yaitu metode
berpikir kritis dan logistik.
Perbedaan:
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh seseorang, sedangkan ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah yang sistematis
dan empiris.
Filsafat adalah cabang ilmu yang membahas tentang hakikat keberadaan, sedangkan filsafat
ilmu membahas tentang aspek-aspek filosofis dari ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan bersifat khusus dan empiris, sedangkan filsafat bersifat universal dan
abstrak.
Ilmu pengetahuan lebih fokus pada penemuan fakta dan kebenaran yang dapat dibuktikan,
sedangkan filsafat lebih fokus pada pemikiran dan refleksi mengenai realitas.
Filsafat ilmu lebih fokus pada aspek-aspek filosofis dari ilmu pengetahuan, sedangkan ilmu
pengetahuan lebih fokus pada penemuan fakta dan kebenaran yang dapat dibuktikan.

7. Obyek filsafat ilmu adalah mempertanyakan aspek-aspek dasar pengetahuan, metode,


sifat, dan sumber pengetahuan dalam suatu disiplin ilmu. Dalam konteks Pendidikan
Bahasa, filsafat ilmu dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti:

Sifat Bahasa: Apakah bahasa adalah alat komunikasi semata, atau apakah itu juga
memengaruhi pemikiran dan persepsi manusia?
Metode Pengajaran Bahasa: Bagaimana kita dapat menentukan metode yang efektif untuk
mengajar bahasa kepada siswa? Apakah ada prinsip-prinsip filosofis yang mendasari
pemilihan metode tersebut?

Contoh dalam Pendidikan Bahasa:

Misalnya, dalam pendekatan pengajaran bahasa yang berfokus pada aspek komunikatif,
filsafat ilmu dapat membantu dalam mempertanyakan apakah komunikasi yang efektif
adalah satu-satunya tujuan pendidikan bahasa, atau apakah aspek-aspek lain seperti
pemahaman budaya atau aspek kognitif bahasa juga penting. Dengan demikian, filsafat ilmu
dapat membantu memahami dasar-dasar pemikiran di balik kebijakan dan praktik
pengajaran bahasa dalam pendidikan.

8. Cara mendapatkan kebenaran ilmiah


-Skeptick(tidak menerima secara langsung,tetapi mencari bukti dari berita tersebut)
-Analitik(cara orang dalam melakukan suatu kegiatan,maka dia menimbang nimbang
terlebih dahulu mana yang relavan ,
-Kritis, mengembangkan pengetahuan secara objektif

Cara menemukan kebenaran ilmiah dalam Pendidikan Bahasa melibatkan metode penelitian
dan analisis data.
Contoh:Pengumpulan Data: Mulailah dengan mengumpulkan data terkait topik pendidikan
bahasa, seperti hasil tes siswa atau observasi kelas.
Hipotesis: Buat hipotesis yang didasarkan pada data awal, misalnya, "Metode pengajaran X
dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa."
Desain Penelitian: Rancang penelitian eksperimen atau studi kasus untuk menguji hipotesis
Anda. Terapkan metode pengajaran X pada kelompok siswa dan bandingkan hasilnya
dengan kelompok kontrol.
Pengumpulan Data Lanjutan: Amati dan catat hasil dari kedua kelompok siswa selama
periode tertentu.
Analisis Data: Gunakan analisis statistik untuk menguji apakah ada perbedaan signifikan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kesimpulan: Berdasarkan analisis data, buat kesimpulan apakah hipotesis Anda terbukti
atau tidak.

Contoh: Setelah melakukan penelitian tersebut, Anda menemukan bahwa kelompok siswa
yang mengikuti metode pengajaran X memiliki peningkatan yang signifikan dalam
kemampuan membaca dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ini menunjukkan bahwa
metode pengajaran X efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa,
berdasarkan bukti ilmiah yang Anda kumpulkan.

Anda mungkin juga menyukai